Ember ± 50 liter Titik Pengamatan

Kondisi Hipolimnion saat Aerasi Dilakukan Aerasi yang dilakukan diharapkan mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas air hipolimnion pada lokasi penelitian. Hasil pengamatan waktu pengamatan aerasi jam ke-5 dan jam ke-10 disajikan pada Lampiran 12.

1. Oksigen terlarut

Aerasi yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut O 2 pada lapisan hipolimnion dengan jarak aerasi optimal hingga titik pengamatan 3 m. Hal ini mengacu pada hasil pengamatan parameter oksigen terlarut yang menunjukkan bahwa hanya 3 titik pengamatan yang mengalami peningkatan oksigen terlarut saat aerasi dilakukan jam ke-5 dan jam ke-10, yaitu pada titik pengamatan 0 m; 1,5 m; dan 3 m Lampiran 12. Konsentrasi oksigen terlarut pada titik pengamatan 0 dan 1,5 m mulai mengalami peningkatan dari waktu pengamatan jam ke-5, sedangkan konsentrasi oksigen terlarut pada titik pengamatan 3 m mengalami peningkatan pada waktu pengamatan jam ke-10. Lamanya waktu aerasi yang dilakukan diharapkan mampu mengoptimalkan peningkatan konsentrasi oksigen terlarut. Grafik hubungan antara oksigen terlarut dan waktu pengamatan pra aerasi dan aerasi disajikan pada Lampiran 13. Konstanta b dari persamaan regresi yang bernilai positif 0,09; 0,07; dan 0,03 pada grafik hubungan di bawah menunjukkan bahwa antara konsentrasi oksigen terlarut dan lamanya waktu aerasi memiliki hubungan berbanding lurus. Hal ini mengandung arti bahwa telah terjadi peningkatan konsentrasi oksigen terlarut seiring dengan bertambahnya waktu aerasi. Peningkatan konsentrasi oksigen terlarut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan sedimen dasar perairan untuk mengikat dan mengendapkan ortofosfat. Pendugaan lamanya waktu aerasi optimal untuk meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut agar memenuhi baku mutu kelas III Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 sebesar 3 mgL dapat dihitung dengan menggunakan persaman regresi antara oksigen terlarut dan waktu pengamatan. Perhitungan lamanya waktu aerasi optimal bagi oksigen terlarut agar memenuhi baku mutu sebesar 3 mgL disajikan pada Lampiran 18. Berdasarkan hasil perhitungan persamaan regresi antara konsentrasi oksigen terlarut dan waktu pengamatan, didapat bahwa lama waktu aerasi optimal dengan nilai harapan 3 mgL bagi tiap titik pengamatan berturut-turut adalah 31 jam 40 menit, 42 jam 37 menit, dan 98 jam 19 menit. Titik pengamatan 3 m memiliki waktu aerasi yang paling lama. Hal ini dikarenakan titik ini memiliki jarak yang lebih jauh dari outlet alat aerasi dibandingkan dengan titik pengamatan lainnya.

2. Ortofosfat

Ortofosfat merupakan bentuk fosfat yang dapat langsung dimanfaatkan oleh alga dan tumbuhan air, sehingga jumlah ortofosfat yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya blooming alga dan tumbuhan air. Seperti yang telah diharapkan, aerasi hipolimnion yang dilakukan memberikan pengaruh penurunan terhadap konsentrasi ortofosfat. Persentase perubahan konsentrasi ortofosfat dan oksigen terlarut selama aerasi hipolimnion dilakukan disajikan pada Lampiran 12.