Ketinggian Wilayah Jawa Bagian Hujan dan Jarak Antar Stasiun

2.3 Ketinggian Wilayah Jawa Bagian

Barat Wilayah Jawa bagian Barat terdiri dari Provinsi Banten, Provinsi Daerah Khusus Ibukota, dan Provinsi Jawa Barat. Provinsi Banten mempunyai profil ketinggian yang berkisar dari 0 sampai 2000 mdpl. Secara umum wilayah Banten terbagi menjadi tiga kelompok morfologi, yakni dataran dengan kemiringan 0-2, perbukitan landai-sedang dengan kemiringan 2-15, dan perbukitan terjal dengan kemiringan 15-40 sumber: www.deptan.go.iddaerahbanten keadaan_geografis.htm. Kondisi topografi provinsi daerah khusus Ibukota relatif datar dengan kisaran ketinggian secara umum 0-100 mdpl. sumber: http:www.jakarta.go.id. Provinsi Jawa Barat dengan luas 3.7 juta hektar terbagi menjadi sekitar 60 daerah bergunung dengan ketinggian antara 500 sampai 3079 mdpl dan 40 daerah daratan yang memiliki variasi tinggi antara 0 sampai 500 mdpl. Wilayah pegunungan umumnya menempati bagian tengah dan selatan Jawa Barat. Daerah dataran Jawa Barat dapat dikelompokkan menjadi beberapa karater sebagai berikut:  Dataran pegunungan curam dibagian selatan dengan ketinggian 1500 mdpl,  Daerah lereng bukit landai dibagian tengah dengan ketinggian 100 sampai 1500 mdpl,  Daerah dataran rendah yang luas dibagian utara dengan ketinggian 0 sampai 100 mdpl. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat 2010.

2.4 Hujan dan Jarak Antar Stasiun

Curah hujan dan unsur iklim lainnya memiliki sebaran wilayah tertentu. Hal ini memungkinkan sebuah stasiun cuaca mewakili wilayah tertentu, akan tetapi sejauh mana sebuah stasiun dapat mewakili dan memiliki kesamaan dengan stasiun cuaca di tempat lain sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti topografi dan karakter wilayahnya. Seperti pada Lakitan 1994, curah hujan dan unsur-unsur iklim lainnya pada suatu wilayah seluas beberapa kilometer persegi dapat berbeda sangat nyata dengan unsur-unsur iklim pada wilayah di sekitarnya. Sedangkan pada penelitian Mulyantari dan Triweko 2007 untuk studi kasus wilayah Pekalongan mendapatkan hasil dimana dengan jarak 11,88 km atau radius 23,76 km dapat dikatakan hujan harian maksimum tahunan antar dua buah stasiun mempunyai karakteristik yang sama. III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai bulan Juni 2012 di Laboratorium Instrumentasi, Departemen Geofisika dan Meteorologi, FMIPA IPB.

3.2 Data dan Peralatan