Tujuan Sebaran Hujan Jawa Bagian Barat Wilayah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hujan kerap dikaji karena mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan dari manusia. Hujan merupakan bagian dari proses daur hidrologi yang mendukung kelangsungan kehidupan di bumi. Hujan memiliki sifat yang bervariasi dalam skala ruang maupun waktu. Hujan merupakan salah satu unsur cuaca yang sulit diprediksi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam proses dan sebarannya. Hujan dipengaruhi oleh faktor lokal dan global, seperti topografi, karakteristik wilayah, dan monsun. Informasi curah hujan merupakan informasi yang sangat penting sebagai modal awal pengkajian sebuah penelitian. Akan tetapi terdapat banyak keterbatasan dalam mengumpulkan data cuaca. Hal ini memaksa para peneliti untuk berpikir kreatif dalam menyikapi keterbatasan ini, mulai dari penggunaan citra satelit hingga melakukan interpolasi dari stasiun cuaca lain. Terdapat beberapa kekurangan dalam metode-metode tersebut seperti halnya pada data-data hasil interpolasi atau downscaling unsur hujan, terkadang kurang merepresentasi keadaan hujan sebenarnya yang terjadi. Oleh karena itu masih diperlukan informasi mengenai karakter curah hujan dengan daerah kajian Jawa bagian Barat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menggambarkan karakteristik hujan yang terjadi berdasarkan pengambilan data pengamatan di lapangan.

1.2 Tujuan

Mendapatkan karakter sebaran hujan spasial dan temporal di beberapa DAS Jawa Bagian Barat. II TINJAUAN PUSTAKA Presipitasi didefinisikan sebagai pengendapan air dari atmosfer pada permukaan yang berbentuk cair tetes hujan atau padat salju Tjasyono 2008. Tanpa memandang bagaimana awal kejadiannya, presipitasi di sebagian besar belahan dunia turun ke tanah sebagai hujan yang biasanya diukur sebagai jumlah curah hujan atau intensitas hujan pada permukaan.

2.1 Sebaran Hujan Jawa Bagian Barat

Wilayah Jawa bagian Barat termasuk dalam wilayah A pada pola rataan tahunan menggunakan DCM Double Correlation Method Gambar 1 dimana memiliki karakter hujan tahunan yang mempunyai satu puncak dan satu lembah. Kejadian-kejadian hujan di wilayah ini dipengaruhi kuat oleh faktor monsun, yaitu monsun barat laut basah dari November sampai Maret NDJFM dan monsun tenggara kering dari Mei sampai September MJJAS. Nilai curah hujan minimum di wilayah A merupakan yang terendah dibanding wilayah B dan C, dan mencapai dibawah rataan 100 mmbulan. Dengan demikian, wilayah A merupakan wilayah terkering saat musim kering di Juli-September dan wilayah terbasah di Desember. Gambar 1 Tiga wilayah iklim berdasarkan pola rataan tahunan menggunakan DCM. Indonesia terbagi menjadi Wilayah A dalam solid line, Wilayah B dalam dashed line dan Wilayah C dalam long dashed line sumber: Aldrian dan Susanto 2003

2.2 Wilayah

Sungai dan DAS Jawa Bagian Barat Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan Direktorat Sumberdaya Air Departemen Pekerjaan Umum 2006. Selanjutnya menurut pembagian satuan wilayah sungai oleh Direktorat Sumberdaya Air Departemen Pekerjaan Umum tahun 2006, 3 Satuan Wilayah Sungai SWS di Wilayah Provinsi Jawa Barat bagian utara, yaitu 1 Ciliwung- Cisadane; 2 Citarum; 3 Cimanuk- Cisanggarung, sedangkan di bagian selatan, yaitu 1 Cisadea-Cimandiri; 2 Citanduy- Ciwulan. Sumber: Laporan Akhir ATLAS Pesisir Jawa Barat.

2.3 Ketinggian Wilayah Jawa Bagian