65
4.5. Pengolahan Pupuk Organik Kompos
Salah satu kunci keberhasilan sistem integrasi usahatani tanaman dan ternak adalah teknologi pengolahan dan pemanfaatan pupuk organik kompos
untuk meningkatkan kesuburan lahan. Permasalahan utama dari pukan bila dimanfaatkan sebagai sumber hara pada tanaman adalah rendahnya kandungan
hara dan masih tingginya nilai CN. Untuk mempercepat dekomposisi pukan dapat diberikan kapur dan probiotik. Pemberian probiotik kumpulan mikroba
pengurai diharapkan mampu mempercepat proses pematangan pupuk organik. Menurut Anwar 2003, pupuk organik yang ideal serta siap untuk
digunakan memiliki nilai CN ratio sama dengan atau kurang dari 25, berwarna coklat dan bersifat gembur dengan kelembaban berkisar 50
−55 . Bila
kelembaban kurang dari 50 maka fermentasi berjalan lebih lama. Hasil analisis unsur hara pukan menunjukkan bahwa fermentasi dapat memperbaiki kualitas
pupuk. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya CN kotoran sapi antara sebelum dan setelah fermentasi dari 33,67 menjadi 19,03. Hasil analisis Pukan sebelum
dan setelah fermentasi pada Tabel 25. Tabel 25 Komposisi unsur hara pukan sapi
Jenis Kandungan hara
pH C
Organik N
Total CN
Rasio Al
Fosfat P
2
O Kalium
K
5 2
O Pukan
7,29 36,70
1,09 33,67
1,63 1,19
0,08 Pukan fermentasi
7,44 20,93
0,98 19,03
1,68 1,51
1,72
Dalam penelitian dicobakan pemanfaatan pupuk organik yang berasal dari pukan sapi dengan dosis 2 tonha yang dikombinasikan dengan benih unggul dan
pupuk anorganik setengah dari dosis yang direkomendasikan. Pemanfaatan pupuk organik 2 tonha menghasilkan 5,36 tonha gabah kering panen, meningkat
10,29 dan secara ekonomis mengurangi penggunaan pupuk anorganik mencapai 57,14 Tabel 26.
Pukan sapi dapat menjadi alternatif pengganti pupuk anorganik dan belum dioptimalkan manfaatnya untuk lahan pertanian. Penggunaan pupuk anorganik di
66 tingkat petani kurang efisien karena tidak diikuti peningkatan hasil.
Kecenderungan petani untuk menambah pupuk urea mencapai 400 kgha guna mengatasi pelandaian produksi, merupakan tindakan inefisiensi. Secara ekonomis
mengurangi penggunaan pemakaian urea mencapai 71.43, TSP 50 dan KCl 50 per musim tanam. Hasil ini cenderung lebih tinggi dari yang dilaporkan
BPTP Pertanian Jabar 2001 dimana pemupukan urea mampu meningkatkan efisiensi mencapai 30-40 .
Tabel 26 Pemanfaatan pupuk organik 1 ha padimusim No
Jenis Pupuk Volume Kg
Efisiensi 1
Urea tanpa pupuk organik 350
Urea dengan pupuk organik 100
71.43 Selisih
250 2
TSP tanpa pupuk organik 100
TSP dengan pupuk organik 50
50 Selisih
50 3
KCl tanpa pupuk organik 100
KCl dengan pupuk organik 50
50 Selisih
50 Rataan
57.14 Pemanfaatan pukan sebagai pupuk organik bukan merupakan hal baru
dalam sistem usahatani, namun penggunaan pukan untuk menjaga kesuburan tanah di kalangan petani masih sangat terbatas. Kendala yang dihadapi oleh
masyarakat pengguna pukan adalah masih terbatasnya persediaan pukan, proses pengomposan memakan waktu dan masih sedikitnya instalasi pengomposan baik
milik pemerintah maupun masyarakat. Beberapa manfaat penggunaan pukan kompos dalam jangka panjang
mampu mempertahankan keanekaragaman dan kehidupan organisme tanah melalui peningkatan kandungan bahan organik tanah yang mudah
terdekomposisi, dan pertukaran kation. Bahan organik merupakan sumber energi bagi kehidupan organisme tanah Wada, 1981 dalam Sutanto, 2002.
67 Potensi pukan di Kabupaten Cianjur sangat besar seiring dengan populasi
sapi potong yang ada yaitu sekitar 27.263 ekor Dinas Peternakan, 2010. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa seekor sapi potong dewasa mampu
menghasilkan pupuk organik rata-rata 4 kgekorhari sehingga bila diasumsikan dapat menghasilkan pupuk organik sejumlah 315 tonhari. Rataan produksi
kompos 2,4 ton5 ekor4 bulan, bila diasumsikan harga jual Rp 400kg, seperti harga di Kabupaten Cianjur maka akan diperoleh tambahan pendapatan Rp
960.000musim. Kontribusi tambahan penerimaan dari kompos sebesar 10.02, sedangkan pola kebiasaan petani tidak ada penerimaan dari pukan.
4.6. Pengolahan Jerami Padi untuk Pakan Ternak