Metode Penelitian Assessment on the crop livestock system in the paddy field: a case study in the Cianjur Regency, West Java

26 III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2007 sampai dengan bulan September 2008 di kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di Kabupaten Cianjur telah tumbuh kegiatan usahatani pola sistem integrasi padi sawah dengan sapi potong. Padi dan sapi merupakan komoditi unggulan daerah yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap dinamika ekonomi daerah, produktivitas usahatani yang cenderung menurun dan penerapan teknologi yang secara umum masih relatif rendah sehingga mempunyai peluang untuk ditingkatkan, ketersediaan sumber pakan ternak dan tenaga kerja yang cukup untuk pengembangan padi dan sapi, serta dukungan Pemerintah Daerah dalam pengembangan pertanian pola SIPT sebagai transisi menuju pertanian organik Dinas Peternakan Cianjur 2010.

3.2 Metode Penelitian

Komponen teknologi yang dilaksanakan selama penelitian, yaitu 1 teknologi budidaya padi, 2 teknologi budidaya sapi potong dan 3 teknologi pengelolaan jerami padi untuk pakan ternak dan teknologi pengelolaan limbah kotoran sapi untuk pupuk organik. Teknologi pembuatan jerami fermentasi dan pupuk organik sesuai petunjuk teknis dari Puslitbangnak Haryanto et al. 2003b dan teknologi yang diintroduksikan pada Tabel 3 Tabel 3. Alternatif teknologi dalam sistem integrasi tanaman-ternak Komoditas Unggulan Teknologi Padi • Varitas unggul dan benih bersertifikat. • Sistem tanam legowo • Pemupukan berdasarkan bagan warna daun BWD • Pemberantasan Hama Tanaman Sapi Potong • Pakan ternak berupa jerami padi fermentasi. • Pengendalian dan pencegahan penyakit • Perbaikan manajemen pemeliharaan. • Pengolahan pupuk organik kompos 27 Budidaya Tanaman Padi Padi yang digunakan adalah varietas Ciherang. Pengelolaan tanaman padi dilakukan dengan cara tanah diolah ringan dan diberi pupuk urea sebanyak 120 kg berdasarkan bagan warna daun BWD, SP36 50 kg dan KCl 50 kg berdasarkan hasil analisis tanah, dan ditambahkan pupuk organik sebanyak 2 tonha. Jarak tanam 20 x 20 cm, sistem tanam legowo dan pemberantasan hama tanaman dilakukan dengan herbisida 2 lha. Pemupukan yang dilakukan merupakan kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik dari pupuk kandang pukan sapi potong sesuai hasil rekomendasi penyuluh pertanian Dinas Pertanian Cianjur 2010, sedang pola yang diterapkan petani yang dikelola secara parsial menggunakan varietas lokal dengan benih sendiri, dan hanya dipupuk urea 250 kghektar, pupuk KCl dan pupuk SP-36 50-150 kghektar, pada Gambar 4. Gambar 4 Tanaman Padi Budidaya Ternak Sapi Potong Jenis ternak yang dipelihara adalah ternak sapi potong peranakan ongole PO dengan rataan berat badan awal 250 kg. Pengandangan ternak secara berkelompok seperti pada Gambar 5. Selama pemeliharaan, pakan ternak yang diberikan berupa jerami padi fermentasi dan konsentrat, dan air ad libitum. Gambar 5 Kandang kelompok Tujuan pemeliharaan ternak sapi adalah untuk mengetahui kemampuan sapi potong yang berfungsi sebagai pengolah limbah menjadi produk bermanfaat, yaitu daging dan kompos. Komposisi pakan lengkap dan kandungan nutrisinya dan hasil analisis proksimat pada Tabel 4. 28 Tabel 4 Komposisi pakan ternak Bahan Pakan lengkap Jagung 3 Dedak 28 Tepung ikan 2,5 Bungkil kelapa 8 Jerami padi fermentasi 55 Urea 1,5 Kapur 1 Mineral 1 Pengolahan Jerami Padi Teknologi pengelolaan jerami padi untuk pakan ternak dilakukan dengan teknologi fermentasi Gambar 6 dan 7. Setiap 1 ton jerami padi diperlukan urea dan probiotik masing-masing 2,5 kg. Jerami padi yang dikumpulkan dan ditumpuk hingga ketebalan sekitar 20 cm, kemudian ditaburi urea dan probiotik, dan dengan perlakuan yang sama diteruskan pada lapisan berikutnya. Demikian seterusnya hingga ketebalan mencapai 1–2 meter. Diamkan hingga 21 hari agar proses fermentasi berlangsung sempurna. Setelah proses fermentasi selesai, jerami padi dikeringkan dan disimpan pada tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung.. Jerami padi siap digunakan sebagai pakan sapi Jerami padi Tumpukan jerami starbio + urea Proses fermentasiamoniasi Pengeringan dan Penyimpanan Pemberian pada sapi Gambar 6 Proses jerami fermentasi Gambar 7 Jerami padi fermentasi 29 Pengolahan Pupuk Organik Hasil samping dari proses penggemukan sapi adalah daur ulang recycle pupuk kandang Pukan sapi melalui fermentasi menjadi pupuk oraganik fine compost . Teknologi pengelolaan limbah kotoran sapi dilakukan dengan pengomposan. Pukan sapi yang akan dikomposkan dikumpulkan di unit pengomposan selanjutnya diproses menggunakan bahan aktivator biostarter. tujuannya untuk mempercepat proses pengomposan dan meningkatkan kualitas kompos. Kotoran sapi dikumpulkan dan ditiriskan selama satu minggu untuk mengurangi kadar airnya + 60. Setelah satu minggu, kemudian satu ton kotoran sapi dicampur dengan serbuk kayu 10, abu sekam 10, kalsit 2, urea 0,25, SP-36 0,25 dan stardec 0,25. Setiap satu minggu sekali kompos dibalik, pekerjaan ini dilakukan hingga 4 kali, dan diperkirakan setelah 5 minggu kompos telah siap digunakan, dengan ciri; warna hitam kecoklatan, struktur remah dan bebas bau. Proses pembuatan kompos secara fisik Gambar 8 dan 9 Kotoran sapi+serbuk gergaji Kalsit +abu+ urea+stardec Ditimbun Pembalikan setiap minggu Pengeringanpengayakan dan pengepakan Penggunaan pada lahan sawah Gambar 8 Proses pembuatan pupuk organik Gambar 9 Kompos

3.3 Teknik Pengumpulan Data