Hasil Pengujian Bakteri Kitinolitik Penghasil Enzim Kitinase

membentuk rhizoid berperan seperti akar pada tumbuhan tinggi, hifa juga dapat membentuk stolon yang menghubungkan rhizoid satu dengan rhizoid lainnya. Berbiak secara aseksual dengan sporangiospora atau dengan fragmentasi hifa. Sporangiospora dihasilkan oleh sporangium. Bentuk, warna dan ukuran serta ornamnetasi pada dinding sporangiospora berbeda-beda untuk tiap spesies. Sporangium terbentuk pada ujung sporangiofor yang mengalami pembengkakan.

4.2 Hasil Pengujian Bakteri Kitinolitik Penghasil Enzim Kitinase

Pada penelitian ini bakteri yang di uji di tanam pada media agar MGMK yang komposisinya adalah garam mineral dan koloidal kitin. Isolat bakteri kitinolitik yang digunakan adalah Bacillus sp. BK13, Enterobacter sp. BK15,Bacillus sp. BK17, PB08, PB15 dan Enterobacter sp. PB17. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh bahwa keenam isolat bakteri yang diujikan memiliki kemampuan menghasilkan enzim kitinase yang ditandai dengan adanya zona bening disekitar koloni Gambar 4.2.1. Gambar 4.2.1. Isolat bakteri penghasil kitinase a Bacillus sp. BK17, b Enterobacter sp. PB17, c PB08, d PB15, e Enterobacter sp. BK15, f Bacillus sp. BK13 pada media agar MGMK selama 4 hari. Tanda panah menunjukkan zona bening kitinase a b c d e f Universitas Sumatera Utara Bakteri kitinolitik merupakan salah satu agen pengendali hayati jamur patogen pada tanaman Suryanto et al., 2005, pengendalian infeksi Saprolegnia pada telur ikan gurami Dewi, 2011. Mikroba kitinolitik dapat ditapis dengan menggunakan medium yang mengandung kitin. Koloidal kitin merupakan salah satu substrat yang dapat digunakan untuk menginduksi protein enzim hidrolitik Suryanto Munir, 2006.Herdyastuti et al. 2009 melaporkan juga bahwa metode konvensional yang menggunakan koloidal kitin sebagai sumber substrat ditemukan sangat efektif untuk menentukan aktivitas kitinase. Menurut Woo et al. 1996, banyak spesies bakteri yang mampu menguraikan kitin dan memanfaatkannya sebagai sumber karbon dan nitrogen. Bacillus sp. BK13, Bacillus sp. BK17, Enterobacter sp. BK15, Enterobacter sp PB17, PB08 dan PB15 merupakan bakteri kitinolitik yang mampu mensekresikan enzim kitinase dan menggunakan koloidal kitin sebagai substrat yang dimanfaatkan sebagai sumber karbon dan nitrogen. Dahiya et al. 2005 mengatakan bahwa Enterobacter sp.NRG4 mampu menghasilkan kitinase pada media kultur kitin sehingga memungkinkan produksi kitobiose dan N-asetil D-glukosamin. Adanya aktivitas kitinase ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar koloni bakteri pada medium agar kitin Muharni, 2010. Mekanisme tersebut terjadi karena adanya pemutusan ikatan pada senyawa kitin oleh kitinase yang merupakan enzim yang bersifat induktif. Menurut Muharni 2010, zona bening terbentuk karena terjadinya pemutusan ikatan β-1,4 homopolimer N-asetilglukosamin pada kitin oleh kitinase menjadi monomer N-asetilglukosamin. Purwani et al. 2002, mengatakan bahwa degradasi kitin secara enzimatis oleh kitinase berlangsung secara bertahap. Polimer kitin dipecah menjadi oligomer kitin dan selanjutnya akan diuraikan menjadi monomer N- asetilglukosamin oleh β-N-asetilglukosaminide. Wijaya 2002 juga menyatakan bahwa besarnya zona bening yang dihasilkan tergantung pada jumlah monomer N-Asetilglukosamin yang dihasilkan dari proses hidrolisis kitin dengan memutus ikatan β-1,4 homopolimer N-asetilglukosamin. Semakin besar jumlah monomer N-asetilglukosamin yang dihasilkan semakin besar zona bening yang terbentuk di sekitar koloni. Kitin sebagai substrat juga akan menginduksi aktivitas enzim kitinase. Universitas Sumatera Utara

4.3 Hasil Uji Antagonis Isolat Bakteri kitinolitik Terhadap Jamur Secara In vitro