Darsana Uraian Singkat Materi

51 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 3. Portofolio: Membuat laporan pelaksanaan Padewasan wariga dalam masyarakat Hindu sesuai dengan daerah setempat 4. Tes: Tertulis, dan lisan mengenai materi Warigapadewasan

Bab IV Darsana

Sebelum memulai pelajaran, ajaklah peserta didik merenung tentang mengapa mereka dapat lahir ke dunia, ke mana mereka akan kembali, atau membayangkan alam semesta yang sangat luas, dll. Lalu minta mereka menanyakan kembali tentang itu semua, bantu mereka untuk mempertanyakan karena bertanya adalah salah satu ciri berpikir secara ilsafat. Mengapa matahari bersinar waktu siang hari, mengapa bisa turun hujan, mengapa mawar ada yang merah, putih, kuning dan sebanyak mungkin pertanyaan kritis. Setelah itu, jelaskan bahwa cara berpikir seperti itu juga ada dalam khasanah pengetahuan Hindu yang disebut tattwa. Atau untuk lebih mudahnya, carilah dalam cerita tentang hal yang sama, seperti dalam Upanisad saat seorang peserta didik menjelaskan tentang Brahman tetapi sang ayah tidak langsung menjelaskan apa, siapa, dan dimana itu Brahman. Peserta didik justru diminta terlebih dahulu memasukkan garam ke air. Ketika dicicipi air yang sudah asin karena larutan garam itu, sang ayah menjelaskan bahwa baik di dasar gelas, di tengah gelas maupun di permukaan gelas, semua air terasa asin, begitulah sifat Tuhan yang dapat dirasakan tetapi tidak dijumpai isiknya dan berada di mana-mana. Ini adalah contoh cara berpikir ilsafat. Dalam bab ini diawali dengan pengertian Darsana dan keterkaitan antara kata tattva dengan ilsafat, bagaimana persamaan dan perbedaan antara tattwa dengan ilsafat barat. Pengertian ini penting bagi pendidik untuk menjelaskan materi berikutnya, yakni sistem ilsafat Hindu. Dalam materi ini dijelaskan aliran ilsafat materialistis dari Cārvāka, sistem ilsafat Jaina, aliran ilsafat Buddha. Selanjutnya dijelaskan enam ilsafat Hindu yang dikenal dengan Ṣaḍ Darśana adalah enam sistem ilsafat orthodox yang merupakan enam cara mencari kebenaran, yaitu: Nyāyā, Sāṁkya, Yoga, Vaisiseka , Mīmāmsā, dan Vedānta. Agar lebih mudah, pendidik dapat menjelaskan materi tersebut dengan meminta terlebih dahulu arti kata ilsafat dan tattwa. Biarkan mereka mencari berdasarkan buku- buku yang ada di perpustakaan. Lalu minta mereka menyampaikan sendiri. Setelah itu, pendidik menyimpulkan dan menceritakan kembali bahwa sistem ilsafat Hindu itu sangat kaya, yang disebut Nawa Darsana. Lebih khusus, pendidik menjelaskan Sad Darsana. Untuk semakin jelasnya sistem ilsafat Hindu, materi selanjutnya adalah menjelaskan isi Ṣaḍ Darśana. Untuk menjelaskan Sad Darsana, pendidik mengajarkan mulai dari siapa pendirinya, sumber ajaran, sifat ajaran, dan pokok-pokok ajarannya serta contoh-contoh nyata dalam kehidupan. Saat menjelaskan Sad Darsana, pendidik dapat membawa gambar tokoh masing-masing Sad Darsana, serta mintalah peserta didik untuk membuat matrik seperti pada tabel berikut : Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 52 | Buku Guru Kelas X SMASMK Tabel 4.1. Sad Darsana No Sad Darsana Tokoh Sumber Ajaran Sifat Ajaran Pokok-Pokok Ajaran Contoh dalam Kehidupan 1 Nyaya Rsi Gautaman Veda Realistis atau nyata 1. Ātma 2. Tentang tubuh atau badan 3. Pañca indra dengan objeknya 4. Buddhi pengamatan 5. Manas pikiran 6. Pravṛtti aktivitas 7. Doṣa perbuatan yang tidak baik 8. Pratyabhāva tentang kelahiran kembali 9. Phala buah perbuatan 10. Duḥka penderitaan 11. Apavarga bebas dari penderitaan Tubuh ini dihidupi oleh Atman yang berasal dari Para- matma Pendidik juga dapat mengembangkan penilaiannya dengan cara seperti di bawah: 1. Tugas: Peserta didik membuat ringkasan Dharsana 2. Observasi: Membuat hasil pengamatan Dharsana dalam masyarakat 3. Portofolio: Membuat laporan pandangan Dharsana dan tanggapannya terhadap Veda sebagai ajaran Hindu 4. Tes: Tertulis, dan lisan tentang ilsafat Dharsana

Bab V Catur Asrama