Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

6. Pencetakan spesimen dengan metode hot press

Memanaskan komposit dengan temperatur 250 o C dan ditekan dengan menggunakan dongkrak selama 40 menit. Setelah proses penekanan selesai selanjutnya adalah proses curing pada proses ini spesimen komposit dipanaskan kembali dengan menggunakan furnace selama 4 jam dengan temperatur 150 o C. Jumlah spesimen pada setiap variasi pengujian ketahanan aus adalah 5, setiap spesimen akan di ambil data ketahanan aus dan rata-rata pada setiap variasi spesimen. Terdapat 3 variasi dalam penelitian ini berdasarkan komposisi bahan yaitu: Spesimen G51-G55 : Spesimen dengan perbandingan grafit 15 dan serbuk besi 5 Spesimen G101-G105 : Spesimen dengan perbandingan grafit 10 dan serbuk besi 10 Spesimen G151-G155 : Spesimen dengan perbandingan grafit 5 dan serbuk besi 15

3.6. Prosedur pengujian dan analisa

a. Pengujian cetakan ketahanan aus sesuai dengan standar ASTM G 99 - 95 yaitu sebagai berikut : Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan teknik, yang semuanya bertujuan untuk mensimulasikan kondisi keausan aktual. Salah satunya adalah dengan metode Ogoshi dimana benda uji memperoleh beban gesek dari disk yang berputar revolving disc. Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar permukaan yang berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material pada permukaan benda uji. Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan dalam jejak keausan maka semakin tinggi volume material yang terlepas dari benda uji. Ilustrasi skematis dari kontak permukaan antara revolving disc dan benda uji Novianto, 2013. a. P e n g G Gambar 12. Ilustrasi uji keausan metode Ogoshi Callister,2003 Keterangan : P : Beban h : Kedalaman bekas injakan r : Jari- jari revolving disk b : Lebar bekas injakan B : Tebal revolving disk ω : Kecepatan putar Rumus uji keausan yaitu sebagai berikut : = . ………………………..………………………………………1 = …………………………………………………………...……...2 Dimana: Ws = Abrasi mm 3 B = Tebal revolving disc mm r = Jari-jari revolving disc mm b = Lebar celah material yang terabrasi mm x = Jarak luncur [setting pada mesin uji mm] V = Spesifik abrasi mm 3 m Laju keausan dinyatakan dengan jumlah kehilangan atau pengurangan Material massa, volume atau ketebalan tiap satuan panjang luncuran atau satuan waktu Callister,2003. ✁

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan data hasil pengujian ketahanan aus komposit kampas rem kereta api,didapat beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Penambahan serbuk besi dan grafit dapat meningkatkan ketahanan aus komposit fly ashphenolic sampai pada presentase tertentu. Grafit dapat meningkatkan ketahanan aus pada komposit fly ashphenolic sama dengan serbuk besi. 2. Nilai rata-rata spesifikabrasi tertinggi pada komposit dengan komposisi komposisi 10 besi dan 10 grafit dengan nilai 2.47 x 10 - 6 mm 3 mm,hal ini disebabkan karena grafit dapat diikat baik oleh phenolic dan barium sulfatsehingga nilai rata-rata spesifik abrasinya menjadi tinggi 3. Padapengamatan komposit dengan menggunakan foto SEM menunjukkan ikatan antar partikel dan matrik. Foto SEM memperlihatkan komposit dengan persebaran partikel yang merata sehingga ketahanan ausnya menjadi tinggi, dan komposit dengan persebaran partikel yang tidak merata dan menimbulkan void, sehingga ketahanan ausnya menjadi rendah.