tegangan permukaan meningkat. Dengan perkataan lain, proses sinter menyebabkan bersatunya partikel sedemikian rupa sehingga
kepadatan bertambah. Selama proses ini terbentuklah batas-batas butir, yang merupakan tahap rekristalisasi. Disamping itu gas yang
ada menguap. Temperatur sinter umumnya berada pada 0.7-0.9 dari temperatur cair serbuk utama. Waktu pemanasan berbeda untuk jenis
logam berlainan dan tidak diperoleh manfaat tambahan dengan diperpanjangnya waktu pemanasan. Lingkungan sangat berpengaruh
karena bahan mentah terdiri dari partikel kecil yang mempunyai daerah permukaan yang luas. Oleh karena itu lingkungan harus terdiri
dari gas reduksi atau nitrogen untuk mencegah terbantuknya lapisan oksida pada permukaan selama proses sinter.
Keuntungan proses metalurgi serbuk, antara lain: 1.
Mampu melakukan kontrol kualitas dan kuantitas material 2.
Mempunyai presisi yang tinggi 3.
Selama pemrosesan menggunakan suhu yang rendah 4.
Kecepatan produk tinggi 5.
Sangat ekonomis karena tidak ada material yang terbuang. Keterbatasan metalurgi serbuk, antara lain:
1. Biaya pembuatan yang mahal dan terkadang serbuk sulit
penyimpanannya 2.
Dimensi yang sulit tidak memungkinkan, karena selama penekanan serbuk logam tidak mampu mengalir ke ruang cetakan
3. Sulit untuk mendapatkan kepadatan yang merata
2.4 Kampas rem
Rem yaitu suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda. secara otomatis gerak kendaraan menjadi pelan. Energi kinetik yang
hilang dari benda yang bergerak ini biasanya diubah menjadi panas karena gesekan.
Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu peranti penting keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan
keamanan berkendara jadi terganggu, Adapun fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah :
1. Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda
kendaraan. 2.
Mengatur kecepatan selama berkendara. 3.
Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.
Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar
sehingga putarannya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan tidak mudah aus, tahan panas
dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi.
Komponen – komponen rem : 1. Backing plate
2. Silinder penyetel sepatu rem 3. Sepatu rem
4. Pegas pembalik 5. Kanvas rem
6. Silinder roda
2.5. Keausan
Keausan adalah penguraian ketebalan permukaan akibat gesekan yang terjadi pada pembebanan dan gerakan. Keausan umumnya dianalogikan
sebagai hilangnya materi sebagai akibat interaksi mekanik dua permukaan yang bergerak slidding dan dibebani. Ini merupakan fenomena normal yang
terjadi jika dua permukaan saling bergesekan, maka akan ada keausan atau perpindahan materi yang terjadi antara dua benda yang bergesekan Sularso,
1997
Keausan sendiri mempunyai dua sifat yaitu keausan normal dan keausan tidak normal akibat penggantian minyak pelumas yang tidak teratur .
Hal – hal yang mempengaruhi keausan : 1. Pembebanan
2. Kecepatan 3. Jumlah minyak pelumas
4. Jenis minyak pelumas 5. Temperatur
6. Kekerasan permukaan 7. Kehalusan permukaan
8. Adanya benda – benda asing 9. Adanya benda kimia
Keausan di klasifikaskan menjadi beberapa bagian yaitu keausan adhesive, keausan abrasive, keausan lelah , keausan oksidasi dan keausan erosi.
2.5.1 Jenis-jenis Keausan
a. Keausan adhesive
Keausan adhesive adalah salah satu jenis keausan yang disebabkan oleh terikat atau melekat adhesive atau berpindahnya partikel dari
suatu permukaan material yang lemah ke material yang lebih keras serta deformasi plastis dan pada akhirnya terjadi pelepasan
pengoyakan salah satu material. Proses bermula ketika benda dengan kekerasan yang lebih tinggi menyentuh permukaan yang lemah
kemudian terjadi pengikatan. Pengikatan ini terjadi secara spontan dan dapat terjadi dalam suhu yang rendah Sularso, 1997.
Gambar 1. Proses terjadinya keausan adhesive Sularso, 1997
2. Keausan abrasive
Keausan jenis ini terjadi bila suatu partikel keras dari material tertentu meluncur pada permukaan material lain yang lebih lunak sehingga
terjadi penetrasi atau pemotongan material yang lebih lunak. Tingkat
keausan pada mekanisme ini ditentukan oleh derajat kebebasan partikel keras tersebut Sularso, 1997
Gambar 2. Proses terjadinya keausan abrasive Sularso, 1997
3. Keausan lelah
Keausan lelah pada permukaan pada hakikatnya bisa terjadi baik secara abrasif atau adhesif. Tetapi keausan jenis ini terjadi akibat
interaksi permukaan dimana permukaan yang mengalami beban berulang akan mengarah pada pembentukan retak-retak mikro. Retak-
retak mikro
tersebut pada
akhirnya menyatu
dan menghasilkan pengelupasan material. Hal ini akan berakibat pada
meningkatnya tegangan gesek Sularso, 1997
4. Keausan Oksidasi Korosif
Keausan kimiawi merupakan kombinasi antara proses mekanis dan proses termal yang terjadi pada permukaan benda serta lingkungan
sekitarnya Sularso, 1997