Penyelesaian Kasus terhadap Penipuan Iklan Perumahan yang

37 Pendidikan : Sarjana Teknik Jabatan : Direktur PT Karyaindra Griyasentosa Bandar Lampung Status : Swasta

3. Responden LSM YLKI Kota Bandar Lampung

Nama : Galnefi Umur : 32 Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : Sarjana Hukum Jabatan : Sekretaris YLKI Lampung Status : Swasta

B. Perlindungan Hukum terhadap Penipuan Iklan Perumahan yang

Merugikan Konsumen

1. Penyelesaian Kasus terhadap Penipuan Iklan Perumahan yang

Merugikan Konsumen Pengertian iklan yang terdapat di dalam Ensiklopedia Indonesia adalah pesan-pesan yang disampaikan oleh perorangan, kelompok perusahaan atau badan-badan pemerintah, dalam suatu harian, penerbitan berkala atau barang cetakan yang diedarkan secara luas seperti buku telpon, buku-buku pameran, dan sebagainya, atas dasar kontrak pembayaran. Periklanan pada media cetak diatur dalam Undang-undang, No. 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers setelah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 1967 dan terakhir dengan Undang-undang, N o . 2 1 T a h u n 1952. Aturan mengenai peiriklanan 38 pada media cetak terdapat di dalam Pasal 13 ayat 6 Undang-Undang No. 11 Tahun 1977 yang berbunyi: Media periklanan merupakan salah satu unsur penunjang yang penting dalam pengembangan usaha pers. Ketentuan-ketentuan mengenai media periklanan akan dialur oleh pemerintah setelah mendengar pertimbangan Dewan Pers. Penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa: Peranan iklan makin penting sebagai pendukung dari segi kelembagaan, pengembangan, pembinaan dan sekaligus pengawasan. Pengaturannya akan dilakukan oleh Pemerintah setelah mendengar pertimbangan Dewan Pers dengan mempertimbangkan kemanfaatan seluruh dana nasional yang bersumber dari periklanan untuk kepentingan pengembangan media massa nasional termasuk pers secara merata. Media cetak menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No. 11 Tahun 1966 adalah : 1. Surat kabar harian, yang di dalam Pasal I ayat 7 disebutkan bahwa surat kabar harian ialah penerbitan setiap baris atau sekurang- kurangnya enam kali dalam seminggu. 2. Penerbitan berkala, yang pengertiannya dalam Pasal 1 ayat 18 adalah penerbitan lainnya yang diterbitkan dalam jangka waktu tertentu, sekurang-kurangnya tiga bulan sekali. Contoh: majalah. 3. Kantor berita menurut Pasal 1 ayat 6 ialah pusat pengumpulan dan penyebaran berita bahan-bahan informasi dan karangan-karangan guna melayani harian, penerbitan berkala, siaran-siaran radio. televisi. 39 Intansi pemerintah, badan umum dan swasta lainnya yang usahanya mcliputi segala perwujudan kehidupan masyarakat Indonesia dalam tata pergaulan dunia. Misalnya, surat kabar herkala yang didirikan atas inisiatif dan yang dibiayai oleh Pemerintah 4. Buletin Media yang dikategorikan ke dalam media cetak seperti surat kabar dan majalah. Penafsiran tentang iklan yang palsu, menyesatkan atau menipu di dalam tata krama dan tata cara periklanan Indonesia terlihat pada pernyataan adalah iklan harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku sebagai berikut : a. Jujur, iklan tidak boleh menyesatkan, antara lain dengan memberikan keterangan yang tidak benar, mengelabuhi dan memberikan janji yang melebihkan. a Tidak bertentangan dengan hukum, iklan harus meaaatuhi undang- undang danperaturan pemerintah yang berlaku. Hasil wawancara dengan Sekretaris YLKI Lampung, Galnefi, berbagai bentuk penipuan iklan perumahan yang merugikan konsumen yang umumnya dilakukan oleh perusahaan merupakan tindak pidana sesuai Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu harus bersikap kritis dalam membeli rumah, jika mengikuti pemberitaan surat kabar, permasalahan dalam pembangunan perumahan belum ada tanda-tanda akan berakhir, 40 kasus-kasus silih berganti. Soal penjualan rumah fiktif belum selesai, sudah disusul masalah pengaduan dan ketidakpuasan konsumen atas fasilitas yang diperolehnya, dan seterusnya. Serangkaian kasus tersebut secara kronologis dan lebih detail dibagi menjadi tiga tahap, jadi sebelum memutuskan membeli rumah, konsumen memperhatikan hal- hal berikut : 1. Pada Tahap Pratransaksi : a. Cari informasi sebanyak mungkin tentang rumah yang akan dibeli b. Bersikap aktif dalam menerima informasi dari iklanbrosur pameran perumahan. Artinya, pencarian informasi yang tidak dicantumkan iklan tersebut jika perlu buktikan kebenaran klaim iklan tersebut. c. Simpan iklanbrosur rumah tersebut. Apabila dikemudian hari developer ingkar janji, Anda punya bukti untuk: menuntut realisasi janji-janji developer tersebut. d. Periksa kelengkapan dokumen administrasi perizinan rumah, seperti, SIPPT Surat Izin Penunjukan Penggunaan bangunan IMB, karena : - Adanya SIPPT memberikan kepastian bagi konsumen bahwa lokasi yang dijanjikan developer sesuai dengan RUTR Rencana Umum Tata Ruang Pemda setcmpat. - Nomor sertifikat tanah memberi kepastian konsumen bahwa developer menguasai tanah yang akan dibangun perumahan. Pastikan bahwa sertifikat tersebut atas nama developer, bukan atas nama pribadi. 41 - Adanya IMB memberikan kepastian hagi konsumen bahwa belum dibangunnya rumah, semata-mata karana alasan pendanaan, bukan karena aspek administrasi. e. Jangan melakukan pembayaran uang muka atau cicilan sebelum mendatangani PPJB rumah. 2. Pada Tahap Transaksi a. Sebelum menandatangani PPJB rumah, yakinkan bahwa konsumen memahami betul materi perjanjian tersebut. b. Bila materi PPJB rumah kurang jelas konsultasikan dengan ahli hukum. 3. Pada Tahap Purnatransaksi a. Sebelum menandatangani berita acara serah terima rumah, periksa dengan teliti bahwa rumah yang akan anda terima, sesuai dengan apa yang diatur dalam PPJB rumah. b. Apabila pembayaran cicilan rumah Anda lunas. Minta sertifikat pecahan sebagai bukti kepemilikan alasan tanah dan rumah kepada developer. Menurut penelitian YLKI selama tahun 2000 terdapat 14 pengaduan konsumen perumahan. Persoalan yang diadukan beragam, mulai dari soal keterlambatan penyerahan I9 rumah fiktif 16, soal sertifikat pecahan yang belum didapat konsumen meskipun telah melunasi pembayaran, soal fasilitas umum fasum dan fasilitas sosial fasos yang tidak ada realisasinya, tanah bermasalah, kualitas rumah yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan, sampai pada soal iklan yang 42 membingungkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa betapa unik dan peliknya masalah perumahan. Selain itu juga terdapat kenyataan mengenai kenakalan pengembang yang seringkali terjadi dalam pembangunan perumahan. Malangnya korbannya adalah masyarakat kelas menengah bawah yang amat membutuhkan rumah.

2. Pelaksanaan Perlindungan Hukum terhadap Penipuan Iklan