46
1. Faktor Perusahaan Pengembang
Menurut Keterangan YLKI diketahui bahwa pengembang yang merugikan konsumen merupakan faktor penentu dalam meningkatnya tindak pidana
penipuan iklan perumahan. Kasus penipuan iklan oleh pengembang dalam pembanguaan rumah dapat dikelompokkan menjadi dua:
a. Pengembang membangun rumah tidak sesuai dengan apa yang
dijanjikan. Misalnya lokasi atau kondisi bangunan dan fasilitas lingkungan fasum dan faros tidak sesuai dengan janji.
b. Pengembang dapat dikualifikasikan telah ingkar janji atau
wanprestasi atau dapat dianggap menipu yang dikategorikan melakukan perbuatan mclawan hukum pasal 1365 KUHP
dalam hal
demikian konsumen
pembeli rumah
dapat mempersoalkannya secara perdata.
c. Pengembang lari setelah menerima uang muka. Perbuatan demikian
dapat dijerat hukum pidana, karena dapat diklasifikasikan dalam penipuan atau dapat pula sebagai penggelapan. Apabila dalam
melakukan aksinya pengembang memalsukan surat -surat, misalnya izin lokasi, IMB, surat keanggotaan REI , dan
lainnya, maka dapat diklasifikasikan sebagai tindak pidana penipuan surat sebagaimana diatur dalam pasal 263-266 KUHP.
2. Faktor Masyarakat
Menurut keterangan YLKI diketahui bahwa masyarakat menjadi faktor terjadinya penipuan iklan perumahan yang merugikan konsumen karena
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang informasi tentang perumahan
47 yang layak sesuai harganya dan kurangnya sosialiasi khususnya pada
masyarakat ekonomi menengah yang sangat membutuhkan tempat tinggal. Dalam membeli rumah
seharusnya konsumen harus kritis
ketika berhadapan dengan iklan perumahan. Kritis ketika berhadapan dengan PPJB rumah dan apa yang dijanjikan developer tidak kunjung tiba.
Brosur-brosur yang dikeluarkan pengembang di Indonesia, khususnya di Bandar Lampung, yang berusaha untuk mendapatkan konsumen
sebanyakbanyaknya hampir semuanya berisi keringanan-keringanan, kemudahan- kemudahan, bonus-bonus dan berbagai fasilitas yang
menggiurkan. Padahal, jika terjadi jual beli antara konsumen dengan pengembang, kesemuanya belum tentu menjadi kenyataan. Ada yang
menjadi kenyataan sebagian atau seluruhnya tetapi lama terwujud.
3. Faktor Penegak Hukum