Karakteristik Setiap Jenis Murid Berkelainan

juga sebagai anak terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal dan tergolong sedang. d. Kelainan perilaku meliputi tuna laras : Anak yang mengalami hambatan emosi dan tingkah laku sehingga kurang dapat atau mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik dan akan mengganggu situasi belajarnya. e. Kelainan peserta didik murid dapat juga terwujud sebagai kelainan ganda.

D. Karakteristik Setiap Jenis Murid Berkelainan

a. Tuna Netra anak – anak dengan gangguan penglihatannya dapat diketahui dalam kondisi berikut : 1. Ketajaman penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki orang awas. 2. Terjadi kekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu. 3. Posisi mata sulit di kendalikan oleh syaraf otak. 4. Terjadinya kerusakan susunan syaraf otak yang berhubungan dengan penglihatan. b. Tuna Rungu Untuk kepentingan pendidikan ketungarunguan dapat diklasifikasi sebagai berikut : Tingkat I : Kehilangan kemampuan mendengat antara 35 sampai 54 dB, penderitanya hanya memerlukan latihan berbicara dan bantuan mendengar secara khusus. Tingkat II : Kehilangan kemampuan mendengar antara 55 sampai 69 dB, penderitanya kadang – kadang memerlukan penempatan sekolah secara khusus dalam kebiasaan sehari- hari memerlukan latihan berbicara, dan bantuan latihan berbahasa secara khusus. Tingkat III : Kehilangan kemampuan mendengar antara 70 sampai 89 dB. Tingkat IV : Kehilangan kemampuan mendengar dari 90 dB, keatas. 5 Anak yang kehilangan kemampuan mendengar dari tingkat III sampai tingkat IV pada hakekatnya memerlukan pelayanan pendidikan khusus Andreas Dwijosumarto T.S. Somantri, 1996. c. Tuna Daksa Tuna daksa dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Kesadaran yang dibawa sejak lahir atau kesusahan yang merupakan keturunan, diantaranya meliputi : a kaki seperti tongkat club – foot, b tangan seperti tongkat Club – hand, c jari yang lebih dari lima pada masing – masing tangan atau kaki polydactylism, d kerdilpendek sekali cretinism, e kepala kecil tidak normal mycrocrphalus, dan f kepala besar karena berisi cairan hydrocephalus. 2. Kerusakan pada waktu lahiran, yang meliputi : a kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan atau terktarik ketika lahiran Erb’s palsy dan b tulang yang rapuh dan mudah patah fragilitas osium. 3. Infeksi, meliputi diantaranya : a taerkolonis tulang menyerang sendi paha sehingga menjadi kaku, b osteomyelitis radang didalam dan disekeliling sumsum tulang karena bakteri, dan c poliomyelitis infeksi virus yang mungkin menyebabkan kelumpuhan. 4. Tuna b kecelakaan akibat luka bakar. 5. Tumor : oxostosis lemah tulang d. Tuna Grahita Beberapa karakteristik umum anak tuna grahita yang dapat dipelajari, sebagai berikut : 1. Keterbatasan intelegensi 2. keterbatasan sosial - cenderung berteman dengan anak yang lebih muda dari usianya - ketergantungan terhada orang tua sangat besar - tidak mampu memikul tanggung jawab 3. keterbatasan fungsi – fungsi mental lainnya, seperti : - kurang mampu untu mempertimbangkan sesuatu - kurang mampu membedakan yang baik dan mana yang buruk dan yang benar dengan yang salah - tidak membahayakan terlebih dahulu konsekunsi daei suatu perbuatan. Klasifikasi anak tuna grahita dapat dikelompoka menjadi : 6 1. Tuna grahita ringan 2. Tuna grahita sedang 3. Tuna grahita kuat e. Tuna laras Secara garis besar anak tuna laras dapat diklasifikasikan sebagai anak yang mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang mengalami gangguan emosi. setiap jenis anak tersebut dapat dibagi sesuai dengan berat dan ringannya kelainan yang dialaminya. E. Faktor – faktor Penyebab Murid Berkelainan Secara umum penyebab berkelainan dapat dibagi menadi 3 kelompok yakni : sebab – sebab sebelum dilahirkan, pada saat dilahirkan dan seteleh dilahirkan. a. sebelum dilahirkan 1. Gangguan Genetika Gangguan genetika ada dua jenis yaitu: penyimpangan yang terjadi pada gan dan penyimpangan yang terjadi pada kromosom. penyimpangan gen terjadi bila kode – kode genetika yang harus disampaikan oleh gen mngalami kesalahan. Penyimpangan kromosom ditandai oleh adanya ketidaknormalan kromosom. Setiap individu yang normal memiliki 46 kromosom atau 23 pasangan kromosom data setiap sel. 2. Infeksi Ibu Hamil Yang dapat menimbulkan kelainan pada infekasi ini yaitu infeksi oleh TORCHES Toxoplasmosis Robelia Cytomegalovirus Herpes Virus dan Syphilis dan yang paling sering adalah infeksi oleh virus rubella. 3. Usia Ibu Hamil Usia ibu hamil diatas 35 tahun mempunyai resiko tinggi terhadap kecacatan ini 4. Keracunan Saat Hamil Yang dimaksud dalam hal ini adalah keracunan pada saat bayi dalam kandungan biasanya keracunan karena obat – obatan yang diminum ketika ibu hamil pada tiga bulan pertama. 5. Pengguguran kandungan Kegagalan pengguguran kandungan dapat menyebabkan gangguan pada janin tergantung bagian organ mana yang terganggu. 6. Bayi Lahir Premature 7 Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi lahir premature, diantaranya ibu perokok berat, dibawah 16 tahun, ibu hamil kurang bergizi, dan kerna penyakit. Bayi premature sangat rentan terhadap penyakit infeksi senhingga kondisi bagi yang terkena infeksi akan mudah menjadi sepsis racun masuk ke berbagai bagian tubuh melalui darah. b. Saat dilahirkan 1. Proses kelahiran yang lama Pada kasus ini kepala bayi terjepit dijalan lahir sehingga pembuluh darah dikepala tidak cukup mendapat oksigen zat asam. Apabila keadaan berlangsung lama akan menyebar kerusakan sel – sel syaraf otak. 2. Kelahiran dengan alat Kasus kelahiran dengan mempergunkan alat, mempunyai resiko yang tidak kecil terhadap bayi karena pada saat kepala bayi diangkat dengan tang forcep banyak kesalahan yang dilakukan seharusnya bagian rahang yang ditarik keatas tetapi hal ini tidak mudah sehingga yang tertark pada umumnya bagian kepala. 3. Kehamilan lama kehamilan lenih dari 40 minggu dapat mengakibatkan kelainan pda bayi krena sejak usia ini fungsi tembuni mulai berkurang karena tembuni mulai berkerut. Dengan keadaan seperti ini maka aliran zat asam ke otak menjadi berkurang. Dengan kurangnya zat asam akan mempengaruhi atau menyebabkan kerusakan sel – sel otak. c. Setelah Melahirkan 1. Penyakit Infeksi Pada kasus ini biasanya anak terinfeksi oleh kuman, baik bakteri atau virus. Biasanya bakteri atau virus masuk pada tubuh karena tubuh tidak cukup mampu mempertahankan serangan infeksi. Bakteri atau virus dari satu tempat pada akhirnya berdiam di otak melalui aliran darah. Infeksi yang sering menyebabkan kelainan yaitu bakteri TBC yang dapat mengakibatkan TBC selaput otak dan TBC otak 2. Kekurangan zat makanan tertentu 8 Dalam pola makanan sehari – hari dapat menyebabkan kelainan apabila hal tersebut berlangsung cukup lama. Zat makanan tersebut adalah vitamin A dan Yodium. 3. Kecelakaan Kecelakaan yang menimpa kepala tidak dapat dianggap ringan karena memilki resiko yang tidak kecil. misalnya benturan dikepala, selain dapat menyebabkan gagar otak dapat pula mengakibatkan pendarahan otak. Pendarahan ini dapat mengakibatkan berbagai gangguan tergantung lokasi dan berat cidera. 4. Keracunan Yang dimaksud keracunan dalam hal ini yaitu keracunan oleh timbal atau timbal hitam. Bayi dan anak – anak yang masih muda kalau sering mengirup udara yang telah tercemari oleh logam ini misalnya menghirup bau yang bersal dari cat dapat menyebabkan kecacatan.

F. Alternatif Bantuan Serta Bimbingan Khusus yang diberikan Bagi Murid Berkelainan