HASIL DAN PEMBAHASAN 23 KESIMPULAN DAN SARAN 45

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Teks 1. Spektrum warna a lampu neon spiral 20 watt dan b lampu neon esensial 18 watt 11 2. Spektrum warna lampu pijar 15 watt a Lampu Pijar putih, b Lampu Pijar Orange, c Lampu Pijar Kuning, d Lampu Pijar Hijau, e Lampu Pijar Biru. 12 3. Spektrum warna lampu halogen 25 watt. 13 4. Skema Hidroponik indoor 15 5. Diagram Alir Penelitian 16 6. Skema Jarak Lampu 18 7. Grafik Suhu Harian Pengamatan Pagi, Siang, dan Sore pada berbagai Perlakuan 24 8. Grafik Kelembaban Udara Harian Pengamatan Pagi, Siang, dan Sore pada berbagai Perlakuan 26 9. Diagram Intensitas Cahaya setiap Lampu 27 10. Grafik Intensitas Cahaya dalam Ruang Penanaman 28 11. a Selada Etiolasi dan b Kerusakan Daun tip burn 29 12. Grafik Evapotranspirasi Kumulatif 31 13. Grafik Nilai Electrical conductivity EC Mingguan 32 14. Grafik Suhu Larutan Nutrisi Mingguan 32 15. Grafik pH Larutan Nutrisi 34 16. Grafik Tinggi Tanaman 35 17. Grafik Jumlah Daun 36 18. Diagram Berat Brangkasan Total 40 19. Penimbangan Brangkasan Atas 41 20. Diagram Berat Brangkasan Atas 41 21. Diagram Berat Brangkasan Bawah 42 22. Diagram Panjang Akar 43 Lampiran 23. Hubungan Luas Daun Metode Perkalian Panjang Lebar dan Metode Gravimetri setiap Perlakuan 71 24. Hubungan Rata-rata Luas Daun Metode Perkalian Panjang Lebar dan Metode Gravimetri setiap Perlakuan 72 25. Lampu LED 36 watt 76 26. Lampu Pijar 40 watt dan 100 watt 76 27. Lampu Halogen 150 watt 76 28. Lampu Neon 18 watt 77 29. Bibit selada 3 minggu semai 77 30. Perlakuan N1 awal tanam 77 31. Perlakuan N2 awal tanam 78 32. Perlakuan N3 awal tanam 78 33. Perlakuan N4 awal tanam 78 34. Pengukuran Suhu Ruang Penanaman 79 35. Perlakuan N0 pada 1 MST 79 36. Perlakuan N1 pada 1 MST 79 37. Perlakuan N2 pada 1 MST 80 38. Perlakuan N3 pada 1 MST 80 39. Perlakuan N4 pada 1 MST 80 40. Perlakuan N0 pada 2 MST 81 41. Perlakuan N1 pada 2 MST 81 42. Perlakuan N2 pada 2 MST 81 43. Perlakuan N3 pada 2 MST 81 44. Perlakuan N4 pada 2 MST 81 45. Perlakuan N0 pada 3 MST 82 46. Perlakuan N1 pada 3 MST 82 47. Perlakuan N2 pada 3 MST 82 48. Perlakuan N3 pada 3 MST 82 49. Perlakuan N4 pada 3 MST 82 50. Perlakuan N0 pada 4 MST 83 51. Perlakuan N1 pada 4 MST 83 52. Perlakuan N2 pada 4 MST 83 53. Perlakuan N3 pada 4 MST 83 54. Perlakuan N4 pada 4 MST 83 55. Hasil Terbaik pada Perlakuan N1 84 56. Hasil Terbaik pada Perlakuan N2 84 57. Hasil Terbaik pada Perlakuan N3 84 58. Hasil Terbaik pada Perlakuan N4 84 59. Hasil Terbaik pada Perlakuan N0 84 60. Pengukuran Tinggi Tanaman 84 61. Sampel Brangkasan Total Tanaman Selada 85 62. Penimbangan Brangkasan Total 85 63. Penimbangan Brangkasan Atas 85 64. Penimbangan Berat Replika Daun 85 65. Hasil Panen Terbaik Masing-masing Perlakuan 86

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selada Lactuca sativa L. merupakan tanaman sayuran daun yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seperti halnya sayuran daun lainnya, selada sudah umum dimakan mentah dan menjadi sayuran salad. Hal ini menuntut produksi harus bersih dan terbebas dari penggunaan pestisida. Sistem budidaya yang dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik yaitu dengan menggunakan teknologi hidroponik. Selada merupakan tanaman yang cocok dibudidayakan secara hidroponik Susila dan Koerniawati, 2004. Kultur hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Hidroponik merupakan teknik penanaman dalam air yang mengandung campuran hara. Hidroponik tidak terlepas dari penggunaan media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan tanaman, seperti arang sekam dan pasir Rosliani dan Sumarni, 2005. Teknologi hidroponik umumnya dilakukan di dalam greenhouse. Greenhouse digunakan untuk melindungi tanaman dari gangguan luar seperti tingginya intensitas cahaya, angin kencang, hujan deras, radiasi matahari dan kelembaban yang tinggi Prihmantoro dan Indriani, 1999. Atap greenhouse yang umumnya terbuat dari plastik akan menahan 6 sampai 20 sinar matahari langsung. Sinar ultraviolet yang berlebihan dapat merusak dan menghambat pertumbuhan tanaman Lingga, 2005. Cahaya ultraviolet UV berada pada daerah panjang gelombang dari 100 sampai 380 nm. Energi sinar yang digunakan tumbuhan untuk fotosintesis ternyata hanya 0,5 sampai 2 dari jumlah energi sinar yang tersedia. Energi yang diberikan oleh sinar itu bergantung pada kualitas panjang gelombang, intensitas banyaknya sinar per 1 cm 2 per detik, dan lama waktu Handoko dan Fajariyanti, 2008. Manipulasi sinar matahari dalam hidroponik dapat dilakukan dengan menggunakan lampu dan biasanya di dalam ruangan tertutup. Klorofil tanaman dapat menyerap dan memanfaatkan sinar pada panjang gelombang 700 sampai 400 nm. Penelitian Kobayashi et al. 2012 menunjukkan bahwa sinar biru baik untuk mempertahankan proses vegetatif tanaman dan sinar merah baik untuk meningkatkan proses gerenatif. Menurut Morrow 2008, LED dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman karena tidak mengeluarkan suhu tinggi. Pertumbuhan optimum tanaman dapat dibantu dengan penyinaran dengan panjang gelombang dan lama penyinaran dari lampu yang sesuai. Namun belum diketahui jenis lampu yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman secara optimal. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis lampu yang sesuai untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman selada dengan sistem hidroponik sumbu. Penggunaan beberapa jenis dan kombinasi lampu dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan dampak berbeda bagi pertumbuhan dan produksi tanaman selada.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis lampu terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman selada pada sistem hidroponik indoor.

1.3 Manfaat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang jenis lampu yang sesuai untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman selada pada sistem hidroponik indoor.

1.4 Hipotesis

Penggunaan beberapa jenis lampu diduga mampu memberikan pengaruh berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman selada pada sistem hidroponik indoor.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Selada Lactuca sativa L.

Selada merupakan tanaman yang berasal dari negara beriklim sedang. Tanaman selada sudah dibudidayakan sejak 500 tahun sebelum masehi. Peranan komoditas hortikultura berperan penting terhadap perkembangan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan petani, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis dan agroindustri, peningkatan ekspor dan pengurangan impor. Nilai ekonomi selada cukup tinggi sehingga tanaman ini menjadi salah satu tanaman prioritas nasional untuk mendukung perkembangan di Indonesia Rukmana, 1994. Menurut Edi dan Bobihoe 2010, selada Lactuca sativa L. merupakan sayuran daun yang berumur semusim dan termasuk dalam famili compositae yang biasa dikonsumScmi sebagai lalapan atau salad. Menurut jenisnya, selada ada yang dapat membuat krop dan ada yang tidak. Jenis yang tidak membentuk krop daun- daunnya berbentuk ”rosete”. Jenis selada yang banyak dibudidayakan adalah selada mentega dan selada krop. Selada mentega disebut juga dengan selada bokor atau selada daun, bentuk kropnya bulat lepas. Selada heading lettuce atau selada krop, bentuk krop bulat dan lonjong, kropnya padat atau kompak. Warna daun selada hijau terang sampai putih kekuningan.