Indeks kriteri reliabilitas soal adalah sebagai berikut : Tabel 4. Indeks kriteria reliabilitas soal.
Indeks Klasifikasi
0,000-0,400 Rendah
0,401-0,700 Sedang
0,701-1,000 Tinggi
E. Pedoman Penulisan Soal-Soal Tes Objektif
Menyusun tes obyektif yang baik bukanlah pekerjaan yang mudah, yang dapat dilakukan secara sembarangan. Pekerjaan ini memerluan kemampuan dan
ketrampilan profeisonal, kesungguhan, dan daya kreasi. Disamping itu latihan dan pengalaman pada umumnya mempunyai pengaruh yang sangat
mendukung. Akan tetapi pengetahuan mengenai hal-hal teknis dalam penulisan soal serta latihan menulis soal dengan menggunakan rambu-rambu
yang telah diakui baik oleh para ahli tentulah meningkatkan kemampuan tersebut Sumadi Suryabrata,1997: 2.
Menurut Sumadi 1997, menyebutkan pedoman-pedoman mengenai penulisan Soal-Soal Tes Obyektif :
1 Pedoman Umum
1. Nyatakan soal sejelas mungkin
Hanya kata-kata diluar soal tes yang dibaca orang dengan sangat kritis untuk mendapatkan kejelasan maknanya. Masalah kejelasan-kekaburan
merupakan masalah yang akut dalam soal-soal tes obyektif, karena setiap soal biasanyamerupakan unit yang terisolasi.
2. Pilihlah kata-kata yang mempunyai arti tepat
Kekurang jelasan dalam suatu soal kerapkali bersumber pada kekurang cermatan dalam memilih kata-kata. Kata-kata yang umum, seperti
pemerintah, efektif, kerja keras, dan yang sejesnisnya seringkali tidak mempunyai arti yang tepat.
3. Hindarkan pengaturan kata-kata yang kompleks atau janggal
Struktur kalimat hendaknya sesederhana mungkin. Seringkali kalimat yang kompleks dapat disederhanankan dengan cara memecahnya menjadi dua
kalimat. Berguna sekali kalau si penulis soal bertanya kepada diri sendiri apakah sebenarnya inti soal yang akan ditulisnya itu.
4. Masukan keterangan yang diperlukan sebagai dasar untuk melakukan
pemilihan jawaban Seringkali keterangan itu ada dibenak pennulis soal, tetapi tidak
diterjemahkannya secara eksplist kedalam soal. Penulis soal itu lupa bahwa individu yang berbeda darinya memerlukan keterangan itu
dinyatakan secara eksplisit. 5.
Hindarkan memasukan kata-kata yang tidak berfingsi Suatu kata atau frase tidak berfungsi kalau kata atau frase itu tidak
memberikan kontribusi kepada pemilihan jawaban. Seringkai kata-kata atau frase yang tidak relevanitu mudah sekali dimasukan dalam
pembahasan gagasan soal, tetapi setelah dikaji ternyata tidak relevan kepada keputusan pemilihan jawaban. Kadang kadang penulis
soalmungkin memasukan pernyataan pengantar sebagai usahauntuk membuat soal lebih layak atau lebih penting.
Misalnya, “Dilihat dari kacamata kelestarian lingkungan hidup, pertumbuhan penduduk indonesia cukup memprihtinkan. Misalkan
penduduk indonesia pada tahun 1962 98 juta; karena pertumbuhan yang cepat, tahun 1963 telh menjadi 100 juta. Kalau presentasi pertumbuhan
penduduk dinggap tetap maka banyaknya kematian pada tahun 1964 adalah antara?
Kalimat pertama pada contoh soal diatas sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada keputusan pemilihan jawaban. Untuk dapat menjawab
soal diatas rang tidak memerlukan informasi mengenai kaitan antara pertumbuhan penduduk dengan kelesarian lingkungan hidup. Yang
diperlukan hanyalah komputasi presentasi. Soal diatas dapat dibuat lebih jelas dengan menghilngkan klimat pengantar itu dan mengubah rumusan
kalimatnya, misalnya: “Jika penduduk Indonesia pada tahun1962 dan 1963 berturt-turut adalah
98 juta dan 100 juta, dan jika presentasi pertumbuhan penduduk dianggap tetap, maka banyaknya kematian pada tahun 1964 adalah antara?
6. Rumuskan soal setepat mungkin
Ketidak tepatan seringkali terjadi karena tidak disengaja. Unsur ini walaupun tidak mempengaruhi pemiliha jawaban yang benar atau
eliminasi jawaban yang salah, perlu dihindari. Unsur ini akan memberikan kesan si penulis soal sendiri kurang menguasai hal yang ditanyakan dan
menimbukan perasaan kurang beruntung dan diperlakukan kurang adil pada fihak pengambil tes. Sesuai taraf kesukaran soal dengan kelompok
dan tujuan yang dimaksudkan.
7. Hindarkan isyarat kearah jawaban benar yang tidak perlu.
Isyarat tidak relevan mungkin membuat soal menjadi lebih mudah atau bahkan mengubah sama sekali dasar diskriminasinya. Apabila semua
pengambil tes mengenal isyarat itu dan mereka menjawab dengan benar maka soal itu lalu tidak memiliki daya diskriminasi. Apabila hanya mereka
yang pandai yang dapat menangkap isyarat itu dan yang kurang pandai tidak mengenalnya maka soal itu tidak amat terganggu. Namun pada
umumnya sejumlah pengambil tes yang sebenarnya tidak tahu mana jawaban yang benar mengenal isyarat itu, dan karenanya lalu dapat
memilih jawaban yang benar. Dalam hal ini maka soal itu lalu menjadi lemah. Isyarat tak relevan itu dapat bermacam macam. Salah satu
contohnya adalah: Organel pencernaan pada Paramecium adalah...
a. vakuola makanan b. mitokondria
c. inti sel d. badan golgi
Jawaban A Batang tubuh soal diatas dengan jelas memberi isyarat bahwa
organel tersebut berhubungan dengan “makanan”.
F. Pedoman Penulisan Soal Pilihan Jamak
Berikut adalah pedoman penulisan soal untuk soal pilihan jamak Suryabrata, 1997: 4.