minipole. Tipe ini yang sekarang banyak digunakan karena lebih murah dari segi biaya dan lebih praktis dari segi area penempatan tower [7].
2.2.2 Shelter
Shelter BTS adalah suatu tempat yang penyimpanan perangkat-perangkat telekomunikasi. Untuk letaknya, biasanya juga tidak akan jauh dari suatu Tower atau
Menara karena adanya ketergantungan sebuah fungsi diantara keduanya, yakni shelter BTS dan Tower. Komponen – komponen yang terdapat dalam shelter antara
lain : rectifier sebagai penyearah tegangan, AC sebagai pendingin ruangan, baterai sebagai tenaga cadangan, radio transmitterreceiver sebagai pengatur slot trafik
pada BTS [6].
2.3 Pengertian Antena
Dalam sejarah komunikasi, perkembangan teknik informasi tanpa menggunakan kabel ditetapkan dengan nama antena. Antena berasal dari bahasa Latin
antena yang berarti tiang kapal layar. Dalam pengertian sederhana kata Latin ini berarti juga “penyentuh atau peraba” sehingga kalau dihubungkan dengan teknik
komunikasi berarti bahwa antena mempunyai tugas menelusuri jejak gelombang elektromagnetik, hal ini jika antena berfungsi sebagai penerima. Sedangkan jika
sebagai pemancar maka tugas antena tersebut adalah menghasilkan sinyal gelombang elektromagnetik [8].
Universitas Sumatera Utara
Antena dapat juga didefinisikan sebagai sebuah atau sekelompok konduktor yang digunakan untuk memancarkan atau meneruskan gelombang elektromagnetik
menuju ruang bebas atau menangkap gelombang elektromegnetik dari ruang bebas. Energi listrik dari pemancar dikonversi menjadi gelombang elektromagnetik dan oleh
sebuah antena yang kemudian gelombang tersebut dipancarkan menuju udara bebas. Pada penerima akhir gelombang elektromagnetik dikonversi menjadi energi listrik
dengan menggunakan antena. Gambar 2.2 menunjukkan antena sebagai pengirim dan penerima dimana antena Tx
sebagai pengirim dan Rx sebagai penerima [3].
Gambar 2.2 Antena dengan Transceiver dan Receiver [3]
2.4 Parameter Antena
Ada beberapa parameter antena yang digunakan untuk menguji atau mengukur performa antena yang akan digunakan. Antara lain direktivitas antena, gain
antena, pola radiasi antena, polarisasi antena, beamwidth antena dan bandwidth antena [2].
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Direktivitas Antena
Direktivitas antena merupakan ukuran kemampuan yang dimiliki antena untuk memusatkan energi dalam satu atau lebih ke arah khusus. Antena dapat juga
ditentukan pengarahannya tergantung dari pola radiasinya. Dalam sebuah array propagasi akan diberikan jumlah energi, gelombang radiasi akan dibawa pada suatu
arah. Elemen dalam array dapat diatur sehingga mengakibatkan perubahan pola atau distribusi energi yang memungkinkan ke semua arah omnidirectional. Elemen juga
dapat diatur sehingga radiasi energi dapat dipusatkan dalam satu arah unidirectional. Direktivitas antena merupakan perbandingan kerapatan daya
maksimum dengan kerapatan daya rata-rata. Maka dapat dituliskan pada Persamaan 2.1.
������������ = � =
��,∅�� �� ��,∅���� −����
2.1 ��, ∅���� : Intensitas Radiasi daya tiap unit sudut ruang pada Arah
Tertentu. P
�, ∅���� − ���� : Intensitas Radiasi Rata-rata dari Seluruh Permukaan.
2.4.2 Gain Antena
Gain adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan antena untuk mengarahkan atau memusatkan energi frekuensi radio dalam arah tertentu. Satuan
yang digunakan pada gain adalah desibel dB.
Universitas Sumatera Utara
Gain dari sebuah antena dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.2. ���� = � =
�
. �
2.2 Dimana :
e
: Efisiensi Antena, 0 ≤
e
≤1 D
: Direktivitas Antena Gain antena dapat diperoleh dengan mengukur daya pada main lobe dan
membandingkan dengan daya pada antena referensi. Gain antena diukur dalam desibel, bisa dalam dBi ataupun dBd. Jika antena referensi adalah sebuah dipole,
antena diukur dalam dBd. “d” di sini mewakili dipole, jadi gain antena diukur terhadap sebuah antena dipole. Jika antena referensi adalah sebuah isotropic, maka
gain antena diukur relatif terhadap sebuah antena isotropic. Gain dapat dihitung dengan membandingkan kerapatan daya maksimum
antena yang diukur dengan antena referensi yang diketahui gain-nya. Maka dapat dituliskan pada Persamaan 2.3.
� =
���� ������ ���� ������ ���� ������ ���������
� ������� ��������� 2.3
Dimana : Pmax : Daya maksimum
G : Penguatan Antena
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Pola Radiasi Antena
Pola radiasi antena didefinisikan sebagai fungsi matematik atau representasi grafik dari sifat radiasi antena sebagai fungsi dari koordinat. Pada sebagian besar
kasus, pola radiasi ditentukan di luasan wilayah dan direpresentasikan sebagai fungsi dari koordinat directional. Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal
yang dipancarkan oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh sebuah antena.
1. Pola Radiasi Antena Unidirectional
Antena unidirectional mempunyai pola radiasi yang terarah dan dapat menjangkau jarak yang relatif jauh. Gambar 2.3 merupakan gambaran secara umum
bentuk pancaran yang dihasilkan oleh antena unidirectional.
Gambar 2.3 Bentuk Pola Radiasi Antena Unidirectional [2]
Universitas Sumatera Utara
2. Pola Radiasi Antena Omnidirectional
Antena omnidirectional mempunyai pola radiasi yang digambarkan seperti bentuk kue donat dengan pusat berimpit. Antena Omnidirectional pada umumnya
mempunyai pola radiasi 360° jika dilihat pada bidang medan magnetnya. Gambar 2.4 merupakan gambaran secara umum bentuk pancaran yang dihasilkan oleh antena
omnidirectional.
Gambar 2.4
Bentuk Pola Radiasi Antena Omnidirectional [2]
2.4.4 Polarisasi Antena
Polarisasi antena merupakan perambatan radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu antena dimana arah elemen antena terhadap permukaan
bumi sebagai referensi lain. Energi yang berasal dari antena dipancarkan dalam bentuk sphere, dimana bagian kecil dari sphere disebut dengan wave front. Pada
umumnya semua titik pada gelombang depan sama dengan jarak antara antena. Selanjutnya dari antena tersebut, gelombang akan membentuk kurva yang kecil.
Universitas Sumatera Utara
Dengan mempertimbangkan jarak, right angle ke arah dimana gelombang tersebut dipancarkan, maka polarisasi dapat digambarkan pada Gambar 2.5 dimana E
merupakan arah medan listik dan M merupakan arah medan magnet.
Gambar 2.5 Polarisasi Antena [2]
2.4.5 Beamwidth Antena
Beamwidth adalah besarnya sudut berkas pancaran gelombang frekuensi radio utama main lobe yang dihitung pada titik 3 dB menurun dari puncak lobe utama.
Besarnya beamwidth ditunjukkan pada Persamaan 2.4 : � =
21.1 �.�
2.4 Dimana :
B : Beamwidth derajat
f : Frekuensi GHz
d : Diameter Antena m
y z
x
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 menunjukkan tiga daerah pancaran yaitu lobe utama main lobe, nomor 1, lobe sisi samping side lobe, nomor dua, dan lobe sisi belakang back
lobe, nomor 3. Half Power Beamwidth HPBW adalah daerah sudut yang dibatasi oleh titik-titik ½ daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimum pada lobe utama.
First Null Beamwidth FNBW adalah besar sudut bidang diantara dua arah pada main lobe yang intensitas radiasinya nol.
Gambar 2.6 Beamwidth Antena [2]
2.4.6 Bandwidth Antena
Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemancar atau penerima selalu dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut antena
dituntut harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima atau memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Bandwidth Antena [2]
Daerah frekuensi kerja dimana antena masih dapat bekerja dengan baik dinamakan bandwidth antena. Misalnya sebuah antena bekerja pada frekuensi tengah
sebesar fC, namun ia juga masih dapat bekerja dengan baik pada frekuensi f1 di bawah fC sampai dengan f2 di atas fC, maka bandwidth antena tersebut
ditunjukkan pada Persamaan 2.5 : ��
=
�
2 −
�
1
�
�
� 100 2.5
Bandwidth yang dinyatakan dalam persen seperti ini biasanya digunakan untuk menyatakan bandwidth antena yang memiliki band sempit narrow band.
Sedangkan untuk band yang lebar broad band biasanya digunakan definisi rasio antara batas frekuensi atas dengan frekuensi bawah [2].
2.5 Antena Isotropis
Antena isotropis merupakan sumber titik yang memancarkan daya ke segala arah dengan intensitas yang sama, seperti permukaan bola. Karena itu dikatakan pola
radiasi antena isotropis berbentuk bola. Antena ini tidak ada dalam dunia nyata dan
y
Universitas Sumatera Utara
hanya digunakan sebagai dasar untuk merancang dan menganalisa struktur antena yang lebih kompleks. Gambar 2.8 menunjukkan gambar antena isotropis [3].
Gambar 2.8 Antena Isotropis [3]
2.6 Antena Directional
Berdasarkan direktivitasnya, antena directional dibagi menjadi antena unidirectional dan antena omnidirectional. Antena unidirectional adalah antena yang
memancarkan dan menerima sinyal hanya dari satu arah. Sedangkan antena omnidirectional adalah antena yang memancarkan dan menerima sinyal dari segala
arah [4].
2.6.1 Antena Unidirectional
Antena unidirectional memancarkan dan menerima sinyal dari satu arah. Hal ini ditunjukkan dengan bentuk pola radisinya yang terarah. Antena unidirectional
mempunyai kemampuan direktivitas yang lebih terarah dibandingkan jenis – jenis antena lainnya. Kemampuan direktivitas ini membuat antena ini lebih banyak
x
z
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk koneksi jarak jauh. Dengan kemampuan direktivitas ini membuat antena mampu mendapatkan sinyal yang relatif kecil dan mengirimkan sinyal lebih
jauh. Umumnya antena unidirectional mempunyai spesifikasi gain tinggi tetapi beamwidth kecil. Hal ini menguntungkan karena kecilnya beamwidth menyebabkan
berkurangnya derau yang masuk ke dalam antena. Semakin kecil bidang tangkapan aperture, semakin naik selektivitas antena terhadap sinyal wireless maka semakin
sedikit derau yang ditangkap oleh antena tersebut. Beberapa macam antena unidirectional antara lain antena Yagi-Uda, antena Parabola, antena Helix, antena
Log-Periodic, dan lain – lain. Gambar 2.9 memperlihatkan beberapa contoh antena unidirectional.
Gambar 2.9 Contoh Antena Unidirectional [4]
2.6.2 Antena Omnidirectional
Antena omnidirectional memancarkan dan menerima sinyal dari segala arah dengan daya pancar yang sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain
antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal dengan
Universitas Sumatera Utara
mengabaikan pola pancaran ke atas dan ke bawah. Dengan demikian, keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak dan
biasanya digunakan untuk posisi pengguna yang melebar. Kesulitannya adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi. Antena jenis
ini biasanya digunakan untuk posisi pelanggan yang melebar. Direktivitas antena omnidirectional berada dalam arah vertikal. Bentuk pola radiasi antena
omnidirectional digambarkan seperti bentuk kue donat dengan pusat berimpit. Kebanyakan antena ini mempunyai polarisasi vertikal, meskipun tersedia juga
polarisasi yang horizontal. Antena omnidirectional dalam pengukuran sering digunakan sebagai pembanding terhadap antena yang lebih kompleks [4].
2.7 Propagasi Gelombang Radio
Propagasi gelombang radio merupakan sesuatu yang penting untuk mengetahui dan mengerti rintangan serta gangguan dalam lingkungan radio bergerak.
Pengetahuan terhadap propagasi gelombang radio juga sangat penting dalam perencanaan dan pengoperasian komunikasi dengan gelombang radio agar
komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Gelombang radio dipancarkan dari pemancarnya dalam kecepatan yang hampir mencapai kecepatan cahaya. Propagasi
dari gelombang radio ditentukan terutama oleh medium penjalaran gelombang tersebut. Propagasi gelombang radio terbagi atas [9] :
Universitas Sumatera Utara
1. Propagasi Ruang Bebas
Gelombang radio tidak dipengaruhi oleh bumi atau atmosfer. Propagasi ruang bebas sangat jarang dan hanya akan terjadi apabila pemancar dan penerima tidak
dipengaruhi oleh permukaan bumi atau objek yang dapat menyebabkan refleksi dan terjadinya penyerapan termasuk oleh pemancar dan penerima itu sendiri. Pada
Gambar 2.10 dapat dilihat gelombang radio yang ditransmisikan secara langsung dari Tx ke Rx dan ada juga gelombang radio yang diterima Rx dari gelombang pantulan
tanah.
Gambar 2.10 Gelombang Langsung dan Pantulan Tanah [9]
2. Gelombang Tanah
Gelombang tanah adalah radiasi yang dipengaruhi oleh permukaan bumi dan objek yang berada di permukaan bumi.
Universitas Sumatera Utara
Dapat dilihat pada Gambar 2.11 gelombang tanah menjalar dengan dipengaruhi oleh objek yang dapat menyebabkan terjadinya penyerapan gelombang seperti
bangunan, vegetasi, bukit, gunung dan beberapa objek yang tidak beraturan yang terdapat pada permukaan bumi.
Gambar 2.11 Gambar Permukaan Tanah [9]
3. Gelombang Troposfer
Gelombang troposfer adalah radiasi gelombang yang tetap terjaga dekat dari permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya pembelokan pada atmosfer bawah.
Jumlah pembelokan gelombang akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi gelombang. Secara umum gelombang troposfer merupakan
hasil dari penyerapan gelombang radio oleh bangunan,bukit dan gunung. 4.
Gelombang Ionosfer Gelombang ionosfer berasal dari gelombang radio yang mempunyai sudut
vertikal. Dengan pantulan yang berturut-turut dari permukaan bumi dan ionosfer maka komunikasi dapat terjadi pada jarak yang sangat jauh.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.12 menunjukkan gelombang radio yang dipancarkan Tx terjadi pada lapisan udara ionosfer yang menghasilkan pantulan berturut-turut dengan sudut
vertikal sehingga menjangkau area yang lebih luas [9].
Gambar 2.12
Gelombang Ionosfer [9]
2.8 Mekanisme Propagasi Gelombang Radio dan Pengaruhnya