Perhitungan Path Loss dengan Okumura-Hatta

4.2 Analisis Link Budget antara BTS dengan MS Antena Sektoral

Analisis link budget antara BTS dengan MS dilakukan pada antena sektoral BTS rooftop Cemara IV dengan pengguna jaringan seluler MS disekitar Cemara IV. Berdasarkan flowchart Gambar 4.1 analisis link budget dilakukan pada Coverage yang mencakup Path Loss, Effective Isotropic Radiated Power, dan Received Signal Level.

4.2.1 Perhitungan Path Loss dengan Okumura-Hatta

Pada sub bab ini nilai path loss akan dihitung dengan menggunakan metode path loss Okumura-Hatta karena metode ini sangat cocok digunakan pada daerah Cemara IV yang bersifat urban area dengan tipe kota small or medium city dengan gedung-gedung yang kurang dari 5 tingkat. Perhitungan path loss terbagi atas downlink dan uplink, dimana perhitungan path loss saat downlink dilakukan antara BTS rooftop Cemara IV Antena Sektoral dengan MS disekitar Cemara IV sedangkan perhitungan path loss saat uplink dilakukan antara MS disekitar Cemara IV dengan BTS rooftop Cemara IV. 1. Perhitungan Path Loss Okumura-Hatta saat Downlink Adapun diagram alir untuk melakukan perhitungan path loss Okumura-Hatta saat downlink dapat dijelaskan pada Gambar 4.3. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Flowchart Perhitungan Path Loss Okumura-Hatta saat Downlink Sesuai dengan diagram alir pada Gambar 4.3 dijabarkan proses untuk mencari nilai path loss Okumura-Hatta saat downlink dengan menggunakan Persamaan 3.1 dan 3.2, dimana frekuensi yang digunakan sebesar 1825 MHz, tinggi antena sektoral BTS yang digunakan ditetapkan sebesar 20 m, sedangkan tinggi antena MS yang Menghitung Jarak d Cakupan Antena Sektoral Downlink dengan Persamaan Sensitivitas MS Masukkan Nilai Ahr ke dalam persamaan L 50 Menghitung Path Loss Okumura-Hatta saat Downlink Mulai Selesai Masukkan Nilai Parameter yang telah Diketahui ke Dalam Persamaan L 50 Menghitung Faktor Koreksi Ketinggian Antena Penerima Ahr Nilai Path Loss Okumura-Hatta saat Downlink Universitas Sumatera Utara digunakan ditetapkan sebesar 1,5 m. Berikut penjabaran untuk mencari nilai path loss Okumura-Hatta saat downlink dengan menggunakan Persamaan 3.1. L 50 = [69,55 + 26,16 x logf] − 13,82 x loght − A hr + [44,9 − 6,55 x loght] x log ⁡d L 50 = [69,55 + 26,16 x log1825] − 13,82 x log20 − A hr + [44,9 − 6,55 x log20] x log ⁡d Untuk mencari nilai A hr dapat digunakan Persamaan 3.2 dengan memasukkan nilai hr ke persamaan berikut, � ℎ� = 3,2 � [log11,75 � ℎ�] 2 − 4,97 � ℎ� = 3,2 � [log11,75 � 1,5] 2 − 4,97 � ℎ� = 3,27386 � Setelah nilai A hr diperoleh, masukkan nilai A hr tersebut ke dalam Persamaan 3.1 sehingga persamaan tersebut menjadi, L 50 = [69,55 + 26,16 x log1825] − 13,82 x log20 − 3,27386 + [44,9 − 6,55 x log20] x log ⁡d L 50 = [69,55 + 85,31464] − 17,98023 − 3,27286 + [44,9 − 8,521746]log⁡d R L 50 = 154,8646 − 17,98023 − 3,27386 + 36,37825log⁡d R L 50 = 140,1583 + 36,37825log ⁡d R Universitas Sumatera Utara Maka diperoleh Persamaan L 50 � � = � � − � �������� ����� − � �� �������� − � ������ + � � − � 50 − � � + � � , karena d atau jarak cakupan coverage tidak diketahui maka dapat dicari dengan Persamaan 3.3. Nilai parameter sensitivitas antena MS sebesar -101 dBm, daya pancar RRU pada BTS sebesar 46,02 dBm, gain antena sektoral BTS sebesar 20 dBm dan gain antena MS sebesar 2 dBm, rugi-rugi pada konektor RRU, konektor antena sektoral dan rugi-rugi body dari antena MS masing-masing sebesar 0,2 dB sedangkan rugi-rugi jumper feeder dianggap 0 dB karena kabel jumper yang digunakan ±1,5 m. Maka dapat dihitung jarak d dengan menggunakan Persamaan 3.3. −101��� = 46,02 ��� − 0,2 �� − 0,2 �� − 0 �� + 20 ��� − 140,1583 + 36,37825 log � − 0,2 �� + 2 ��� −101 = 67,42 − 140,1583 − 36,37825log⁡� 36,37825 log � = −72,7383 + 101 log � = 28,2617 36,37825 log � = 0,77688 � = 5,98252 �� Jarak yang diperoleh saat downlink sebesar 5,98252 Km, sehingga dapat dihitung nilai L 50 saat downlink dengan menggunakan Persamaan L hatta . L 50 = 140,1583 + 36,37825log ⁡d Universitas Sumatera Utara L 50 = 140,1583 + 36,37825log ⁡5,98252 L 50 �������� = 140,1583 + 28,26168 L 50 �������� = 168,41998 dB 2. Perhitungan Path Loss Okumura-Hatta saat Uplink Adapun diagram alir untuk melakukan perhitungan path loss Okumura-Hatta saat downlink dapat dijelaskan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Flowchart Perhitungan Path Loss Okumura-Hatta saat Uplink Menghitung Jarak d Cakupan MS Uplink dengan Persamaan Sensitivitas BS Masukkan Nilai Ahr ke dalam persamaan L 50 Menghitung Path Loss Okumura-Hatta saat Uplink Mulai Selesai Masukkan Nilai Parameter yang telah Diketahui ke Dalam Persamaan L 50 Menghitung Faktor Koreksi Ketinggian Antena Penerima Ahr Nilai Path Loss Okumura-Hatta saat Uplink Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan diagram alir pada Gambar 4.4 dijabarkan proses untuk mencari nilai path loss Okumura-Hatta saat uplink dengan menggunakan Persamaan 3.1 dan 3.2, dimana frekuensi yang digunakan sebesar 1825 MHz, tinggi antena sektoral BTS yang digunakan ditetapkan sebesar 20 m, sedangkan tinggi antena MS yang digunakan ditetapkan sebesar 1,5 m. Berikut penjabaran untuk mencari nilai path loss Okumura-Hatta saat uplink dengan menggunakan Persamaan 3.1. L 50 = [69,55 + 26,16 x logf] − 13,82 x loght − A hr + [44,9 − 6,55 x loght] x log ⁡d L 50 = [69,55 + 26,16 x log1825] − 13,82 x log20 − A hr + [44,9 − 6,55 x log20] x log ⁡d Untuk mencari nilai A hr dapat digunakan Persamaan 3.2 dengan memasukkan nilai hr ke persamaan berikut, � ℎ� = 3,2 � [log11,75 � ℎ�] 2 − 4,97 � ℎ� = 3,2 � [log11,75 � 1,5] 2 − 4,97 � ℎ� = 3,27386 � Setelah nilai A hr diperoleh, masukkan nilai A hr tersebut ke dalam Persamaan 3.1 sehingga persamaan tersebut menjadi, L 50 = [69,55 + 26,16 x log1825] − 13,82 x log20 − 3,27386 + [44,9 − 6,55 x log20] x log ⁡d Universitas Sumatera Utara L 50 = [69,55 + 85,31464] − 17,98023 − 3,27286 + [44,9 − 8,521746]log⁡d R L 50 = 154,8646 − 17,98023 − 3,27386 + 36,37825log⁡d R L 50 = 140,1583 + 36,37825log ⁡d R Maka diperoleh Persamaan L 50 � � = � � − � �������� ����� − � �� �������� − � ������ + � � − � 50 − � � + � � , karena d atau jarak cakupan coverage tidak diketahui maka dapat dicari dengan Persamaan 3.4. Nilai parameter sensitivitas antena sektoral BTS sebesar -107 dBm, daya pancar MS sebesar 30 dBm, gain antena sektoral BTS sebesar 20 dBm dan gain antena MS sebesar 2 dBm, rugi-rugi pada konektor RRU, konektor antena sektoral dan rugi-rugi body dari antena MS masing- masing sebesar 0,2 dB sedangkan rugi-rugi jumper feeder dianggap 0 dB karena kabel jumper yang digunakan ±1,5 m. Maka dapat dihitung jarak d dengan menggunakan Persamaan 3.4. −107 ��� = 30 ��� − 0,2 �� − 0,2 �� − 0 �� + 2 ��� − 140,1583 + 36,37825 log � − 0,2 �� + 20 ��� −107 = 51,4 − 140,1583 − 36,37825log⁡� 36,37825 log � = −88,7583 + 107 log � = 18,2417 36,37825 log � = 0,50144 � = 3,17281 �� Universitas Sumatera Utara Jarak yang diperoleh saat uplink sebesar 3,17281 Km, sehingga dapat dihitung nilai L 50 saat uplink dengan menggunakan Persamaan L hatta . Berikut hasil analisis path loss Okumura-Hatta saat downlink maupun uplink yang dibuat ke dalam Tabel 4.2. L 50 = 140,1583 + 36,37825log ⁡d L 50 = 140,1583 + 36,37825log ⁡3,17281 L 50 ������ = 140,1583 + 18,24165 L 50 ������ = 158,39995 dB Tabel 4.2 Hasil Analisis Path Loss Okumura-Hatta saat Downlink dan Uplink Parameter Faktor koreksi Ahr Jarak d L hatta Downlink 3,27386 m 5,98252 Km 168,41998 dB Uplink 3,27386 m 3,17281 Km 158,39995 dB

4.2.2 Perhitungan Effective Isotropic Radiated Power EIRP

Dokumen yang terkait

Analisis Link Budget Pada Pembangunan Bts Rooftop Cemara Iv Sistem Telekomunikasi Seluler Berbasis Gsm Studi Kasus PT. Telkomsel

1 58 97

Analisis Link Budget Pada Pembangunan Bts Rooftop Cemara IV Sistem Telekomunikasi Seluler Berbasis Gsm Studi Kasus Pt. Telkomsel

2 63 97

Analisis Perhitungan Link Budget Indoor Penetration (WCDMA) Wideband Code Division Multiple Acces Dan (HSDPA) High Speed Downlink Packet Acces (Studi Kasus PT. XL AXIATA Tbk.)

3 63 66

Studi Tentang Sistem Penangkal Petir Pada BTS (Base Transceiver Station) (Aplikasi pada PT. Telkomsel - Banda Aceh)

17 124 104

Optimasi Perencanaan Jumlah Base Transceiver Station (BTS) dan Kapasitas Trafik BTS Menggunakan Pendekatan Goal Programming pada Sistem Telekomunikasi Seluler Berbasis GSM

0 1 6

PENINGKATAN KAPASITAS SEL PADA SISTEM SELULER GSM

0 0 15

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Telekomunikasi Seluler Global System for Mobile Communication (GSM) - Analisis Link Budget Pada Pembangunan Bts Rooftop Cemara Iv Sistem Telekomunikasi Seluler Berbasis Gsm Studi Kasus PT. Telkomsel

0 0 29

SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM STUDI KASUS PT TELKOMSEL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Teknik Elektro S

0 0 21

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Telekomunikasi Seluler Global System for Mobile Communication (GSM) - Analisis Link Budget Pada Pembangunan Bts Rooftop Cemara IV Sistem Telekomunikasi Seluler Berbasis Gsm Studi Kasus PT Telkomsel

0 0 29

SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM STUDI KASUS PT TELKOMSEL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Teknik Elektro S

0 0 21