Sejarah Ziarah Tinjauan Tentang Ziarah

mengunjungi makam dari orang yang telah meninggal dunia baik yang dulu semasa hidupnya kita kenal maupun tidak di kenal. Eposito 2001:195 memandang ziarah secara teknis merujuk pada aktivitas mengunjungi pemakaman dengan maksud mendo’akan bagi yang meninggal serta mengingat kematiannya.Adapun yang di maksud ziarah kubur pada penelitian ini adalah perbuatan melakukan ziarah sebagai media komunikasi transendental, yang didalamnya terdapat makam yang disucikan dan selalu dikunjungi oleh para peziarah.

2.1.9.3. Tata Cara Ziarah

Di antara yang perlu diperhatikan dalam ziarah kubur adalah: 1. Ketika masuk, sunnah menyampaikan salam kepada mereka yang telah meninggal dunia. 2. Tidak duduk di atas kuburan, serta tidak menginjaknya. 3. Tidak melakukan thawaf sekeliling kuburan dengan niat untuk ber-taqarrub ibadah. Karena thawaf hanyalah dilakukan di sekeliling Ka’bah. 4. Tidak boleh memohon pertolongan dan bantuan kepada mayit, meskipun dia seorang nabi atau wali, sebab itu termasuk syirik besar. 5. Tidak meletakkan karangan bunga atau menaburkannya di atas kuburan mayit. Karena hal itu menyerupai perbuatan orang-orang Nasrani, serta membuang-buang harta dengan tiada guna. Seandainya saja uang yang dibelanjakan untuk membeli karangan bunga itu disedekahkan kepada orang- orang fakir miskin dengan niat untuk si mayit, niscaya akan bermanfaat untuknya dan untuk orang-orang fakir miskin yang justru sangat membutuhkan uluran bantuan tersebut. 6. Dilarang membangun di atas kuburan atau menulis sesuatu dari Al- Qur’an atau syair di atasnya. Sebab hal itu dilarang, cukup meletakkan sebuah batu setinggi satu jengkal, untuk menandai kuburan.

2.1.9.4. Fungsi Ziarah

Fungsi danFaidah yang bisa dipetik dan hasil yang akan didapatkan oleh orang yang berziarah kubur, antara lain :  Memberikan nasihat bagi dirinya.  Mengingatkannya kepada kematian, balasan dan hari kiamat.  Menambahkan kebaikan baginya.  Mengambil pelajaran.  Melunakkan melembutkan hati.