Pengertian Media Tinjauan Tentang Media

2.1.11.3. Fungsi Media

Berikut merupakan fungsi dari media : 1. Fungsi pengawasan surveillance, penyediaan informasi tentang lingkungan. 2. Fungsi penghubungan correlation, dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah. 3. Fungsi pentransferan budaya transmission, adanya sosialisasi dan pendidikan. 4. Fungsi hiburan entertainment yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif fungsi dan fungsi negatif disfungsi.

2.2. Kerangka Pemikiran

2.2.1. Kerangka Teoritis

Seperti yang dikemukakan oleh pakar Ilmu Komunikasi Deddy Mulyana, Komunikasi Transendental adalah “Komunikasi antara manusia dengan Tuhan”, dan karena masuk dalam bidang agama. Lebih lanjut Deddy Mulyana mengatakan, meskipun Komunikasi Transendental paling sedikit dibicarakan dalam disiplin Ilmu Komunikasi, karena sifatnya yang tidak dapat diamati secara empiris, justru bentuk Komunikasi inilah yang terpenting bagi manusia, karena keberhasilan manusia melakukanya tidak saja menentukan nasibnya di dunia tetapi juga di akhirat. Selain definisi dan penjelasan tersebut, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa Komunikasi Transendental adalah suatu hal yang sifatnya penting dalam membentuk kesan dari suatu bentuk komunikasi yang sangat berperan dalam membentuk animo komunikan yang di dasari oleh suatu keyakinan dari suatu kebudayaan melalui suatu media yang dijadikan sebagai simbol-simbol untuk berinteraksi. Interaksi simbolik menurut perspektif interaksional, dimana merupakan salah satu perspektif yang ada dalam studi komunikasi, yang paling bersifat ”humanis” Ardianto. 2007: 40. Dimana, perspektif ini sangat menonjolkan keangungan dan maha karya nilai individu diatas pengaruh nilai-nilai yang ada selama ini. Perspektif ini menganggap setiap individu di dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, berinteraksi di tengah sosial masyarakatnya, dan menghasilkan makna ”buah pikiran” yang disepakati secara kolektif. Dan pada akhirnya, dapat dikatakan bahwa setiap bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh setiap individu, akan mempertimbangkan sisi individu tersebut, inilah salah satu ciri dari perspektif interaksional yang beraliran interaksionisme simbolik.