- Jika rhitung negatif atau r
hitung
r
tabel
maka butir soal tidak valid. Hasil  uji  validitas  instrumen  evaluasi  hasil  psikomotor  dapat  dilihat  pada  Tabel
3.8 dan hasil uji reliabilitas instrumen evaluasi hasil psikomotor dapat dilihat pada Tabel 3.8. Dapat dilihat pada Tabel 3.9 tersebut, ke-10 soal yang digunakan untuk
mengevaluasi  hasil  psikomotor,  nilai  r  hitung-nya  lebih  besar  daripada  r  tabel pada  taraf  kepercayaan
α 0,05 dengan derajat bebas df = 10 0,443. Dengan demikian  dapat  dikatakan  bahwa  ke-10  butir  soal  tersebut  valid  atau  sah.  Oleh
karena  ke-10  butir  soal  tersebut  valid,  maka  dilanjutkan  dengan  uji  reliabilitas seperti yang terlihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9   Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi hasil Psikomotor Pembelajaran fisika SMAN 1 Ambarawa Kabupaten Pringsewu
Soal Corrected Item-Total
Correlation
r
tabel
α=0,05 df=8 Keputusan
Soal 1 0,477
0,443 Valid
Soal 2 0,486
0,443 Valid
Soal 3 0,481
0,443 Valid
Soal 4 0,450
0,443 Valid
Soal 5 0,499
0,443 Valid
Soal 6 0,578
0,443 Valid
Soal 7 0,625
0,443 Valid
Soal 8 0,560
0,443 Valid
Soal 9 0,559
0,443 Valid
Soal 10 0,491
0,443 Valid
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Evaluasi hasil Psikomotor Pembelajaran fisika SMAN 1 Ambarawa Kabupaten Pringsewu
r
hitung
df  r
tabel
α=0,05  Keputusan InstrumenEvaluasiProduct
Psikomotor Pembelajaranfisika 0,830
8 0,443
Reliabel
Hasil pengujian pada Tabel  3.9 menunjukkan bahwa nilai  r hitung  sebesar 0,830 lebih besar daripada nilai r
tabel
pada taraf kesalahan α 0,05 dengan derajat bebas
df  =  8  yaitu  0,443.  Dengan  demikian  dapat  dikatakan  bahwa  soal-soal  dalam instrumen  evaluasi  hasil  psikomotor  yang  digunakan  untuk  mengumpulkan  data
dalam penelitian ini adalah reliabel. Artinya instrumen yang dibuat tersebut dapat digunakan  sebagai  alat  ukur  yang  sah  dan  memiliki  kemampuan  untuk
memberikan  hasil  pengukuran  yang  konsisten  dalam  mengukur  hasil  belajar psikomotor  pada  Pembelajaran  fisika  Sekolah  Menengah  Atas  Negeri  1
Ambarawa Kabupaten Pringsewu.
126
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan  evaluasi  yang  telah  dilakukan  pada  pembelajaran  fisika  di  Sekolah
Menengah  Atas  Negeri  1  Ambarawa  Kabupaten  Pringsewu,  secara  umum  dapat disimpulkan bahwa pembelajran fisika di sekolah tersebut berhasil dengan kategori
baik.   Sedangkan secara khusus dapat disimpulkan hal-hal berikut: 1.
Evaluasi  pada  komponen  context  di  Sekolah  Menengah  Atas  Negeri  1 Ambarawa Kabupaten Pringsewu,  lingkungan sekolah dan iklim kelas yang
memenuhi  kategori  cukup  sesuai  dengan  kriteria  permendiknas  no  24 tahun  2007,  agar  dapat  mendukung  proses  pendidikan  yang  mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas. 2.
Evaluasi  pada  komponen  input  di  Sekolah  Menengah  Atas  Negeri  1 Ambarawa Kabupaten Pringsewu, pemanfaatan sarana prasarana yang ada
di  laboratorium  belum  maksimal.  Sehingga  masih  perlu  upaya  yang dilakukan guru untuk memanfaat dalam pembelajaran fisika di sekolah.
3. Evaluasi  pada  komponen  proses  di  Sekolah  Menengah  Atas  Negeri  1
Ambarawa  Kabupaten  Pringsewu,  rancangan  pelaksanaan  pembelajaran telah  dibuat  baik  dan  sesuai  dengan  kriteria  pada  permendiknas  no.  41
tahun 2007, hanya pada pelaksanaanya belum maksimal.
127
4. Evaluasi  pada  komponen  hasil  di  Sekolah  Menengah  Atas  Negeri  1
Ambarawa  Kabupaten  Pringsewu  masih  dibawah  KKM.  Dengan kemampuan  guru  yang  ada  diharapkan  dapat  memaksimalkan  hasil
pembelajaran yang diperoleh siswa, sesuai dengan permendiknas no 66 tahun 2013penilaian otentik, depdiknas, 2013: 2
5.2 Saran atau Rekomendasi
Berdasarkan  hasil  evaluasi  yang  telah  dilakukan  terhadap  pembelajaran  fisika  di
Sekolah  Menengah  Atas  Negeri  1  Ambarawa  Kabupaten  Pringsewu,  maka disarankan bagi:
1. Guru fisika untuk: Membuat  perencanaan  pembelajaran  menggunakan  metode  yang  bervariasi
sesuaikan dengan karakteristik siswa mengacu pada permendiknas no 65 than 2013,  agar  pembelajaran  tidak  monoton  sehingga  diharapkan  hasil  belajar
fisika siswa dapat optimal, aktif dalam kegiatan pertemuan dengan guru mata pelajaran serumpun.
2. Kepala sekolah untuk dapat membuat peraturan sekolah tentang ; Pedoman tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa, termasuk
dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan. Petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di Sekolah, serta
pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib. Kode etik warga sekolah yang memuat norma tentang:
128
o Hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah dan
hubungan antara warga sekolah dengan masyarakat; o
Sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhi dan sangsi bagi yang melanggar.
Kode etik sekolah yang mengatur peserta didik memuat norma beribadah, Kode etik sekolah yang mengatur guru dan tenaga kependidikan.
3.  Dinas  Pendidikan  Tingkat  Kabupaten  Pringsewu  agar  melakukan  supervisi kepada  sekolah-sekolah  secara  terprogram  agar  dapat  memantau  keadaan
sekolah  yang  sesuai  dengan  permendiknas  no  24  dan  41  tahun  2007,  serta permendiknas  no  66  tahun  2013,  sarana  dan  prasarana  pembelajaran,  ratio
antara  jumlah  rombel  dengan  jumlah  siswa  dalam  satu  kelas,  juga  upaya- upaya  sekolah  dalam  menciptakan  lingkungan  seosial  psikologis  yang  lebih
kondusif agar mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. 4.  Peran  pengawas  dalam  pembinaan  di  satuan  pendidik  serta  rumpun  mata
pelajaran  sangatlah  penting  sebagai  patner  kerja  kepala  sekolah,  agar  terjalin kerjasama yang baik untuk memajukan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Jabar CSA,  2008.  Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arifin, Zainal.2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung :PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib, Zainal. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung:
CV. Yrama Widya. Budiningsih, A C, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta
Colin Marsh. 1996. Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited.
Cahayani, P. 2013. Studi Evaluatif Tentang Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Di Smp Negeri 3 Denpasar
Daryanto, 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional,2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Fisika SMA  MA. Jakarta: Pusat Kurikulum Dick, waLter, arey, lou and carey, James O. 2005. The Systematic Design of
Intruction. The Sixth Edition. Boston USA: Pearson Inc. Dimyati, Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Diknas, 2003. Standar dan Kompetensi Dasar, Jakarta