Tindakan: Observasi Refleksi UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR DRIBEL DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KAORGADING 2011-2012

Hasil observasi dapat disimpulkan setelah pelaksanaan dan observasi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik ini akan peneliti uraikan sebagai berikut: Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, atau bakat yang dimiliki individuatau kelompok Arikunto,2006:223 Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dribel bola secara zig-zag yang ditunjukkan kepada sampel kelas 5 siswa SD Negeri 3 Kaorgading Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Instrumen Penilaian No Komponen gerak dasar Gerak dribel Nilai 1 2 3 1 Persiapan  Sikap tubuh tegak dengan pandangan ke depan  Meletakkan salah satu kaki di depan,kanan atau kiri  Posisi tangan mengayun menyesuaikan gerakan kaki 2 Pelaksanaan  Menggunakan kaki bagian kanan saat belok ke kanan dan kaki bagian kiri saat belok ke kiri jika dribel menggunakan kaki kanan  Memiringkan badan saat berbelok guna menghindar dari rintangan  Memfokuskan perhatian pada bola dan rintangan 3 Gerakan lanjutan  Tetap menjaga penguasaan bola Jumlah skor Diadopsi dari H. Harsono, 2005:13 Keterangan : 1. Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus yang dikemukakan Subagio dalam Fajar, 2005:36 Keterangan : P = Presentasi keberhasilan F = Jumlah siswa yang melakukan gerak dengan benar N = Jumlah sampel 2. Untuk keefektifan hasil tindakan pada penelitian ini digunakan perhitungan yang dipergunakan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates dalam Fajar, 2005:37 dengan rumus sebagai berikut : E = Xn Xi x 100 Xi Keterangan : E : Efektifitas hasil belajar P = X 100 N Xn : Rerata nilai hasil siklus ketiga Xi : Rerata tes awal tes sebelumnya 3. Menyimpulkan hasil penelitian, bila perhitungan meningkat 50 keatas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.

H. Uji Hipotesis

Di dalam penelitian ini tingkatan selanjutnya adalah uji hipotesis dimana jawaban sementara dilakukan pengujian dalam bentuk praktik di lapangan dan apabila penelitian ini dilakukan tingkat keberhasilan siswa sudah melebihi 50 maka penelitian ini dihentikan, karena penelitian ini sudah dianggap tuntas.

I. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang bisa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu Griffin Nix, 1991 . Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria ketuntasan minimal adalah :

a. Tingkat kompleksitas

Kesulitan atau kerumitan indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus di capai peserta didik.

b. Kemampuan Sumber Daya Pendukung

1. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik. 2. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholder sekolah.

c. Tingkat Kemampuan Intake Rata-Rata Peserta Didik

Penetapan Intake di kelas dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru.

J. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Dribel

Proses pembelajaran ketrampilan gerak dasar passing bawah melalui siklus sebagai berikut : Tes Awal : Siswa melakukan ketrampilan gerak dasar dribel dengan melakukan gerakan menggiring bola. Siklus Pertama Rencana : - Menyiapkan RPP pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang dilaksanakan untuk 2 kali pertemuan. - Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar dribel atau menggiring bola yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan. - Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes bermain sepak bola. 15 orang, 9 putra dan 6 putri. - Membariskan siswa. - Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran. - Melakukan pemanasan - Menyiapkan perangkat kamera - Menyiapkan bola untuk pembelajaran Tindakan - Siswa di bariskan menjadi 2 berbanjar kebelakang menyesuaikan. Masing- masing anak dibarisan depan menghadapi bola yang akan didribel. - Pada saat akan menggiring bola,siswa melakukan secara bergantian. Menggiring bola ke arah depan dengan melewati rintangan kayu yang berjajar. - Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah. Observasi - Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan, dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan kamera dan mendapatkan kesimpulan. - Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar dribel atau menggiring bola anak-anak masih menggunakan ujung kaki untuk menggiring bola yang menyebabkan hasil yang kurang bagus. - Jumlah testor ada 3 orang,untuk menjaga objektivitas dalam penilaian. Refleksi - Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan. - Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar dribel atau menggiring bola gerakan mendorong bola anak-anak masih menggunakan ujung kaki sehingga gerakannya tidak sempurna, sehingga pada siklus ke 2 gerakan-gerakan yang masih salah di betulkan untuk mendapat hasil yang lebih baik. - Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua Siklus Kedua Rencana : Menyiapakan rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup yang dilaksanakan untuk 2 kali pertemuan. - Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar dribel yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan. - Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-inkator gerak dasar dribel yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan. - Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjaskes bermain sepak bola. - Membariskan siswa menjadi 3 bersab. Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran - Melakukan pemanasan - Menyiapkan kamera - Menyiapkan bola untuk pembelajaran Tindakan - Siswa dibariskan untuk persiapan melakukan dribel. - Siswa melakukan gerakan mendribel bola lurus ke depan dan kembali ke belakang secara bergantian. Lalu kembali melakukan gerakan menggiring kembali tetapi menggunakan rintangan batu bata yang telah disusun berjajar. Siswa melakukan secara bergantian - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah. Observasi - Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan, dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan kamera dan mendapatkan kesimpulan. - Pada saat observasi gerakan saat mendribel sudah benar dan gerakan saat berbelok sudah mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. - Jumlah testor ada 3 orang,untuk menjaga objektivitas dalam penilaian. Tes Akhir Siswa melakukan ketrampilan gerak dasar dribel atau menggiring bola melewati rintangan yang berjajar MOTTO Imron Cahyadi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepakbola adalah salah satu jenis olahraga yang sangat digemari oleh orang seluruh dunia, sangat universal. Selain digemari para laki-laki olah raga ini juga digemari oleh para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-anak. Sejak tahun 1990 an olahraga ini mulai digunakan untuk para wanita meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria. Olahraga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya memperebutkan sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetapi juga terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan bola untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena olah raga ini melibatkan banyak orang, tentu kerjasama team yang baik sangat dibutuhkan selain teknik bermain yang baik. Sekarang ini mungkin kita bisa melihat hanya para atlet sepak bola manca Negara yang sukses membina karier di bidang olah raga ini. Hal itu tidak sepenuhnya benar karena anak-anak Indonesia pun punya kesempatan yang sama dengan yang lain yaitu dengan cara menggali bakat serrta potensi yang ada. Semua manusia diciptakan secara sama hanya beberapa hal yang 2 membedakannya, seperti minat yang besar, usaha yang keras, dukungan yang cukup dan sarana dan prasarana yang memadai. Suka tidak suka sepak bola saat ini sudah makin bergerak menjadi sebuah industri yang menjanjikan keuntungan besar didalamnya terutama apa yang didapat dari iklan dari pertandingan yang disiarkan secara langsung. Sebuah kejuaraan sepak bola seperti liga Champion, Piala dunia, Piala AFF, bahkan Sea games menjadi sebuah momen yang ditunggu daripada sebuah pemilu.Bahkan dalam hal popularitas, para pemain sepak bola saat ini tidak kalah dengan para artis. Tontonan sepak bola telah membius semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa, bahkan wanita dan tentu saja terutama para penggilanya. Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola itu sederhana, pola permainan hanya menyerang Attack dan bertahan defence. Hanya di butuhkan seorang pelatih yang mengerti bagaimana mengatasi itu semua menjadi sebuah strategi yang jitu. Serta dibutuhkan pemain yang bisa menafsirkan strategi pelatih melalui keahlian dan keterampilan masing-masing pemain saat menggiring bola, melepas umpan, merebut bola, mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh setiap pemain untuk diterapkan dalam kerja sama antara pemain. Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di SD Negeri 3 Kaorgading khususnya pada siswa kelas 5 terdapat, sebagian besar siswa disekolah tersebut belum dapat menguasai keterampilan gerak dasar dribel dengan baik dan benar seperti teknik menggiring saat perkeneaan kaki dengan bola, saat berbelok menggunakan kaki yang mana dan cara memposisikan tubuh saat melakukan dribel sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal pokok dan 3 paling mendasar yang perlu ditingkatkan adalah kurangnya penguasaaan teknik gerak dasar dribel dengan baik dan benar seperti teknik menggiring, perkenaan kaki dengan bola, dan berbelok atau zig-zag. Kesemuanya ini dapat dilihat dari penilaian yang sudah dilakukan secara obyektif hanya sekitar beberapa siswa saja yang dapat melakukan, selebihnya penguasaan gerak dasar dribel jauh siswa masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan penilaian yang rata- rata siswa masih mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang sudah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, cabang olah raga sepak bola menarik untuk dikaji bersama sehingga perkembangan sepak bola Indonesia semakin diminati masyarakat sekaligus sebagai bahan untuk memacu perkembangan anak-anak Indonesia ke level yang lebih baik. Masalah yang khusus menarik untuk dibahas Permainan Sepak Bola menggunakan media audio visual Pada Siswa Kelas V SDN 3 Kaorgading tahun ajaran 20112012 .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Dalam proses belajar siswa masih belum menguasai cara mempertahankan bola saat mendribel . 2. Siswa belum dapat melakukan gerak berbelok saat mendribel. 3. Siswa masih belum dapat menguasai teknik perkenaan kaki dengan bola saat mendribel. 4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Apakah media audio visual dapat meningkatkan kemampuan dribel pada siswa kelas V SDN 3 Kaorgading?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada siswa setelah menggunakan media audio visual. 2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada siswa setelah menggunakan media audio visual.

E. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat: 1. Bagi Siswa Upaya meningkatkan ketrampilan gerak dasar dribel dengan media audio visual yang menarik dan menyenangkan kemudian menunjang dalam pencapaian kemampuan gerak spesialisasi pada usia dewasa. 2. Bagi Guru Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan erkembangan anak, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran. 3. Bagi Peneliti 5 Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan gerak dasar dribel siswa.dan juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran pendidikan jasmani dimasa yang akan datang. 4. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Anak dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran. Thompson 1993:38 menjelaskan bahwa anak bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa. Anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang sangat khusus.untuk itu perlu diipelajari bagaimana anak tumbuh, berkembang dan belajar, apa kebutuhan dan apa minatnya. Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan landasan dalam menentukan alternative model pembelajaran yang cocok sehingga proses belajar mengajar lebih efektif, agar kemampuan anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin.

B. Model Pembelajaran

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.Menurut Soekamto dan Winataputra 19961997, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman 7 belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur. Menurut Ismail 2002:11 model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu,yaitu 1 rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya; 2 tujuan pembelajaran yang akan dicapai;3 tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat terlaksana secara berhasil; 4 lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai. Model pembelajaran adalah sebuah perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk menjabarkan kurikulum, untuk merancang materi pembelajaran dan untuk memandu kegiatan pembelajaran didalam kelas atau seting kelas yang lain. Ahmad H. P, 2005:15 Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap, sistematis dan terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran. Melihat fakta diatas maka jelaslah bahwa guru pendidkan jasmani perlu menerapkan model - model pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya meningkatkan mutu pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya 8 meningkatkan mutu pembelajaran penjaskes disekolah yang menarik, inovatif, dan kreatif dan disesuaikandengan perkembangan jiwa peserta didik. Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi pendidikan jasmani disekolah dengan pencapaian tujuan pendidikanya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan penggunaan alat bantu diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan dapat meningkatkan motivasi atau semangat anak untuk melakukan gerak.

A. Gerak Dasar

Sepakbola modern saat ini dilakukan dengan keterampilan lari dan operan bola dengan gerakan-gerakan yang sederhana disertai dengan kecepatan dan ketepatan. Aktivitas dalam permainan sepakbola tersebut dikenal dengan nama dribbling menggiring bola. Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus di atas tanah.Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan- pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Tujuan menggiring bola antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Dalam pengertian lain dribel atau menggiring bola adalah menguasai bola dengan berlari dan tetap menjaga posisi bola agar tetap berada dekat dan dalam penguasaan kita. Teknik drible ini biasanya digunakan untuk melewati 9 atau mengecoh lawan. Misalnya dengan melakukan latihan drible dengan cara yang bervariasi, contohnya membuat 4 sampai 5 penghalang berjarak sama, kemudian mulai mendrible bola menggiring melewati penghalang tersebut dengan gerakan zig-zag. Dengan mengusahakan bola jangan sampai menyentuh penghalang. Pada awal latihan, penghalang bisa dibuat dengan jarak yang agak lebar. Jika sudah merasa lancar jarak penghalang bisa dipersempit.

B. Menggiring atau Dribel

Bagi seorang pemain sepak bola profesional kemampuan dribel atau menggiring bola yang baik adalah sebuah modal untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Secara umum dribel berfungsi untuk menjaga bola tetap ada dalam penjagaan kita. Dribel yang baik akan mmemudahkan untuk melakukan yang lainnya seperti mengumpan, menembak dan melewati hadangan lawan.Untuk bisa menggiring bola dengan baik harus terlebih dahulu bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik. Dengan kata lain, seorang pemain tidak akan bisa menggiring bola dengan baik apabila belum bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik. Berikut ini dapat penulis jelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan teknik menggiring bola dribbling yang di kutip dari sebuah situs internetzoudhasblog.wordpress.com: 10 - Kelebihan dribbling menggunakan kaki bagian luar yaitu bila menggunakan kaki kanan dapat mengecoh ke sebelah kiri lawan atau sebaliknya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kanan bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya. - Kelebihan dribbling menggunakan kaki bagian dalam adalah dapat mengecoh lawan ke sebelah kanan lawan apabila menggunakan kaki kanan atau sebaliknya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kiri bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya - Kelebihan dribbling menggunakan bagian punggung kaki adalah dapat menggiring bola dengan arah lurus apabila tidak ada lawan yang menghalangi. Sedangkan kelemahannya adalah kurang efektif untuk mengecoh lawan ke sebelah kiri atau sebelah kanan. Dikutip dari sebuah situs sepak bola Berikut ini adalah beberapa Tips dalam men-drible bola : 1. Pertahankan pusat gravitasi gaya berat. Pusat gravitasi sangat penting dalam skill men-drible bola.Sebagai gambaran bagaimana hal itu bekerja, coba kita tarik garis khayal atau bayangan dari batang tubuh kita ke tanah. Maka pusat tersebut akan ditempatkan di antara kedua kaki kita, apabila kita menutup kedua kaki maka garis atau pusat tersebut akan berada diluar kemudian kita akan jatuh hilang keseimbangan. Akan tetapi jika kita membuka kaki atau jongkok sedikit maka kita bisa mempertahankannya. 2. Pelajari pergerakan lawan. Sangat penting membaca dan mempelajari gerakan lawan sebelum bermain sesungguhnya. Terutama bila belum pernah bertemu, usahakan 11 memata-matai cara pergerakan secara langsung ataupun rekaman pertandingan. 3. Jangan sering memainkan gerakan drible yang sama. Ketika bermain, usahakan jangan melakukan gerakan drible yang sama lebih dari 2 dua kali pada lawan yang sama karena lawan akan cepat mempelajari gerakan tersebut. 4. Selalu melihat arah pergerakan. Jangan melihat bola saat men-drible. Tetap fokus pada arah kemana akan bergerak, juga perhatikan gerakan lawan. 5. Tetap menjaga bola dekat dengan kaki. Usahakan bola selalu dekat dengan kaki kita, bola yang terlalu jauh dari jangkauan akan mudah direbut oleh pemain lawan. 6. Gunakan kedua kaki. Apabila ingin men-drible bola dengan baik gunakan kedua kaki, maksudnya kedua kaki harus aktif secara bergantian atau variatif mengolah bola. Hal ini akan membuat lawan bingung membaca gerakan kita. 7. Jangan terlalu prediktif atau meramalkan Dalam permainan sepak bola sesungguhnya segala hal bisa saja terjadi. Oleh karena itu improvisasi dalam gerakan drible sangat diperlukan, jangan terfokus pada satu macam gerakan

C. Implementasi gerakan

Dalam penelitian tindakan kelas ini selain dengan menggunakan media audio visual sebagai saran pembelajarannya, penelitian ini menggunakan beberapa alat untuk gerakan dribel itu sendiri. Alat-alat yang digunakan pun merupakan 12 alat yang sudah dimodifikasi dikarenakan keterbatasan,alat-alat itu adalah beberapa bilah bambu yang lurus dan tempurung kelapa. Model yang digunakan adalah dengan menggunakan gerakan zig-zag yaitu dengan cara menempatkan beberapa tempurung kelapa di atas lapangan dengan jarak yang disesuaikan dan disusun secara lulus. Kemudian bambu dipasang dengan posisi sama seperti tempurung kelapa. Hasil belajar yang diukur dari gerakan dribel ini adalah dengan mengukur sejauh mana kecepatan para siswa dalam melewati rintangan-rintangan itu dan berapa kali bola yang lepas saat melewati rintangan tersebut. Sebelum memulai gerakan dribel ini,beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: - Lakukan Pemanasan. Gerakan pemanasan ini dimulai dari atas kepala sampai bawah kaki, hal ini memungkinkan saat latihan tidak mudah mengalami cidera otot. Dan dengan pemanasan otot kaki siap untuk menerima hentakan yang keras. - Menyiapkan bola dan alat halang rintang. Penempatan alat halang rintang disesuaikan dengan jangkauan kita, jangan terlalu pendek ataupun jauh. - Mulai menggiring. memulai dengan kaki menendang bola, mulai dengan gerakan pelan dan melewati alat halang rintang yang sudah di buat. Sesuaikan dengan kaki yang dianggap bisa, maksudnya jika terbiasa dengan kaki kanan gunakan kaki kanan untuk memulai menendang dan sebaliknya jika menggunakan kaki kiri. Lakukan - Memulai dengan satu kaki. Ini dilakukan agar terbiasa dengan membawa bola, caranya : jika dengan kaki kanan. Giring bola melalui telapak kaki 13 bagian depan, dan pada saat melewati penghalang pertama belokkan kekiri dengan sisi kaki bagian kiri, lalu dengan pelan untuk melewati penghalang ke dua belokkan bola ke kanan dengan sisi kaki bagian kanan dan seterusnya untuk panghalang berikutnya. - Tidak terburu-buru. Biasanya jika terburu-buruakan menghasilkan gerakan mendribling kurang sempurna, karena dilakukan tanpa menghiraukan halangan yang telahdibuat sehingga dalam gerakan akan sering menabrak halangan yang sudah dibuat, dan bagaimana jika kita melewati orang? - Melakukan gerakan kombinasi. Jika kita telah mendribling dengan baik, lakukan dengan gerakan kombinasi, hal ini dilakukan agar lawan tidak bisa menebak arah bola saat menggiring bola sehingga dengan mudah kita melewati lawan. Caranya, jika awalan menggunakan kaki kanan untuk lewati penghalang pertama dan pada saat membelok kekiri gunakan kaki kiri sebelah sisi kiri dan atur agar bola tidak jauh dari kaki. Untuk melewati penghalang kedua jalankan bola dan belokkan kekanan dengan kaki kanan sisi kanan, lakukan juga jika menggunakan awalan kaki sebelah kiri. Intinya untuk kombinasi pada saat melewati penghalang pertama digunakan kaki kiri untuk penghalang kedua dengan kaki kanan ket: dimulai kaki kanan dan sebaliknya. - Enjoy. Melakukan gerakan drible harus dilakukan dengan hati yang senang dan fokus. Misalkan jika penghalang itu adalah lawan yang akan merebut bola sehingga bagaimana caranya mengamankan bola agar tidak direbut sedangkan harus melewati lawan. 14 - Fokus. Jika fokus untuk latihan mendrible bola dalam waktu kurang dari 1 minggu bisa menghasilkan gaya dribling dengan baik. - Terapkan dan tunjukkan. Terapkan apa yang kita hasilkan dalam mendrible bola, tentunya dengan lawan yang sesungguhnya. Dan jangan takut terluka atau tertabrak.

D. Media Belajar

Sesuai dengan judul penelitian ini media yang akan digunakan adalah dengan menggunakan media audio visual. Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.Beberapa ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya, schram 1977 mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara, Briggs 1977 berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education Association 1969 15 mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar Brown 1973 yang juga dikutip Sudrajat mengengkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi tehadap efektivitas pembelajaran. Lebih lanjut Sudrajat 2007 menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya : 1. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik tentang suatu objek, disebabkan : a. objek terlalu besar; b. objek terlalu kecil; c. objek yang bergerak terlalu lambat; d. objek yang bergerak terlalu cepat; e. objek yang terlalu komplek; f. objek yang bunyinya terlalu halus; g. objek mangandung biaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. 2. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya; 3. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; 4.Media memberikan pengalaman yang integralmenyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang abstrak. 16

III. METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan penelitian. kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat- syarat yang keras maksudnya untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai karya ilmiah yang setinggi- Guna memperoleh karya yang setinggi-tingginya peneliti harus dapat mempertanggung jawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku. Menurut Margono S. 2005 Metode adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta- fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan dapat menaikkan tingkat ilmu serta teknologi.

B. Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini penulis merencanakan pelaksanaan penelitian sampai dua siklus 4x pertemuan dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan. Dalam pelaksanaanya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya. Penelitian Tindakan Kelas ini mencakup tahap Planing rencana, Observation Observasi dan Reflective Refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini : Perencanaan Refleksi Perbaikan Tindakan Rencana Observasi Refleksi Tindakan Perbaikan Observasi Rencana Refleksi Tindakan Observasi Dan seterusnya Gambar : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. Hopkins, 1993

1. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian selama satu setengah bulan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan

Dalam tahap penelitian ini terlebih dahulu melakukan perencanaan atau membuat program yang akan diteliti sehingga dalam pelaksanaanya teratur dan sesuai dengan program yang sudah dibuat.

b. Tahap melakukan tindakan

Tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan , dengan melakukan implementasi dari program yang telah dibuat sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

c. Tahap pengamatan Observasi

Pada tahap ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai instrumen.Yang paling diperhatikan dalam hal ini adalah hasil-hasil pekerjaan yang otentik.

d. Tahap refleksi

Tahap ini adalah tahapan terakhir dari siklus yang penulis rencanakan dalam penelitian ini, dengan berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan yang telah terjadi setelah adanya penelitian.

C. Definisi Operasional Penelitian

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GERAK DASAR DRIBEL DRIBEL DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GELOMBANG PANJANG WAY KANAN 2011-2012

1 27 71

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA MENDATAR DALAMBERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 MARGOYOSOSUMBEREJO T.P. 2011/2012

1 5 32

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Kutabanjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 15

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Kutabanjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 12

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM RITMIK DENGAN RANGKAIAN GERAK DASAR MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 104255 PALUH SIBAJI TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 4 24

PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KETAON BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 1 13

PENDAHULUAN PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KETAON BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 10

Penerapan media audio visual dalam pembelajaran Permainan sepakbola pada siswa kelas x Sma negeri 2 ciamis.

0 1 46

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 / 2014.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MANIPULATIF MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SD NEGERI NGOMBAKAN 2 POLOKARTO SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 1 15