Upaya Penyelesaian Sengketa Kredit Perbankan Pada Bank Swasta Di Kota Medan

Upaya Penyelesaian Sengketa Kredit Perbankan
Pada Bank Swasta Di Kota Medan
(Studi Kasus Pada PT. Bank Eksekutif Internasional Tbk. Cabang Medan)
John Marlon M. Sihombing
Program Pasca Sarjana
Program Magister Administrasi Dan Kebijaksanaan Kesehatan
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Dunia perbankan pada saat ini sangat erat kaitannya dengan perekonomian
masyarakat, terlebih lagi bagi masyarakat yang sedang membangun. Perbankan memiliki
peran strategis karena fungsi utama bank merupakan wabana yang dapat menghimpun
dana dan menyalurkannya kepada masyarakat secara efektif dan efisien untuk
meningkatkan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Seperti tertuang dalam Undang-Undang
Perbankan yang baru, yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 .
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk
lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sengketa adalah
pertengkaran, pertikaian, perselisihan dan atau dalam dunia peradilan disebut juga
sebagai perkara. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan ini berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga. Masalah paling besar yang mungkin timbul dalam
pemberian kredit ini dialami oleh semua bank di Indonesia tanpa kecuali Bank
Pemerintah dan Bank Swasta di kota Medan. Penyelesaian kredit macet yang terjadi pada
Bank Swasta diselesaikan melalui musyawarah atau negoisasi, kalau tidak bisa terlaksana
diserahkan ke Pengadilan Negeri untuk penyelesaiannya berdasarkan Keputusan
Mahkamah Agung RI. Dalam kenyataan penyelesaian kredit macet yang dilakukan oleh
Bank Swasta baik melalui musyawarah maupun Pengadilan Negeri dalam pelaksanaan
eksekusi barang jaminan mengalami hambatan-hambatan. karena itu perlu diteliti
mengenai penyelesaian kredit macet pada Bank Swasta dan kendala-kendala yang
dihadapi serta upaya-upaya penyelesaiannya.
Untuk membahas permasalahan tersebut di atas, maka dilakukan penelitian yang
bersifat deskriptif analitis. Penelitian dilakukan di kota Medan. Sebagai sampel adalah
Bank Eksekutif Internasional Cabang Medan. Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pendekatan yuridis sosiologis. Metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara kepada responden dan informan
Responden ditetapkan secara purposive ditambah informan. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan wawancara.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya

sengketa kredit perbankan dapat digolongkan menjadi 2 faktor yaitu: faktor yang berasal
dari intern dan dari faktor eksternal. Kendala-kendala yang dihadapi dalam penyelesaian
1
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara

sengketa kredit perbankan yaitu: adanya itikad tidak baik dari debitur; adanya hak
kreditur untuk menjual barang yang menjadi agunan atau jaminan dari debitur dengan
surat kuasa yang diberikan debitur berbentuk Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan (SKMHT) atau Akte Pemberian Hak Tanggungan (APHT) akan tetapi pada
saat terjadi penjualan agunan pihak debitur mengadakan perlawanan dengan mengajukan
gugatan perdata biasa; pada saat bank mengajukan eksekusi hak tanggungan melalui
Pengadilan Negeri debitur juga mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri. Upayaupaya penyelesaian sengketa kredit perbankan meliputi tindakan bank sebelum
menggunakan lembaga pengadilan dan tindakan bank dengan menggunakan lembaga
pengadilan. Penyelesaian atas sengketa perbankan di PT. Bank Eksekutif Internasional
Tbk. Cabang Medan selama ini dengan memprioritaskan melalui lembaga mediasi
(musyawarah) serta pengadilan dan tidak ada yang diselesaikan melalui lembaga
Arbitrase.
Disarankan kepada Bank Swasta untuk menghindari terjadinya kredit macet
dengan cara menerapkan prinsip-prinsip perkreditan dan juga berpedoman pada The Five
C's of Credit Analysis yaitu watak kemampuan, modal, jaminan dan kondisi ekonomi

serta analisis kredit yang baik; dalam pemberian suatu penjanjian kredit kepada debitur
hendaknya selalu melakukan pengikatan dihadapan notaris; setiap manajemen bank
bendaknya merubah kebijaksanaan (hukum) mengenai penyelesaian jika timbul sengketa
antara bank dengan nasabah debiturnya (melalui pengadilanjuga melalui lembaga
alternatif, seperti halnya melalui lembaga mediasi dan lembaga arbitrase).
Kata Kunci :
- Penyelesaian Kredit Macet
- Bank Swasta

2
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara