Profil Pemain Film Soegija

Gambar 4.6 Tokoh Hendrick Tidak semua orang Belanda diceritakan sebagai tokoh antagonis di film ini, contohnya adalah Hendrick. Hendrick adalah seorang fotografer Belanda dan sahabat Robert yang sangat bersimpati pada penderitaan rakyat Indonesia. Diceritakan bahwa Hendrick jatuh cinta pada Mariyem, sedangkan Mariyem sebenarnya menerima cinta Hendrick tetapi terjadi dilema dalam hatinya karena bagaimanapun juga Hendrick adalah seorang Belanda. Di akhir film ini juga diceritakan bahwa akhirnya Hendrick tidak bisa bersatu dengan Mariyem karena terpaksa pulang ke Belanda. Setelah tiba di Belanda Hendrick mengirimkan foto- foto yang diambilnya tentang Mariyem dan perjuangannya sebagai perawat perjuangan dengan cinta juga. Masih ada banyak tokoh-tokoh film ini seperti Lantip, salah satu umat Romo Soegija yang juga seorang komandan pasukan pejuang kemerdekaan serta Nobuzuki, seorang kolonel Jepang yang seperti Robert, Nobuzuki bagaikan mesin perang yang kejam tapi sangat suka pada anak-anak karena ia mempunyai anak yang ditinggal di Jepang. Dan masih banyak tokoh lain tapi tidak saya ceritakan saja karena hanya tampil sebentar.

E. Kelebihan dan kekurangan pada Film Soegija

Adapun kekurangan dalam film Soegija yaitu sebagai berikut : 1. Sosok Soegija pada cerita tidak terlalu jelas, karena sosoknya hanya terjadi dibeberapa adegan sehingga membuat karakter Soegija tidak merekat kuat. 2. Begitu banyak pemain dalam film ini membuat film ini tidak memperlihatkan satu pemain pun yang mendominasi penceritaan. 3. Pada pemutaran film Soegija tokoh Soegija tidak diperankan secara gamblang. Penggambaran Soegija hanya berupa potongan-potongan adegan, foto, bahkan puisi Soegija yang dia tulis pada masa itu yang terinspirasi dari Soegija. Kemudian dalam film Soegija juga ada beberapa kelebihan dalam film tersebut, diantaranya yaitu film yang lebih mengangkat aspek kemanusiaan yang universal ketimbang aspek agama, tata artistik yang mampu memikat penonton, serta pemilihan kostum dan tempat untuk setiap adegan film begitu pas dengan keadaan negara pada masa tahun 40-an. http:www.sinopsisfilmsoegija.com,diakses12082014,pukul 16:20 PM. 170

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Film berperan sebagai salah satu media massa yang dapat dijadikan sarana representasi dalam mengidentifikasi kenyataan dan peristiwa komunikasi, serta menjadi salah satu hasil kreasi budaya yang banyak memberikan gambaran- gambaran hidup dan pelajaran bagi penontonnya, kemudian kita dapat melihat sebuah realitas dalam masyarkat yang digambarkan dalam film tertentu sebagai sebuah dimensi pemaknaan lewat interpretasi dari masing-masing individu dan melihat sebuah film. Pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Identifikasi nilai-nilai religi dalam film Soegija ditemukan melalui analisis makna terlihat dalam aspek tata cara beribadah umat Katolik, pakaian kebesaran agama, perilaku keseharian umat Katolik, lagu dan latar musik kerohanian, dan pesan-pesan agama yang disampaikan melalui teks dialog yang diperlihatkan oleh sosok Soegija, para biarawan-biarawati, dan para tokoh Katolik dalam film ini. 2. Identifikasi unsur-unsur budaya pada film Soegija ditemukan beberapa unsur budaya diantaranya, budaya Jawa, Tionghoa, Jepang dan Belanda melalui analisis hermeneutika terlihat dalam aspek bahasa dan logat yang digunakan dalam berdialog pada beberapa scenes, latar musik dalam adegan, kesenian-kesenian yang menggambarkan unsur budaya seperti yang terlihat pada kesenian Jawa dalam film yang berupa wayang golek, alat musik ukulele, serta simbol-simbol budaya yang digunakan dalam tokoh-tokoh pada film Soegija.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakuakan, maka peneliti memeberikan saran saran sebagai berikut. 1. Peneliti mengharapkan kepada sineas-sineas film Indonesia agar dapat melestarikan budaya-budaya asli Indonesia melalui film yang berkualitas dan mendidik. 2. Peneliti mengharapkan agar kualitas film Indonesia dapat menjadikan masyarakat sebagai audience cerdas dan bermoral baik dari segi agama dan budaya. 3. Kepada masyarakat sebagai penonton, sebaiknya berperan aktif mengkritisi dan memilih film-film yang akan ditontonya sesuai dengan segmentasi serta konten yang terkandung dalam film tersebut. Diutamakan disesuaikan dengan kebudayaan yang kita miliki. DAFTAR PUSTAKA Bellah, Robert N. 1992. Religi Tokugawa Akar-Akar Budaya Jepang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Bertens, K, 2001, Filsafat Barat Konteporer. Jakarta: Gramedia. Canggara, Hafied. 2006. Penghantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cristya, Theresia. 2013. Representasi Nasionalisme dalam film Soegija 1005 Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro. Ende. 1995. Katekemus Gereja Katolik edisi Indonesia, Provinsi Grejani Ende, Arnoldus. Effendi , Heru. 2009 . Mari Membuat Film. Jakarta: Erlangga. Effendi, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi: Teori Dan Praktek. Bandung : PT. Remaja. Rosdakarya. Eriyanto. 2006. Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LkiS Faruk. 1994. Novel-Novel Indonesia Tradisi Balai Pustaka. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Finley, Mitch. 2007. 7 Pilar Dasar Kehidupan Kristiani. Jakarta. Fidei Press Grondin, Jean. 2007. Sejarah Hermeneutik: Dari Plato Sampai Gadamer. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Jafar, Muhammad. 2012. Representasi Budaya dalam film Red Cobex. Skripsi. Universitas Lampung. Kartodirjo, Sartono. 1993. Perkembangan Peradapan Priyayo. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Koentjaraningrat. 2009. Penghantar Ilmu Antropologi.Jakarta: Ranaka Cipta. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Koentjaraningrat. 1996. Kebudayaan Mentalis dan Pembangunan.Jakarta: Gramedia Pustaka utama Lull, James. 1998. Media, Komunikasi dan Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Marito, Stella. 2013. Potret Pluralitas dalam film Tanda Tanya. Skripsi. Universitas Lampung Masyhuri dan Zainuddin. 2008. Metidologi Penelitian - Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama Moleong, Lexi J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muskens, M.P.M., 1947. Sejarah Gereja Katolik Indonesia, Vol. IV, Pengintergrasian di Alam Indonesia, Ende, Percetakan Arnoldus. Mulyono, Edi. 2007. Belajar Hermeneutika. Yogyakarta: IRCiSoD. Nurmala Sari. 2013. Representasi Agama Katolik Dalam Film Soegija. Skripsi. Universitas Mercubuana. Said, Edwae W. 1995. Kebudayaan dan Kekuasaan Membongkar Mitos Hegemoni Barat. Bandung: Penerbit Misan Subanar, G. Budi.2003. Soegija Si Anak Betlehem Van Java. Yogyakarta. Kanisius. Suratno, Pardi. 2013. Masyarakat Jawa dan Budaya Jawa. Yogyakarta. Tiara Wacana Group. Z. M, Hidayat. 1984. Masyarakat Dan Budaya Cina Indonesia. Bandung: Tarsito. Sumber Lain : http:umum.kompasiana.com20090610pengertian-agama-secara-umumdiaksespada 04032014, 15.45 WIB. http:www.forum.detik.comaneka-ragam-budaya-Jepang-bunka-matsuri-kongaku- aiga-iro-iro-t29565.html : 05042014; 20.05 WIB http:www.sinopsisfilmsoegija.com,diakses12082014,pukul 16:20 WIB. http:Indonesiamedia.com20100430gereja-satu-kudus-katolik-apostolikdiakses 05032014,pukul 13:02 WIB.