Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Film ini disutradari oleh Garin Nugroho. Film ini dapat menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi bagi masyarakat Indonesia. Terletak pada tata artistik yang mampu memikat penonton mulai dari pemilihan detil kostum, make-up, sampai property yang dipakai disesuaikana dengan kondisi zaman pada saat itu. Terlihat juga sinematografi yang memukau, latar musik yang mengiringi cerita sangat mencirikan waktu dan kondisi dalam cerita, serta latar tempat yang dipilih untuk setiap adegan film begitu cocok dengan keadaan negara pada masa tahun 40-an. Selain beberapa kelebihan, terdapat juga beberapa kelemahan pada film ini, seperti sosok Soegija pada cerita tidak terlalu jelas karena sosoknya hanya terjadi di beberapa adegan sehingga membuat karakter Soegija tidak merekat kuat. Banyak pemain dalam pembuatan film ini sehingga tidak memperlihatkan satu pemainpun yang mendominasi penceritaan. Pada saat pemutaran film ini, tokoh Soegija tidak digambarkan secara detil, tetapi hanya berupa potongan-potongan adegan, foto, bahkan puisi. Film ini juga sarat dengan pesan-pesan bermakna, khususnya bagi para pemimpin dan bagi seluruh rakyat Indonesia pada umumnya dengan menampilkan otokritik untuk bangsa Indonesia. Pada film Soegija bukan hanya berupa gambaran seni semata, tetapi sebagai media penyampaian pesan pada khalayak melalui segala simbol baik berupa gambar, lagu, huruf, kata, warna yang telah disesuaikan dengan nilai-nilai dan etika pada masyarakat negara kita, selain itu mengajak kita untuk hidup menurut ajaran Sang Pencipta. Kreativitas sang sutradara dalam mengemas film ini, membuat penonton terpukau karena kita disadarkan akan sebuah kenyataan sosialitas hidup yang telah terjadi selama ini. Dalam film ini, lebih banyak meng5identifikasikan nilai religi dan budaya yang berkembang di Indonesia pada zaman penjajahan dan melukiskan kisah-kisah kemanusian di masa perang kemerdekaan bangsa Indonesia 1940-1949. Perang adalah kisah terpecahnya keluarga besar manusia dalam alur cerita film ini. Uskup Soegija adalah sosok yang tidak pernah membedakan antara agama dan bangsa. Sehingga cara pandang seperti ini yang diajarkan Soegija untuk menjadi dasar orang melihat hubungan negara dan agama sebagai mutual simbiosis. Film ini dibuat di Yogyakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah. Film Soegija diadaptasi dari kisah nyata mengenai perjuangan seorang Uskup pribumi pertama dalam gereja Katolik Indonesia di tahun 1940-an bernama Albertus Soegijapranata. Berlatar belakang penjajahan Belanda dan Jepang, Garin Nugroho ternyata juga melibatkan pemain asing yang secara nyata menjadi usaha untuk menghadirkan situasi multikultur. Keteladanan Soegija adalah oase di tengah kekeringan nilai dalam kehidupan bangsa yang perlu dilenterakan oleh pejabat, generasi muda dan tokoh agama dalam rangka menumbuhkan kenegarawanan yang tidak membedakan agama, etnik atau golongan. Dalam film Soegija masih banyak cuplikan yang menggambarkan nilai religi dan budaya yang menghibur sekaligus memberikan kita pandangan krisis yang positif. Dengan berbagai perbedaan pandangan hidup tersebut sehingga dibutuhkan sebuah analisis yang tepat untuk menggambarkan identifikasi nilai religi dan budaya di Indonesia, karena dengan suatu penelitian yang serius akan terungkap apa isi pesan dan makna dari pesan untuk menemukan dan menjabarkan pesan atau makna tersebut, maka menggunakan analisis hermeneutika yang dirasa mampu menjabarkan bagaimana identifikasi nilai religi dan budaya di Indonesia dalam setiap adegan pada film Soegija

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu : “Bagaimana identifikasi nilai religi dan budaya melalui analisis hermeneutika dalam film Soegija? ”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis identifikasi nilai religi dan budaya melalui sebuah proses interpretasi atau pemaknaan film Soegija. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini yaitu : a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan film dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, wawasan, gambaran dan informasi akan pentingnya toleransi dan saling menghargai kita menjalani kehidupan sosial. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya

Iksan 1996 mengatakan bahwa tinjauan pustaka harus mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian, teori, konsep-konsep, analisa, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan yang dilakukan orang lain. Penelitian terdahulu dalam tinjauan pustaka untuk memudahkan peneliti menentukan langkah-langkah yang sistematis. Penelitian terdahulu menjadi acuan atau gambaran untuk menunjang dan membantu proses penelitian yang akan dilakukan. Peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. Masyhuri dan zainuddin, 2008: 100 Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu yang dapat dilihat di bawah ini: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Penulis Judul Metode Konstribusi bagi Peneliti Perbedaan Peneliti 1. Theresia chrisya 2013Skrip siUniversit as Diponegoro Represtasi Nasionalis me dalam Film Soegija 100 Indonesia. Analisis Semiotik a Film merupakan sebuah perwakilan atas penggambaran realitas akan kehidupan masyarakat atau budaya yang ada dalam kehidupan manusia. Dalam film ini secara praktis memberikan wawasan masyarakat luas bahwa film ini tidak menyiarkan keagamaan melainkan penghargaan terhadap mulkuturalisme serta rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya dan perbandingan dengan meletakan nilai- nilai religi dan budaya sebagai sendi dasar dalam film Soegija. Dan dalam film ini dapat memberikan kontibusi pengembangan ilmu komunikasi media massa khususnya perfilman. Perbedaan terlihat dalam metode pendekatan kualitatif dengan menggunaka n analisis semiotika atau menganalisi s obyek yang diteliti. Dalam skripsi tersebut peneliti menggunaka n semiotika televisi John Fiske yang memasukan kode-kode sosial kedalam tiga level yaitu realitas, representasi dan ideologi. Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No. Penulis Judul Metode Konstribusi Bagi Peneliti Perbedaan Penelitian 2. Nurmala Sari 2013Skrip siUniversit as Mercubuana Represen tasi Agama Katolik Dalam Film Soegija Analisis Semiotik a Saat ini film dan juga media massa lainnya sering digunakan oleh pihak- pihak tertentu sebagai media penyampai ideologi. Digambarkan dengan simbol-simbol dari ideologi yang hendak disampaikan, sesuai dengan teori hegemoni dari Antonio Garmsci dan juga teori semiotika oleh Roland Barthes.Ideologi yang disampaikan dapat berupa ajaran agama, diantaranya agama Katolik. Dalam penelitian ini digunakan penelitian semiotika Roland Barthes dan juga teori kritis hegemoni Antonio Garmsci. Penelitian semiotika fokus terhadap penanda- penanda konotasi yang terjadi akibat sistem denotasi yang dimaknai. Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu No Penulis Judul Metode Konstribusi Bagi Peneliti Perbedaan Penelitian 3. Stella Marito Simanjuntak 2013Skrip siUniversit as Lampung Potret Pluralitas Dalam Film Tanda Tanya Analisis Hermen eutika Hasil penelitian ini menemukan represtasi unsur- unsur budaya pada film tanda tanya ditemukan melalui analisis makna dengan memperhatikan konteks latar belakang budaya yang lekat dengan film, sehingga adegan dan dialog yang ada menggambarkan unsur-unsur budaya dalam hal falsafah hidup, bahasa, keseharian dan logat daerah yang digunakan dalam tokoh-tokoh film.Hal tersebut ditunjukkan melalui bagaimana tata cara beribadah, sopan-santun dan aspek sosial yang dibawakan oleh aktor dan aktris. Perbedaan penelitian dalam sisi penelitiannya yakni ditemukan adegan atau scenes yang dimainkan oleh aktris dan aktor yang merupakan bentuk represtasi pluralitas,sehin gga dapat ditemukan bagaimana bentuk dari nilai-nilai dan unsur budaya serta agama yang ada pada film Tanda tanya.