STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA STUDI PADA PULAU PASARAN

(1)

ABSTRACT

TOURISM DEVELOPMENT STRATEGY STUDY ON PASARAN ISLAND

By

AMALIA YASMINE

This study aims to determine how the strategy of tourism development on the island of Market, as well as to get the right strategy for development in the region of Island Market.The data is taken from primary data and secondary data, where the primary data from questionnaires and interviews diperleh to the informant who has been determined and secondary sata obtained from the institutions and agencies associated with this research.

The analysis tool is by using SWOT analysis, matrix analysis of internal factor analysis summery (IFAS) and matrix analysis of external factor analysis summery (EFAS).This research results show that the strategy is the development of a tourist attraction Market Island area consists of a general strategy and specific strategies. Common strategies include: market penetration strategies and product

development. As for specific strategies include: tourist attraction development strategies, promotion of the development strategy of tourist attraction travel, sustainable tourism development strategy, strategy of institutional development and human resource development (HRD) in the field of tourism.


(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA

STUDI PADA PULAU PASARAN

Oleh Amalia Yasmine

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA STUDI PADA PULAU PASARAN

Oleh

AMALIA YASMINE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi

pengembangan pariwisata di Pulau Pasaran, serta untuk mendapatkan strategi yang tepat bagi pengembangan di wilayah Pulau Pasaran. Data yang diambil adalah data primer dan data skunder, dimana data primer diperleh dari kuesioner dan wawancara kepada narasumber yang telah ditentukan dan sata skunder yang di peroleh dari instansi dan dinas yang terkait dengan penelitian ini.

Alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode analisis SWOT, analisis matriks internal factor analysis summery (IFAS) dan analisis matriks eksternal factor analysis summery (EFAS).Hasil peneitian menunjukan bahwa Strategi pengembangan daya tarik wisata wilayah Pulau Pasaran terdiri atas strategi umum dan strategi khusus. Strategi umum meliputi: strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Adapun strategi khusus meliputi: strategi pengembangan daya tarik wisata, strategi pengembangan promosi daya tarik wisata wisata, strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan, strategi

pengembangan kelembagaan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang pariwisata.


(4)

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA STUDI PADA PULAU PASARAN

(Skripsi)

Oleh Amalia Yasmine

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Bandarlampung


(5)

(6)

(7)

Moto:

"Apabila Anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka Anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri."

(Benyamin Franklin)

“Keep focus & Fight!!!” (Amalia Yasmine)

“ I’m on a mission, no matter what the condition. Keep calm, work hard, focus and stay classy.”

( Amalia Yasmine )

“Just be your self, there is no one better.” (Taylor Swift)

“It’s not how good you are, it’s how good you want to be” “Better late than never”


(8)

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, doa serta ucapan

puji syukurku kepada Allah SWT atas kemurahan dan Ridho-Nya Kupersembahkan karya ini kepada:

Ibuku tersayang Gamaria Nasar S.E, yang telah dengan sabar dan penuh kasih sayang mendidikku, membesarkanku, medukungku, selalu memberi semangat serta wejangan yang bermanfaat, dan tiada henti mendoakanku setiap harinya didalam setiap sujud dan langkahnya hingga karya ini terselesaikan.

Paman ku Abdullah Nasar (Dulo) yang selalu memberikan doa yang tulus. Serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungannya untukku.

Orang yang Penulis Sayangi, Seluruh Sahabat dan Teman.

Almamater Fakultas Ekonomi


(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung hari Rabu, tanggal 22 September 1993

dan merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Fauzi Zafar dan Ibu Gamaria

Nasar, S.E.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Kartini Tanjung Karang pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) Kartika Jaya II-5 Bandar Lampung lulus pada tahun 2005, Sekolah lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negri 25 Bandar Lampung lulus pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Bandar Lampung lulus pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada tahun 2013, penulis mengikuti Kuliah Kunjung Lapangan (KKL) ke Bank Indonesia (BI) , Kementerian Keuangan, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah. Pada tahun 2014, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertempat di Desa Marga Sari, Labuhan Maringgai, Lampung Timur.


(11)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala ridho, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Pariwisata Studi Pada Pulau pasaran”

Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan adanya bantuan, bimbingan, pengarah dan dukungan dari berbagai pihak yang telah sangat

membantu. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. ALLAH SWT

2. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Bapak M. Husaini, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Lampung.

4. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Toto Gunarto, S.E., M.Si. selaku pembimbing atas kesediaannya memberikan bimbingan, semangat, waktu, saran, dan kritik dalam proses penulisan skripsi ini hingga terselesaikannya skripsi ini.


(12)

terselesaikannya skripsi ini.

7. Dr. Marselina Muchtar, S.E., M.P.M. selaku Pembimbing Akademik.

8. Mama ku tersayang, tercinta, terkasih yang selalu memberikan doa, fasilitas, dukungan serta semangatnya bagi penulis. I Love You Mama. Thankyou for everything.

9. Paman ku tersayang yang baik hati Om dullo, terimakasih atas doanya yang tulus dan terimakasih atas segalanya.

10.Om Aceng Syatibi yang telah meberikan masukan serta saran-sarannya. 11.Kak Badar, yang telah membantu penulis mencari data ke Pulau Pasaran. 12.Seluruh keluarga besar khususnya Mama Ijah, Mama Iyong , Mama Ella,

Mama Ntung, Mama Cacah, semua Sepupu-sepupu yang memberikan doa, semangat, masukan dan dukungannya.

13.Sahabatku tersayang DA Fancy, Feby, Gella, Windy, Lia yang memberikan kebaikan, kesetiaan, kegilaan,dan ketulusan kalian selama ini. Aku hanya manusia biasa, aku nothing tanpa kalian, You are my sugar girl, muaaach! 14.Sahabat-sahabatku, Astari, Made, Chelsi, Bekel, Taufik, yang telah

memberikan keceriaan, kekoplakan, dan dukungannya Serta Sahabatku Random & Tama.

15.Sahabat-sahabat EP 2011, Nurul, Gita Bapak, Winda, Tingut, Ari, Vina Management, Mbak Dewi Sartika, Nina, Agilta, Annisa Alifa, Dian Ayu, Yessi, Mbak Inayah, Butet, Ocha, Rahma, Indah P, Asty, Arnest, Acil, Lenna, Cahya, Iin, Nila, Enny, Caca, Ayuni, Cella, Dewi H, Irma, Mega, Nanda,


(13)

16.Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan wawasanna. 17.Seluruh staff dan Karyawan Jurusan Ekonomi Pembangunan, Ibu Hudayah

dan Ibu Yati, Mas Feri, Ma’ruf, Mas Usman,Mas Nanang, Pak De Kantin. 18.Seluruh warga serta Pengurus Pulau Pasaran, Pak Edi 1, Pak Edi 2, Pak Subur. 19.Seluruh Staff Dinas Kebudayaan dan Priwisata, khususnya Mbak Agnes yang

telah memberikan masukan & saran . Dan Seluruh staff Dinas Tata Kota Bandar Lampung, khususnya Mbak Lani.

20.Keluarga Besar Ekonomi Pembangunan Universitas Lampung dan Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya ini, terima kasih atas segala bantuan, masukan untuk penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, dan smeoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka yang telah membantu penulis menyelesaikan karya ini dan memberikan ridoh-Nya kepada kita semua. Amin

Bandarlampung, Juni 2015 Penulis,


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Kerangka Pemikiran ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 13

II.TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 15

1. Pariwisata ... 15

2. Jenis-jenis Pariwisata ... 17

3. Industri Pariwisata ... 20

4. Daya Tarik Wisata ... 23

5. Pengertian Strategi ... 25

6. Formulasi Strategi ... 27

7. Pengembangan Pariwisata ... 30

8. Strategi Pengembangan Objek Wisata Bahari ... 31

9. Penelitian Terdahulu ... 33

III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 37

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data ... 37

C. Profil Wilayah Penelitian ... 38

D. Metode Pengumpulan Data ... 39

E. Analisis Data / Evaluasi Model ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

1. Analisis Faktor Internal Wilayah Pulau Pasaran ... 46

1.1Pembobotan Analisis Faktor Internal ... 47


(15)

2. Analisis Faktor Eksternal Wilayah Pulau Pasaran ... 57 2.1 Penilaian (Rating) Faktor Internal ... 60 3. Strategi pengembangan Daya Tarik Wisata

Wilayah Pulau Pasaran ... 67 3.1Strategi Umum Pengembangan daya Tarik Wisata di

Wilayah Pulau Pasran ... 68 4. Strategi Khusus Pengembangan Daya Tarik Wisata

Wilayah Pulau Pasaran ... 71 4.1Program Pengembangan Daya Tarik Wisata

Wilayah Pulau Pasaran ... 74 4.1.1 Program Pengembangan dari strategi

SO (Strength Opportunity) ... 76 4.1.2 Program Pengembangan dari strategi

ST (Strength Threat) ... 81 4.1.3 Program Pengembangan dari strategi

WO (Weakness Opportunity) ... 85 4.1.4 Program Pengembangan dari strategi

WT (weakness Threat) ... 88

V.SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 92 B. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Matriks SWOT Pengembangan Pariwisata

Wilayah Pulau Pasaran ... L-1 2. Daftar Responden untuk wawancara dan pengisian Kuesioner .... L-3 3. Peta Administrasi Kota Bandar Lampung ... L-4 4. Kuesioner ... L-5 5. Dokumentasi ... L-8


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para ahli dan perencana pembangunan. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk juga pengusahaan obyek serta daya tarik wisata serta usaha–usaha yang terkait dengan bidang tersebut.

Pariwisata juga merupakan kegiatan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya yang dilakukan dalam waktu sementara, yang dilakukan oleh

perorangan atau kelompok dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah yang dikunjungi, tetapi untuk mendapatkan kenikmatan, mengetahui sesuatu, mencari kepuasan dan kebahagiaan dengan melakukan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam. (James J. Spillane, 1987 ). Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan serta turut membantu

menaikkan cadangan devisa dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Pembangunan pariwisata juga sebagai salah satu sektor

pembangunan yang tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sesuai dengan tujuan


(18)

pembangunan nasional. Kebijaksanaan pembangunan kepariwisataan nasional dan daerah akan diarahkan menjadi andalan bagi menggerakkan kegiatan ekonomi, sekaligus dapat berperan dalam menciptakan peluang-peluang lapangan dan kesempatan kerja.

Pariwisata mempunyai dampak dan juga manfaat yang cukup banyak, diantaranya menghasilkan devisa Negara dan memperluas lapangan kerja, sektor pariwisata juga bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan mengembangkan budaya nasional serta mempertebal rasa cinta tanah air. Apabila dihubungkan dengan pembangunan daerah maka sektor pariwisata baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi

pembangunan daerah karena hubungan antara satu daerah dengan daerah lain yang terjalin sebagai akibat dari pengembangan kegiatan pariwisata. Indonesia menempatkan bidang pariwisata sebagai prioritas untuk pembangunan

khususnya di daerah yang memiliki potensi wisata, hal ini dengan melihat keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, lautan yang luas dan disertai keadaan alam yang kaya raya dengan hasil tambang, hutan serta pemadangan alam yang indah dan latar belakang kehidupan. Selain itu pariwisata juga bisa menekan jumlah angka kemiskinan di Indonesia.

Sebagaimana diketahui bahwa pariwisata merupakan suatu industri yang dapat menciptakan kemakmuran, dalam hal :

1. Membuka lapangan kerja

2. Menambahkan pendapatan masyarakat daerah. 3. Menambahkan devisa negara


(19)

4. Merangsang pertumbuhan kebudayaan asli Indonesia. Kebudayaan yang ada di Indonesia dapat tumbuh karena adanya pariwisata.

5. Menunjang gerak pembangunan di daerah. Di daerah pariwisata banyak timbul pembangunan jalan, hotel, restoran, dan lain-lainnya sehingga pembangunan di daerah itu lebih maju.

Seperti yang tercantum dalam data tabel Produk domestik reginal bruto (PDRB) di kota Bandar Lampung dari taun 2008-2013 pada tabel 1.2, yang menunjukkan bahwa sektor jasa di kota Bandar Lampung memiliki nilai yang terus menerus meningkat. Hal ini menunjuukan bahwa sektor jasa pariwisata memiliki potensi yang terus meningkat setiap tahunnya. Dengan demikian pariwisata bisa memberikan peningkatan pendapatan khususnya di kota Bandar Lampung. Berikut adalah data Produk domestik reginal bruto (PDRB) di kota Bandar Lampung dari taun 2008-2013 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) kota Bandar Lampung.


(20)

Tabel 1.1 Produk domestik regional bruto Kota Bandar Lampung 2008-2013.

Sumber: Badan Pusat Statistik (2014)

Pengembangan program pembangunan wisata bahari yang ideal akan mengembangkan pula berbagai jenis lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat maupun masyarakat di luar wilayah (obyek) wisata bahari. Kegiatan wisata bahari yang ideal pula akan meningkatkan pelibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat setempat secara aktif didalamnya, sebab masyarakat asli itu bermukim di sekitar atau di dalam obyek wisata bahari dilakukan, memiliki lokasi wisata tersebut sesuai hak adatnya, kehidupannya masih tergantung dari potensi sumber daya alam yang ada di wilayahnya (natural no

Lapangan

usaha / sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 883.647,27 1.087.045,57 1.185.271,01 1.290.058,26 1.418.137,97 1.544.122,27 2

pertambangan

/ penggalian 130.155,05 149.286,75 165.367,62 183.426,82 204.449,81 223.039,14 3

industri

pengolahan 2.689.277,81 3.836.648,23 4.364.205,52 4.962.632,15 5.590.236,78 6.318.046,50 4 listrik, gas, air 190.871,43 219.110,51 252.868,21 289.449,80 316.765,09 345.993,28 5 Bangunan 749.030,26 902.695,94 1.017.269,97 1.186.698,70 1.415.992,62 1.675.469,93

6

perdagangan, hotel, dan

restoran 2.126.055,52 2.383.390,20 2.656.031,29 2.976.030,68 3.325.721,60 3.729.416,35

7

pengangkutan dan

komunikasi 2.753.529,36 3.503.254,07 4.004.816,84 4.617.761,75 5.343.852,27 6.068.868,61

8

keuangan, perswaan, jasa

perusahaan 1.907.984,96 2.525.758,57 3.094.100,10 3.842.071,15 4.576.841,72 5.465.354,96 9 Jasa 2.200.244,99 2.460.807,89 26.967.234,71 2.963.788,19 3.340.955,32 3.766.619,24


(21)

endowment), serta kehidupan sosial ekonominya masih sederhana sehingga perlu ditingkatkan. Kegiatan wisata bahari diharapkan akan berdampak positif terhadap kesejahteraan (pendapatan) masyarakat.

Dampak dari pembangunan pariwisata bahari terhadap kehidupan ekonomi masyarakat, khususnya pendapatan masyarakat perlu diketahui dan juga lebih dipahami dan didalami secara baik setelah program pembangunan pariwisata bahari dicanangkan di daerah ini. Faktor ini merupakan indikator penting tentang sejauh mana program pembangunan kepariwisataan menguntungkan masyarakat sesuai dengan tujuannya meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat setempat. Pemerintah daerah dalam mempertahankan kelanjutan pembangunan ekonomi di daerahnya agar membawa dampak yang

menguntungkan bagi penduduk daerah perlu memahami bahwa manajemen pembangunan daerah dapat memberikan pengaruh yang baik guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diharapkan. Bila kebijakan manajemen pembangunan tidak tepat sasaran maka akan mengakibatkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Maka manajemen pembangunan daerah mempunyai potensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi serta menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah.

Pengembangan kawasan pariwisata merupakan bagian kegiatan ekonomi yang multi dimensional yang tidak hanya mempunyai tujuan akhir berupa output ekonomi atau nilai finansial yang diperoleh tetapi juga menyangkut persoalan sosial, agama, budaya dan keamanan yang bahkan menjadi ruh pariwisata untuk dieksploitasi menjadi daya tarik wiasata yang mempunyai daya jual


(22)

tinggi. Pariwisata berkembang menjadi industri pariwisata yang melibatkan kepentingan berbagai pihak (Sphillone, J. James, 1994) yang bahkan antar daerah atau antar negara.

Lampung memiliki daratan seluas 35.367,5 km2 dan luas perairannya mencapai 51.991 km2, garis pantai membentang sepanjang 1.105 km2 serta terdiri dari 69 pulau besar dan kecil. Letak geografis Lampung yang berbatasan langsung dengan Selat Sunda dan Laut Jawa menjadikan Lampung sebagai propinsi yang menjadi gerbang utama keluar-masuk Pulau Sumatera ke pulau Jawa. Dapat diketahui bahwa dari sektor pariwisata di Lampung pada beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan dari segi kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

Di Lampung terdapat beberapa tempat pariwisata yang terkenal dan menarik, yaitu seperti Taman Nasional Way Kambas, Menara Siger, Air terjun Putri Malu, Gunung Krakatau, Taman Wisata Lembah Hijau, Taman Purbakala Pugung Raharjo dan banyak lainnya. Selain terdapat tempat wisata tersebut, di Lampung juga terdapat sangat banyak wisata pantai atau pulau yang juga menarik, yaitu Pulau pasaran, Pantai Pasir Putih, Teluk Kiluan, Pulau Kubur, Pantai Tanjung Setia, Pantai Mutun, dan lainnya. Berikut adalah data jumlah pengunjung pariwisata Kota bandar lampung menurut Dinas Pariwisata Kota Bandar lampung pada tahun 2005-2010.


(23)

Tabel 1.2 Data jumlah pengunjung pariwisata menurut Dinas Pariwisata Kota Bandar lampung pada tahun 2005-2013.

Wisatawan Lokal Asing

2005 373.222 9.854

2006 407.239 10.418

2007 449.129 7.057

2008 510.387 3.626

2009 577.804 3.628

2010 635.584 4.050

2011 541.386 6.681

2012 852.203 10.498

2013 857.189 11.574

Sumber: Dinas Priwisata Kota Bandar Lampung (2014)

Sebagian lokasi wisata itu terdapat di Kota Bandarlampung. Kota Bandarlamung memiliki banyak objek wisata seperti wisata alam, wisata kebudayaan, wisata kuliner dan lainnya. Contohnya saja Bandarlampung sangat terkenal dengan wisata alamanya yang salah satunya adalah wisata bahari. Pantai menjadi salah satu wisata unggulan Kota Bandarlampung. Ada beberapa tempat wisata di sepanjang pantai yang membatasi Kota


(24)

Bandarlampung dengan Teluk lampung, diantaranya adalah Pantai Duta Wisata dan Pantai Puri Gading disebelah barat. Dua lokasi ini menjadi tempat yang tepat untuk dikunjungi dalam berwisata. Selain itu di Kota Bandarlampung terdapat Pulau yang masih berada di sisi barat yaitu Pulau Pasaran. Pulau Pasaran merupakan pulau yang cukup banyak dikunjungi masyarakat lokal maupun asing untuk sekerdar menikmati suasana pulau ataupun untuk membeli dan melihat produksi ikan asing yang memangterdapat banyak industri ikan asin di Pulau Pasaran. Pulau pasaran juga menjadi tempat tujuan masyarakat untuk memancing karena tempatnya yang cukup nyaman untuk memancing. Pulau Pasaran terletak di kelurahan Kota Karang, kecamatan Teluk Betung Timur, pecahan kecamatan Teluk Betung Barat. Pulau Pasaran merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Bandarlampung. Pulau Pasaran dihuni oleh 140 keluarga. Terlayani listrik dari Perusahaan Listrik Negara dan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum. Sudah ada jembatan yang dapat mempermudah akses menuju Pulau Pasaran. Di sekitarnya banyak keramba yang diparkir untuk perbaikan dan juga pohon-pohon bakau. Di saat pulau-pulau lain mengalami abrasi, pulau-pulau Pasaran justru bertambah luas. Pada awalnya luas pulau ini hanya berkisar 2 hektar. Seiring bertambahnya jumlah penduduk luas pulau ini menjadi 14 hektar.

Akses menuju Pulau Pasaran dengan melalui jembatan dengan mengendarai motor hanya memerlukan waktu 15 menit dari pusat kota Bandar Lampung ke Kota Karang, Teluk Betung. Pulau Pasaran memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi seperti halnya saja hutan Mangrove yang akan dijadikan tempat wisata oleh pemerintan kota Bandar Lampung. Pulau Pasaran adalah


(25)

satu-satunya wilayah yang memliki hutan bakau didalam kota, hal tersebut juga menjadikan Pulau Pasaran bisa dikembangkan menjadi wisata hutan bakau dalam kota.

Pulau pasaran memiliki potensi Pariwisata yang cukup besar. Karena terletak di posisi yang tidak jauh dari permukiman penduduk dan mudah dijangkau pengunjung serta ditambah dengan potensi laut wilayah Pulau Pasaran yang baik, seperti makanan hasil laut ( sea food ) yang melipah seharusnya objek wisata ini dapat menjadi wisata unggulan di Kota Bandarlampung. Pulau Pasaran juga akan dikembangkan menjadi salah satu wisata bahari di kota BandarLampung. Pengembangan yang akan dilakukan oleh pemda kota bandar lampung antara lain, membuat lahan untuk dijadikan wisata kuliner bertemakan kuliner bahari, wisata hutan mangrove dalam kota, dan lain-lain.

Adanya partisipasi dan kerjasama antara Pemerintah Kota Bandar Lampung dengan masyarakat akan dapat mengembangkan pariwisata tersebut dengan cepat sehingga banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Pasaran untuk menikmati keindahan alam laut yang ada di sana. Industri pariwisata berperan dalam mengembangkan ekonomi lokal masyarakat, aktivitas perekonomian daerah akan meningkat di tandai dengan adanya masyarakat yang berjualan atau berdagang, terciptanya industri padat karya yang dapat membuka lapangan kerja yang dapat menciptakan pendapatan bagi penduduk. Untuk itu diperlukan sebuah strategi yang matang yang akan mempunyai potensi besar akan berhasil dan membawa dampak perubahan yang lebih baik di berbagai bidang. Namun obyek wisata ini belum sepenuhnya dikelola secara profesional sebagai tempat wisata bagi turis lokal maupun turis mancanegara.


(26)

Obyek wisata haruslah dirancang, dibangun serta dikelola secara profesional sehingga dapat menatik wisatawan untuk datang. Dalam membangun suatu obyek wisata haruslah dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria yang cocok dengan daerah wisata tersebut.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat perumusan strategi wisata bahari tersebut dalam sebuah karya ilmiah yang dituangkan dalam bentuk skripsi. Dan penulis memilih judul “Strategi Pengembangan Pariwisata Studi Pada Pulau Pasaran ”.

B. Perumusan Masalah

Untuk dapat memudahkan penelitian ini nantinya dan supaya peneliti dapat terarah dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam pembahasan, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian adalah “Bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata (studi pulau pasaran)” .

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui bagaimana srategi pengembangan pariwisata di Pulau Pasaran.


(27)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini secara teoritis adalah:

a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta untuk menjelaskan seperti apa strategi pengembangan Pariwisata

b. Sebagai bahan pertimbangan pengetahuan dan bacaan serta untuk refrensi penelitian selanjutnya.

c. Dapat berguna dijadikan sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran dalam Strategi Pengembangan Pariwisata khususnya bagi Pulau Pasaran.


(28)

E. Kerangka pemikiran

Analisis

Analisis lingkungan Internal (Kuesioner)

Kekuatan Kelemahan

Analisis lingkungan Eksternal (Kuesioner)

Peluang Ancaman

Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS)

Analysis SWOT

Strategi Pengembangan Pariwisata Perhitungan Analisis Faktor Internal

(Bobot, Ranking, Skor) Perhitungan Analisis Faktor External


(29)

F. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka mempaparkan keseluruhan hasil penelitian ini secara singkat dapat diketahui sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari Latar Belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini terdiri dari landasan teori yang melandasi pengertian serta

konsep-konsep mengenai pengertian pariwisata, jenis pariwisata, industri pariwisata, permintaan dan penawaran pariwisata.

BAB III DESKRIPSI LOKASI

Bab ini berisikan METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian, Informasi Penelitian, Teknik Pengumpulan Data data atau karakteristik objek penelitian yang relevan dengan topik penelitian. BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian di lapangan atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisa. Serta pada bab ini berisi gambaran umum obyek wisata di Pulau Pasaran atau lokasi penelitian, analisa data dan pembahasan.


(30)

Bab ini berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran dalam hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA


(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A . Landasan teori 1. Pariwisata

Menurut UU No.9 tahun 1990 Tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan kepariwisataan adalah sebagai berikut :

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek atau daya tarik.

Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa.


(32)

Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (2008), Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar, yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang

beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri secara ideal harus berlandaskan pada empat prinsip dasar, yaitu:

Kelangsungan ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus menjamin agar terciptanya pemeliharaan dan proteksi terhadap sumberdaya alam yang akan menjadi daya tarik pariwisata, seperti lingkungan laut, hutan, pantai, danau, dan sungai.

Kelangsungan kehidupan sosial dan budaya, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus mampu meningkatkan peran masyarakat dalam pengawasan tata kehidupan melalui sistem nilai yang dianut masyarakat setempat sebagai identitas masyarakat tersebut.

Kelangsungan ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus dapat menciptakan kesempatan kerja bagi semua pihak untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi melalui suatu sistem ekonomi yang sehat dan kompetitif.


(33)

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata.

Dengan demikian, pengembangan pariwisata (yang berkelanjutan) perlu didukung dengan perencanaan yang matang dan harus mencerminkan tiga dimensi kepentingan, yaitu industri pariwisata, daya dukung lingkungan (sumber daya alam), dan masyarakat setempat dengan sasaran untuk peningkatan kualitas hidup.

2. Jenis-jenis Pariwisata

Walaupun banyak jenis wisata ditentukan menurut motif tujuan perjalanan, menurut James J. Spillane (1987 : 28-31) dapat juga dibedakan adanya beberapa jenis pariwisata khusus sebagai berikut :

Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism) Pariwisata untuk menikmati perjalanan dilakukan untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi keingintahuan, mengendorkan ketegangan saraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, dan mendapatkan kedamaian.

Pariwisata Untuk Rekreasi (Recreation Tourism) Pariwisata untuk rekreasi dilakukan sebagai pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kesegaran jasmani dan rohani dan menyegarkan keletihan.


(34)

Pariwisata Untuk Kebudayaan (Cultural Tourism) Pariwisata untuk kebudayaan ditandai serangkaian motivasi seperti keinginan

belajar di pusat riset, mempelajari adat-istiadat, mengunjungi monumen bersejarah dan peninggalan purbakala dan ikut festival seni musik.

Pariwisata Untuk Olah Raga (Sports Tourism) Pariwisata untuk olahraga dibagi menjadi dua kategori, yakni pariwisata olahraga besar seperti Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games serta buat mereka yang ingin berlatih atau mempraktikkan sendiri, seperti mendaki gunung, panjat tebing, berkuda, berburu, rafting, dan memancing.

Pariwisata Untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism) Pariwisata untuk urusan usaha dagang umumnya dilakukan para pengusaha atau industrialis antara lain mencakup kunjungan ke pameran dan instalasi teknis.

Pariwisata Untuk Berkonvensi (Convention Tourism) Pariwisata untuk berkonvensi berhubungan dengan konferensi, simposium, sidang dan seminar internasional.

Jenis-jenis pariwisata ditinjau dari obyek yang dikunjungi, diantaranya adalah:

Wisata Alam, yaitu kegiatan mengunjungi suatu obyek wisata yang berupa keindahan alam antara lain pegunungan, pantai, lembah, dsb.


(35)

Wisata Budaya, di definisikan sebagai perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup

seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat,

kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka (karakteristik suatu komunitas).

Wisata Agama, adalah dimana seseorang atau sekelompok orang yang bepergian ke suatu daerah dengan memiliki tujuan untuk mengunjungi tempat-tempat religious yang sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing seperti tempat ibadah, ziarah ke makam ataupun ke tempat-tempat keramat.

Wisata Ziarah, bisa dikatakan sebagai salah satu bagian dari wisata religi, bahkan pengertian wisata ziarah hamper sama dengan pengertian wisata religi, yaitu menitikberatkan pada keagamaan dan mengunjungi tetmpat-tempat keagamaan, perjalanan secara fisik ini mencerminkan perjalanan spiritual.

Wisata Belanja, kegiatan mengunjungi tempat atau pusat-pusat penjualan barang/produk.

Wisata Satwa, biasanya menunjukkan hewan dalam habitat alamiah mereka.

Wisata Sejarah, umumnya berupa kunjungan ke tempat-tempat yang dianggap bersejarah.


(36)

Wisata Arkeologi, berkenaan dengan situs-situs arkeologi,

museum, candi dan tempat yang memiliki peninggalan arkeologi.

3. Industri Pariwisata

Christie Mill dan Marrison dalam Oka A. Yoeti (2008) mengatakan bahwa “Pariwisata merupakan suatu gejala atau fenomena yang sukar dijelaskan. Bisa salah mengartikan pariwisata sebagai suatu industri, karena ide sebenarnya untuk memberikan satu kesatuan ide tentang pariwisata itu, sehingga dengan demikian kesannya dilihat dari sudut pandang politis dan ekonomis akan lebih menarik dan mendapatkan dukungan orang banyak”.

Gambaran pariwisata sebagai suatu industri diberikan hanya untuk menggambarkan pariwisata secara konkret, dengan demikian dapat memberikan pengertian yang lebih jelas. Jadi industri pariwisata itu lebih banyak bertujuan untuk meyakinkan orang-orang bahwa pariwisata itu memberikan dampak positif dalam perekonomian, terutama dampak dari multiplier effect yang ditimbulkannya. Pariwisata sebagai suatu industri tidak seperti industri manufaktur yang diketahui, tapi industri partiwisata tidak berdiri sendiri dan lebih bersifat tidak berwujud, itu pula industri pariwisata disebut sebagai indsutri tanpa cerobong asap (smokeless industry) (Oka A. Yoeti, 2008).


(37)

Ada beberapa ciri-ciri industri pariwisata menurut Oka A. Yoeti (2008) yaitu:

Service Industry

Pariwisata disebut sebagai industri jasa. Seperti diketahui, masing-masing perusahaan yang membentuk industri pariwisata adalah perusahaan jasa (service industry) yang masing-masing bekerja sama menghasilkan produk (good and service) yang dibutuhkan wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukannya pada suatu daerah tujuan wisata (DTW).

Labor Intensive

Yang dimaksudkan dengan labor intensive pariwisata sebagai suatu industri: banyak menyerap tenaga kerja.

Capital Intensive

Industri pariwisata disebut sebagai capital intensive maksudnya, untuk membangun saran prasarana industri pariwisata diperlukan modal yang besar untuk investasi, akan tetapi dilain pihak pengembalian modal yang diinvestasikan itu relatif lama dibandingkan dengan industri manufaktur lainnya.

Sensitive

Industri pariwisata itu sangat peka sekali terhadap keamanan

(security) dan kenyamanan (comfortably). Kita mengetahui wisatawan itu adalah orang-orang yang melakukan perjalanan untuk mencari


(38)

kesenangan. Dalam mencari kesenangan itu tidak seorang pun yang mau mengambil resiko mati atau menderita dalam perjalanan yang mereka lakukan.

Seasonal

Industri pariwisata itu sangat dipengaruhi oleh musim. Bila datang saatnya masa liburan (holiday), terjadi peak season, semua kapasitas terjual habis. Sebaliknya bila musim libur selesai, semua kapasitas terbengkelai (idle), kamar-kamar hotel kosong, restoran dan taman rekreasi sepi pengunjung.

Sebagai industri yang kompleks, industri pariwisata berbeda dengan industri-industri lain. Menurut Spillane (1987 : 87-88) ada beberapa sifat yang khusus mengenai industri pariwisata yaitu:

Produk wisata mempunya ciri bahwa ia tidak dapat dipindahkan. Orang tidak bisa membawa produk wisata pada langganan, tetapi langganan itu sendiri harus mengunjungi, mengalami dan datang untuk menikmati produk wisata itu.

Dalam pariwisata produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang sama. Tanpa langganan yang sedang mempergunakan jasa-jasa itu tidak akan terjadi produksi.

Sebagai suatu jasa, maka pariwisata memiliki berbagai ragam bentuk. Oleh karena itu, dalam bidang pariwisata tidak ada standar ukuran yang objektif, sebagaimana produk lain yang nyata


(39)

misalnya ada panjang, lebar, isi, kapasitas, dan sebagainya seperti pada sebuah mobil.

Langganan tidak dapat mencicipi produk itu sebelumnya bahkan tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu sebelumnya. Yang dapat dilihat hanya brosur-brosur, gambar-gambar.

Dari segi usaha, produk wisata merupakan usaha yang

mengandung risiko besar. Industri wisata memerlukan penanaman modal yang besar, sedang permintaan sangat peka terhadap perubahan situasi ekonomi, politik, sikap masyarakat atau kesenangan wisatawan dan sebagainya.

4. Daya Tarik Wisata

Secara garis besar menurut Oka A. Yoeti (2008: 167) ada empat kelompok yang merupakan daya tarik bagi wisatawan datang pada suatu DTW, yaitu:

Natural Attractions

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: pemandangan (landscape), pemandangan laut (seascape), pantai (beaches), danau (lakes), air terjun (waterfall), kebun raya (National Parks), agrowisata (agrotourism), gunung berapi (volcanos), dan flora dan fauna.


(40)

Build Attractions

Termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah bangunan

(buildings), dengan arsitek yang menarik, seperti rumah adat dan yang termasuk bangunan kuno dan modern seperti Forbiden City (China), Big Ben (London), Jam Gadang (Bukittinggi), Museum, maupun TMII.

Cultural Attractions

Dalam kelompok ini termasuk diantaranya: peninggalan sejarah (historical building), cerita-cerita rakyat (folklore), kesenian

tradisional (traditiona l dances), museum, upacara keagamaan, festival kesenian, dan semacamnya.

Sosial Attractions

Tata cara hidup suatu masyarakat (the way of life), ragam bahasa (languange), upacara perkawinan, potong gigi, khitanan, dan kegiatan sosial lainnya.

Menurut Inskeep dalam Said Keliwer (2011), pengelolaan pariwisata akan berhasil dengan baik jika penerapan komponen-komponen pariwisata dilakukan secara integratif, yaitu (1) pengelolaan menyangkut aktivitas dan atraksi wisata; (2) pengelolaan tentang transportasi; (3) pengelolaan tentang akomodasi yang baik dan nyaman; (4) Pengelolaan tentang elemen-elemen institusional; (5) Perencanaan tentang infrastruktur lainnya; (6) pengelolaan tentang pelayanan dan fasilitas wisata lainnya.


(41)

Berdasarkan penjelasan dari Inskeep tentang pengelolaan pariwisata yang baik, untuk keberhasilan dalam pengembangan pariwisata dibutuhkan komponen-komponen pariwisata, yaitu dengan

mengembangkan aspek infrastruktur yang diantaranya dapat dilakukan dengan pengelolaan menyangkut aktivitas dan atraksi wisata,

pengelolaan tentang akomodasi yang baik dan nyaman, perencanaan tentang infrastruktur dan pengelolaan tentang pelayanan dan fasilitas wisata.

5. Pengertian Strategi

Strategi adalah turunan dari bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah komandan perang dalam jaman tersebut. Adapun pada pengertiannya saat ini, strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah ”kemenangan”.

Menurut Glueck dan Jauch, strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

Sehingga dapat kita simpulkan pengertian Strategi secara umum dan khusus, yaitu:


(42)

a) Pengertian Umum

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. b) Pengertian khusus

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Saat ini ada sebuah pencampuradukkan kata antara strategi dengan taktik. Dalam hal pengertian, taktik bukanlah sebuah strategi, namun taktik ada di dalam strategi. Taktik ini memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dengan waktu yang lebih singkat.

Untuk memudahkan pengertian antara strategi dan taktik, kita bisa menggunakan kata tanya “apa” dan “bagaimana”. Jika kita akan memutuskan “apa” yang seharusnya kita lakukan maka kita akan memutuskan suatu strategi. Jika kita akan memutuskan “bagaimana” untuk mengerjakan sesuatu maka itulah yang dinamakan taktik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa taktik merupakan penjabaran operasional jangka pendek dari strategi agar strategi tersebut dapat diterapkan. Dari uraian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa strategi memiliki beberapa sifat, yaitu :


(43)

a. Menyatu (unified) yaitu : menyatukan seluruh bagian-bagian dalam organisasi.

b. Menyeluruh (comprehensif) yaitu : mencakup seluruh aspek dalam organisasi.

c. Integral (integrated) yaitu : seluruh strategi akan cocok / sesuai untuk seluruh tingkatan (corporate, business and functional).

6. Formulasi Strategi

Formulasi atau perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.

Ada 3 landasan strategi yang dapat membantu organisasi memiliki keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Adapun yang biasa digunakan untuk membuat strategi adalah dengan menggunakan Analisis SWOT (Strengh, Weakness,

Opportunity, Threat).

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari


(44)

strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

Strengths (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Pemetaan analisis SWOT dibuat dalam bentuk tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan


(45)

Weakness dengan faktor luar yang meliputi Opportunity dan Threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Selain pemilihan alternatif analisis SWOT juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. Dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi Weakness dan Threat.

Berikut adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan strategi yaitu:

Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.


(46)

Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

Banyak faktor mempengaruhi pelaksanaan strategi, seperti faktor kepemimpinan, faktor komunikasi dalam organisasi, faktor konflik, sistem imbalan, sisntem kontrol, dan faktor sumber daya manusia. yang penting, organisasi harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap proses pembelajaran terus-menerus.

7. Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata adalah pembangunan yang didukung secara ekologis dalam jangka panjang, sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial. Potensi sumberdaya wisata Kabupaten Tapanuli Tengah sekaligus potensi pasar wisatawan yang tersebar tidak merata di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, serta kondisi lingkungan fisik, sosial, budaya, maupun ekonomi beragam menyebabkan pengembangan pariwisata yang sesuai dengan kerangka pembangunan berkelanjutan menjadi tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Pengembangan wilayah melihat sektor-sektor sebagai suatu sistem yang saling berkaitan, ekonomi yang utama di suatu wilayah perlu

dikembangkan dalam kerangka saling melengkapi dan mendukung dengan sektor lain. Pariwisata sangat multisektoral dan tidak dapat maju dan


(47)

berkembang dengan sendirinya tanpa dukungan dari sektor lain. Di lain pihak, sektor lain pun dapat memanfaatkan pariwisata sebagai energi pengerak secara positif sehingga saling mendukung dan menguntungkan. Dengan kreativitas dan inovasi perencanaan, pariwisata dapat dikembangkan seiring dengan sektor lainnya tanpa harus memunculkan konflik. Oleh karena itu pengembangan pariwisata Pulau Pasaran harus:

Dikaitkan dan diselaraskan dengan sektor ekonomi dasar yang berkembang atau berpotensi di daerah yang bersangkutan.

Secara kreatif menggali potensi, baik yang tangible (teraba) maupun intagible (tak teraba) dan potensi sumberdaya sektor-sektor di wilayah.

Bekerjasama dan berkoordinasi dengan sektor lain dalam berbagai tahapan perencanaan, implementasi dan pengawasan pembangunan serta dengan jelas menguraikan 'siapa melakukan apa’ diantara sektor-sektor yang ada.

8. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Bahari

Pengembangan pariwisata bahari pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan memanfaatkan objek serta daya tarik wisata bahari di kawasan pesisir dan lautan Indonesia, berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias. Objek wisata bahari lainnya yang berpotensi besar adalah wilayah pantai. Pada umumnya, Indonesia memiliki kondisi pantai yang indah dan alami. Di antaranya adalah pantai di Pulau Pisang, Lampung Barat, Nusa Dua Bali dan pantai terjal berbatu


(48)

di selatan Pulau Lombok. Wilayah pantai menawarkan jasa dalam bentuk panorama pantai yang indah, tempat pemandian yang bersih dan juga tempat untuk melakukan kegiatan berselancar air atau

surfing. Terutama pada pantai yang landai, memiliki ombak yang besar dan berkesinambungan.

Terdapat dua faktor penting dalam strategi pembangunan kegiatan pariwisata nasional. Pertama, faktor internal berupa strategi terukur manajemen daya tarik objek wisata, yang terkait mulai dari aspek teknis, strategi jasa pelayanan sampai kepada strategi penawaran. Kedua, faktor eksternal berupa dukungan perangkat kebijakan dari pemerintah serta penciptaan iklim keamanan yang kondusif bagi kegiatan pariwisata di Indonesia. Sehingga secara ringkas dapat dikatakan bahwa untuk menyusun sebuah strategi dalam

kepariwisataan, perlu dilakukan amalisa terhadap lingkungan eksternal dan lingkungan internal lingkungan objek wisata tersebut. Lingkungan internal akan menggambarkan kekuatan dan kelemahan dari objek, sedangkan analisa eksternal akan menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh objek tersebut.


(49)

9. Penelitian Terdahulu

Tabel 2. Ringkasan Hasil Penelitian Empirik.

No Penulis/Judul Tujuan Alat Analisis Kesimpulan 1 Ardhika

Sukmasakti (2012) / STRATEGI PENGEMBA NGAN OBYEK WISATA BATIK KOTA PEKALONG AN Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gabaran mengenai pengembangan obek wisata batik di Kota Pekalongan dan untuk menganalisis strategi pengembangan obyek wisata batik Kota Pekalongan. Menggunakan metode analisis SWOT & AHP

Berdasarkan hasil analisis AHP yang dilakukan terhadap responden key informans dan pengunjung

wisatawan, kriteria yang tepat untuk mengembangkan obyek wisata batik di Kota Pekalongan adalah dari aspek promosi, yang kedua dari aspek

infrastruktur dan yang terakhir adalah dari aspek kelembagaan. Dari kriteria aspek tersebut, memunculkan tiga alternatif tertinggi yang berasal dari aspek promosi yang dapat dilakukan dalam pergelaran wisata batik Kota Pekalongan adalah yang pertama, menggelar festival batik nasional dan internasional. Yang kedua yaitu

melakukan promosi melalui paket wisata dan yang ketiga yaitu menjalin kerjasama dengan pihak swasta. 2 Chairil N

Siregar (2008) / Tujuan utama dari penelitian ini adalah Menggunakan pendekatan metode

Potensi daerah yang dimiliki oleh


(50)

ANALISIS POTENSI DAERAH PULAU-PULAU TERPENCIL DALAM RANGKA MENINGKA TKAN KETAHANA N, KEAMANAN NASIONAL, DAN KEUTUHAN WILAYAH NKRI DI NUNUKAN– KALIMANT AN TIMUR untuk menemukan alternatif penerapan dan pengembangan potensi daerah untuk meningkatkan ketahanan, keamanan dan keutuhan wilayah NKRI di wilayah Kalimantan Timur. a. Perpanja ngan pengam atan b. Mening katkan ketekun an c. Triangul asi d. Diskusi teman sejawat e. Analisis kasus negatif f. Member check

sdan Sebatik adalah: - Argo Industri (perkebunan dan kehutanan) - Kelautan - Pertambangan - Jasa - Perdagangan Internasional - Pariwisata

3 Vinsensius Widdy Tri Prasetyo ( 2010) /

BALANCED SCORECARD SEBAGAI APLIKASI DALAM PERENCAN AAN STRATEGI PERGURUA N TINGGI (Studi Teoritis pada Program Studi Teknik Industri Universitas Widya Mandala Madiun) Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengaplikasik an Balanced Scorecard dalam perencanaan strategi pada Perguruan Tinggi dengan mengambil objek pada Program Studi Teknik Industri Universitas Widya Mandala Madiun. Dengan batasan masalah hanya sampai pada penyusunan program dan tidak Menggunakan metode Analisis SWOT dan Matriks IFE EFE - Strategi perencanaan dalam pergutuan tinggi. Serta mengetahui strategi apa yang harus digunakan salam aplikasi pengembangan perguruan tinggi.


(51)

membahas penyusunan anggaran, implementasi, dan pemantauan. 4 Ni Komang

Widiastuti (2010) / PENGARUH SEKTOR PARIWISAT A TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN KESEJAHTE RAAN MASYARAK AT KABUPATE N / KOTA DI PROVINSI BALI Untuk mengetahui pengukuran sektor pariwisata di Provinsi Bali

Metode OLS - Diketahui

rata-rata indeks pariwisata kabupaten / kota di provinsi Bali periode 2001-2010 mengalam i fluktuasi. - Dari analisis faktor perolehan nilai varians kumulatif sebesar 73,212% 5 Wahju

Wibowo (2013) / Analisis internal & internal (IE) matrik dalam strategi pengembanga n objek Wana Wisata Grajagan Untuk mengetahui strategi pengembangan objek wana wisata Grajagan Analisis Internal Eksternal (IE) matriks

Hasil analisis dengan menggunakan

Ekternal

Faktor Evaluation (EFE) Matrix dan Internal Faktor Evaluation (IFE) Matrix masing-masing diperoleh skor EFE = 2,89 dan IFE = 2,73. Skor EFE dan IFE

kemudian

dimasukkan ke dalam Internal Ekternal (IE) Matrix dan kemudian ditarik garis vertikal dan horisontal maka terjadi sebuah titik pertemuan pada


(52)

kwadran

V di mana akan diperoleh strategi yang sesuai yaitu strategi

pertumbuhan (hold

and maintaind)

melalui

pengembangan pasar dan pengembangan produk.


(53)

III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data merupakan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang dikaitkan dengan tempat dan waktu yang merupakan bahan untuk analisis dalam suatu keputusan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pengelompokannya dapat dibagi menjadi dua, yakni:

1. Data Primer

Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi lapangan, wawancara dengan beberapa key informans, dan pengisian kuesioner oleh responden.


(54)

2. Data Sekunder

Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Badan Pusat Statistik , Dinas Tata Kota Bandar Lampung, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung, , maupun sumber data sekunder lainnya. Adapun data yang digunakan meliputi:

Data jumlah pengunjung di pariwisata Lampung Data jumlah pengunjung Pulau Pasaran

Data letak geografis Pulau Pasaran Profil wilayah Pulau Pasaran

C. Profil Wilayah Penelitian

Terletak di kelurahan Kota Karang, kecamatan Teluk Betung Timur, Pulau Pasaran yang meruakan pecahan kecamatan Teluk Betung Barat ini dihuni oleh 140 keluarga. Terlayani listrik dari Perusahaan Listrik Negara dan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum. Sudah ada jembatan yang rencananya menghubungkan daratan dengan pulau, tapi belum diselesaikan. Biaya

menyeberang hanya 1.500 rupiah. Di sekitarnya banyak keramba yang diparkir untuk perbaikan dan juga pohon-pohon bakau.

Di saat pulau-pulau lain mengalami abrasi, pulau Pasaran justru bertambah luas. Pada awalnya luas pulau ini hanya berkisar 2 hektar. Seiring

bertambahnya jumlah penduduk luas pulau ini menjadi 14 hektar. Akses menuju Pulau Pasaran hanya dengan mengendarai motor hanya


(55)

Teluk Betung. Pulau Pasaran memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi seperti halnya saja hutan Mangrove yang akan dijadikan tempat wisata oeh pemerinta kota BandarLampung. Pulau Pasaran adalah satu-satunya wilayah yang memliki hutan bakau didalam kota, hal tersebut juga menjadikan Pulau Pasaran bisa dikembangkan menjadi wisata hutan bakau dalam kota.

Pulau Pasran memiliki potensi Pariwisata yang cukup besar. Pulau Pasaran juga akan dikembangkan menjadi salah satu wisata bahari di kota

BandarLampung. Pengembangan yang akan dilakukan oleh pemda kota bandar lampung antara lain, membuat lahan untuk dijadikan wisata kuliner bertemakan kuliner bahari, isata hutan mangrove dalam kota, dan lain-lain.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Observasi

Menurut Anto Dajan (1986), observasi adalah penarikan kesimpulan tentang ciri-ciri obyek yang diteliti dengan cara melihat dan mendengar secara langsung. Observasi dalam penelitian ini dilakukan di dalam Strategi Pengembangan Pariwisata Pulau Pasaran. Berdasarkan observasi tersebut dapat diketahui mengenai kondisi fisik Pariwisata Pulau Pasaran serta berbagai aktifitas yang ada di dalamnya. Kegiatan observasi ini kemudian dilanjutkan dengan wawancara kepada pihak pengelola guna mendapatkan informasi yang lebih akurat.


(56)

b) Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung kepada responden (Anto Dajan, 1986). Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada pakar ahli (key person) yang mengetahui seluk beluk kegiatan pariwisata, baik dari kalangan akademisi, instansi terkait, maupun dari pengelola Pariwisata di Pulau Pasaran.

c) Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2004). Jawaban pertanyaan tersebut dilakukan sendiri oleh responden tanpa bantuan fisik dari peneliti. Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan kepada para pakar ahli (key person) pariwisata, dan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah Pulau Pasaran tersebut.

d) Studi Pustaka

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan penelitian. Literatur tersebut dapat berasal dari buku, jurnal, media cetak, maupun dari internet.


(57)

E. Metode Analisis / Evaluasi Model

Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Internal & Analisis Eksternal dan Analisis SWOT.

A. Analisis Internal dan Analisis Eksternal Analisis Internal

Analisis internal dilakukan untuk mendapatkan faktor kekuatan yang akan digunakan dan faktor kelemahan yang akan diantisipasi. Untuk mengevaluasi faktor tersebut digunakan matriks IFAS (Internal Factor Analysis summary). Penentuan faktor strategi internal dilakukan sebelummembuat matrik IFAS. Cara pembuatan matrik IFAS seperti pada tabel 3.1:

Tabel 4: Matrik Internal Factor Analysis Summery (IFAS)

Faktor-faktor Internal Bobot Peringkat Skor

Peluang:

1. ...

2. ... dan seterusnya

Anacaman:

1. ...

2. ... dan seterusnya


(58)

Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti, 2005

1. Susunan dalam kolom 1 kekuatan dan kelemahan daya tarik wisata di Pulau Pasaran.

2. Pemberian bobot masing-masing faktor menggunakan metode perbandingan berpasangan, sehingga total bobot nilai sama dengan satu.

3. Hitung rating (kolom 3) masing-masing faktor dengan skala 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (sangat kurang) berdasar pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi daya tarik wisata yang bersangkutan. Pemberian rating untuk faktor yang bersifat positif (kekuatan) diberi nilai. (sangat kurang) sampai dengan 4 (sangat baik). Faktor yang bersifat negatif (kelemahan) diberi nila 4

(kelemahan kecil) sampai 1(kelemahan besar).

4. Perhitungan skor pembobotan dengan mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Jumlah skor pembobotan pada kolom 4 untuk

memperoleh total skor pembobotan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana daya tarik wisata bereaksi terhadap faktor-faktor strategisnya.

Analisis Eksternal

Analisis eksternal dilakukan untuk mengembangkan faktor peluang yang kiranya dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang perlu dihindari. Dalam analisis ini ada dua faktor lingkungan eksternal, yaitu: faktor lingkungan makro (politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi) dan lingkungan eksternal mikro (lingkungan usaha, distribusi, infrastruktur, sumber daya manusia). Hasil analisis eksternal dilanjutkan dengan mengevaluasi guna


(59)

mengetahui apakah strategi yang dipakai selama ini memberikan respon terhadap peluang dan ancaman yang ada. Untuk maksud tersebut digunakan matrik EFAS (External Factors Analysis Summary), seperti disajikan sesuai Tabel 3.2:

Tabel 5: Matrik External Factors Analysis Summary (EFAS) Faktor-Faktor External Bobot Peringkat Skor Peluang:

1. ... 2. ... dan

seterusnya Ancaman :

1. ... 2. ... dan

seterusnya

Total 1,0

Sumber: Diadaptasi dari Rangkuti, 2005

Setelah mengetahui langkah – langkah penyusunan matriks IFAE & EFAE selanjutnya adalah mengitung jumlah bobot. Dalam pembobotan baik untuk analisa internal maupun analisa eskternal, jumlah pembobotan di dalam matriks harus sama dengan 1. Oleh karena itu proses pembobotan dilakukan melalui langkah – langkah berikut :


(60)

1. Berikan bobot terlebih dahulu ( bobot awal ) dengan skala yang terukur , adapun skala bobot tersebut yaitu ; bobot 1 ( tidak penting ) , bobot 2 ( kurang penting ) ,bobot 3 ( penting ), bobot 4 ( sangat penting ).

2. Bobot yang ditulis ke dalam matriks disebut bobot relatif, yang merupakan hasildari hasil pembagian antara bobot ( awal ) dengan jumlah bobot ( awal ) keseluruhan pada langkah 1 diatas.

Bobot ditentukan berdasarkan industri ( industry based ), sedangkan rating ditentukan didasarkan kepada perusahaan ( company based ).

Mengidentifikasi faktor-faktor peluang dan ancaman

1. Faktor yang ada akan diberikan bobot dengan menggunakan metoda perbandingan berpasangan, sehingga total nilai sama dengan satu.

2. Memberikan peringkat 1 sampai dengan peringkat 4 untuk tiap peluang dan ancaman, peringkat 4 (sangat baik), peringkat 3 (respon di atas rata-rata), 2 (rata-rata), dan satu adalah respon kurang di bawah rata-rata.

3. Lakukan pengalian antara bobot dengan peringkat untuk memperoleh skor tertimbang.

4. Kemudian jumlahkan skor tertimbang untuk memperoleh skor total tertimbang.

B. Analisis SWOT

Berdasarkan analisis matrik SWOT dapat dirumuskan berbagai kemungkinan alternatif strategi dalam pengembangan pariwisata pulau kecil pada pulau pasaran. Kombinasi komponen-komponen SWOT merupakan strategi-strategi yang


(61)

mendukung pengembangan potensi objek dan daya tarik wisata seperti : strategi Strengths Opportunities (SO), Strengths Threats (ST), Weaknesses Opportunities (WO) dan Weaknesses Threats (WT) disajikan dalam Tabel 3.3:

Tabel 6: Matriks SWOT IFAS

EFAS

Strengths (S)

Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal

Weakness (W) Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal Opportunities (O)

Tentukan faktor peluang Eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Threats (T) Tentukan faktor ancaman Eksternal Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dang menghindari ancaman. Sumber: Diadaptasi dari Rangkunti, 2005


(62)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

a. Potensi- potensi daya tarik wisata di wilayah pualu Pasaran tersebar terdapat pada wisata bahari seperti pemancingan serta wisata kuliner bahari.

b. Kondisi internal berupa faktor-faktor kekuatan dari daya tarik wisata wilayah Pulau Pasaran adalah keindahan alam, kedekatan daya tarik dengan dermaga pelabuhan, dukungan masyarakat setempat yang tinggi terhadap pengembangan pariwisata di Pulau Pasaran, dekungan

pemerintah yang cukup tinggi dalam pengembangan pariwisata di Pulau Pasaran, kualitas jalan menuju daya tarik, ketersediaan angkutan wisata, tempat parkir dan aturan (conduct).

Kondisi internal berupa faktor-faktor kelemahan, di antaranya: lingkungan yang kurang bersih, kurang tersedianya sarana dan prasarana penunjang aktivitas pariwisata, kurangnya promosi tentang potensi-potensi wisata di wilayah Pulau Pasaran, toilet, warung dan pedagang kaki lima, kualitas pelayanan, dan pengelola daya tarik wisata. Hasil analisis matriks IFAS


(63)

didapati bahwa kondisi internal daya tarik wisata wilayah Pulau Pasaran berada pada posisi sedang yaitu dengan total skor 2,790.

c. Kondisi eksternal berupa faktor-faktor peluang dari daya tarik wisata wilayah Pulau Pasaran peran serta masyarakat dalam melestarikan budaya, kebijakan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata, kondisi

keamanan kawasan Pulau Pasaran, esempatan berinvestasi, peningkatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat khususnya, transportasi dan daya tarik wisata sejenis. Kondisi eksternal berupa faktor-faktor ancaman adalah tercemarnya lingkungan berupa masih kotornya wilayah Pulau Pasaran, kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan dan informasi. Hasil analisis matriks EFAS menunjukkan posisi lingkungan eksternal daya tarik wisata wilayah Pulau Pasaran berada pada posisi sedang, yaitu dengan total skor 2,860.

d. Strategi pengembangan daya tarik wisata wilayah Pulau Pasaran terdiri atas strategi umum dan strategi khusus. Strategi umum meliputi: strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Adapun strategi khusus

meliputi: strategi pengembangan daya tarik wisata, strategi pengembangan promosi daya tarik wisata wisata, strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan, strategi pengembangan kelembagaan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang pariwisata.

Program-program yang dirancang untuk pengembangan daya tarik wisata wilayah Pulau Pasaran, meliputi: program penataan kawasan pariwisata


(64)

dan program inventarisasi daya tarik wisata serta mengelompokkan potensi-potensi daya tarik wisata di wilayah Pulau Pasaran, program pengembangan sarana dan prasarana pariwisata, program pelestarian lingkungan, program peningkatan keamanan dan kenyamanan berwisata, peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan kualitas kehidupan sosial budaya masyarakat lokal, peningkatan perekonomian masyarakat, program promosi baik dengan pihak pemerintah, pelaku pariwisata, membentuk lembaga pengelolaan daya tarik wisata, meningkatkan kualitas SDM pariwisata, serta mengadakan kampanye sadar wisata.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Untuk pihak Pemerintah Kota Bandar Lampung:

a. Perlunya perbaikan dan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata di wilayah Pulau Pasaran.

b. Perlunya penetapan daya tarik wisata yang ada di wilayah Pulau Pasaran dan mengembangkan produk wisata tersebut.

c. Pengembangan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dimulai dengan perencanaan yang matang dan melalui kajian penelitian serta harus memperhatikan keberlanjutan ekologis, sosial budaya dan ekonomi masyarakat Pulau Pasaran.


(65)

d. Pemerintah Kota Bandar Lampung perlu mempromosikan dan memperkenalkan potensi daya tarik wisata di wilayah Pulau Pasaran kepada pasar wisatawan.

e. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membuat event-event seni dan budaya yang diselenggarakan secara berkala dan terus menerus, tujuannya adalah agar masyarakat tetap melestarikan seni dan budaya.

f. Pemerintah memberikan peluang lebih besar lagi bagi masyarakat lokal untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata di tempat

mereka, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, maupun penerimaan manfaat dan keuntungan.

2. Untuk Masyarakat Setempat

a. Masyarakat perlu menjaga dan memelihara sumber daya alam dan budaya yang merupakan potensi atau modal utama yang dapat menarik kedatangan wisatawan.

b. Masyarakat bekerjasama dengan pemerintah untuk menjaga keamanan dan kenyamanan wilayah Pulau Pasaran serta tetap melestarikan aturan-aturan adat yang berkaitan dengan pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam, mempertahankan kebudayaan dan arsitektur lokal.

c. Masyarakat harus menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan Pulau Pasaran. Karena kebersihan dan kelestarian lingkungan merupak kunci utama dalam pembangungan pariwisata di Pulau Pasaran.


(66)

3. Untuk Pihak Akademisi dan Penelitian Lanjutan

Penelitian ini masih terbatas indikator produk wisata, maka disarankan untuk peneliti berikutnya untuk meneliti atau menambah indikator lainnya, seperti indikator pemasaran, indikator pengelolaan, indikator penataan tata lahan dan indikator sumber daya manusia. Penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan indikator-indikator tersebut akan melengkapi penelitian ini dan membuat pengembangan daya tarik wisata di wilayah Pulau Pasaran lebih komprehensif.

4 . Untuk Pihak Swasta

a. Membuat serta berinvestasi di bidan wisata bahari seperti membuka restoran,pemancingan, outbound dan jenis wisata bahari lain dengan menawarkan potensi-potensi wisata seperti wisata alam, wisata kuliner bahari, dan wisata bahari.

b. Melakukan promosi kepada wisatawan tentang keberadaan daya tarik wisata di wilayah Pulau Pasaran.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Andrew Holden 2001, Enviroment and Tourism. Rontledge Introduction to Enviroment Series.

Anto Dajan. 1986. Pengantar Metode Statistik, jilid 1. LP3S. Jakarta.

Armida S. Alisjahbana, makalah: ”Pengembangan Pariwisata Daerah Memasuki Era Otonomi Daerah dan Desentralisasi”.

(http://www.geocities.com/arief_anshory/phri.PDF.)

A, Yoeti, Oka. Edisi Revisi 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung.

A, Yoeti, Oka. 1980. Pemasaran Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung.

A, Yoeti, Oka. 2000. Ilmu Pariwisata: Sejarah, Perkembangan, dan Prospeknya. PT. Perca. Jakarta.

A, Yoeti, Oka. 2008. Ekonomi Pariwisata : Introduksi, Informasi, dan Implementasi. PT. Perca. Jakarta.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Aryanto R. 2003. Environmental marketing pada ekowisata pesisir: Menggerakan ekonomi rakyat daerah otonom. Makalah Falsafah Sains. Institut Pertanian. Bogor.


(68)

Cooper, D. Grey, S. Raymond,G. dan Walker,P. (2005). Project Risk Management Guidelines. John Wiley & Sons Ltd., England.

Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan Sumberdaya Kelautan Untuk Kesejahteraan Rakyat (Kumpulan Pemikiran). Kerjasama LISPI dengan Ditjen P3K, DKP. Jakarta.

Dahuri R, Rais J, Sapta P.G., Sitepu M, 2001. Pengelolaan Sumberaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara terpadu (Edisi Revisi).

Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002. Draf Akademik Pengelolaan Pesisir dan Lautan.

Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung. 2014.

Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung. 2015.

Herry Darwanto, Dr., Ir., M.Sc. (Direktur Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, Kantor Meneg PPN/Bappenas-red). Makalah: Prinsip Dasar Pembangunan Ekonomi Daerah.

http://www.bappenas.go.id/Heri%20Darwanto.doc. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandar_Lampung http://id.wikipedia.org/wiki/Lampung

http://aderafiansyah.blogspot.com/2012/11/pembobotan-matriks-ife-efe.html http://aderafiansyah.blogspot.com/2012/11/matriks-efe-external-factor-evaluation.html

Kliwar, Said. 2011. “Studi Pengembangan Kebun Raya Unmul Samarinda Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Alam di Samarinda”. Jurnal EKSIS Vo.7 No. 2 Tahun 2011.


(69)

Kreg Lindberg dan Donald E Hawkins, 1995. Ekoturisme : Petunjuk Untuk Perencanaan dan Pengelolaan. The Ecotourism Society. North Benington, Vermont.

Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Pariwisata. Alfabeta. Bandung. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit Andi

Yogyakarta.

Purnomowati, R. 2003. Menuju Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Berbasis Masyarakat. Makalah disampaikan pada Pelatihan ICZPM. Kerjasama PKSPL-IPB dengan Ditjen P3K,DKP. Bogor.

Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT SUN. Jakarta.

Rangkuti, freddy. 2005. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Saaty, T. Lorie. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Pustaka Binama Pressindo. Jakarta.

Siti Nurisyah, 2001. Rencana Pengembangan Fisik Kawasan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Indonesia. Bulettin Taman Dan Lanskap Indonesia. Perencanaan, Perancangan dan Pengelolaan Volume 3, Nomor 2, 2000. Studio Arsitektur Pertamanan Fakultas Pertanian IPB Bogor.

Spillone, J. James. 1987. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Kanisius. Yogyakarta.

Spillone, J. James. 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Kanisius. Yogyakarta.

Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian, cetakan keenam. Alfabeta. Bandung Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Umar Husein, 2005, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(1)

dan program inventarisasi daya tarik wisata serta mengelompokkan potensi-potensi daya tarik wisata di wilayah Pulau Pasaran, program pengembangan sarana dan prasarana pariwisata, program pelestarian lingkungan, program peningkatan keamanan dan kenyamanan berwisata, peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan kualitas kehidupan sosial budaya masyarakat lokal, peningkatan perekonomian masyarakat, program promosi baik dengan pihak pemerintah, pelaku pariwisata, membentuk lembaga pengelolaan daya tarik wisata, meningkatkan kualitas SDM pariwisata, serta mengadakan kampanye sadar wisata.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Untuk pihak Pemerintah Kota Bandar Lampung:

a. Perlunya perbaikan dan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata di wilayah Pulau Pasaran.

b. Perlunya penetapan daya tarik wisata yang ada di wilayah Pulau Pasaran dan mengembangkan produk wisata tersebut.

c. Pengembangan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dimulai dengan perencanaan yang matang dan melalui kajian penelitian serta harus memperhatikan keberlanjutan ekologis, sosial budaya dan ekonomi masyarakat Pulau Pasaran.


(2)

d. Pemerintah Kota Bandar Lampung perlu mempromosikan dan memperkenalkan potensi daya tarik wisata di wilayah Pulau Pasaran kepada pasar wisatawan.

e. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membuat event-event seni dan budaya yang diselenggarakan secara berkala dan terus menerus, tujuannya adalah agar masyarakat tetap melestarikan seni dan budaya.

f. Pemerintah memberikan peluang lebih besar lagi bagi masyarakat lokal untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata di tempat

mereka, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, maupun penerimaan manfaat dan keuntungan.

2. Untuk Masyarakat Setempat

a. Masyarakat perlu menjaga dan memelihara sumber daya alam dan budaya yang merupakan potensi atau modal utama yang dapat menarik kedatangan wisatawan.

b. Masyarakat bekerjasama dengan pemerintah untuk menjaga keamanan dan kenyamanan wilayah Pulau Pasaran serta tetap melestarikan aturan-aturan adat yang berkaitan dengan pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam, mempertahankan kebudayaan dan arsitektur lokal.

c. Masyarakat harus menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan Pulau Pasaran. Karena kebersihan dan kelestarian lingkungan merupak kunci utama dalam pembangungan pariwisata di Pulau Pasaran.


(3)

3. Untuk Pihak Akademisi dan Penelitian Lanjutan

Penelitian ini masih terbatas indikator produk wisata, maka disarankan untuk peneliti berikutnya untuk meneliti atau menambah indikator lainnya, seperti indikator pemasaran, indikator pengelolaan, indikator penataan tata lahan dan indikator sumber daya manusia. Penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan indikator-indikator tersebut akan melengkapi penelitian ini dan membuat pengembangan daya tarik wisata di wilayah Pulau Pasaran lebih komprehensif.

4 . Untuk Pihak Swasta

a. Membuat serta berinvestasi di bidan wisata bahari seperti membuka restoran,pemancingan, outbound dan jenis wisata bahari lain dengan menawarkan potensi-potensi wisata seperti wisata alam, wisata kuliner bahari, dan wisata bahari.

b. Melakukan promosi kepada wisatawan tentang keberadaan daya tarik wisata di wilayah Pulau Pasaran.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Andrew Holden 2001, Enviroment and Tourism. Rontledge Introduction to Enviroment Series.

Anto Dajan. 1986. Pengantar Metode Statistik, jilid 1. LP3S. Jakarta.

Armida S. Alisjahbana, makalah: ”Pengembangan Pariwisata Daerah Memasuki Era Otonomi Daerah dan Desentralisasi”.

(http://www.geocities.com/arief_anshory/phri.PDF.)

A, Yoeti, Oka. Edisi Revisi 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung.

A, Yoeti, Oka. 1980. Pemasaran Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung.

A, Yoeti, Oka. 2000. Ilmu Pariwisata: Sejarah, Perkembangan, dan Prospeknya. PT. Perca. Jakarta.

A, Yoeti, Oka. 2008. Ekonomi Pariwisata : Introduksi, Informasi, dan Implementasi. PT. Perca. Jakarta.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Aryanto R. 2003. Environmental marketing pada ekowisata pesisir: Menggerakan ekonomi rakyat daerah otonom. Makalah Falsafah Sains. Institut Pertanian. Bogor.


(5)

Cooper, D. Grey, S. Raymond,G. dan Walker,P. (2005).

Project Risk Management Guidelines. John Wiley & Sons Ltd., England.

Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan Sumberdaya Kelautan Untuk Kesejahteraan Rakyat (Kumpulan Pemikiran). Kerjasama LISPI dengan Ditjen P3K, DKP. Jakarta.

Dahuri R, Rais J, Sapta P.G., Sitepu M, 2001. Pengelolaan Sumberaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara terpadu (Edisi Revisi).

Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002. Draf Akademik Pengelolaan Pesisir dan Lautan.

Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung. 2014.

Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung. 2015.

Herry Darwanto, Dr., Ir., M.Sc. (Direktur Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, Kantor Meneg PPN/Bappenas-red). Makalah: Prinsip Dasar Pembangunan Ekonomi Daerah.

http://www.bappenas.go.id/Heri%20Darwanto.doc.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandar_Lampung

http://id.wikipedia.org/wiki/Lampung

http://aderafiansyah.blogspot.com/2012/11/pembobotan-matriks-ife-efe.html

http://aderafiansyah.blogspot.com/2012/11/matriks-efe-external-factor-evaluation.html

Kliwar, Said. 2011. “Studi Pengembangan Kebun Raya Unmul Samarinda Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Alam di Samarinda”. Jurnal EKSIS Vo.7 No. 2 Tahun 2011.


(6)

Kreg Lindberg dan Donald E Hawkins, 1995. Ekoturisme : Petunjuk Untuk Perencanaan dan Pengelolaan. The Ecotourism Society. North Benington, Vermont.

Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Pariwisata. Alfabeta. Bandung. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit Andi

Yogyakarta.

Purnomowati, R. 2003. Menuju Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Berbasis Masyarakat. Makalah disampaikan pada Pelatihan ICZPM. Kerjasama PKSPL-IPB dengan Ditjen P3K,DKP. Bogor.

Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT SUN. Jakarta.

Rangkuti, freddy. 2005. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Saaty, T. Lorie. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Pustaka Binama Pressindo. Jakarta.

Siti Nurisyah, 2001. Rencana Pengembangan Fisik Kawasan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Indonesia. Bulettin Taman Dan Lanskap Indonesia. Perencanaan, Perancangan dan Pengelolaan Volume 3, Nomor 2, 2000. Studio Arsitektur Pertamanan Fakultas Pertanian IPB Bogor.

Spillone, J. James. 1987. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Kanisius. Yogyakarta.

Spillone, J. James. 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Kanisius. Yogyakarta.

Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian, cetakan keenam. Alfabeta. Bandung Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Umar Husein, 2005, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.