sampai hal yang canggih seperti: kue, selendang, kapak,
handphone
dan sebagainya. Sedangkan benda-benda canggih seperti:rumah, pesawat, kapal laut dan sebagainya.
9
Dalam kehidupan sehari-hari, ketiga wujud kebudayaan ini tidak bisa berdiri sendiri dan masing-masing akan
mempengaruhi satu sama lainnya. Artinya gagasan atau ide mempengaruhi manusia untuk bertindak yang pada akhirnya akan menghasilkan karya-karya.
3. Agama
Agama merupakan bagian atau segi masyarakat yakni komunitas manusia yang mempunyai keterikatan bersama berdasarkan keyakinan iman tertentu.
10
Agama adalah bagian dari kebudayaan manusia, hal ini karena agama adalah ciptaan dari manusia di mana agama
tersebut dipakai untuk menjadi perantara atau sarana dari manusia untuk menuju kepada kekuatan yang transenden. Semua agama sudah barang tentu memiliki cara-caranya tersendiri
untuk melakukan sistem upacaranya. Upacara keagamaan memiliki minimal 4 komponen yaitu: tempat upacara, saat upacara, benda-benda dan alat-alat upacara serta orang-orang yang
melakukan dan memimpin upacara.
11
Ini menunjukan bahwa setiap agama tidak akan terlepas dari pada unsur-unsur tersebut. Tempat upacara adalah tempat yang dikhususkan dan tidak bisa
didatangi dengan sembaranggan kecuali waktu tertentu. Setiap upacara biasanya memilikki tempat dan waktu yang berbeda hal itu tergantung pada waktu dan tujuan dari sebuah upacara
keagamaan. Tempat melakukan upacara keaagamaan biasanyaa dilakukan di suatu tempat pusat desa seperti ladang, sawah laut dan sebaagainya. Kuburan juga bisa dijadikan tempat melakukan
upacara keagamaan. Kubur biasanya juga merupakan suatu tempat keramat yang dipakai sebagai tempat upacara-upacara kegamaaan. Hal ini mudah dimengerti, karena kubur itu dibayangkan
sebagai tempat di mana orang dapat paling mudah berhubungan dengan roh-roh nenek moyang yang meninggal. Penghormatan kubur nenek moyang memang suatu adat yang kita kenal tidak
hanya di Indonesia saja, tetapi hampir di seluruh dunia.
12
Bila dilihat bahwa sangat menarik hasil dari kebudayaan manusia dalam menentukan tempat mereka untuk tempat di mana mereka
melaksanakan upacara. Setiap tempat upacara harus disesuaikan dengan kepentingan dari upacara tersebut.
Keunikan dari setiap agama memang tidak hanya terlihat pada tempat upacaraanya tetapi juga pada hal apa yang dilakukan dalam melakukan upacara terseebut. Ini dikarenakan, setiap
upacara memiliki maksud dan tujuan tertentu maka dari itu harus diperhatikan juga hal yang tepat untuk dilakukan dalam melakukan upacara tersebut. Koentjaraningrat mengatakan bahwa
suatau upacara keagaman yang kompleks seringkali dapat dikupas ke dalam beberapa unsur perbuatan yang khusus, yang terpenting di antaranya adalah bersaji, berkorban, berdoa, makan
bersama, menari dan menyanyi, berpawai, memainkan seni drama, berpuasa, intoxikasi, bertapa dan bersemedi.
13
9
Drs. Tri Widiarto, M.Pd, Pengantar Antropologi Budaya, Salatiga: Wiidya Sari Press,2007, 14.
10
J.B Banawiratma, SJ J Muller, SJ, Berteologi Sosial Lintas Ilmu, Kemiskinan sebagai tantangan hidup beriman, Yogyakarta: Kanisius, 1993, 90.
11
Prof. Dr. Koentjaraningrat,
Beberapa Pokok Antropologi Sosial
Dian Rahmat, 230.
12
Koentjaraningrat,
Beberapa Pokok Antropologi Sosial,
232.
13
Koentjaraningrat,
Beberapa Pokok Antropologi Sosial,
240.
4. Agama sebagai unsur dari kebudayaan