Agama sebagai unsur dari kebudayaan

4. Agama sebagai unsur dari kebudayaan

Agama yang terlihat sebagai pusat kebudayaan dan penyaji aspek kebudayaan tertinggi dan suci, menunjukkan model kesadaran manusia yang menyangkut bentuk – bentuk simbolik. Seperti halnya kompleks ide dan semua prespektif duniawi, seperti semua sistem simbol yang dianut oleh manusia dengan berbagai cara dijalankan dengan beberapa bentuk pola berpikir dan dengan kompleksitas hubungan manusia dalam masyarakat, termasuk lembaga- lambaga. Namun demikian, sifat agama yang luhur dan suci ini memunculkan suatu unsur yang lain pada agama. Akibat sifat yang tinggi dan yang suci ini, maka agama melahirkan dilema dari segi arti penting fungsionalnya. 14 Agama adalah hasil dari kebudayaan manusia yang berarti agama adalah ciptaan manusia. Agama adalah sebuah sarana bagi manusia dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Dalam sebuah interaksi sistem keagamaan akan mengalami sebuah perubahan yang disesuaikan dengan tempat dimana agama tersebut dilakukan, dalam artian bahwa ada sebuah proses pengkontektualisasian yang dilakukan terhadap agama agar sesusai dengan apa yang menjadi kesepakatan bersama dalam masyarakat. Jika tidak maka akan ada konflik dalam sebuah kepercayaan terhadap kebudayaan lokal. Tetapi jika mampu untuk menyesuaikan dengan budaya lokal, maka sebuah sistem religi akan menjadi kuat dan memiliki keunikan. Lebih jauh lagi Bekker memiliki pendapat bahwa agama adalah unsur yang sangat penting dalam pembentukan kebudayaan. Agama sebagai keyakinan hidup rohani pemeluknya, baik seorang maupun sebagai jemaat, adalah jawaban manusia kepada panggilan ilahi di dalam alam dan rahmat. Keyakinan itu memuat iman, sikap sembah, rasa hormat, rasa tobat dan syukur yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Semua itu bukan hasil usaha manusia, tetapi mengatasi kemampuaanya. Keyakinan hidup yang bersifat eksistensial itu menyatakan diri dalam iman serta amal, menyempurnakan seluruh kelakuan manusia dan sebenarnya menghasilkan nilai-nilai. Dalam agama sebagai sistem objektif yang terdiri dari badan ajaran, peraturan dan upacara-upacara yang menjawab kepada tuntutan zaman itu, banyak terdapat unsur-unsur kebudayaan. 15

5. Pengertian upacara tradisional

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Memunjung Studi Sosio-Teologis Tradisi Memunjung pada Perayaan Paskah di GKPB Jemaat Pniel Blimbingsari

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Memunjung Studi Sosio-Teologis Tradisi Memunjung pada Perayaan Paskah di GKPB Jemaat Pniel Blimbingsari TI 712011001 BAB I

0 1 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio-Teologis terhadad Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili Timor Kodya Kupang T1 712006027 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio-Teologis terhadad Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili Timor Kodya Kupang T1 712006027 BAB II

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio-Teologis terhadad Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili Timor Kodya Kupang T1 712006027 BAB IV

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio-Teologis terhadad Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili Timor Kodya Kupang

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio-Teologis terhadad Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili Timor Kodya Kupang

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Bunuk di Jemaat PNIEL Bunu

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kawin Lari: Studi Kasus tentang Budaya “Ngerorod” yang Dilakukan Jemaat GKPB Pniel Blimbingsari

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kawin Lari: Studi Kasus tentang Budaya “Ngerorod” yang Dilakukan Jemaat GKPB Pniel Blimbingsari

0 0 1