BAB II
Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai landasan teori yang sesuai dengan judul penelitian yang meliputi budaya, teori dari Richard Niebuhr, upacara adat dan simbol
1. Pengertian kebudayaan
Manusia dalam setiap kehidupannya selalu menghasilkan kebuda yaan. “Kata
kebudayaan, berasal dari kata sansekerta “buddhayah” yang adalah bentuk jamak dari “buddhi” yang berarti budi atau akal.”
1
. Budaya adalah akal dari budi yang juga berupa cipta, karsa dan rasa.
2
Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
3
Ada ahli yang membedakan antara pengertian kebudayaan dan budaya. Budaya adalah daya dari budi
yang berupa cipta, karsa dan rasa dan kebudayaan itu segala hasil dari cipta, karsa dan rasa.
4
Lebih jauh lagi ditegaskah oleh Bekker bahwa kebudayaan adalah penciptaan, penertiban dan pengelolaan nilai-nilai insan yang mencakup pengolahan lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial.
5
Dari dalam kebudayaan orang menggali motif dan perangsang untuk menjunjung perkembangan masyarakat. Kebudayaan meliputi segala segi dan aspek dari hidup kita sebagai
mahluk sosial.
6
Koentjaraningrat dalam bukunya Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mengatakan bahwa kebudayaan adalah seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia
yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar.
7
Pandangan ini sangat luas karena meliputi semua aspek kehidupan manusia.
2. Wujud kebudayaan
Dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Koentjaraningrat mengatakan bahwa keberadaan kebudayaan sedikitnya mempunyai tiga wujud.
Wujud pertama adalah wujud ide dari kebudayaan. Pandangan ini menyatakan bahwa kebudayaan bersifat abstrak. Kebudayaan ide ini dapat disebut sebagai adat tata kelakuan. Tata
adat kelakuan ini berfungsi untuk memberikan arah pada tingkah laku manusia. Wujud yang kedua adalah sistim sosial, ini berkaitan erat dengan pola kelakuan manusia itu sendiri. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan dan bergaul dari waktu kewaktu. Sistem sosial biasanya bersifat nyata dan dapat dilihat secara langsung. Wujud yang
ketiga adalah kebudayaan yang bersifat fisik. Kebudayaan yang bersifat fisik ini adalah kebudayaan yang paling nyata di mana kebudayaan ini bisa untuk lihat bahkan disentuh.
8
Tri Widiarto mengatakan kebudayaan yang bersifat fisik dapat dilihat dari hal yang sederhana
1
Prof. Koentjaraningrat
, Pengantar Antropologi
Jakarta: Universitas indonesia, 1966, 77.
2
Koentjaraningrat,
Pengantar Antropologi
, 77
3
Soerjono Sukanto, sosiologi suatu pengantar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, 172.
4
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi Jakarta: Aksara, 1962, 76.
5
JWM. Bakker SJ, Filsafat Kebudayaan, sebuah pengatar Yogyakarta: Kanisius, 1984,11.
6
JWM. Bakker SJ, Filsafat Kebudayaan, sebuah pengantar , 22.
7
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan
Jakarta: Gramedia,1982, 1.
8
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, 5-7.
sampai hal yang canggih seperti: kue, selendang, kapak,
handphone
dan sebagainya. Sedangkan benda-benda canggih seperti:rumah, pesawat, kapal laut dan sebagainya.
9
Dalam kehidupan sehari-hari, ketiga wujud kebudayaan ini tidak bisa berdiri sendiri dan masing-masing akan
mempengaruhi satu sama lainnya. Artinya gagasan atau ide mempengaruhi manusia untuk bertindak yang pada akhirnya akan menghasilkan karya-karya.
3. Agama