Analisis Pemetaan OPT Menggitung Kumulatif Luas Serangan Terkena

5

5. Data Spasial

Data Spasial merupakan data yang menunjuk posisi geografi dimana setiap karakteristik memiliki satu lokasi yang harus ditentukan dengan cara yang unik. Untuk menentukan posisi secara absolut berdasar sistem koordinat. Untuk area kecil, sistem koordinat yang paling sederhana adalah grid segiempat teratur. Untuk area yang lebih besar, berdasarkan proyeksi kartografi yang umum digunakan [5]. Karakteristik utama dari data spasial adalah bagaimana mengumpulkannya dan memeliharanya untuk berbagai kepentingan. Selain itu juga ditujukan sebagai salah satu elemen yang kritis dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonomi secara berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan perkiraan hampir lebih dari 80 informasi mengenai bumi berhubungan dengan informasi spasial [6].

6. Sistem Informasi Geografi SIG

SIG sebagai suatu sitem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data penyimpanan dan pemanggilan kembali,manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir output. Hasil akhir output dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi [7]. Sistem Informasi Geografi menghasilkan aspek data spasial dan data non spasial. Data geografi yang sudah komputerisasi berperan penting menemukan perubahan bagaimana menggunakan dan mengetahui informasi tentang bumi.

7. Analisis Pemetaan OPT

Struktur dan analisis pemetaan OPT disusun berdasarkan data luas serangan dan data luas puso. Metode penyusunan analisis pemetaan OPT dilakukan dengan menggunakan: 1. Rata-rata luas serangan terkena. 2. Rata-rata luas serangan puso. 3. Rasio puso. 4. Frekuensi serangan atau faktor banyaknya terjadi serangan. Berdasarkan keempat parameter diatas dalam kriterian daerah serangan digunakan metode klasifikasi kisaran sama equal range, yaitu tertinggi Maksimal dibagi menjadi 3 tiga kelas. Dengan demikian diperoleh batasan kisaran kelompok data kelas rendah, menengah, dan tinggi. Secara metode analisis pemetaan disajikan sebagai berikut ini [8]:

1. Menggitung Kumulatif Luas Serangan Terkena

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, selanjutnya dibuat tabulasi berdasarkan bulan.  Klasifikasi Rata-rata Terkena Ktj - Tahap pertama: menghitung rata-rata terkena Rata-rata dari masing-masing lokasi dihitung berdasarkan banyaknya bulan yang disertakan dalam analisis 6 = t j = Rata – rata T untuk masing – masing lokasi K-j. m = Banyaknya bulan yang disertakan dalam analisis. Tij = Luas T pada masing – masing K-j disetiap musim-i. i = 1,2,3,…, m musim. j = 1,2,3,…, k K. - Tahap kedua: menentukan kisaran klasifikasi rata-rata terkena Selang klasifikasi ditentukan dengan metode klasifikasi kisaran sama equal range, dihitung dari nilai maksimum dibagi 3 tiga kelas. = Maks t = Nilai tertinggi dari t dari seluruh j yang terlibat aa dalam analisis. Nilai 3 = Tiga kelompok dari data t yaitu rendah, menengah, ba tinggi. - Tahap ketiga: menentukan kelas rata-rata terkena Berdasarkan nilai tahap kedua dapat ditentukan kelas dan kisaran untuk masing-masing lokasi sesuai dengan klasifikasi. Tabel 1. Kelas rata-rata terkena Kt j Kisaran t j Kriteria Tidak pernah terkena serangan 1 ≥ 1 sampai St Luas terkena serangan rendah 2 ≥ St sampai 2 St Luas terkena serangan menengah 3 ≥ 2 St sampai 3 St Luas terkena serangan tinggi Sumber: Modul pelatihan Sistem Informasi OPT 2006  Klasifikasi Rata-rata Puso Kpj - Tahap pertama: menghitung rata-rata puso Rata-rata dari masing-masing lokasi dihitung berdasarkan banyaknya bulan yang disertakan dalam analisis. = Pij = Rata – rata Pij untuk masing – masing pj. M = Banyaknya bulan yang disertakan dalam analisis. Pij = Luas T pada masing – masing K-j disetiap musim-i. I = 1,2,3,…, m m 7 - Tahap kedua: menentukan kisaran klasifikasi rata-rata puso Selang klasifikasi ditentukan dengan metode klasifikasi kisaran sama equal range, dihitung dari nilai maksimum dibagi 3 tiga kelas. = Maks p = Nilai tertinggi dari p dari seluruh K yang terlibat dalam aa analisis. Nilai 3 = Tiga kelompok dari data t yaitu rendah, menengah, tinggi - Tahap ketiga: menentukan kelas rata-rata puso Berdasarkan nilai tahap kedua dapat ditentukan kelas dan kisaran untuk masing-masing lokasi sesuai dengan klasifikasi. Tabel 2. Kelas rata-rata puso Kp j Kisaran p j Kriteria Tidak pernah terkena serangan 1 ≥ 1 sampai Sp Luas terkena serangan rendah 2 ≥ Sp sampai 2 Sp Luas terkena serangan menengah 3 ≥ 2 Sp sampai 3 Sp Luas terkena serangan tinggi Sumber: Modul pelatihan Sistem Informasi OPT 2006  Klasifikasi Rasio Puso KRpj - Tahap pertama: menghitung rasio puso Klasifikasi rasio puso untuk masing-masingg lokasi dihitung berdasarkan data rata-rata puso dibagi rata-rata terkena. = - Tahap kedua: menentukan kisaran klasifikasi rasio puso Selang klasifikasi ditentukan dengan metode klasifikasi kisaran sama equal range, dihitung dari nilai maksimum dibagi3 tiga kelas. = Maks Rp = Nilai tertinggi dari Rp dari seluruh K yang terlibat dalam analisis. Nilai 3 = Tiga kelompok dari data p yaitu rendah, menengah, tinggi - Tahap ketiga: menentukan kelas rasio puso Berdasarkan nilai tahap kedua dapat ditentukan kelas dan kisaran untuk masing-masing lokasi sesuai dengan klasifikasi. 8 Tabel 3. Kelas rasio puso Kp j Kisaran p j Kriteria Tidak pernah terkena serangan 1 ≥ 1 sampai SRp Luas terkena serangan rendah 2 ≥ SRp sampai 2 SRp Luas terkena serangan menengah 3 ≥ 2 SRp sampai 3 SRp Luas terkena serangan tinggi Sumber: Modul pelatihan Sistem Informasi OPT 2006  Klasifikasi Frekuensi Serangan KFj - Tahap pertama: menghitung frekuensi terkena serangan Menghitung banyaknya bulan yang dilaporkan terkena serangan pada masing-masing kecamatan atau disebut frekuensi terkena serangan. Jika banyaknya bulan yang dilibatkan dalam analisis sebanyak 6 enam bulan, maka nilai maksimal frekuensi serangan adalah 6 enam. - Tahap kedua: menentukan kisaran klasifikasi frekuensi terkena serangan Selang klasifikasi ditentukan dengan metode klasifikasi kisaran sama equal range, dihitung dari nilai maksimum dibagi 3 tiga kelas. = Maks F = Nilai Banyaknya bulan yang dilibatkan dalam analisis. Nilai 3 = Tiga kelompok dari data p yaitu rendah, menengah, tinggi - Tahap ketiga: menentukan kelas frekuensi terkena serangan Berdasarkan nilai tahap kedua dapat ditentukan kelas dan kisaran untuk masing-masing lokasi sesuai dengan klasifikasi. Tabel 4. Kelas frekuensi serangan Kp j Kisaran p j Kriteria Tidak pernah terkena serangan 1 ≥ 1 sampai SF Luas terkena serangan rendah 2 ≥ SF sampai 2 SF Luas terkena serangan menengah 3 ≥ 2 SF sampai 3 SF Luas terkena serangan tinggi Sumber: Modul pelatihan Sistem Informasi OPT 2006  Analisis Kriterian Daerah Serangan KtpRpFj - Tahap pertama: menghitung jumlah Ktj, Kpj, KRpj KFj. Menjumlahkan nilai dari setiap Ktj, Kpj, KRpj KFj KtpRpF j = Kt j + Kp j + KRp j + KF j Ktj = Kelas rata – rata terkenat masing – masing lokasi K-j Kpj = Kelas rata – rata pusop masing – masing lokasi K-j KRpj = Kelas rata – rata rasio pusoRp masing – masing lokasi aaaaaaaaaaaa K-j j = 1,2,3,…, k Lokasi – K 9 - Tahap kedua: menentukan kisaran klasifikasi kriteria daerah serangan Selang klasifikasi ditentukan dengan metode klasifikasi kisaran sama equal range, dihitung dari nilai maksimum dibagi3 tiga kelas. = Maks SKtpRpFj = Nilai Banyaknya bulan yang dilibatkan dalam aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa analisis. Nilai 3 = Tiga kelompok dari data p yaitu rendah, aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa menengah, tinggi - Tahap ketiga: menentukan kelas fkategori daerah serangan Berdasarkan nilai tahap kedua dapat ditentukan kelas dan kisaran untuk masing-masing lokasi sesuai dengan klasifikasi. Tabel 5. Kelas kategori daerah serangan KtpRpF j Kisaran KtpRpF j Kriteria Aman 1 1 – 4 Potensial 2 5 – 8 Sporadis 3 9 – 12 Endemis Sumber: Modul pelatihan Sistem Informasi OPT 2006 8. Perancangan Sistem Dalam tahap ini sistem akan digambarkan melalui use case diagram yang mampu merepresentasikan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya ke dalam bentuk diagram, sehingga mudah untuk mendefinisikan sistem baik secara utuh maupun per bagian. Secara khusus tujuan dari penggunaan use case diagram [9] adalah: 1. Mendeskripsikan bagaimana sistem akan bekerja. 2. Mendeskripsikan kebutuhan fungsi sistem. 3. Mendeskripsikan bagaimana fungsi sistem bekerja dalam lingkungan yang berkaitan. 4. Bisa digunakan sebagai kontrak perjanjian antara pengembang dan client. 5. Bagi pihak client, dapat melakukan koreksi atau validasi terhadap sistem apakah sesuai seperti yang diharapkan. 6. Bagi pihak pengembang, memberi arahan dalam mengembangkan sistem menjadi seperti yang diharapkan. 5.1 Use-case Diagram Dalam sistem ini, terdapat dua pengguna yaitu admin dan user. Untuk masuk ke dalam sistem, admin harus login terlebih dahulu, sedangkan user tidak perlu login. Admin disini adalah pegawai Balai Proteksi Tanaman Pangan V Semarang yang diberi otoritas untuk mengolah dan memanage database. 10 Sedangakan user disini adalah pegawai Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura Semarang. Use case Diagram untuk user dan admin secara detail ditunjukkan pada Gambar 1. Use case diagram untuk user, terdapat enam fungsi yang dapat dilakukan oleh user. Perintah lihat informasi kabupaten Semarang berfungsi untuk melihat peta dan informasi geografis kabupaten Semarang, lihat hasil pemetaan OPT berfungsi untuk melihat hasil pemetaan OPT dalam bentuk peta, lihat informasi hama penggerek batang berfungsi untuk melihat informasi hama penggerek batang pada tanaman padi, lihat informasi hama tikus berfungsi untuk melihat informasi hama tikus pada tanaman padi, lihat informasi hama putih palsu berfungsi untuk melihat informasi hama putih palsu pada tanaman padi, lihat informasi hama walang sangit berfungsi untuk melihat informasi hama walang sangit pada tanaman padi. Fungsi untuk admin pada Gambar 1 terdapat tujuh fungsi. Fungsi – fungsi tersebut sama seperti fungsi user tetapi ditambah satu fungsi yaitu edit serangan dan puso. Gambar 1 Use case Diagram untuk user dan admin 5.2 Activity Diagram Diagram aktivitas merupakan pengembangan dari diagram use case. Diagram aktivitas menunjukkan alur kegiatan dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan di dalam diagram use case. Pada Gambar 2 menggambarkan activity Diagram untuk User. Untuk User tidak memerlukan login terlebih dahulu, tetapi dapat langsung melihat ke beberapa menu, yaitu: Lihat informasi Kabupaten Semarang, lihat hasil pemetaan OPT, lihat penanganan hama penggerek batang, lihat penanganan hama tikus, lihat penanganan hama putih palsu, lihat penanganan hama walang sangit. 11 Gambar 2 Activity Diagram untuk user Pada Gambar 3 menggambarkan activity diagram untuk admin. Untuk Admin, selain dapat langsung melihat ke beberapa menu, yaitu: Lihat informasi Kabupaten Semarang, lihat hasil pemetaan OPT, lihat penanganan hama penggerek batang, lihat penanganan hama tikus, lihat penanganan hama putih palsu, lihat penanganan hama walang sangit. Admin juga mempunyai fungi tambahan yaitu edit data serangan dan puso. Untuk memasuki fungsi tersebut admin diwajibkan memasukkann password terlebih dahulu, kemudian sistem akan mengecek apakah username dan password valid atau invalid. Jika username dan password invalid maka sistem akan memgembalikan ke menu username dan password, jika username dan password valid maka sistem akan melanjutkan ke beberapa fungsi diatas. Gambar 3 Activity Diagram untuk Admin 5.3 Sequence Diagram Tujuan penggunaan sequence diagram adalah memodelkan interaksi antar object yang memetakan interaksi sekuensial ke interaksi object. Dengan menggunakan jenis diagram ini, akan terlihat pesan yang dikirimkan dari object satu kepada object yang lainnya. 12 Gambar 4 Sequence Diagram untuk admin dan user lihat hasil pemetaan OPT Penjelasan dari sequence diagram untuk melihat pemetaan OPT adalah sebagai berikut: - Aplikasi dalam hal ini, peta wilayah Kabupaten Semarang, di tampilkan di form pemetaan. - Admin atau user memilih jenis hama, musim dan tahun yang ingin di hitung dan diketahui pemetaan OPT. - Kemudian dilakukan pengambilan data kecamatan, data serangan dan data puso pada database. - Data kecamatan, data serangan dan data puso diproses di dalam kelas pemetaan OPT, adapun proses pemetaan OPT antara lain: menghiung rata- rata terkena serangan, menghitung rata-rata terkena puso, mengitung rasio puso, menghitung frekuensi serangan dan menghitung kriteria daerah serangan. - Hasil perhitungan pemetaan OPT di simpan di dalam temporary table. - Dari temporary table, data tersebut diimplementasikan ke dalam peta kecamatan. - Peta akan ditampilkan di form pemetaan. 5.4 Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan atribut atau properti suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut metoda atau fungsi. Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. 13 Gambar 5 Class Diagram Gambar 5 adalah gambaran class diagram. Didalam class diagram berisi tabel Main yang berisi menu utama. Tabel Pemetaan berisi luas terkena, luas puso, tahun, musin, hama. Tabel Info berisi data. Tabel login berisi username dan Password. Tabel Setting berisi menu setting. Tabel Tambah user berisi username dan password. Tabel database berisi kecamatan, luas terkena, luas puso, tanggal, hama. 5.5 Deployment Diagram Deployment atau physical diagram menggambarkan detail bagimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak pada mesin, server atau piranti keras apa, bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Sebuah node adalah server, workstation atau piranti keras lain yang digunakan untuk melakukan deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node misalnya TCP atau IP dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini. Deployment Diagram system ini terdapat pada Gambar 6. Gambar 6 Deployment Diagram Dari Gambar 6 terlihat bahwa ada beberapa perangkat yang digunakan saat deployment, yaitu sebuah komputer yang bertugas sebagai server yang di dalamnya terdapat mapserver dan database serta beberapa komputer client yang bertindak sebagai pengguna aplikasi atau client. 14

9. Hasil dan Pembahasan