Tinjauan Pustaka Organisme Pengganggu Tanaman

4

2. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian yang berjudul “Penyuluhan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman jeruk di kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kota Baru Kota Jambi” [1] Pada penelitian ini, tanaman yang sudah terserang diamati dengan cermat dengan melihat gejala serangan, melakukan pembandingan denga literatur yang terkait gejala serangan serupa dan akhirnya melakukan identifikasi terhadap OPT. Secara teknis, petani telah ditunjukkan dan mampu mendapatkan serta membiakkan agen pengendalian hayati. Tetapi sistem ini hanya mengamati dan memberikan solusi penanganan secara hayati, sehingga perlu diupayakan agar media pengendalian hayati tersebut terus ada. Pada penelitian yang berjudul “Analisis kelayakan usaha tani padi pada sistem pertanian organik dikabupaten bantul” [2]. Pada penelitian ini, analisis kelayakan usaha tani didasarkan faktor kesehatan dan keamanan melalui sistem pertanian organik dan sistem pertanian anorganik Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, maka dalam penelitian ini akan dibangun pengembangan sistem pemetaan wilayah endemis Organisme Pengganggu Tanaman di Kabupaten Semarang dengan menggunakan dua komponen yaitu luas terkena hama dan luas daerah daerah gagal panen. Sistem ini menampilkan peta berdasarkan klasifikasi intensitas serangan hama yang akan ditampilkan berdasarkan musim dan jenis hama yang menyerang tanaman padi.

3. Organisme Pengganggu Tanaman

Organisme penganggu tanaman OPT merupakan faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Organisme pengganggu tanaman merupakan salah satu penghambat produksi dan penyebab ditolaknya produk tersebut masuk ke suat negara, karena dikawatirkan akan menjadi hama baru di negara yang ditujunya. Berdasarkan pengalaman, masih adanya permasalahan OPT yang belum tuntas penanganannya dan perlu kerja keras untuk mengatasinya dengan berbagai upaya dilakukan, seperti lalat buah pada berbagai produk buah dan sayuran buah dan virus gemini pada cabai. Selain itu, dalam kaitannya dengan terbawanya OPT pada produk yang akan diekspor dan dianalis potensial masuk, menyebar dan menetap di suatu wilayah negara, akan menjadi hambatan yang berarti dalam perdagangan internasional [3].

4. Endemis