PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD NABIILAH TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD NABIILAH

TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG

Oleh Intan Suryani

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan proses sains anak usia 5–6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan anak. Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental jenis korelasional. Teknik pengambilan sampel dengan studi populasi berjumlah 50 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji F, regresi linier sederhana dan uji student t-test. Hasil F hitung signifikan dengan F tabel. Analisis regresi linier sederhana mengindikasi metode demonstrasi berkontribusi sebesar 8,5%. Hasil Uji t-test adalah signifikan (t hitung=2,105 dan t tabel=0,1176). Jadi metode demonstrasi mempengaruhi keterampilan proses sains anak usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung.


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCEED SCIENCE PROCESS SKILLS OF 5-6 YEAR OLD CHILDREN IN PAUD NABIILAH TAMJUMG KARANG TIMUR

BANDAR LAMPUNG

By Intan Suryani

The research problem of this study was the low science process skills of 5-6 year old children in PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. This study was examined the influence of demonstration method on the children science process skills. The research used non-experimental correlation type and sampling technique with population study of 50 children. Data were collected by observation and documentation, while analyzis by using F test, simple linier regression, and t-test. The result of the F test were significant with F tabel. From the simple linier regression indicated that demonstration method accounted for 8,5%. The result of t-test also showed significant (t test=2,105 and t tabel=0,1176). From the result it can be concluded that the demonstration method influenced science process skills of 5-6 year old children in PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.


(3)

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETRAMPILAN PROSES SAINS ANAK USIA 56 TAHUN DI PAUD NABIILAH

TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG

Oleh

INTAN SURYANI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama Intan Suryani dilahirkan di Lumban Jabi–jabi 26 April 1991. Penulis adalah anak dua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Edison Aritonang dan Ibu Tumiar Siregar. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1998 di SDN 100670 Lumban Jabi – jabi , Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dan diselesaikan pada tahun 2004. Prestasi sewaktu menduduki sekolah dasar penulis pernah juara 1 olimpiade IPA tingkat rayon dan juara 2 olimpiade IPA tingkat kecamatan. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara hingga tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan di SMA YP HKBP Padang Sidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara dan diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis mencoba ikut ujian di salah satu PTN daerah Sumatera Utara namun belum rejeki sehingga penulis memutuskan untuk les intensif di Primagama daerah Padang Sidempuan pada tahun 2010 selama ± 3 bulan. Pada bulan Februari tahun 2011 penulis datang ke Bandar Lampung untuk melanjutkan les intensif masuk PTN di Ganesha Operation selama ± 3 bulan dan pada tahun yang sama penulis ikut ujian SNMPTN tertulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.


(8)

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti organisasi tingkat Fakultas yaitu Persekutuan Oikumene Mahasiswa Kristen FKIP dan Sempat aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen.

Selama kuliah penulis juga mengikuti program kegiatan wajib Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yaitu Pelaksanaa Program Pengenalan Pembelajaran Kompetensi Akademik (P4KA) yang dilaksanakan mulai dari semester 2 hingga semester 6. Pada semester 2 penulis ditempatkan di TK Global Surya, semester 3 di TK Lukel, Semester 4 di TK Aisyiah, semester 5 di SD Al–Azhar, dan pada semester 6 di TK Amartha Tani.

Pada tahun 2014, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata–Kependidikan Terintergrasi (KKN-KT) di Desa Kerbang Dalam, kecamatan Kabupaten Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung selama 2,5 bulan.


(9)

PERSEMBAHAN

Syalom,

Bersyukur penulis ucapkan atas doa dan dukungannya. Penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih yang tulus kepada:

1) Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Edison Aritonang dan Ibu Tumiar Siregar. Penulis ucapkan terimakasih banyak atas kasih sayang, dukungan yang luar biasa, dan pengorbanan kalian orang tuaku yang paling luar biasa. Semoga ini sedikit bisa membanggakan dan dapat membayar setetes keringat dari begitu banyak tetesan keringat yang kalian berikan kepada penulis.

2) Namboru Louisten Raja Gukguk yang selalu sabar, membimbing, mengajari, dan memberikan nasihat–nasihat selama penulis melaksanakan perkuliahan di Lampung hingga selesai.

3) Saudaraku: Kakak ku Ekaria Aritonang, Adikku yang paling cantik Agustina Veronika Cesia Aritonang, siabang (adik) kami yang paling dewasa Lamhot Simon Aritonang, dan Sipudan (bungsu) Pratama Aritonang.


(10)

4) Keluarga dari mamaku: Tante, adikku Yohana Naibaho, Kel. Tulang Jekson, Kel. Tulang Janter, Kel. Tulang Kembar, dan Kel. Tulang Christian.

5) Keluarga bapakku: Kel. Bapak Tua Bornok, Kel. Bapak Tua Sari, Kel. Namboru Heltina, Kel. Namboru Borgo, Kel. Namboru Mei, dan Kel. Alm. Namboru Victor.

6) Jemaat GMAHK Jatimulyo, Lampung Selatan yang telah menjadi keluarga baikku dan yang selalu mendoakan dan memperhatikanku disegala kondisi. Khususnya Pathfinder Clubtempat penulis mendapatkan banyak Skill mulai dari leader, keterampilan hidup sehari–hari, dan survival.

7) Teman–temanku: PGPAUD Angkatan 2011 teman seperjuangan khususnya Uswatun Hasanah, Heni Oktina, Anisa Ayu Lestari, Elvira Yunita yang menjadi teman susah senang selama kuliah. Teman GO-AL, Pathfinder Club, dan Teman SD dan SMA YP HKBP Pasid, Sumut yang selalu memberi motivasi.

8) Guru–guru selama peneliti melaksanakan pendidikan, yaitu: staf pengajar SDN 100670 Lumban Jabi–jabi, Staf Pengajar SMP N.1 Sayur Matinggi, dan Staf Pengajar SMA YP HKBP Pasid tanpa beliau–beliau yang ada di sekolah tersebut penulis tidak akan pernah jadi seperti sekarang ini.


(11)

10) Seluruh dosen Prodi PG-PAUD yang selalu membimbing penulis hingga penulis mendapatkan ilmu yang mudah–mudahan bermanfaat bagi orang disekitar penulis dan khususnya buat penulis sendiri.

11) Khusus kepada Pembimbing I, Ibu Dr. Riswanti Rini dan Pembimbing II Asih Budi Kurniawati, M.Pd., juga kepada ibu Devi Nawangsasi, M.Pd., yang membimbing penulis hingga menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., sebagai pembahas penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12) Ibu Nenden Theresia, M.Pd., yang pernah menjadi dosen penulis yang selalu memberikan nasihat–nasihat untuk memotivasi mahasiswa menjadi lebih baik.

13) Seluruh staf pengajar di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung yang telah menerima penulis untuk melaksanakan penelitian.

14) Teman-teman KKN-KT di Desa Kerbang Dalam, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, yaitu: Dodi, Roy, Barka, Morgi, Ninda, Tiara, Eilin, Yanti, dan Putri.


(12)

MOTO

Kamu adalah apa yang kamu fikirkan (Mark A. Findey dan Peter N. Landless)

Kamu adalah siapa temanmu dan apa yang kamu lakukan (No Name)

Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

SANWACANA ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ...xix

DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 8

1.3Batasan Masalah ... 9

1.4Rumusan Masalah ... 9

1.5Tujuan Penelitian ... 9

1.6Manfaat Penelitian ... 10

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1Hakekat Anak Usia Dini ... 12

2.2Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini ... 13

2.3Pengertian Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini ... 14

2.4Pengertian Sains Anak Usia Dini ... 16

2.5Keterampilan Proses Sains Anak Usia Dini ... 19

2.6Metode Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini ... 21

2.7Pengertian Metode Demonstrasi ... 22

2.8Manfaat Metode Demonstrasi bagi Anak Usia Dini ... 23

2.9Tujuan Metode Demonstrasi bagi Anak Usia Dini ... 23

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi... 23

2.11Penelitian yang Relevan ... 25

2.12 Kerangka Berfikir... 27

2.13 Hipotesis Penelitian ... 29

III. METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 30

3.2Prosedur Penelitian ... 31

3.3Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

3.3.1 Waktu Penelitian ... 32

3.3.2 Tempat Penelitian ... 33


(14)

xvi

3.5Populasi ... 33

3.6Definisi Variabel ... 34

3.6.1Definisi Konsep variabel ... 35

3.6.2Definisi Operasional Variabel ... 35

3.7Alat/Instrumen Penelitian ... 36

3.7.1Tabel Pengembangan Indikator ... 36

3.7.2Pengukuran Instrumen ... 38

3.8Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.8.1Observasi ... 40

3.8.2Dokumentasi ... 40

3.9Uji Asumsi ... 41

3.10 Teknik Analisi Data ... 41

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Uji Validitas Instrumen ... 51

4.1.2 Uji Normalitas ... 50

4.1.3 Uji F ... 54

4.1.4 Analisis Data ... 55

4.2 Pembahasan ... 58

V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 66

Instrumen Metode Demonstrasi ... 72

Rancangan Kegiatan Harian Ke–1 ... 75

Rekapan Nilai Rancangan Kegiatan Harian Ke-1 ... 82

Hasil Aktivitas Belajar dengan Metode Demonstrasi Pertemuan ke-1 ... 85

Rancangan Kegiatan Harian Ke-2 ... 87

Rekapan Nilai Rancangan Kegiatan Harian Ke-2 ... 93

Hasil Aktivitas Belajar dengan Metode Demonstrasi Pertemuan ke-2 ... 96

Rancangan Kegiatan Harian Ke-3 ... 98

Rekapan Nilai Rancangan Kegiatan Harian Ke-3 ... 103

Hasil Aktivitas Belajar dengan Metode Demonstrasi Pertemuan ke-3 ... 106

Rancangan Kegiatan Harian Ke-4 ... 108

Rekapan Nilai Rancangan Kegiatan Harian Ke-4 ... 113

Hasil Aktivitas Belajar dengan Metode Demonstrasi Pertemuan ke-4 ... 116

Rancangan Kegiatan Harian Ke-5 ... 118

Rekapan Nilai Rancangan Kegiatan Harian Ke-5 ... 125

Hasil Aktivitas Belajar dengan Metode Demonstrasi Pertemuan ke-5 ... 128


(15)

xvii

Rekap Nilai Keterampilan Proses Sains Pertemuan 1-5 ... 132

Regresi Linier Sederhana ... 135

Uji Validitas Isi Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 140

Uji Validitas Isi Instrumen Metode Demonstrasi... 151


(16)

xviii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian... 29 2. Persentase hasil akhir rata–rata keterampilan proses sains keseluruhan

pertemuan ... 51 3.Peningkatan pengaruh metode demonstrasi terhadapketerampilan proses


(17)

xviii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan Proses Sains yang dilatihkan ... 20

2. Rentang presentase pada empat interpretasi ... 37

3. Perhitungan Tabulasi Silang ... 39

4. Hasil akhir kegiatan metode demonstrasi anak usia 5–6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung...46

5. Hasil rata–rata akhir keterampilan proses sains anak usia 5–6 tahun di PAUDNabiilah Tanjung Karang timur, Bandar Lampung ... 47

6. Persentase akhir keterampilan proses sains anak usia 5–6 tahun di PAUDNabiilah Tanjung Karang timur, Bandar Lampung ... 48

7. Jumlah anak yang berada pada masing–masing kriteria mulai dari pertemuan 1–5 ... 49

8. Validitas Isi Keterampilan Proses Sains... 52

9. Validitas Isi Metode Demonstrasi ... 53

10. Hasil Uji Normalitas... 54

11. uji F... 55


(18)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan Kasih, berkat, dan anugerah –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Keterampilan Proses Sains Anak Usia 5 – 6 Tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi PGPAUD. Selaku pembimbing I dan dosen Pembimbing Akademik, yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan saran serta motivasi dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 3. Ibu Ari Sofia, S.Psi., MA.,Psi selaku Plt. Ketua Program Studi PGPAUD. 4. Asih Budi Kurniawati, M.Pd., selaku Pembimbing II atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, nasihat-nasihat yang bijak, saran, dan kritiknya selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Devi Nawangsasih, M.Pd., yang juga bersedia membimbing, memberikan motivasi, serta kritikan guna perbaikan skripsi.


(19)

6. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku pembahas atas saran dan kritik yang diberikan dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak dan Ibu dosen serta staf Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

8. Ibu Febriyani, A.Md., selaku Kepala PAUD Nabiilah sekaligus pemilik PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

9. Ibu Nur, Ibu Diah, Ibu Nunung, Ibu Dede, Ibu Menik, dan Ibu Erna selaku guru mitra atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Mudah – mudahan atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapatkan berkat–berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Bandarlampung, Juni 2015 Penulis,

Intan Suryani 1113054026


(20)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik dan non akademik pada sekarang ini pemerintah menjadikan pendidikan anak usia dini sebagai pondasi yang diharapkan mampu memenuhi tantangan tersebut.

Kepedulian pemerintah terhadap pendidikan anak usia dini telah dijelaskan dalam Yamin dan Sanan (2010:19),

“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1, Pasal 1, butir 14 Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Pemerintah berfokus pada perkembangan dan pertumbuhan anak. Mempersiapkan agar tumbuh kembang anak tersebut menjadi lebih baik dan seimbang maka pemerintah juga membuat suatu peraturan perundang-undangan buat lembaga yang akan mendirikan pendidikan anak usia dini


(21)

2

dengan harapan agar menciptakan anak yang dapat bersaing pada zaman yang semakin maju ini baik secara akademik maupun non akademik. Semua itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2009 pada halaman pertama yang menyatakan bahwa penyelenggaraan PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri dari empat kelompok yaitu: (1) standar tingkat pencapaian, (2) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (3) standar isi, proses, dan penilaian, dan (4) standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah merupakan gambaran yang harus dicapai oleh pendidik, pendiri yayasan, maupun bagi pertumbuhan anak yang terjadi secara berkesinambungan dengan rentang usia tertentu. Tahapan usia anak dikelompokkan untuk melihat tingkat pencapaian yang harus dicapai anak yang bertujuan setiap perkembangan mencapai hasil yang optimal dengan memberikan rangsangan yang bersifat holistik melalui kegiatan yang menarik perhatian anak. Mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka semua pihak harus bekerja sama baik pendidikan keluarga, masyarakat, dan sekolah.

Tujuan program pendidikan anak usia dini untuk membantu letak dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang


(22)

3

diperlukan oleh anak didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Secara keseluruhan kegiatan belajar bagi anak ialah untuk membentuk perilaku melalui pembiasaan.

Kegiatan yang bermakna dan menyenangkan merupakan strategi yang dibutuhkan agar dapat menarik minat anak dalam meningkatkan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta. Penggunaan metode yang tepat pada saat proses pembelajaran berlangsung sangat berperangaruh untuk meningkatkan konsep-konsep dasar yang harus dipahami anak terutama mencapai standar tingkat pencapaian anak yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2009. Standar tingkat pencapaian perkembangan anak untuk kelompok usia 5-6 tahun terdapat 5 lingkup perkembangan yaitu: 1) nilai-nilai agama dan moral, 2) motorik (motorik kasar dan motorik halus), 3) kognitif (pengetahuan dan sains, konsep bentuk, ukuran, dan pola, dan konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf), 4) bahasa (menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan), 5) sosial emosional.

Piaget dalam Masitoh (2005:9) membagi tahapan perkembangan kognitif kedalam empat tahapan, yaitu sonsori motor (0-2 tahun), praoperasional (2-7 tahun), operasional kongkrit ((2-7-14 tahun), dan formal operasional (14 tahun-dewasa). Jadi, pendidikan Taman Kanak-kanak berada dalam tahapan praoperasional. Artinya pada tahap tersebut anak dapat menggunakan simbol dan pikiran internal dalam memecahkan masalah dan


(23)

4

objek yang digunakan bersifat konkrit. Anak melakukan kegiatan dengan cara bermain, dengan bermain anak akan menghasilkan pengertian dan informasi, memberikan kesenangan, dan dilakukan dengan menggunakan alat. Montessori dalam Triharso (2013:3) menyatakan bahwa lingkungan atau alam sekitar mengundang anak untuk menyenangi pembelajarannya. Proses pembelajaran harus berorientasi pada perkembangan anak dan tujuan kegiatan belajar mengintegrasikan seluruh aspek perkembangan serta menyediakan kesempatan yang tepat bagi anak agar mereka dapat mengeksplorasi lingkungannya.

Isjoni (2011:84) mengatakan bahwa Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran pada anak usia dini ada mempunyai beberapa prinsip yang harus menjadi pertimbangan, yaitu: berpusat pada anak, partisipasi aktif, bersifat holistik dan integratif, fleksibel, dan perbedaan individual.

Metode belajar yang dikenal saat ini dalam proses belajar mengajar sangat banyak ragamnya. Berbagai ragam metode yang ada bertujuan agar guru dapat menggunakan setiap metode belajar pada proses pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Menggunakan metode yang tepat diharapkan agar anak mampu melewati setiap tahap perkembangan yang harus dilewatinya dengan baik dan berkesinambungan. Karakteristik perkembangan dan pembelajaran anak usia dini secara umum adalah


(24)

5

egosentris, interpretatif, gigih, rasa ingin tahu, petualang, energik, sosial, dan memiliki berbagai kebutuhan psikologis.

Howard Gardner dalam Suyadi (2010:115) menyebutkan bahwa kecerdasan setiap manusia berbeda-beda namun memiliki kombinasi satu sama lain. Berikut beberapa kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner:

verbal-linguistic(kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasi, pidato, diskusi, tulisan), logical-mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (keterampilan gerak, menari, olahraga),musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama),intrapersonal(kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan”.

Ada 2 faktor yang mempengaruhi kecerdasan tersebut, yaitu: keturunan (genetik) dan lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang melalui lingkungan yang baik. Kegiatan pada proses pembelajaran yang dilakukan di Sekolah Taman Kanak-kanak adalah belajar melalui bermain. Anak akan merasa senang jika melakukan kegiatan dengan bermain. Bermain merupakan kebutuhan bagi anak, maka anak akan belajar sesuai dengan tuntutan taraf perkembangannya. Belajar melalui bermain hanya dapat terjadi jika anak merasa bebas untuk mengekspresikan dirinya, anak tumbuh di lingkungan terbuka dengan perjalanan dan pendapat yang baru, dan anak didukung untuk mempertimbangkan lebih dari satu jalan keluar dari masalah.


(25)

6

Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak, guru diharapkan agar kreatif mengolah proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode yang tepat sesuai dengan tema pembelajaran. Metode yang dipilih adalah metode yang dapat menggerakkan anak untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan mampu melakukan serta mengulangi kembali kegiatan yang sudah dilakukan dengan terstruktur. Isjoni (2011:86) menyatakan untuk mendukung kurikulum hasil belajar pendidikan anak usia dini, ada beberapa prinsip dalam menerapkan metode, yaitu: berorientasi pada kebutuhan anak, belajar sambil bermain, kreatif dan inovatif, lingkungan kondusif, menggunakan sistem tema, mengembangkan keterampilan hidup, menggunakan pembelajaran terpadu, dan pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak.

Perlu diingat oleh guru bahwa anak usia dini pada umumnya adalah anak yang selalu aktif bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicara. Dari ciri-ciri yang telah dipaparkan metode tersebut merujuk pada metode demonstrasi. Metode demonstrasi sangat efektif digunakan pada proses pembelajaran di pendidikan anak usia dini karena metode demonstrasi mengajak anak lebih terampil mengerjakan tugasnya hingga tuntas dan detail/teliti.

Pentingnya perkembangan kognitif bagi anak khususnya bagian sains yang mengharuskan pendidik mampu mengembangkan kemampuan tersebut


(26)

7

secara optimal dengan cara tepat atau sesuai dengan tahap perkembangan pada anak usia 5-6 tahun. Setelah peneliti melakukan pengamatan terhadap anak kelompok usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah yang berlokasi di Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, terlihat bahwa pembelajaran keterampilan proses sains anak masih rendah, dimana proses kegiatan yang dilakukan anak sehari-hari pada saat pembelajaran sehingga mempengaruhi proses belajar anak. Contoh memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, belum menunjukkan sikap yang bersifat eksploratif dimana proses pembelajaran masih bersifat konvensional, dan anak belum mengenal sebab-akibat dari suatu peristiwa yang terjadi dilingkungan anak seperti perubahan daun segar menjadi kering dan anak selalu mengatakan bahwa warna daun itu hujau.

Hasil observasi selama di PAUD Nabiilah tersebut menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian tentang keterampilan proses sains anak, dan pengakuan tenaga pendidik juga dapat dijadikan sebagai acuan sehingga menyebabkan anak-anak usia 5-6 di PAUD tersebut jarang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan sains. Anak hanya diberikan kegiatan memilah biji-bijian setelah itu anak langsung diajak menulis atau mengerjakan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) yang setiap hari anak harus menyelesaikan 3 LKS dalam waktu bersamaan.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan perbaikan dan inovasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang berkualitas dan meningkatkan


(27)

8

kualitas pendidikan dengan harapan mampu mengembangkan keterampilan proses sains anak dengan baik dan seimbang. Peneliti memiliki gagasan untuk memperbaiki pembelajaran tentang keterampilan proses sains anak di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung melalui penelitian eksperimen. Peneliti akan mengujicobakan metode demonstrasi pada keterampilan proses sains pada anak usia 5-6 tahun.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dengan identifikasi masalah yang didapatkan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran pada pengembangan keterampilan proses sains masih belum tepat.

2. Rendahnya keterampilan proses sains anak di sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.

3. Anak belum mampu mengelompokkan benda–benda sesuai dengan warna, bentuk, kesamaan dan perbedaan yang diperintahkan oleh guru. 4. Anak belum mampu mengungkapkan sebab–akibat kejadian yang ada

dilingkungan sekitar.


(28)

9

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan berbagai masalah yang telah dikemukakan. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap keterampilan proses sains anak. Peneliti melakukan batasan masalah agar pembahasan masalah tidak terlalu luas untuk diteliti. Batasan masalah dalam proposal ini dibatasi pada Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Keterampilan Proses Sains Anak Usia 5-6 Tahun di Sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan gagasan yang dipilih maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah :

1.4.1 Bagaimana pengaruh metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains anak 5-6 tahun di Sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains anak 5-6 tahun di Sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.


(29)

10

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran pada guru pendidik anak usia dini, khususnya pembelajaran keterampilan proses sains anak. Menambah pengetahuan serta mengerti metode demonstrasi yang bisa digunakan untuk keterampilan proses sains anak usia dini.

1.6.2 Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap guru, anak dan sekolah.

1.6.2.1 Bagi Guru:

1) Memberikan inovasi baru agar guru mampu mengolah pembelajaran dengan menggunakan metode pengajaran yang mampu meningkatkan kelima aspek perkembangan anak secara holistik yang menarik perhatian anak.

2) Mempermudah guru melakukan proses pembelajaran di kelas.

1.6.2.2 Bagi Anak

1) Meningkatkan keterampilan proses sains anak melalui metode demonstrasi.

2) Memberikan kesempatan bagi anak untuk meniru, melakukan, dan menceritakan.


(30)

11

1.6.2.3 Bagi Sekolah

1) Meningkatkan pengetahuan tenaga profesional pendidik.


(31)

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Anak Usia Dini

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Peraturan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 Pasal 18, Suyadi(2010:9) menjelaskan dengan detail tentang pendidikan anak usia dini, yaitu:

(1) Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal, (3) Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan nonformal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.


(32)

Didukung juga dengan Direktorat PAUD dalam Yamin dan Sanan (2010:1) Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia.

Selain dari pengertian anak usia dini menurut pemerintah yang telah di atur dalam Undang-undang, ada beberapa tokoh pendidikan anak usia dini yang mengartikan pendidikan anak usia dini beragam namun mempunyai tujuan yang sama. Seperti pendapat Cekoslovakia dalam Jamaris(2006:1) mengatakan bahwa pendidikan anak sejak dini sudah dimulai di dalam pangkuan ibunya.

Jadi, pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang dimulai dari sejak anak dalam kandungan dimana pada masa tersebut merupakan masagolden age (masa emas) anak dengan mudah merespon stimulus yang diterima melalui lingkungan dengan rentang usia 0-6 tahun.

2.2 KarakteristikPerkembangan Anak Usia Dini

Karakteristik anak usia dini diartikan Rusdinal dalam Atri(2012:3 )yang mangatakan bahwa

karakteristik anak usia 5-7 tahun adalah sebagai berikut: 1) anak pada masa praoperasional, belajar melalui pengalaman konkret dan dengan orientasi dan tujuan sesaat, 2) anak suka menyebutkan nama-nama benda yang ada disekitarnya dan mendefinisikan kata, 3) anak belajar melalui bahasa lisan dan pada masa ini berkembang pesat, 4) anak memerlukan struktur kegiatan yang lebih jelas dan spesifik.


(33)

✂ ✄

Perkembangan anak usia dini Hafina (2012:2-3) menjelaskan bahwa perkembangan kognitif, yaitu:

1) Mengelompokkan benda-benda yang sejenis, 2) Mengemlompokkan bentuk, 3) Membedakan rasa., 4) Membedakan bau, 5) Membedakan warna, 6) Menyebutkan dan mengenal bilangan (1-10), 7) Rasa inign tahu yang tinggi, dan 8) Imajinatif.

Mengacu pada pendapat di atas,Hartati(2005:8-11) juga menyebutkan karakteristik anak usia dini yaitu:

1) anak bersifat egosentris, 2) anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, 3) anak adalah makhluk sosial, 4) anak bersifat unik, 5) anak umumnya kaya dengan fantasi, 6) anak memiliki daya konsentrasi yang pendek, dan 7) anak merupakan masa belajar yang paling potensial.

Setelah merujuk pada semua pengertian tentang karakteristik yang dimiliki anak usia dini dapat disimpulkan bahwa masa tersebut merupakan masa yang paling tepat untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak sejak dini. Dengan imajinasi anak yang kuat dapat dikembangkan anak tersebut menjadi anak yang kreatif.

2.3 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini

Hartati (2005:23) mengatakan bahwa Pembelajaran pendidikan anak usia dini umumnya dilandasi 2 teori belajar, yaitu: 1) teori behaviorisme, dan 2) teori konstruktivisme. Walaupun kedua teori tersebut masing – masing tentang anak usia dini namun keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda. Pada teori behaviorisme lebih menekankan pada hasil belajar, sedangkan teori konstruktivisme menekankan pada hasil belajar.


(34)

☎ ✆

Proses pembelajaran PAUD menurut Isjoni (2009:74) harus memenuhi prinsip, yaitu: 1) berangkat dari yang dimiliki anak, 2) belajar harus menantang pemahaman anak, 3) belajar dilakukan dengan bermain, 4) menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran, 5) belajar dilakukan melalui sensorinya, 6) belajar membekali keterampilan hidup, 7) belajar sambil melakukan.

Pada teori behaviorisme Hartati (2005:23) terdapat beberapa pendapat para ahli yang setuju akan bahaviorisme, diantaranya

Thorndike mengemukakan bahwa belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Salah satu ahli yang terkenal dan setuju dengan Teori konstruktivisme yaitu Jean Peaget berpendapat bahwa proses belajar terdiri dari asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (penyeimbang).

Dengan demikian untuk memperoleh hasil belajar yang baik dan menyenangkan anak, maka proses pembelajaran dilakukan dengan cara bermain. Dimana bermain merupakan aktifitas belajar mengajar yang dilakuan dalam pendidikan anak usia dini. Salah satu pendekatan pendidikan anak usia dini dilakukan melalui bermain.

Menurut Moeslichatoen (2004:31)

“Pengertian bermain bagi anak merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui bermain anak akan memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, nilai, dan sikap hidup”.


(35)

✝6

Pendapat Yamin dan Sanan (2010:285) juga mendukung bahwa

Bermain sebagai suatu fenomena yang paling alamiah dan luas serta memegang peran penting dalam proses perkembangan anak. Ada 5 pengertian sehubungan bermain, yaitu:

1. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak. 2. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, namun memotivasinya lebih bersifat

instrinsik.

3. Bersifat spontan dan sukarela. 4. Melibatkan peran serta aktif anak.

5. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain seperti misalnya: kemampuan kreatifitas, kemampuan memecahkan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial, disiplin, mengendalikan emosi”.

Belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan pada pendidikan anak usia melalui bermain merupakan perantara dengan menggunakan kegiatan untuk meningkatkan perkembangan aspek nilai-nilai dan moral agama, bahasa, kognitif, fisik motorik, dan sosial emosional dengan baik.

2.4 Pengertian Sains Anak Usia Dini

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “terampil” artinya cekatan atau cakap.Jadi “keterampilan” artinya cakap untuk menyelesaikan tugas.

Menurut pendapat Fisher dalam Nugraha (2005:4) mendefinisikan,“sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh denganmenggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan denganpenuh ketelitian”.


(36)

✞ ✟

Pendapat diatas didukung juga oleh pernyataanSlamet Suyanto (Marcha, 2012),

“Pembelajaran untuk anak usia dini sebaiknya terpadu. Mereka tidak belajar mata pelajaran tertentu, seperti sains, matematika, dan bahasa secara terpisah. Hal itu didasarkan atas berbagai kajian keilmuan PAUD bahwa anak belajar segala sesuatu dari fenomena dan objek yang ditemui. Pengembangan pembelajaran sains dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu dapat memudahkan guru untuk menyampaikan makna serta tujuan dari pelaksanaan kegiatannya tersebut”.

Melengkapi pendapat Slamet Suyanto (Marcha, 2012) mengemukakan topik dari beberapa kegiatan pengenalan sains untuk anak usia 5-6 tahun, “Pembelajaran topik-topik sains hendaknya lebih bersifat memberikan pengalaman tangan pertama (firsthandexperience) kepada anak, bukan mempelajari konsep sains yang abstrak, diantaranya: (1) mengenal gerak, (2) mengenal benda cair, (3) mengenal timbangan (neraca), (4) bermain gelembung sabun, (5) mengenal benda-benda lenting, (6) bermain dengan udara, (7) melakukan percobaan sederhana”.

Menurut Nugraha(2005:27-28),“fokus dan tekanan pendidikan sains terletak bagaimana kita membiarkan diri (dalam hal ini diartikan sebagai diri anak) didik oleh alam (perantaranya bisa guru atau orang dewasa) agar kita menjadi manusia yang lebih baik”.Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini hendaklah ditujukan untuk merealisasikan empat hal, yaitu: 1. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini agar anak-anak

memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains sehingga anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.

2. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Hal yang mendasar, misalnya: tidak cepat-cepat mengambil keputusan, dapat meilihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi-informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.

3. Pengembangan sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah (yang lebih dipercaya dan baik), maksudnya adalah sebagala informasi yang diperoleh anak berdarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi


(37)

✠8

yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.

4. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan dilingkungan dan alam sekitarnya.

Uraian di atas, lebih rinci tujuan sains atau pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

2. Membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang.

3. Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di luar lingkungannya.

4. Memfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama, dan mandiri dalam kehidupannya.

5. Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

6. Membantu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Membantu anak mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan pemaparan pendapat dan para ahli dari pengertian sains bagi anak usia dini adalah fakta yang ada dilingkungan sekitar anak bersifat konkrit dan holistik. Sains bagi anak usia dini bukan hanya mengetahui nama-nama benda yang ada dilingkungan sekitar namun juga menuntut anak untuk mengetahui sebab akibat dari suatu gelaja alam yang sering bersentuhan dengan anak.


(38)

✡9

2.5 Keterampilan Proses Sains Anak Usia Dini

Menurut Nuryani dan Andrian dalam Nugraha(2005:125) memberikan keterampilan proses sains adalah semua keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik, maupun keterampilan sosial.

Jadi, secara detail Nugraha (2005:152-154) mengungkapkan bahwa Keterampilan proses sains dalam pengembangannya, yaitu:

(1) Keterampilan mengamati. (2) Keterampilan mengelompokkan. (3) Keterampilan mengkomunikasikan.

(4) Keterampilan menggunakan angka atau hitungan. (5) Keterampilan menyimpulkan.

(6) Keterampilan memprediksi (memperkirakan)

Berikut dapat dilihat pada tabel keterampilan proses sains. Tabel 1. Keterampilan Proses Sains dan yang Dilatihkan

N O

KETERAMPILAN PROSES

KEMAMPUAN YANG DILATIH 1. Mengamati - Mengidentifikasi jenis bebatuan atau

mineral berdasarkan warna, bentuk, dan kepadatan.

- Mengenali sejumlah nama dari fenomena cuaca yang ada, seperti: petir dan angin ribut.

- Mengenali bagian dari sistem tata surya (bumi, langit, bulan, bintang). - Mengenali kualitas perubahan cuaca

yang didiami masayarakat atau permukaan benda (udara panas, dan udara dingin).

2. Mengelompokkan - Mengelompokkan batu-batuan yang diperoleh disekitar anak, berdasarkan warna dan ukuran.


(39)

☛ ☞

- Mengelompokkan variasi bentuk awan (membawa anak keluar kelas mengamati angkasa).

- Mengelompokkan beberapa sumber air (selokan sekolah, air dari kamar mandi sekolah).

- Mengelompokkan pencemaran udara melalui dua kategori (alamiah dan buatan manusia).

3. Mengkomunikasikan - Menjelaskan perputaran bumi secara alamiah.

- Menjelaskan variasi bentuk awan selama obsevasi seharian bahkan satu minggu.

- Membuat peta yang dikomunikasikan pada anak/orang lain.

- Menjelaskan mengapa air dapat mengalir/merambat.

4. Menggunakan angka atau hitungan

- Menghitung dengan jari beberapa batuan kecil.

- Mengurutkan batuan dari mulai terkecil hingga terbesar.

- Menunjukkan dua tempat yang memiliki musim yang sama atau temperatur yang sama.

- Menggunakan alfabet untuk menyebutkan nama-nama planet.

5. Menyimpulkan - Mengamati lapisan tanah

dilingkungan sekolah (mengapa tumbuhan tumbuh subur ditanah tersebut).

- Membuat perkiraan terjadi.

- Mengamati gambar bulan melalui tampilan foto dan anak dapat menyebutkan gambar tersebut (bulan sabit).

6. Memprediksi - Anak diajak untuk memperkirakan cuaca esok hari melalui pengamatan cuaca pada hari ini.

- Memperkirakan ukuran Dinasourus melalui gambar dan gambar Gajah. - Memperkirakan waktu terbit dn

terbenamnya matahari pada esok hari berdasarkan pengamatan hari ini.


(40)

✌ ✍

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains anak usia dini dapat dilihat melalui hasil pengamatan setelah pembelajaran selesai sesuai dengan keterampilan yang mengamati, mengelompokkan, mengkomunikasikan, menggunakan angka atau hitungan, menyimpulkan dan hasil prediksi.

2.6 Metode Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Moeslichatoen (2004:7) berpendapat,

“Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan”.

Didukung melalui pendapat Nugraha (2005:253),

“Strategi/model pembelajaran pendidikan anak usia dini dipilih hendaklah menggunakan pendekatan terpadu, yaitu melalui gabungan dari berbagai bidang pengembangan, baik normatif, adaptif maupun yang bersifat pragmatis/produktif”.

Hildebrand dalam Moeslichatoen(2004: 9-10) memaparkan bahwa Anak TK mempunyai dorongan yang kuat untuk mengenal lingkungan alam sekitar dan lingkungan sosialnya lebih baik.

“untuk mengembangkan kognisi anak dapat dipergunakan metode-metode yang mampu menggerakkan anak agar menumbuhkan berpikir, menalar, mampu menarik kesimpulan, dan membuat generalisasi. Caranya adalah dengan memahami lingkungan disekitarnya, mengenal orang dan benda-benda yang ada, memahami tubuh dan perasaan mereka sendiri, melatih memahami untuk mengurus diri sendiri. Selain itu melatih anak menggunakan bahasa untuk berhubungan dengan orang lain, dan melakukan apa yang dianggap benar berdasarkan nilai yang ada dalam masyarakat”.


(41)

✎✎

2.7 Pengertian Metode Demonstrasi

Jamaris (2006:137) mengungkapkan bahwa metode demonstrasi merupakan metode yang dilakukan dengan menunjukkan atau memperagakan suatu proses dari suatu kegiatan. Demonstrasi dapat dilakukan oleh guru maupun anak.

Moeslichatoen(2004:114) mendukung pendapat di atas yang menyatakan bahwa metode demonstrasi yang pada dasarnya mengandung kegiatan menunjukkan, mengerjakan, dan menjelaskan apa yang dilakukan secara terpadu.

Dalam Moeslichatoen (2004:108) mengatakan,

“Metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikirapa yang akan terjadi, bagaimana hal itu terjadi, dan mengapa hal itu terjadi.

Daryanto (2013:14) mengatakan juga bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian informasi dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dengan mempertunjukkan tentang cara melakukan sesuatu disertai dengan penjelasan secara visual dari proses dengan jelas.

Hal tersebut juga didukung oleh Aqiq (2014:104) yang mengatakan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya.


(42)

✏ ✑

2.8 Manfaat Metode Demonstrasi bagi Anak Usia Dini

Metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi, yaitu: 1. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan

informasi kepada anak.

2. Dapat membantu meningkatkan daya pikir anak TK terutama daya pikir anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen, dan berpikir evaluatif.

2.9 Tujuan Metode Demonstrasi bagi Anak Usia Dini

- Memberikan pengalaman belajar bagi anak dalam menguasai materi pelajaran dengan baik.

- Anak dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu.

- Peniruan terhadap model yang dapat dilakukan terhadap kegiatan. - Menunjukkan urutan proses yang sulit dijelaskan dengan kata–kata. - Menunjukkan kepada peserta bagaimana suatu kegiatan tertentu

secara benar dan tepat.

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi sama halnya dengan metode-metode lainnya mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut pemaparan dari kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi.


(43)

✒ ✓

2.10.1 Kelebihan Metode Demonstrasi

- Membantu anak lebih mengerti tentang bagaimana suatu proses kegiatan yang harus dilakukan.

- Kegiatan yang dilakukan lebih terstruktur dan jelas.

- Membantu meningkatkan daya pikir anak dalam mengingat, mengenal, dan berfikir.

- Memberi kesempatan secara merata kepada anak melakukan kegiatan seperti yang telah pendidik lakukan.

- Metode demonstrasi lebih memberikan pengalaman bagi anak.

- Memberikan informasi yang jelas bagi anak.

2.10.2 Kekurangan Metode Demonstrasi

- Kadang membuat rasa bosan bagi anak karena kegiatan yang dilakukan terlalu mengikuti atau harus sama dengan model (pendidik).

- Membatasi kreativitas anak.

- Anak tidak diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan seperti keinginan sendiri.

- Tidak semua anak yang mau melakukan metode demonstrasi karena setiap anak mempunyai gaya belajar yang berbeda.


(44)

✔ ✕

2.11 Penelitian Relevan

2.11.1 Yulia Sari, 2012 dengan judul skripsi“Peningkatan Kemampuan Sains Anak Usia DiniMelalui Metode Demonstrasi di Taman Kanak Kanak Tri Bina Payakumbuh”menjelaskan bahwa di TK Tri Bina Payakumbuh kemampuan sains anak masih rendah ketika sebelum dilakukan treatment atau perlakuan. Hal tersebut disebabkan kurangnya variasi metode belajar yang digunakan oleh dalam pembelajaran. Masalah-masalah yang dihadapi anak kesulitan dalam mengambil kesimpulan suatu peristiwa. Metode penelitian yang dilakukan p

2.11.2 ada penelitian tersebut yaitu Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus pertama penelitian tersebut terdapat peningkatan menjadi 40% dimana kondisi awal hanya memperoleh 10% yang kemampuan sainsnya tinggi. Pada siklus kedua memcapai 90% atau berkisar 18 anak yang sebelumnya mencapai 70% anak yang kemampuan sainsnya rendah. Jadi, metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan sains anak di TK Tri Bina Payakumbuh. 2.11.3 Mahmudah Yustisiarini, 2014 dengan judul “Meningkatkan

Pengetahuan Sains Melalui Metode Demonstrasi pada Kelompok A TK Wanita Leminggir Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto”menjelaskan bahwa pada saat observasi, keterampilan sains anak belum optimal seperti pencampuran warna. Kondisi tersebut disebabkan guru yang kurang kreatif melakukan pembelajaran dan alat yang digunakan pada saat pembelajaran kurang


(45)

✖6

menarik. Jadi penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan sains melalui metode demonstrasi serta mendeskripsikan proses pembelajaran sains yang menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada kegiatan sains pada siklus 1 menunjukkan anak yang sudah berhasil 8 anak dan yang belum berhasil 12 anak, sehingga pembelajaran yang dicapai 40%. Target pencapaian dari penelitian ini adalah 75%, oleh sebab itu penelitian ini berlanjut pada siklus ke 2. Pada siklus ke 2 diperoleh hasil 90% dengan jumlah 18 anak yang sudah berhasil dan 2 anak yang belum berhasil. Berdasarkan data pada siklus ke 2 maka nilai yang diharapkan telah tercapai dan penelitian ini dinyatakan berhasil. Jadi, kesimpulannya bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan sains anak pada kelompok A TK Dharma wanita Leminggir Mojosari-Mojokerto. 2.11.4 Faradil, 2013 dengan judul “Peningkatan Pengenalan Sains

Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Anak Usia 5-6 Tahun”menyatakan dari hasil penelitian dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas metode deskriptif. Hasil akhir penelitian tersebut menjelaskan 1) Perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pengenalan sains sederhana melalui metode demonstrasi pada anak dapat dikategorikan baik sekali, 2) Pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan


(46)

✗ ✘

pengenalan sains sederhana melalui metode demonstrasi pada anak usia 5-6 tahun dapat dikategorikan baik sekali, dan 3) Peningkatan kemampuan pengenalan sains sederhana melalui metode demonstrasi pada anak usia 5-6 tahun dapat dikategorikan berkembang sesuai harapan.

2.12 Kerangka Berfikir

Pendidikan anak usia dini merupakan masa golden age atau masa emas. Pada masa tersebut anak mudah menstimulus respon yang anak terima dari lingkungan bermain, sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Perkembangan yang baik dan seimbang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Pada pelaksanaan pendidikan anak usia dini dituntut untuk mengembangakan seluruh aspek perkembangan anak secara holistik melalui kegiatan yang menyenangkan dan melalui alat-alat pendidikan yang dapat manarik perhatian anak. Jadi, proses pembelajaran Pendidikan anak usia dini dilakukan dengan prinsip belajar melalui bermain. Bermain anak akan memperoleh kesenangan dan melakukan aktivitas belajar yang menyenangkan.

Aspek perkembangan yang harus dikembangkan pada anak usia dini terbagi menjadi lima bagian, yaitu: Nilai-nilai Agama dan Moral, Kognitif, Bahasa, Fisik Motorik, dan Sosial Emosional. Salah satu dari aspek perkembangan yang dibahas dalam penelitian ini ialah kognitif bagian sains. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa orang tentang kemampuan, keterampilan proses, dan pengetahuan sains membuktikan pentingnya salah


(47)

✙8

satu aspek tersebut dikembangkan karena melalui pengetahuan sains anak dari sejak dini telah dibimbing untuk menjadi anak masa depan yang teliti, paham tentang alam/lingkungan sekitar, dan mengetahui sebab akibat dari peristiwa lingkungan alam secara sederhana.

Jadi, pada penelitian ini peneliti mencoba menggunakan metode demonstrasi yang mampu mempengaruhi keterampilan proses sains anak usia dini dengan analisa dari beberapa kesimpulan beberapa pendapat yang mengatakan bahwa metode demonstrasi dilakukan dengan cara terstruktur yang akan memberikan informasi yang jelas bagi anak.


(48)

✚9

Berikut gambaran kerangka pikir peneliti.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Melakukan pengamatan/pengukuran metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains anak usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung.

2.13 Hipotesis Penelitian

Hipotesis peneliti pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains pada usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.

X (independen) Metode


(49)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sudijono (2012:4) Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mengorganisasikan dan menganalisis angka agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas, mengenai sesuatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian dan makna tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantittif, dimana peneliti menggunakan angka dan menganalisis sehingga memberi gambaran tentang penelitian yang peneliti laksanakan. Sukmadinata (2007:53-56) menyebutkan pendekatan penelitian kuantitaif dapat dibedakan menjadi 2 yaitu metode penelitian eksperimental dan non ekperimental. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian non eksperimental. Peneliti menggunakan penelitian non eksperimental. Jenis penelitian non eksperimental terdapat 6 jenis yaitu deskriptif, komparatif, korelasional, survai, ekspos fakto, dan tindakan. Dari keenam jenis tersebut jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional, dimana peneliti ingin mengetahui hubungan suatu variabel yang telah peneliti tetapkan dengan variabel lain. Hubungan tersebut dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikan)


(50)

31

secara statistik. Sehingga hubungan atau pengaruh suatu variabel dapat diketahui lebih jelas.

Pendapat Sugiyono ( 2014:4) mengatakan bahwa Variabel dependen (Y) merupakan variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan Varibael independen (X) merupakan varibel bebas yang mempengaruhi atau yang menyebabkan perubahan pada varibael terikat (dependen). Pada penelitian ini yang menjadi varibel dependen (Y) yaitu keterampilan proses sains dan variabel independen (X) adalah metode demonstrasi.

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap penelitian pendahuluan, tahap perencanaan, dan tahap pelaksanaa. Berikut langkah-langkah yang peneliti lakukan pada setiap tahap:

1. Tahap Penelitian Pendahuluan

Langkah-langkah penelitian pendahuluan adalah sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian ketempat yang akan dilakukan

penelitian.

b. Mengobservasi sekolah PAUD guna mengetahui situasi dan kondisi yang ada di sekolah tersebut.


(51)

32

2. Tahap perencanaan

Langkah-langkah pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH) dan skenario

bermain yang rencananya dilakukan sebanyak lima kali pertemuan sehingga RKH yang dibuat terdiri dari lima RKH.

b. Membuat lembar instrumen observasi. Lembar observasi terdiri dari: kisi-kisi, lembar ceklis, serta rubrik dan mengatur perskoran. c. Membuat lembar aktivitas pembelajaran dengan Rating skala 3. Tahap Penelitan

Langkah-langkah pada tahap penelitian adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan penelitian dengan observasi menggunakan instrumen dan Rancangan Kegiatan Harian yang telah disusun dengan menggunakan metode demonstrasi.

b. Mengadakan penilaian pada hasil kegiatan belajar anak yaitu keterampilan proses sains.

c. Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data. d. Membuat laporan hasil penelitian.

3.3 Waktu dan Tempat penelitian 3.3.1 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada pertengahan semester genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilakukan pada waktu tersebut karena anak telah melakukan pembelajaran di sekolah. Sehingga peneliti ingin


(52)

33

melihat pengaruh metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains anak.

3.3.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada anak usia 5-6 tahun di Sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Peneliti melihat di sekolah tersebut terdapat masalah anak tentang keterampilan proses sains.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang peneliti ambil yaitu anak usia 5-6 tahun di Sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Subjek merupakan gabungan dari 2 kelas pada anak usia 5-6 tahun dengan jumlah total 50 orang anak, terdiri dari 26 anak perempuan dan 24 anak laki-laki.

3.5 Populasi

Menurut Sugiyono (2014:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jika seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi. Maka pada penelitian ini peneliti menggunakan populasi studi. Dimana dalam wilayah penelitian terdapat 50 anak berusia 5-6 tahun yang keseluruhannya dijadikan sampel.


(53)

34

3.6 Definisi Variabel 3.6.1 Definisi Konsep

3.6.1.1 Definisi Konsep Keterampilan Proses Sains anak

Makna keterangan keterampilan proses sains anak dalam pengembangannya yaitu dengan mengamati, mengelompokkan, mengkomunikasikan, menggunakan angka/hitungan, menyimpulkan, serta memperkirakan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3.6.1.2 Definisi Konsep Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan suatu kegiatan menunjukkan, mengerjakan, dan menjelaskan. Makna metode demonstrasi bagi anak yaitu dengan memperlihatkan secara konkret apa yang dilakukan/diperagakan, mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip, dengan peragaan, mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti, tepat, dan cermat, mengembangkan kemampuan peniruan dan pengenalan secara tepat. Jadi definisi metode demonstrasi ialah suatu metode yang akan dilakukan pada penelitian yang bersifat eksploratif yang membantu anak menjadi teliti, fokus, cermat, dan tepat.


(54)

35

3.6.2 Definisi Operasional Variabel

3.6.2.1Definisi operasional Variabel dependen atau “Y”

(keterampilan proses sains) yang akan menjadi karakteristik dari keterampilan proses sains, yaitu:

(1) Mengidentifikasi dan mengenali berbagai benda dilingkungan sekitar anak.

(2) Mengelompokkan benda yang ada disekitar anak. (3) Menjelaskan sebab akibat suatu peristiwa alam secara

sederhana.

(4) Memperkirakan suatu peristiwa yang akan terjadi. (5) Menyimpulkan sederhana kegiatan yang sedang

dilakukan.

3.6.2.2Definisi Operasional independen atau “X” (metode

demonstrasi) yang akan menjadi karakteristik metode demonstrasi, yaitu:

(1) Memperhatikan apa yang didemonstrasikan oleh guru. (2) Mengulang kembali kegiatan.

(3) Mempresentasikan hasil kagiatan sesuai argumen sendiri.

(4) Melakukan kegiatan dengan teliti.

(5) Menunjukkan benda-benda yang digunakan pada kegiatan.


(55)

36

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugas mengumpulkan data tentang yang sedang diteliti. Adapun pun bentuk instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu:

3.7.1 Tabel Pengembangan Indikator

Siregar (2014:50) mengemukakan Instrumen adalah merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpul data dalam suatu penelitian, dapat berupa kuesioner, sehingga skala pengukuran instrumen adalah untuk menentukan satuan yang diperoleh. Skala pengukuran instrumen penelitian ini menggunakan rating skala. Rating skala adalah alat pengumpulan data yang sudah diatur untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Pemberian nilai dilihat dari tingkatan dari setiap karakteristik indikator yang akan dinilai. Pada setiap indikator terdapat 4 interpretasi sebagai hasil proses kegiatan yang dirancang sesuai dengan indikator yang akan dicapai anak pada saat kegiatan. Rating skala penelitian ini menggunakan bentuk ceklis.

Dalam lembar penilaian proses dalam kegiatan telah tersedia 4 interpretasi tersebut yang pada pada tiap-tiap indikator, yaitu: 1. Berkembang Sangat Baik (BSB) skor 4

2. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) skor 3 3. Mulai Berkembang (MB) skor 2


(56)

37

Tabel pengembangan indikator berfungsi guna menjelaskan lebih detail indikator yang digunakan, aspek yang dinilai, dan rubrik penilain.

Dalam Sujadna (2006:69) Nilai anak diperoleh dengan menggunakan rumus:

1. Skor akhir masing-masing anak ditotal sehingga menjadi nilai akhir setiap anak.

2. Kemudian dihitung menggunakan rumus

Nilai kegiatan belajar = Skor

Skor maksimum× 100

3. Nilai anak akan diakumulasi dengan menggunakan rumus:

=nilai kegiatan belajar pertemuan 1 + pertemuan 2 + pertemuan 3

nilai pertemuan 4. Persentase nilai akhir menggunakan rumus:

= anak dalam satu kategori

banyaknya kategori × 100%

Jadi, nilai selama 5 pertemuan anak yang terendah akan mendapat 20 skor dan nilai tertinggi adalah 80 skor. Namun pada setiap pertemuan nilai terendah anak akan mendapat 4 skort dan nilai tertinggi 16 skor.

Berikut tabel rentang presentase dari keempat interpretasi, yaitu: Tabel 2. Rentang presentase pada empat interpretasi

Skor Kriteria Perentase

4 Telah mengetahui sangat baik 76% - 100% 3 Telah mengetahui cukup baik 51% - 75% 2 Telah mengetahui kurang baik 26% - 50% 1 Telah mengetahui sangat tidak baik ≤25% Sumber: Sugiyono (2011:144)


(57)

38

Table di atas menjelaskan bahwa ketika anak berada pada persentase 76% - 100% berarti anak telah mengetahui kegiatan pembelajaran dengan sangat baik sehingga interpretasi yang diperoleh anak adalah Berkembang Sangat Baik, pada persentase 51% - 75% bararti anak telah mengetahui pembelajaran cukup baik sehingga interpretasi yang diperoleh anak adalah Berkembang Sesuai Harapan, pada persentase 26% - 50% berarti anak telah mengetahui pembelajaran kurang baik sehingga interpretasi yang diperoleh anak adalah Mulai Berkembang, dan persentase ≤ 25%

berarti anak telah mengetahui pembelajaran sangat tidak baik sehingga interpretasi yang diperoleh anak adalah Belum Berkembang.

3.7.2 Pengukuran Instrumen

Siregar (2014:75-76) berpendapat bahwa Instrumen penelitian dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang digunakan dengan pola ukur yang sama. Untuk dikatakan penelitian baik, paling tidak memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, sensitifitas, objektivitas, dan fasibilitas. Kriteria dapat disesuaikan dengan kebutuhan instrumen yang digunakan. Pada penelitian ini terdapat satu alat ukur instrumen yang digunakan, yaitu validitas isi (content validity). Dimana validitas isi merupakan suatu alat ukur yang mempu mengungkapkan konsep variabel yang


(58)

39

hendak diukur dan berkaitan dengan analisis logis. Untuk memperoleh hasil yang baik peneliti mengajukan instrumen yang sudah dibuat kepada dosen yang mempunyai ahli dibidang kurikulum dan pendidikan anak usia dan hasil dari penskoran dihitung lalu diambil kesimpulan.

Rumus Validitas Isi VI = D/(A+B+C+D) Keterangan:

VI

=

validitas isi

A = sel yang menunjukkan ketidaksetujuan antara kedua penilai

B dan C = sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara penilai pertama dan kedua (penilai pertama setuju (sangat relevan), penilai kedua tidak setuju (kurang relevan), atau sebaliknya.

D = sel yang menunjukkan persetujuan yang valid antara kedua penilai.

Selanjutnya, hasil penilaian kedua rater tersebut dimasukkan ke dalam tabulasi silang (two-by-two) sebagai berikut.

Tabel 3. Perhitungan tabulasi silang Rater 1

Kurang Relevan (skor 1-2)

Sangat Relevan (skor 3-4) Rater 2 Kurang Relevan

(skor 1-2)

(A) (B)

Sangat Relevan (skor 3-4)

(C) (D)

Sumber:https://educatinalwithptkdotnet.wordpress.com/2013/02/28 /uji-validitas-isi-content-validity-tes-prestasi-belajar/

Hasilnya akan dibandingkan dengan menggunakan persyaratan Erwin dalam Suaidinmath, (2013) dimana Koefisien Validitas Isi (KVI) adalah 0,90. N adalah 2 yaitu jumlah penilai. Jika perhitungan lebih besar dari KVI persyaratan Erwin maka


(59)

40

instrumen yang digunakan valid atau dapat diujicobakan lebih lanjut.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data untuk memperoleh hasil penelitian ini, peneliti menggunakan teknik berikut:

3.8.1 Observasi

Sugiyono (2011:196) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara terpenting ialah proses-proses pengamatan dan ingatan. Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi berperan serta (Participant Observation) peneliti terlibat dengan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian.

3.8.2 Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu untuk memperkuat data yang dibuktikan dengan foto-foto pada saat peneliti melakukan eksperimen dan juga absensi anak-anak permainan langsung kepada anak yang ada di sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.


(60)

41

3.9 Uji Asumsi Dasar

Uji asumsi dasar digunakan untuk mengetahui pola dan varian serta kelinieritasan dari suatu populasi (data). Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji statistik parametik. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas data penelitian ini adalah metode Kolmogrov-Smirnov. Metode Kolmogrov-Smirnov mempunyai prinsip kerja dengan membandingkan frekuensi kumulatif distribusi teoritik dengan distribusi empirik (observasi).

3.10 Teknik Analisis Data

Pendapat Siregar (2014:144) menjelaskan dengan lengkap bahwa, Permasalahan pada penelitian ini digolongkan pada permasalahan asosiatif yaitu permasalahan yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan berjenis sebab akibat (kausal), merupakan pernyataan yang berhubungan bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih. Sehingga analisis yang digunakan model asosiatif yaitu analisis data penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan/pengaruh keberadaan variabel dari dua kelompok atau lebih.

Apabila hipotesis (Ha) diterima, berarti hasil penelitian menyatakan ada hubungan/pengaruh antarvariabel.


(61)

42

Langkah-langkah yang digunakan pada teknik analisis data adalah sebagai berikut:

3.10.1 Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Siregar (2014:129) mengatakan dengan menyajikan tabel. Tabel adalah penyajian data yang disusun berdasarkan baris dan kolom, dimana tabel berupa kumpulan angka-angka berdasarkan kategori tertentu Tabel disajikan dengan menggunakan jenis tabel silang. Tabel silang digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan dua kriteria atau lebih. Pada penelitian ini terdapat 4 interpretasi aspek yang dinilai pada tiap penilaian.

3.10.2 Uji F

Uji F berfungsi guna mengetahui apakah regresi linier sederhana dapat memprediksi bahwa metode demonstrasi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghitung uji F:

1) Hipotesis statistik

Jika: ≤ , maka Ho diterima (tidak dapat digunakan Jika: > , maka Ho diterima

2) Taraf signifikan α=5%

3) Menghitung dan 4) Membandingkan dan


(62)

43

3.10.3 Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi Linier untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Regresi linier terbagi menjadi 2 bagian yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi sederhana. Analisis linier sederhana digunakan untuk satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah matode demonstrasi dan variabel terikat yaitu keterampilan proses sains.

Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut: = + .

Keterangan:

Y = Variabel dependen (Keterampilan Proses Sains) X = Variabel independen (Metode Demonstrasi) adanb= konstanta

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat persamaan regresi linier sederhana, yaitu:

1) Membuat tabel penolong 2) Mencari konstantab

= . XY X. Y

. ( )

3) Mencari konstantaa

= .

Keterangan: n= jumlah Anak


(63)

44

4) Membuat persamaan regresi linier = + .

3.10.4 Uji Hipotesis

Siregar (2014:64) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini jenis hipotesis asosiatif yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan/pengaruh. Hipotesis asosiatif terbagi atas 3 jenis menurut sifatnya yaitu: hipotesis hubungan simetris, hipotesis hubungan sebab akibat (kausal), dan hipotesis hubungan interaktif. Jenis hipotesis asosiatif pada penelitian ini yang bersifat hipotesis hubungan sebab akibat (kausal). Hipotesis yang diajukan terdapat pengaruh metode demonstrasi pada terhadap keterampilan proses sains anak.

Langkah-langkah membuat hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Hipotesis dalam bentuk model statistik Ho = = 0 (berarti tidak ada pengaruh)

Ha = 0 (berarti ada pengaruh) dalam (Siregar, 2014:382).


(64)

45

3) Kaidah pengujian

Jika, ≤ , maka Ho diterima

Jika, > , maka Ho ditolak

4) Menghitung dan

- Menghitung nilai

2 1 ( ) - Menentukan nilai

Nilai dapat dicari dengan menggunakan tabelt student. Bila pengujian dua sisi, maka nilai dibagi 2.

= ( )( ) 5) Membandingkan dan

Tujuan membandingkan antara dan adalah untuk mengetahui, apakah Ho ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian.

6) Mengambil keputusan Menerima Ho atau menolak.


(65)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1 Metode demonstrasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains anak di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Dilihat berdasarkan uji student t test yang berperan untuk menvalidkan data regresi linier sederhana yaitu = 2,105 lebih besar dari = 0,1175, maka Ho ditolak. Artinya, adanya hubungan yang positif antara variabel X (metode demonstrasi) dengan Y (keterampilan proses sains) dan hasil yang signifikan dimana lebih besar dari

.

5.1.2 Hubungan yang positif tersebut dibuktikan dengan besaran kontribusi metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains sebesar 0,085 atau 8,5%. Jadi, penggunaan metode demonstrasi mempengaruhi keterampilan proses sains anak usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.


(66)

62

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi sekolah yang belum mengetahui dan menggunakan metode demonstrasi, sebagai berikut:

5.2.1 Kegiatan pembelajaran proses sains hendaknya dilakukan oleh anak secara langsung agar pengalaman baru yang diperoleh anak memberikan kesenangan.

5.2.2 Menggunakan metode demonstrasi hasil belajar keterampilan proses sains yang optimal dapat dicapai oleh anak.

5.2.3 Sebaiknya guru harus lebih kreatif untuk menciptakan alat pembelajaran edukatif menggunakan bahan-bahan alam yang ada dilingkungan sekitar anak dan memperkenalkan kondisi alam yang ditempati anak dengan menggunakan alat dan metode yang tepat.


(67)

63

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, A. 2011. Peningkatan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Motorik Anak Usia Dini. digilib.uin.ac.id. Pada 30 November 2014. Aqib, Zainal. 2014. Model-model Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Innovatif).Yrama Widya. Bandung.

Atri, S. 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Penggunaan Gambar Karya Anak di Taman Kanak-kanak Kartika IV38 Depok Sleman. eprints.uny.ac.id. Pada 30 November 2014.

Daryanto. 2013.Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar Bagi Guru.Yrama Widya. Bandung.

Faradila. 2013. Peningkatan Pengenalan Sains Sederhana Melalui Metode

Demonstrasi Anak Usia 56 Tahun.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/3037. Pada tanggal 4 Februari 2015.

Hafina, Anne. 2012.Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. http://file.upi.edu. Pada 30 November 2014.

Hartati, Sofia. 2005. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Depdiknas. Jakarta.

Isjoni. 2009.Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfa Beta. Bandung

Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanakkanak. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Masitoh, dkk. 2005. Pendekatakan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Depdiknas. Jakarta.

Marcha, IP Varynha . 2012. Peningkatan Keterampilan Sains Melalui Metode Eksperimen dengan Media Bulletin Board pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Kusuma II Babarsari Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/9836/. Pada Tanggal 30 November 2014

Moeslichatoen .2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak.Rineka Cipta. Jakarta.


(68)

64

Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Depdiknas. Jakarta.

Sari, Y. 2012. Peningkatan Kemampuan Sains Anak Usia Dini Melalui Metode Demonstrasi di Taman Kanak-kanak Tri Bina Payah Kumbuh. http://ejournal.fip.unp.ac.id. Pada 30 November 2014.

Siregar, Sofian. 2012.Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Bumi Karsa. Jakarta.

Suaidinmath. 2013. Uji Validitas Isi (Content Validity) Tes Prestasi Belajar. https://educatinalwithptkdotnet.wordpress.com/2013/02/28/uji-validitas-isi-content-validity-tes-prestasi-belajar/. Pada 18 Mei 2015.

Sudjiono, Anas.1987.Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya. Bandung

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D.Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2014.Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Paud Pendidikan Anak Usia Dini. PT Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.

Triharso, Agung. 2013. Permainan Kreatif Edukatif untuk Anak Usia Dini. Andi. Yogyakarta.

Yamin,M dan Sanan,J.S.2010.Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD.GP Press.Jambi.

Yustisiarini, Mahmudah. 2014.Meningkatkan Pengetahuan Sains Anak Melalui Metode Demonstrasi pada Kelompok A TK Darma Wanita Leminggir

Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto.

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/6551. Pada tanggal 4 Februari 2015.


(1)

4) Membuat persamaan regresi linier = + .

3.10.4 Uji Hipotesis

Siregar (2014:64) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini jenis hipotesis asosiatif yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan/pengaruh. Hipotesis asosiatif terbagi atas 3 jenis menurut sifatnya yaitu: hipotesis hubungan simetris, hipotesis hubungan sebab akibat (kausal), dan hipotesis hubungan interaktif. Jenis hipotesis asosiatif pada penelitian ini yang bersifat hipotesis hubungan sebab akibat (kausal). Hipotesis yang diajukan terdapat pengaruh metode demonstrasi pada terhadap keterampilan proses sains anak.

Langkah-langkah membuat hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Hipotesis dalam bentuk model statistik Ho = = 0 (berarti tidak ada pengaruh)

Ha = 0 (berarti ada pengaruh) dalam (Siregar, 2014:382).


(2)

45

3) Kaidah pengujian

Jika, ≤ , maka Ho diterima

Jika, > , maka Ho ditolak

4) Menghitung dan

- Menghitung nilai

2 1 ( ) - Menentukan nilai

Nilai dapat dicari dengan menggunakan tabelt student. Bila pengujian dua sisi, maka nilai dibagi 2.

= ( )( ) 5) Membandingkan dan

Tujuan membandingkan antara dan adalah untuk mengetahui, apakah Ho ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian.

6) Mengambil keputusan Menerima Ho atau menolak.


(3)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1 Metode demonstrasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains anak di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Dilihat berdasarkan uji student t test yang berperan untuk menvalidkan data regresi linier sederhana yaitu = 2,105 lebih besar dari = 0,1175, maka Ho ditolak. Artinya, adanya hubungan yang positif antara variabel X (metode demonstrasi) dengan Y (keterampilan proses sains) dan hasil yang signifikan dimana lebih besar dari

.

5.1.2 Hubungan yang positif tersebut dibuktikan dengan besaran kontribusi metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains sebesar 0,085 atau 8,5%. Jadi, penggunaan metode demonstrasi mempengaruhi keterampilan proses sains anak usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.


(4)

62

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi sekolah yang belum mengetahui dan menggunakan metode demonstrasi, sebagai berikut:

5.2.1 Kegiatan pembelajaran proses sains hendaknya dilakukan oleh anak secara langsung agar pengalaman baru yang diperoleh anak memberikan kesenangan.

5.2.2 Menggunakan metode demonstrasi hasil belajar keterampilan proses sains yang optimal dapat dicapai oleh anak.

5.2.3 Sebaiknya guru harus lebih kreatif untuk menciptakan alat pembelajaran edukatif menggunakan bahan-bahan alam yang ada dilingkungan sekitar anak dan memperkenalkan kondisi alam yang ditempati anak dengan menggunakan alat dan metode yang tepat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, A. 2011. Peningkatan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Motorik Anak Usia Dini. digilib.uin.ac.id. Pada 30 November 2014. Aqib, Zainal. 2014. Model-model Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Innovatif).Yrama Widya. Bandung.

Atri, S. 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Penggunaan Gambar Karya Anak di Taman Kanak-kanak Kartika IV38 Depok Sleman. eprints.uny.ac.id. Pada 30 November 2014.

Daryanto. 2013.Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar Bagi Guru.Yrama Widya. Bandung.

Faradila. 2013. Peningkatan Pengenalan Sains Sederhana Melalui Metode

Demonstrasi Anak Usia 56 Tahun.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/3037. Pada tanggal 4 Februari 2015.

Hafina, Anne. 2012.Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. http://file.upi.edu. Pada 30 November 2014.

Hartati, Sofia. 2005. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Depdiknas. Jakarta.

Isjoni. 2009.Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfa Beta. Bandung

Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanakkanak. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Masitoh, dkk. 2005. Pendekatakan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Depdiknas. Jakarta.

Marcha, IP Varynha . 2012. Peningkatan Keterampilan Sains Melalui Metode Eksperimen dengan Media Bulletin Board pada Anak Kelompok B di

Taman Kanak-kanak Kusuma II Babarsari Yogyakarta.

http://eprints.uny.ac.id/9836/. Pada Tanggal 30 November 2014

Moeslichatoen .2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak.Rineka Cipta. Jakarta.


(6)

64

Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Depdiknas. Jakarta.

Sari, Y. 2012. Peningkatan Kemampuan Sains Anak Usia Dini Melalui Metode

Demonstrasi di Taman Kanak-kanak Tri Bina Payah Kumbuh.

http://ejournal.fip.unp.ac.id. Pada 30 November 2014.

Siregar, Sofian. 2012.Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Bumi Karsa. Jakarta.

Suaidinmath. 2013. Uji Validitas Isi (Content Validity) Tes Prestasi Belajar. https://educatinalwithptkdotnet.wordpress.com/2013/02/28/uji-validitas-isi-content-validity-tes-prestasi-belajar/. Pada 18 Mei 2015.

Sudjiono, Anas.1987.Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya. Bandung

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D.Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2014.Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Paud Pendidikan Anak Usia Dini. PT Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.

Triharso, Agung. 2013. Permainan Kreatif Edukatif untuk Anak Usia Dini. Andi. Yogyakarta.

Yamin,M dan Sanan,J.S.2010.Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD.GP Press.Jambi.

Yustisiarini, Mahmudah. 2014.Meningkatkan Pengetahuan Sains Anak Melalui Metode Demonstrasi pada Kelompok A TK Darma Wanita Leminggir

Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto.

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/6551. Pada tanggal 4 Februari 2015.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERHATIAN IBU “SINGLE PARENT” YANG BEKERJA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DI KELURAHAN KOTABARU KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG

0 6 19

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN BERBAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD NURUL IKHLAS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 90 51

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN PERAN TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD TUNAS JAYA BUKIT KEMILING PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 64

AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN METODE PROYEK DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN TK KESUMA TANJUNG KARANG BARAT BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

0 12 78

PENGARUH BERMAIN MENGGUNAKAN BAHAN BEKAS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL HIDAYAH BANDAR SURABAYA LAMPUNG TENGAH

2 21 77

PENGARUH METODE RELAKSASI TERHADAP KONSENTRASI ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD FATIMAH Pengaruh Metode Relaksasi Terhadap Konsentrasi Anak Usia 4-5 Tahun Di Paud Fatimah Tahun 2013/2014.

0 2 15

PENGARUH METODE RELAKSASI TERHADAP KONSENTRASI ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD FATIMAH Pengaruh Metode Relaksasi Terhadap Konsentrasi Anak Usia 4-5 Tahun Di Paud Fatimah Tahun 2013/2014.

0 2 14

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KECAKAPAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Kecakapan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun Di Paud Islam Makarima Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 15

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PENGEMBANGAN SAINS ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK KANAK PADMA MANDIRI WAYHALIM KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 18 116

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PAUD NABIILAH (1)

0 1 6