MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PADA TEMA BERBAGAI PEKERJAAN BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 SUKABANJAR KECAMATAN GUNUNGALIP KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ABSTRAK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY
TWO STRAY PADA TEMA BERBAGAI PEKERJAAN BAGI
SISWA KELAS IV SDN 1 SUKABANJAR KECAMATAN
GUNUNGALIP KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh
ISTIKHAROH
Berdasarkan pengamatan, aktivitas dan hasil belajar siswa pada tema berbagai
pekerjaan kelas IV SDN 1 Sukabanjar tahun pelajaran 2014/2015 masih rendah.
Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik two stay two stray pada siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar
Kecamatan Gunungalip kabupaten Tanggamus.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode tindakan kelas yang
dikenal dengan clasroom action research. Pelaksanaan tindakannya terdiri dari
tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang diawali dengan
prapenelitian, siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar dari siklus I

pertemuan ke I nilai rata-rata 60. Sedangakan siklus I pertemuan ke II nilai ratarata 62,86 dan siklus ke II nilai rata-rata mencapai 74,29. Sedangkan nilai rata-rata
hasil belajar siswa setiap siklusnya, yaitu 58,93 pada prapenelitian, naik menjadi
61,43 pada siklus I, dan pada siklus I pertemuan ke II meningkat menjadi 62,86.
Hasil belajar pada siklus II yang merupakan siklus terahir telah mencapai standar
ketuntasan minimal 65.
Kata kunci : two stay two stray,aktivitas,hasil belajar.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO
STAY TWO STRAY PADA TEMA BERBAGAI PEKERJAAN BAGI
SISWA KELAS IV SDN 1 SUKABANJAR KECAMATAN
GUNUNGALIP KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh
ISTIKHAROH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Istikharoh di lahirkan di Gisting pada tanggal 21 Agustus 1989.
Merupakan putri ke tiga dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak
Rusdan,BA dan Ibu Syamsiah.
Pendidikan formal di mulai dari Sekolah dasar Negeri 1 Banjarnegeri lulus pada
tahun 2001. Kemudian melanjut ke pendidikan MTS.N Model 1Talangpadang
lulus pada tahun 2004, dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Talangpadang lulus pada tahun 2007.
Selanjutnya pada tahun 2007 tercatat sebagai mahasiswi DII PGSD Universitas
Lampung dan lulus pada tahun 2009, dan menjadi guru di SDN 1 Sukabanjar
sampai sekarang. Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswi PGSD S-1
Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas
Lampung.

MOTO


“Kita Berdo’a Kalau Kesusahan Dan Membutuhkan Sesuatu,
Mestinya Kita Juga Berdo’a Dalam Kegembiraan Besar Dan
Saat Rezeki Melimpah”
(Kahlil Gibran)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kasih sayang pada umat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tidak ada hambatan yang
berarti.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan
terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku dekan FKIP Universitas
Lampung yang telah memberikan semangat kemajuan serta dorongan
untuk memajukan program studi PGSD dan membantu peneliti dalam
menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan
program studi PGSD dan juga membantu peneliti dalam menyelesaikan
surat-surat sebagai syarat skripsi.
3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD
Universitas Lampung yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis
dan ide-ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD serta
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
skripsi ini.
4. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan banyak ilmu kepada penulis dan ide-ide
kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD serta memberikan kritik
dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd. selaku Dosen Pembahas yang telah
memberikan banyak ilmu kepada penulis dan ide-ide kreatif untuk
memajukan kampus tercinta PGSD serta memberikan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dewan guru SD Negeri 1 Sukabanjar Kecamatan Gunungalip
Kabupaten Tanggamus yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan

ide-ide kreatif serta memberikan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini.
7. Keluargaku tercinta yang tak henti-hentinya mendo’akan

serta

memberikan semangat dan dukungan untuk keberhasilanku dalam
menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki skripsi ini. Akhir kata,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tanggamus,

Januari 2015

Peneliti


ISTIKHAROH
NPM.1313093058

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................5
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray ............8
2.1.1 Pengertian Belajar .......................................................................8
2.1.2 Pembelajaran Kurikulum 2013 .................................................10

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray ............13
2.2 Aktivitas Belajar ..................................................................................20
2.3 Hasil Belajar ........................................................................................22
2.4 Pembelajaran Tematik Tema Berbagai Pekerjaan ..............................24
2.5 Kerangka Pikir.....................................................................................26
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ................................................................................28
3.2 Setting Penelitian ................................................................................29
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................29
3.4 Teknik Analisis Data ...........................................................................32
3.5 Indikator Keberhasilan ........................................................................36
3.6 Urutan Penelitian Tindakan Kelas.......................................................36

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ..................................................45
4.1.1 Lokasi Sekolah Dan Karakteristik Guru ...................................45
4.1.2 Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian ....................................45
4.1.3 Persiapan Perangkat Pembelajaran ............................................46
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .........................................................46
4.3 Pembahasan ..........................................................................................61

4.4 Hasil Analisa Data ................................................................................63
4.4.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa ...............................63
4.4.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa ......................................................64
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .............................................................................................67
5.2 Saran ...................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................69

DAFTAR GRAFIK
Grafik

Halaman

4.1 Grafik Aktivitas Belajar siswa ................................................................. 63
4.2 Grafik Hasil Tes Formatif ......................................................................... 64

DAFTAR GAMBAR
Gambar


Halaman

1.1 Kerangka Pikir Penelitian ..........................................................................27
3.1 Urutan Penelitian Tindakan Kelas ..............................................................28

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Izin Penelitian............................................................................................ 70
2. Jadwal Pelajaran ........................................................................................ 71
3. Silabus Pembelajaran Tematik .................................................................. 72
4. RPP Siklus 1 Pertemuan Ke 1 ................................................................... 86
5. IPKG RPP Siklus 1 Pertemuan Ke 1 ........................................................ 91
6. RPP Siklus 1 Pertemuan Ke 2 ................................................................... 93
7. IPKG RPP Siklus 1 Pertemuan Ke 2 ........................................................ 98
8. RPP Siklus 2.............................................................................................100
9. IPKG RPP Siklus 2 ................................................................................. 106
10. Lembar Tugas Siswa ............................................................................... 108

11. Lembar Penilaian .....................................................................................114
12. Dokumentasi ........................................................................................... 120

DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1 Hasil Uas PKn T.P. 2013/2014 ................................................................... 3
3.1Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ................................................. 33
3.2 Ketuntasan Hasil Belajar ........................................................................... 34
3.3 Aspek dan Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ..............................35
3.4 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa ................................................................. 35
4.1 Jadwal Pelajaran Kelas IV SDN 1 Sukabanjar Tema Berbagai Pekerjaan ....
46
4.2 Rekapitulasi Penilaian Aktivitas belajar Siklus 1Pertemuan Ke 1 ............49
4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus 1 Pertemuan Ke 1 ..............50
4.4 Rekapitulasi Penilaian Aktivitas belajar Siklus 1Pertemuan Ke II .......... 54
4.5 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus 1 Pertemuan Ke II .............55
4.6 Rekapitulasi Penilaian Aktivitas belajar Siklus II .....................................59
4.7 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus II ...................................... 60
4.8 Nilai Belajar Per Siklus ............................................................................ 62

4.9 Tingkat Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II ..............................................64

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UURI No. 20 Th.
2003).

Tujuan

ini

dituangkan

dalam

tujuan

pembelajaran

Pendidikan

Kewarganegaraan yaitu melatih cara berfikir dan bernalar, mengembangkan
aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
sehingga pendidikan kewarganegaraan merupakan bidang ilmu yang strategis
untuk membentuk generasi yang siap menghadapi era global yang penuh
dengan kompetitif tersebut.

Teknologi

pembelajaran

inovatif

yang

dikembangkan

dengan

cara

mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang
memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu
upaya untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu
lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal atau nasional saja.
(Mohammad Nur, 2003)

2

Kurikulum 3013 yang mulai diberlakukan disekolah bertujuan untuk
menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila
proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh
potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran
Pkn. Di samping itu Kurikulum 2013 memberi kemudahan kepada guru
dalam menyajikan pengalaman belajar, sesuai dengan prinsip belajar
sepanjang hidup seperti dikemukakan oleh Delors (Unesco, 1996:45) yang
mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar dengan melakukan (learning to do),
belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan
belajar menjadi diri sendiri (learning to be).

Berdasarkan

pengamatan

dalam

proses

pembelajaran

pendidikan

kewarganegaraan kelas IV SDN 1 Sukabanjar seringkali dijumpai, adanya
kecendrungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka
sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru. Guru
belum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two
stray. Keingintahuan siswa terhadap pelajaran pendidikan kewarganegaraan
masih rendah. Hasil belajar siswa masih rendah yaitu (53,50).
Hal ini terlihat dari rata-rata nilai pendidikan kewarganegaraan yang
diperoleh pada saat US tahun pelajaran 2013/2014 kelas IV SDN 1
Sukabanjar yang dicapai siswa hanya 35,71% (berjumlah 10 siswa). Siswa
yang nilainya rendah belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

3

berjumlah 18 siswa (64,29%), sedangkan KKM yang ditentukan di kelas IV
SDN 1 Sukabanjar adalah 65. Selain itu juga dalam proses pembelajaran
masih sebatas transfer of knowledge.

Tabel 1.1 Hasil US Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 1
Sukabanjar T.P 2013/2014
No
1
2
3

Kriteria Nilai
Rendah
Sedang
Tinggi

Nilai Rata-rata

Banyak siswa

prosentase

45-59
60-74
75-100

18
64,29%
6
21,43%
4
14,28%
Jumlah
28
100%
Sumber : Nilai US Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV T.P 2013/2014

Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh bebrapa faktor. Faktorfaktor yang menyebabkan nilai siswa belum mencapai KKM disebabkan
karena dalam proses pembelajaran masih sebatas sebagai proses transfer of
knowledge dan cenderung pada kepentingan pengajar dari pada kebutuhan
peserta didik, yang akibat kegiatan pembelajaran yang kurang menarik, tidak
menantang dan sulit mencapai target. Persoalan diatas sangat sulit dipecahkan
dengan segera, membiarkan persoalan tersebut berlarut-larut tanpa ada
penyelesaian merupakan tindakan tidak bijaksana.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, diperlukannya ada suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntunan tersebut adalah model
pembelajaran kooperatif dengan teknik two stay two stray. Dengan model
pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray ini diharapkan membantu

4

siswa meningkatkan hasil belajar mereka, baik dalam materi maupun prilaku,
sikap, dan interaksinya sehari-hari.

Pembelajaran kooperatif berpengaruh signifikan terhadap sikap-sikap positif
siswa terhadap teman-teman mereka meskipun mereka berasal dari
kebudayaan dan latar belakang sosial yang beragam, serta memiliki
kebutuhan-kebutuhan khusus. Pembelajaran kooperatif juga membantu siswa
bersikap positif terhadap pembelajaran, bersedia untuk terlibat bersama
teman-temannya, dan bekerja sama untuk saling meningkatkan hasil
belajarnya masing-masing.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan perbaikan kualitas
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas IV
SDN 1 Sukabanjar Kecamatan Gunungalip Kabupaten tanggamus tahun
pelajaran 2014/2015

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
1) Dalam kegiatan belajar mengajar cenderung siswa tidak mau bertanya
kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti.

5

2) Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two
stay two stray.
3) Keingin tahuan siswa terhadap pelajaran masih rendah.
4) Hasil belajar siswa masih rendah.
5) Proses pembelajaran masih sebatas transfer of knowledge.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identefikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah dengan

menggunakan model Pembelajaran Kooperatif

teknik two stay two stray dapat meningkatkan aktifitas belajar pendidikan
kewarganegaraan pada siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar

tahun

2014/2015 ?
2. Bagaimanakah dengan

menggunakan model Pembelajaran Kooperatif

teknik two stay two stray dapat meningkatkan hasi belajar pendidikan
kewarganegaraan pada siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar tahun
2014/2015 ?

1.4 Tujuan Penelitian
Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan aktifitas belajar pendidikan kewarganegaraan pada
siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar, maka model pembelajaran yang sangat
tepat untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar ini adalah
Pembelajaran Kooperatif teknik two stay two stray.

6

2. Untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada
siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar, maka model pembelajaran yang sangat
tepat untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar ini adalah
Pembelajaran Kooperatif teknik two stay two stray.

1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan member manfaat yang berarti bagi
perorangan/instansi dibawah ini :
1. Bagi Siswa
a. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar.
b. Membantu siswa bersikap positif terhadap pembelajaran dan
bekerjasama untuk saling meningkatkan hasil belajarnya masingmasing.

2. Bagi Guru
a. Untuk memperbaiki

pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

dengan system proses belajar mengajar yang benar.
b. Untuk menambah wawasan guru dalam menggunakan berbagai macam
model pembelajaran.

3. Bagi Sekolah
a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, khususnya pembelajaran di
semua kelas di SDN 1 Sukabanjar.

7

b. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran, permasalahan pembelajaran
SD yang mana hal tersebut akan membantu para guru dalam
meningkatkan profesionalitas guru pendidikan kewarganegaraan.

4. Bagi Peneliti
a. Dapat meningkatkan wawasan, pengalaman, pengetahuan, dan
kemampuan dalam melakukan perbaikan.
b. Menunjang dalam karir.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tekni Two Stay Two Stray
2.1.1. Pengertian Belajar
Dalam seluruh proses pendidikan, bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang
paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian proses pendidikan
banyak

tergantung

kepada

bagaimana

proses

belajar

yang

dialami

oleh

siswa/mahasiswa sebagai objek pendidikan. Pengertian belajar banyak dikemukakan
oleh beberapa ahli pendidikan antara lain : Sudirman (2004 : 38) menyatakan “belajar
berarti mencari makna, makna diciptakan oleh objek didik (siswa/ mahasiswa) dari apa
yang mereka lihat, mereka dengar dan dari yang dirasakan dan alami, jadi hasil belajar
dipengaruhi oleh pengalaman objek dengan dunia fisik dan lingkungannya. Menurut
Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan
tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri :
a. Perubahan terjadi secara sadar. Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan di dalam dirinya.

9

Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya
bertambah dan kebiasaannya bertambah.
b. Perubahan bersifat kontiniu dan fungsional. Ini berarti bahwa perubahan yang
terjadi didalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak
statis.
c. Perubahan bersifat positif dan aktif. Ini berarti bahwa perubahan itu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya
dan perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena usaha sendiri.
d. Perubahan tidak bersifat sementara. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi
setelah belajar akan bersifat menetap.
e. Perubahan bertujuan atau terarah. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu
terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Ini berarti bahwa setelah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam pengetahuan, sikap
dan keterampilan.

Menurut Suciati (2001: 37), “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan lingkungannya”. Menurut
Witherington “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan
sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk pengetahuan, sikap dan

10

keterampilan dan pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Crwo dan Hilgard
bahwa “belajar adalah diperolehnya kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”,
sedangkan menurut Vista dan Thompson, “belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif menetap sebagai hasil pengalaman (Sukmadinata, 2003).

Maka dari pendapat para ahli pendidikan seperti tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa “belajar adalah suatu proses kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang
secara sadar dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga diperoleh kecakapankecakapan yang baru yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku didalam
dirinya berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

2.1.2. Pembelajaran Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum
ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah
kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter,
dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan
presentasi serta memiliki sopan santun dan sikpa disiplin yang tinggi. Kurikulum ini
secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah
diterapkan sejak 2006 lalu.

11

bukan hanya itu, kurikulum ini pun mempunyai kelemahan dan keunggulan.

Dalam Kurikulum 2013 tersebut, mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik pada satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau pun jenjang pendidikan.
Sementara untuk mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik, dipilih sesuai
dengan pilihan dari nmereka. Kedua kelompok mata pelajaran bersangkutan (wajib
dan pilihan) terutamanya dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan tingkat
menengah yakni SMA dan SMK. Sementara itu mengingat usia dan perkembangan
psikologis dari peserta didik usia 7 – 15 tahun, maka mata pelajaran pilihan yang ada
belum diberikan untuk peserta didik tingkat SD dan SMP.

Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Untuk aspek pengetahuan pada kurikulum 2013 masih serupa dengan aspek di
kurikulum sebelumnya, yakni masih pada penekanan pada tingkat pemahaman siswa
dalam hal pelajaran. Nilai dari sapek pengetahuan bisa diproleh juga dari ulangan
harian, Ujian Tengah/Akhir semester, dan ujiankenaikan kelas. Pada kurikulum 2013

12

tersebut, pengetahuan bukanlah aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum yang
dilaksanakan sebelumnya.

2. Keterampilan
Keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di Indonesia.
Keterampilan merupakan upaya penekanan pada skill atau kemampuan. Misalnya
adalah kemampuan untuk mengemukakan opini, pendapat berdiskusi/bermusyawarah,
membuat berkas laporan serat melakukan persentasi. Aspek keterampilan sendiri
merupakan salah satu aspek yang cukup penting karena jika hanya dengan
pengetahuan, maka siswa tidak akan dapat menyalurkan pengetahuan yang dimiliki
sehingga hanya menjadi teori semata.

3. Sikap
Aspek sikap tersebut merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian, sikap
meliputi perangai sopan santun, adab dalam belajar, social, absensi dan agama.
Kesulitan penilaian dalam aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap saat
mampu mengawasi siswa-siswinya. Sehingga penilaiayan yang dilakukan tidak begitu
efektif.
Sementara untuk buku Laporan Belajar atau Raport pada kurikulu 2013 tersebut ditulis
ditulis berdasarkan interval serta dihapuskannya system ranking yang sebelumnya ada
pada kurikulum. Hal ini dilakukan untuk meredam persaingan antar peserta didik.
Upaya penilaian pada rapor dikurikulum 2013 tersebut dibagi ke dalam 3 kolom yaitu
Pengetahuan, Keterampilan, dan juga sikap. Setiap nilai kolom tersebut (Pengetahuan

13

dan keterampilan) dibagi lagi menjadi 2 bagian kolom yaitu kolom angka dan juga
kolom huruf, dimana setiap kolom diisi menggunakan system nilai interval.

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir
oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi
secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajaran yang didalamnya setiap
pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain, Roger dkk. 1992 (dalam
Miftahul Huda, 2011: 29).

Menurut Slavin (dalam Alma Buchari, 2009: 85), pembelajaran kooperatf adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya
heterogen. Strategi blajarnya khusus dirancang untuk member dorongan kepada
peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Pembelajaran kopatif
ini dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatklan sikap tolong
menolong dalam prilaku sosial.

14

Siswa dimotifasi berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat teman dan
saling tukar pendapat (sharing ideas).

Menurut Daryanto dan Mulyo Raharjo (2012: 241) model pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk
bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan
usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas
bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan guru.

2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar siswa meningkat dan siswa
dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan
keterampilan sosial. Menurut Nur (dalam Alma

15

Buchairi, 2009 : 83), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
a) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
b) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab
yang sama diantara anggota kelompoknya.
d) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan
tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berfikir kritis, saling
menyampaikan pendapat, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan
peranan diri sendiri maupun teman lain.

3. Penghargaan Kelompok
Menurut Slavin (dalam Alma Buchiri, 2009: 79) guru memberikan penghargaan
pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai
dasar (awal) kenilai tes setelah

16

siswa bekerja dalam kelompok. Langkah-langkah member
penghargaan kelompok :
a) Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa.
b) Menentukan nilai tes yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam
kelompok.
c) Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan
berdasarkan selisih nilai dan nilai tes dasar (awal) masing-masing siswa dengan
criteria berikut ini.
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang
diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik,
sangat baik dan sempurna.
Kriteria untuk status kelompok :
1) Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15,
2) Baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15 dan 20,
3) Sangat baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan 25,
4) Sempurna, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih atau sama
dengan 25.

17

4. Teknik Pembelajaran Kooperatif (two stay two stray)
Teknik yang dipilih dalam pembelajaran kooperatif ini dua tinggal dua tamu (two
stay two stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (dalam Miftahul Huda, 2011:
134).
Menurut Lie (2002) dalam Wena (2008:189) mengatakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk
bekerja sama dalam tugas yang tersetruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak
sebagai fasilitator.
Metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray

yaitu salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan
informasi kepada kelompok lain. Pembelajaran two stay two stray memungkinkan
siswa untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain (Huda,
2011:140).
Model pembelajaran ini sebenarnya dapat dibuat variasinya, yaitu berkaitan dengan
jumlah siswa yang tinggal dikelompoknya dan yang berpencar ke kelompok lain.
Misalnya :
1)

One Stay Three Stray (satu tinggal tiga berpencar)

2)

Three Stay One Stray (tiga tinggal satu berpencar)

Model pembelajaran two stay two stray/Dua Tinggal Dua Tamu merupakan model
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan
hasil dan informasi dengan kelompok lainnya.

18

Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar kelompok untuk
berbagi informasi.(Spencer Kagan, 1992)

5.

Proses Pembelajaran Kooperatif Teknik (two stay two stray)
Prosedur pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray oleh Spencer Kagan (dalam
Miftahul Huda, 2011: 134) :
a) Siswa dibagi kelompok yang terdiri dari empat orang.
b) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dan
dikerjakan bersama.
c) Setelah selesai, 2 anggota dari masing-masing kelompok diminta meninggalkan
kelompoknya dan bertemu kelompok lain.
d) Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok bertugas mensharing informasi dan
hasil kerja mereka ke tamu mereka.
e) “Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa
yang mereka temukan dari kelompok lain.
f) Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka
yang semua.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Two
Stay Two Stray/Dua Tinggal Dua Tamu merupakan model pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi
dengan kelompok lainnya.

19

6.

Manfaat Pembelajaran Kooperatif
a) Terjadi pengembangan kualitas diri peserta didik.
b) Mereka belajar saling terbuka.
c) Mereka belajar bertukar pikiran dalam suasana penuh keakraban.
d) Mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial.
e) Muncul sikap kesetia kawanan dan keterbukaan diantara siswa.
f) Teknik (two stay two stray) mudah dilaksanakan dalam kelas, melatih siswa
mengeluarkan pendapat dan berbagai pendapat dalam kelompok. (Alma
Buchairi, 2009: 93)

Berdasarkan kajian di atas maka yang dimaksud dengan model pembelajaran
kooperatif teknik two stay two stray adalah model pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan
kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar
kelompok untuk berbagi informasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Melaksanakan intruksi/perintah guru. 1) Membagi kelompok, 2) Menyusun
meja dan kursi, 3) Menyiapkan buku pelajaran.

b) Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
c) Berdiskusi memecahkan masalah dalam kelompok.
d) Bekerjasama dalam mengerjakan lembar kerja kelompok (LKK).
e) Mensharing informasi ketamu mereka.
f) Mensharing hasil kerjanya kepada tamu mereka.

20

g) Mengajukan pertanyaan.
h) Mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan.
i) Antusias/semangat menyampaikan hasil yang mereka temukan dari kelompok
lain.

j) Bersegera terhadap instruksi yang diberikan.

2.2. Aktivitas Belajar
Menurut Mulyono (2001 : 26), aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala
sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik,
merupakan suatu aktivitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani ataupun rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar
mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah
mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar”
(Sardiman, 2001 : 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada
pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan
ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa
modern, aktivitas didominasi oleh siswa. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa
perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman.

21

Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan perubahan-perubahan
lain yang disebabkan oleh kemasakan (kematangan).
Menurut Oemar Hamalik (2001 : 28), belajar adalah “suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah :
pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial,
jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan, Sardiman A.M. (2003 : 22)
menyatakan : “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam
proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang
dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh
Rochman. N dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “suatu sistem belajar
mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelek tual dan emosional
guna memproleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif, dan
psikomotor”.

Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apa bila
ditemukan ciri-ciri prilaku seperti : bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan
tugas yang diberikan

22

guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
Seorang pakar pendidikan, Trinandita (1984:97) menyatakan bahwa “hal yang paling
mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan
siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi
segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya
semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula
terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas berarti “kegiatan atau
keaktifan” baik secara fisik maupun non fisik. Sedangkan pada prinsipnya belajar adalah
berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Siswa dikatakan memiliki keaktifan belajar
apa bila ditemukan ciri-ciri prilaku seperti : bertanya kepada guru atau siswa lain, mau
mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas
belajar, dan lain sebagainya.

2.3 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang

23

yang berusaha untuk memproleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relative menetap
(Mulyono, 2003: 37).
Staton (dalam Nasibi Lapono, 2008: 112) hasil belajar merupakan kemampuan yang
diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar diukur berdasarkan ada
tidaknya perubahan tingkah laku atau pemodifikasian tingkah laku yang lama menjadi
tingkah laku yang baru.

Oemar Hamalik (2004: 47) hasil dan bukti belajar adalah adanya perubahan tingkah laku.
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti,
hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian,
kebiasaan, keterampilan, emosional, budi pekerti dan sikap.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang
diperoleh berkat adanya proses belajar yang diperoleh melalui evaluasi belajar. Hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik dari sebelumnya yang dialami oleh
siswa sebagai hasil belajar.

Berdasarkan proses belajar mengajar siswa diharapkan mampu :

a) Melaksanakan intruksi/perintah guru.
b) Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
c) Berdiskusi memecahkan masalah dalam kelompok.
d) Bekerjasama dalam mengerjakan lembar kerja kelompok (LKK).

24

e) Mensharing informasi ketamu mereka.
f) Mensharing hasil kerjanya kepada tamu mereka.
g) Mengajukan pertanyaan.
h) Mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan.
i) Antusias/semangat menyampaikan hasil yang mereka temukan dari kelompok lain.
j) Bersegera terhadap instruksi yang diberikan.

2.4 Pembelajaran Tematik Tema Berbagai Pekerjaan
Dalam pembelajaran ini Sub Temanya adalah “Jenis-jenis Pekerjaan” yang terdiri dari :
1. Kompetensi Dasar (KD)
IPS
2.4 Mengenal manusia, aspek keruangan, konektivitas antar ruang, perubahan dan
keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan
4.1 Menceritakan tentang hasil bacaan mengenai definisi ruang, konektivitas antar ruang,
perubahan, dan keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan dalam
lingkup masyarakat di sekitarnya.

25

Bahasa Indonesia
3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya
alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
4.1 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara
mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosa kata baku.
Matematika
3.9

Memahami luas segitiga, persegi, dan persegi panjang

4.10 Mengembangkan dan membuat berbagai pola numerik dan geometris.
PPKn
2.5 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah,
sekolah, dan masyarakat
4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat.

2.

Indikator Pencapaian Kompetensi
IPS
Mengidentifikasi hubungan antara benda-benda dalam kehidupan sehari-hari dengan jenis
pekerjaan.

26

Bahasa Indonesia
Menemukan unsur unsur cerita dari teks cerita petualangan “Semut dan Belalang”
Matematika
Menghitung luas bangun datar menggunakan alat ukur tidak baku.
PPKn
Menjelaskan kewajiban sebagai seorang pekerja di masyarakat.

2.5 Kerangka Pikir
Berdasrkan pengamatan dalam proses pembelajaran di SDN 1 Sukabanjar maka Penelitian
Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan langka-langkah sebagai
berikut :
1) Identifikasi Masalah
2) Perencanaan
3) Pelaksanaan / Tindakan
4) Observasi
5) Refleksi
Kegiatan perbaikan pembelajaran yang dapat diterapkan dan diduga mampu meningkatkan
hasil model belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Siswa dibagi kelompok yang terdiri dari empat orang.

27

b) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan
bersama.
c) Setelah selesai, 2 anggota dari masing-masing kelompok diminta meninggalkan
kelompoknya dan bertemu kelompok lain.
d) Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok bertugas mensharing informasi dan hasil
kerja mereka ke tamu mereka.
e) “Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang
mereka temukan dari kelompok lain.
f) Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka yang
semua.
Berdasarkan uraian di atas dengan adanya model pembelajaran kooperatif teknik two stay
two stray. dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir
penelitian digambar dalam diagram berikut :

Kondisi awal

Guru
(Belum menggunakan
model pembelajaran
inovatif)

Tindakan

Model pembelajaran
kooperatif teknik two
stay two stray

Kondisi akhir

Siswa
(Hasil belajar masih
rendah)

Diduga
hasil belajar
meningkat

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Siklus 1

Siklus 2

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar menggunakan
metode tindakan yang difokuskan pada situasi kelas yang lebih dikenal dengan classroom
action research Kemmis (dalam I.G.A.K Wardani dkk, 2007) Yang langkah-langkahnya
terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. Adapun langkahnya dapat
digambarkan dengan gambar sebagai berikut :
Identifikasi Masalah

Perencanaan
Refleksi

Siklus I

Tindakan

Observasi
Perencanaan
Refleksi
Observasi

Siklus II
Tindakan

Perubahan

Gambar 3.1 Urutan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis (2007:72)

29
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar
tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 14
siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

3.2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Sukabanjar Kecamatan Gunungalip
Kabupaten Tanggamus.

3.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian di sekolah dimulai pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
3.3.1 Observasi
Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memproleh
pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu. Observasi ini digunakan untuk mengamati
kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Aspek dan indikator penilaian kegiatan belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini
adalah :

30

a. Interaksi siswa dengan guru selama proses pembelajaran dengan indikator
melaksanakan instruksi/perintah guru, dan mendengarkan penjelasan guru dengan
seksama.
b. Kegiatan siswa dalam kelompok dengan indikator berdiskusi memecahkan masalah
dalam kelompok, dan bekerja sama dalam mengerjakan lembar kerja kelompok.
c. Interaksi antar sesama siswa selama proses pembelajaran dengan indikator
mensharing informasi ketam mereka, dan mensharing hasil kerjanya kepada tamu
mereka.
d. Partisipasi siswa sabagai tamu dengan indikator mengajukan pertanyaan, dang
mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan.
e. Motivasi dan kegairahan siswa dalam belajar dengan indikator antusias/semangat
menyampaikan hasil yang mereka temukan dari kelompok lain, dan bersegera
tehadap instruksi yang diberikan.

3.3.2 Tes
Tes dalam penelitian ini merupakan alat ukur untuk mengtahui hasil belajar dan tingkat
keberhasilan siswa pada setiap kompetensi dasar yang harus tertuntaskan. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tes formatif yang berupa soal-soal yang harus
dijawab secara tertulis. Teknik pengumpulan hasil belajar dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

31
3.3.3 Alat Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi dan data selama penelitian, maka digunakan beberapa
Instrumen yaitu ;
a. Lembar Instrument Observasi
Lembar

instrument

observasi,

instrument

ini

dirancang

peneliti

untuk

mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa selama
dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Kinerja guru dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif
teknik two stay two stray adalah sebagai berikut :
a) Siswa dibagi kelompok yang terdiri dari empat orang.
b) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dan
dikerjakan bersama.
c) Setelah selesai, 2 anggota dari masing-masing kelompok diminta meninggalkan
kelompoknya dan bertemu kelompok lain.
d) Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok bertugas mensharing informasi dan
hasil kerja mereka ke tamu mereka.
e) “Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa
yang mereka temukan dari kelompok lain.
f) Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka
yang semua.

32
b. Lembar soal tes formatif hasil penelitian.
Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan prestasi belajar siswa
khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan. Tes hasil belajar yang
digunakan selain tes formatif yang diberkan pada akhir pembelajaran ada juga tes latihan
setelah materi selesai diajarkan.

Berdasarkan proses belajar mengajar di atas siswa diharapkan mampu :

a) Melaksanakan intruksi/perintah guru.
b) Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
c) Berdiskusi memecahkan masalah dalam kelompok.
d) Bekerjasama dalam mengerjakan lembar kerja kelompok (LKK).
e) Mensharing informasi ketamu mereka.
f) Mensharing hasil kerjanya kepada tamu mereka.
g) Mengajukan pertanyaan.
h) Mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan.
i) Antusias/semangat menyampaikan hasil yang mereka temukan dari kelompok lain.
j) Bersegera terhadap instruksi yang diberikan.

3.4 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data secara kuantitatif dan
kualitatif untuk menganalisis data yang menunjukkan aktivitas

33
dan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

3.4.1 Analisis Aktivitas Belajar
Persentase aktivitas belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
NP=

x 100%

Keterangan :
NP

= Nilai Persen yang dicari atau diharapkan

R

= Jumlah siswa yang aktif

SM

= Jumlah siswa

100% = Bilangan tetap
Untuk menentukan nilai keaktivan siswa dalam kegiatan belajar dikelas, peneliti
menggunakan kriteria :
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
No

Kriteria Nilai

Nilai

1

Sangat Rendah

0-45

2

Rendah

46-59

3

Sedang

60-74

4

Tinggi

75-90

5

Sangat Tinggi

91-100

3.4.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar
Ketuntasan hasil belajar siswa setelah mengerjakan tes pada setiap siklus pembelajaran
disajikan dalam bentuk table dibawah ini :

34
Tabel 3.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
No

Kriteria Nilai

Nilai

Banyak Siswa

Persentase

1

Sangat Rendah

0-45

-

(%)

2

Rendah

46-64

-

(%)

3

Sedang

65-75

-

(%)

4

Tinggi

76-85

-

(%)

5

Sangat Tinggi

86-100

-

(%)

-

100%

Jumlah
Nilai Rata-rata

-

3.4.3 Nilai Rata-Rata Kelas
Untuk menentukan nilai rata-rata kelas menggunakan rumus
=

Keterangan:
: Nilai rata-rata kelas
: Jumlah nilai hasil belajar seluruh siswa
N

: Jumlah siswa

Gambar 3. Rumus Nilai rata-rata kelas menurut Kemmis (2007)
3.4.4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
Menentukan persentase ketuntasan klasikal belajar siswa menggunakan rumus :

K=
Keterangan:

x 100%

Keterangan :
K= ketuntasan klasikal
Gambar 4. Rumus Ketuntasan Klasikal menurut Kemmis (2007)

35
3.4.5 Klasifikasi Hasil Belajar
Proses pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan belajar siswa yaitu guru menilai
dari kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aspek yang diamati. Berikut ini aspek dan
kriteria penilaian aktivitas belajar siswa.
Tabel 3.3 Aspek dan Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
No

Aspek

Indikator

1

Interaksi siswa
dengan guru selama
proses pembelajaran

2

Kegiatan siswa
dalam kelompok

3

Interaksi antar
sesama siswa selama
proses pembelajaran

4

Partisipasi siswa
sebagai tamu

5

Motivasi dan
kegairahan siswa
dalam belajar

a. Melaksanakan instruksi/perintah guru
b. Mendengarkan penjelasan guru dengan
seksama
a. Berdiskusi memecahkan masalah dalam
kelompok
b. Bekerja sama dalam mengerjakan
lembar kerja kelompok
a. Mensharing informasi ketamu mereka
b. Mensharing hasil kerjanya kepada tamu
mereka
a. Mengajukan pertanyaan
b. Mengemukakan pendapat atau
menjawab perta

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-2 DI SMA MUHAMMADIYAH 1 MALANG

0 4 22

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 4 SUKADAMAI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 63

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 78

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SDN 04 METRO TIMUR T.P. 2013/2014

1 6 79

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV A SDN 2 LANGKAPURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 24 54

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PADA TEMA BERBAGAI PEKERJAAN BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 SUKABANJAR KECAMATAN GUNUNGALIP KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 63

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 76

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 10

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 12

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VIID SMP MUHAMMADIYAH 1 WONOSARI

0 0 6