METODE PENELITIAN MENGEMBANGKAN MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) DAN PENDIDIKAN KARAKTER.

12

BAB III METODE PENELITIAN

a. Kerangka Konseptual

Pengembangan perangkat pembelajaran untuk materi sulit pembelajaran matematika berbasis HOTS dan pendidikan karakter diharapkan mampu mengatasi permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh pendidik terkait dengan pendidikan matematika. Untuk itu diperlukan asumsi- asumsi dasar sebagai berikut : 1 Konsep matematika di tingkat dasar merupakan pengetahuan yang penting untuk dikuasai siswa, baik di sekolah dasar maupun sekolah lanjutan dalam memenuhi kebutuhan hidup. 2 Seiring dengan pelaksanaan kurikulum 2013, perlu diimplementasikan pendidikan karakter di setiap mata pelajaran dan perlu dilatihkan kemampuan berfikir tingkat tinggi bagi siswa. 3 Pendidikan yang diselenggarakan perlu memperhatikan karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran, dan tujuan pembelajaran sehingga diperoleh pemahaman konsep yang optimal untuk diaplikasikan dalam hidup dan kehidupan. Perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan meliputi rencana pembelajaran, bahan ajar, media, dan perangkat evaluasinya serta model pembelajaran berbasis HOTS dan pendidikan karakter dengan mengunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang mempertimbangkan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran matematika. 13 Pengembangan model perangkat pembelajaran matematika berbasis HOTS dan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang inovatif untuk siswa di Sekolah Menengah Pertama dimaksudkan sebagai bahan ajar untuk alternatif dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. b. Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Borg, W.R., 1981. Penelitian ini direncanakan memiliki 2 tahap, tahap pertama dilakukan di semester I dan tahap kedua dilakukan semester II. Penelitian tahap I merupakan base line study, untuk memotret permasalahan pembelajaran matematika bagi siswa sekolah menengah dan mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari ? 7 Perangkat pembelajaran untuk pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan keterampilan HOT siswa dan berbasis pendidikan karakter Gambar 3.1. Kerangka Konsep Pengembangan Model Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis HOTS Pendidikan Karakter Pembelajaran matematika di sekolah belum optimal dan kurang memperhatikan kemampuan berfikir tingkat tinggi HOT 14 matematika terkait dengan HOTS dan pendidikan karakter, dan merumuskan model perangkat pembelajaran. Penelitian tahap II merupakan tahap ujicoba dan revisi perangkat pembelajaran matematika berasis HOTS dan pendidikan karakter di SMP dan SMA. Tahapan penelitian digambarkan sebagai berikut. Gambar 3.2. Tahap Penelitian Tahap pertama merupakan merupakan tahap untuk memotret permasalahan need assesment pembelajaran matematika berbasis HOTS dan pendidikan karakter. Secara terinci tahapan pertama semester I penelitian yang direncanakan disajikan pada Tabel 1. Tahap kedua merupakan merupakan -Identifikasi kesulitan pembelajaran matematika berbasis HOTS dan pendidikan karakter - Model perangkat pembelajaran -Draft Buku Panduan -Publikasi di Jurnal terakreditasi Tahun II Pengembangan perangkat pembelajaran Uji coba terbatas Revisi model Uji coba model lebih luas Monev. dan revisi model Desain final Desiminasi model Model Perangkat pembelajaran matematika berbasis HOTS dan pendidikan karakter, Publikasi di Jurnal terakreditasi Sosialisasi Tahun I 2013 -Base Line Study - Identifikasi kesulitan pembelajaran matematika berbasis HOTS dan pendidikan karakter -Rumusan Model perangkat Pembelajaran - draft buku panduan 15 tahap untuk mengembangkan bahan ajar untuk pembelajaran matematika berbasis HOTS dan pendidikan karakter yang secara rinci disajikan pada Tabel 2. Tabel 3.1. Tahapan Penelitian Tahun Pertama Tahun ke- Kegiatan Penelitian Hasil yang Ingin Dicapai Pendekatan yang Digunakan Metode Pengumpulan Data Analisis Data I Base Line Study - Identifikasi kesulitan dan kebutuhan pembelajaran matematika berbasis HOTS dan pendidikan karakter -Rumusan Model perangkat Pembelajaran - Draft buku panduan - Identifikasi kesulitan dan kebutuhan pembelajaran matematika berbasis HOTS dan pendidikan karakter - Model perangkat pembelajaran -Draft Buku Panduan -Publikasi di Jurnal terakreditasi Pendekatan penelitian survey, pendekatan deskriptif eksploratif Dokumentasi, Indepth interview, FGD, kuesioner, dokumentasi Analisis Deskriptif Kuantitatif dan Kualitatif Tabel 3.2. Tahapan Penelitian Tahun Kedua Tahun ke- Kegiatan Penelitian Hasil yang Ingin Dicapai Pendekatan yang Digunakan Metode Pengumpulan Data Analisis Data II 1. Pengembangan perangkat pembelajaran 2. Uji coba terbatas 3. Revisi model 4. Uji coba model lebih luas 5. Monev. dan revisi 6. Sosialisasi dan diseminasi 1. Tersusunnya perangkat pembelajaran matematika berbasis HOTS dan pendidikan karakter 2. Revisi perangkat pembelajaran 3. Sosialisasi perangkat pembelajaran matematika berbasis HOTS dan pendidikan karakter Pendekatan penelitian eksperimen Observasi Partisipatif, Indepth interview, kuesioner Analisis Deskriptif Kuantitatif dan Kualitatif 16

c. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di DI Yogyakarta. Pada tahap baseline study, penelitian dilakukan di sekolah-sekolah dan kampus Karangmalang Yogyakarta. Pada tahap pengembangan bahan ajar, ujicoba dilakukan di SMP dan SMU. Penentuan lokasi ditentukan secara purposive atau dipilih dengan tujuan dan sengaja, yaitu sekolah yang daya serapnya rendah untuk materi tertentu berdasarkan hasil identifikasi penelitian tahap I.

d. Metode Pengumpulan data

Secara garis besar metode pengumpulan data dalam tahap kedua penelitian ini akan menggunakan 4 metode yang saling melengkapi yaitu : Observasi Partisipasi dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi ketika pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran berdasarkan hasil Ujian Nasional dan dilakukan juga untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan ujicoba bahan ajar yang dikembangkan. Focus Group Discussion FGD adalah penggunaan forum diskusi dalam kelompok yang anggotanya dibatasi kriteria tertentu dengan pembahasan yang dibatasi atau terfokus pada topik tertentu tanpa perlu kesepakatan bulat atau kesimpulan yang merupakan keputusan bersama. Hasil gelar pendapat sebagai curahan persepsi, sikap, motivasi atau pengalaman para peserta digunakan sebagai dasar pengembangan instrumen dan merumuskan karakteristik bahan ajar. Angket dipakai sebagai teknik pengumpulan survey yaitu menggali data kepada semua responden untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika dan apa-apa saya yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika bagi siswa di Sekolah Menengah Pertama yang mengalami kesulitan belajar. Wawancara dilakukan pada beberapa orang pada tiap kelompok siswa untuk melengkapi data dari angket dan observasiobservasi partisipatif. Wawancara mendalam Indept Interview dilakukan pada responden kunci yaitu orang- 17 orang yang punya pengaruh dan paranan besar dalam pelaksanaan pendidikan terpadu di Sekolah Menengah Pertama pendidik, dan pelaku pembinaan dari DIKNAS, kepala Sekolah, Pengawas Sekolah ataupun Instansi terkait. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui sekolah-sekolah yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran, yang merupakan hasil Ujian Nasional. Kesulitan ini dapat diketahui berdasarkan daya serap siswa materi pembelajaran tertentu, yang merupakan dokumen Dinas Pendidikan Nasional.

e. Analisis Data

Pada tahap I, penelitian ini menggunakan pendekatan survei dan pendekatan deskriptif eksploratif. Terkait dengan pendekatan ini, data yang terkumpul secara serempak dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran matematika bagi siswa di Sekolah Menengah Pertama dan Atas yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran berbasis hasil Ujian Nasional digunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Demikian pula dalam merumuskan modelnya, digunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Demikian pula halnya untuk need assesment, digunakan analisis data secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pada tahap II, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan penelitian eksperimen. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. 18

BAB IV HASIL PENELITIAN