merancang muatan kurikulum yang menanamkan fanatisme daerah atau fanatisme aliran sehingga merusak nilai-nilai kebangsaan. Pengembangan diri
yang dirancang juga mengacu pada nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme. Misalnya: upacara, PASKIBRA, peringatan hari-hari besar nasional, dan
sebagainya
13.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat
Kurikulum dimulai dari yang paling dekat. Analisis konteks sosial budaya masyarakat penting dilakukan agar madrasah mengetahui harapan masyarakat
sekitar, nilai-nilai yang dianut dan juga keadaan sosial ekonomi. Dengan diketahuinya konteks sosial, madrasah dapat merancang kurikulum yang tepat.
Misalnya, jika rata-rata peserta didik berasal dari keluarga miskin, perlu dibekali pembelajaran yang membuat dia mandiri dengan keterampilan yang relevan.
14.Kesetaraan Jender
Kurikulum yang dikembangkan memberi akses, mendorong partisipasi, memberi perlakuan yang menggambarkan kesetaraan, dan memberikan manfaat
yang ama bagi peserta didik-siswi. Dalam hal ini diharapkan struktur dan muatan isi kurikulum tidak stereotipe memberi label-label khusus. Misalnya, mulok untuk
menjahit perempuan, mulok elektronika hanya untuk laki-laki. Demikian juga bahan ajar yang dikembangkan dari tiap-tiap mata pelajaran hendaknya dapat
menanamkan persepsi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, tidak menanamkan persepsi bahwa laki-laki layak menduduki jabatan tertentu,
sedangkan wanita hanya cocok menduduki jabatan tertentu. Kurikulum dianggap memiliki kesetaraan jender jika tidak memberi stereotipe perempuan atau laki-
laki. Pengelolaan mulok perlu membuka akses bahwa semua jenis mulok dapat dipilih oleh anak laki-laki dan perempuan.
Secara operasional penyusunan KTSP adalah mengacu pada Standar Isi SI, Standar Kompetensi Lulusan SKL, Standar Proses, dan Standar Penilaian
yang telah ditetapkan dalam Permendiknas No. 20, 22, 23 tahun 2006 dan Permen 41 tahun 2008. Dan untuk madrasah baik itu Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah, Menteri Agama telah mengeluarkan Permenag No. 2 th 2008 tentang Standar isi dan Standar
Kompetensi Lulusan SKL untuk satuan pendidikan dasar dan menengah di madrasah. Standar isi ini mengatur tentang: a kerangka dasar dan struktur
kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan KTSP, b beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah, c komponen
KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari Standar Isi, dan d
kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
B. Langkah-Langkah Teknis Dalam Penyusunan KTSP
Penyusunan KTSP madrasah perlu mengikuti langkah-langkah yang logis dan sistematis. Langkah-langkah tersebut tergambar pada diagram berikut.
Membentuk tim
18
Gambar 02: Langkah Teknis Penyusunan KTSP madrasah Jabaran tiap-tiap langkah teknis dalam penyusunan KTSP dipaparkan berikut.
1. Membentuk Tim Pengembang KTSP
Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan kurikulum adalah membentuk tim pengembang kurikulum madrasah. Tim ini
yang akan menjadi penggerak penyusunan, implementasi, monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim ini terdiri atas kepala madrasah,
komite, beberapa guru termasuk waka kurikulum, tokoh
masyarakatnarasumber. Setelah tim terbentuk dimulailah pertemuan-pertemuan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan dalam pengembangan kurikulum di
Analisis konteks
Penentuan aspek khusus
Pengkajian SI, SKL, St
Proses, St Penilaian
Penyusunan Dokumen 1
KTSP
Penyusunan
Dokumen 2 KTSP
Revisi Finalisasi
Ditetapkan oleh Kepala Madrasah
Dipertimbangkan oleh Komite Sekolah dan Diketahui oleh Kandepag KabKota
ISI KTSP DOKUMEN 1 DAN 2
Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah
Visi dan Misi Madrasah yang Bersangkutan
Tujuan Madrasah yang Bersangkutan
Struktur dan Muatan KTSP yg Bersangkutan
struktur, mapel, mulok, pengembangan diri, pengaturan beban belajar, KKM, Kriteria kenaikan
kelaskelulusan
Kalender Pendidikan Madrasah yang Bersangkutan LAMPIRAN
Silabus semua mapel SKKD semua mapel termasuk SKKD Mulok membuat sendiri
Program untuk pengembangan diri
19
Indonesia, peraturan lain dan implikasinya pada peran dan tanggung jawab kepala madrasah, komite, guru, pengawas, DinasDepag, dan narasumber. Tim
pengembang kurikulum bertugas membantu kepala madrasah untuk mengkaji berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan kurikulum di
tingkat satuan pendidikan. Dari hasil analisis kebijakan akan diketahui standar minimal apa yang wajib dipenuhi madrasah madrasah dan aspek apa yang
bisa ditambahkan dikreasikan oleh madrasah.
2. Analisis Konteks dan Kebutuhan
Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti menentukan kebutuhan para peserta didik dan masyarakat untuk suatu
program pendidikan. Pada dasarnya hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis situasikonteks di mana kurikulum akan dilaksanakan.
Pada akhirnya analisis konteks akan melibatkan penentuan tentang kondisisiapa peserta didik yang kita hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan
lingkungan madrasah tempat suatu kurikulum akan diberlakukan.
Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk menentukan perbedaan antara situasi yang nyatasekarang dengan situasi
yang diharapkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara menjaring informasi dari berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat seperti komunitas
masyarakat, para pemberi kerja DUDI, pengelola pendidikan, guru, orang tua, dan peserta didik. Informasi yang dicari berkaitan dengan apa yang sekarang
dibutuhkan dalam kurikulum untuk membantu peserta didik belajar menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik. Analisis
kebutuhan mencakup penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai apa yang dibutuhkan oleh para peserta didik ketika mereka menyelesaikan
suatu program pendidikan? Selain itu, analisis konteks juga melakukan penjaringan analisis terhadap a harapan masyarakat terhadap masa depan
anak-anaknya, b analisis terhadap potensi peserta didik yang masuk ke madrasah, c analisis terhadap karakteristik daerah, dan d analisis terhadap
karakteristik satuan pendidikan.
Setelah melengkapi analisis konteks situasi, para penyusun kurikulum memutuskan bagaimana karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan.
Berdasarkan analisis kebutuhan, para penyusun kurikulum kemudian harus memutuskan prioritas dan aspek-aspek khusus yang akan dimasukkan ke dalam
kurikulum. Setiap kebutuhan akan memungkinkan mereka menentukan maksud kurikulum tersebut.
Pada tahap selanjutnya, tim pengembang kurikulum madrasah kepala madrasah , guru, komite, stakeholder melakukan analisis potensi peserta didik,
madrasah, daerah, unggulan lokal, dan unggulan global. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kepala Madrasah sebagai ujung tombak akan
memfasilitasi dan mengarahkan tahap analisis ini bersamaan dengan penyusunan Rencana Pengembangan Madrasah RPM secara keseluruhan.
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah dilakukan terhadap madrasah dan Rencana Kerja Madrasah RKM termasuk Kelompok
Kerja Guru KKG dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP yang berperan dalam penyusunan dokumen 2. Sedangkan analisis potensi ini dapat
dijadikan sebagai salah satu pertimbangan analisis kondisi madrasah. Komite madrasah mendukung analisis kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan, serta
harapan orang tua masyarakat. Hasil analisis konteks keadaan peserta didik,
20
madrasah, kebutuhan kondisi masyarakat unggulan lokal maupun global ini digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum yang akan dibuat.
3. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum
Dari analisis konteks dihasilkan rancangan hal-hal khusus yang akan dikembangkan dalam kurikulum madrasah. Dari berbagai hasil analisis
penyusun kurikulum akan memilih beberapa hal yang akan dikemas dalam kurikulum di madrasahnya. Hasil analisis konteks dan penentuan hal-hal khusus
dicontohkan pada tabel berikut.
Tabel 07: Contoh Penentuan Aspek Khusus dan Implikasinya pada Penyusunan Komponen KTSP
Analisis Konteks Aspek khusus hasil
Analisis Implikasi pada
Penyusunan KTSP
Konteks masyarakat Harapan masyarakat
peserta didik bisa menghadapi tantangan
global
Masyarakat sekitar merupakan produsen
krupuk ikan dan makanan olahan dari
ikan Bahasa Arab dan Inggris
Ditambah jam formalnya dan di asrama disusun program
peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab
Unggulan lokal dalam muatan kurikulum akan mengaitkan
dengan kondisi masyarakat sebagai produsen makanan
olahan dari ikan
Harapan Kondisi madrasah yayasan
Kepeloporan kader organisasi
Menyiapkan calon pendidik, ulama, zu’ama
yang mampu mengembangkan ilmu
pengembangan diri untuk mengembangkan
kepemimpinan kader Program Mubalig hijrah
Wajib memimpin di organisasi sekecil apa pun
Mulok kemuhamadiyahan aswaja
Kajian kitab kuning
Harapan orangtuamasyarakat
komite madrasah di tengah keterpurukan
akhlak Akhlakul karimah dan
mampu beribadah dengan baik menjadi
anak sholeh Pengembangan diri rutin
untuk meningkatkan kemandirian dan kesalehan
dalam asrama puasa sunnah, sholat sunnah, baca
Al-Quran
Konteks daerah Kota wisata banyak
turis berdatangan
rawan gempa Ada program hunting tourist
untuk memperkuat kemampuan berbahasa
Bahasa Inggris Wisata,
Memasukkan masalah gempa dan penyelamatannya secara
21
khusus dalam berbagai mata plajaran yang relevan
Kondisi peserta didik Rata-rata kemampuan
peserta didik kurang intake rendah
Perempuan semua KKM disesuaikan tidak
terlalu tinggi Ada program remedial yang
lebih intensif untuk peserta didik
Mulok keputrian
Kebutuhan masa kini dan masa depan
perkembangan ilmu pembelajaran dan
perkembangan teknologi
Pembelajaran PAKEM CTL dan model
pembelajaran bermakna Kecakapan hidup
diintegrasikan
Belajar terampil menggunakan
tekonologi Melaksanakan pakem
Kecakapan hidup diintegrasikan ke dalam
semua mata pelajaran
Mulok TIK muatan global dengan menggunakan
internet
Karakteristik madrasah sebagai lembaga
dakwahsyiar, pengerak masyarakat, pembentuk
akhlakul karimah kepesantrenan
pendidikan watak akhlak
membentuk kader dakwah
Struktur dan muatan kurikulum menambah muatan
keagamaan kepesantrenan
4. Penyusunan Dokumen 1 KTSP
Setelah analisis konteks dan penentuan aspek khusus dilakukan, Tim Pengembang Kurikulum menyelenggarakan pertemuanworkshop untuk menyusun
KTSP. Kepala madrasah, guru, komite, dengan bimbingan pengawas, DepagDinas, dan nara sumber menyusun KTSP dokumen 1 yang memuat arahtujuan, cara
mencapai, isimuatan yang akan dituliskan dalam dokumen kurikulum. Secara teknis komponen yang akan dirancang dalam KTSP dokumen I adalah visi, misi, tujuan
madrasah, struktur dan muatan kurikulum mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikankelulusan,
unggulan lokalglobal dan kalender pendidikan.
5. Penyusunan Dokumen 2 KTSP
KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus seluruh mata pelajaran yang menjabarkan SKKD dalam Standar Isi. Dalam
kegiatan ini guru difasilitasi untuk mengembangkan silabus dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap ini guru dengan bimbingan Kepala Madrasah, Pengawas,
Kantor Depag Dinas mengembangkan silabusRPP mapel, SKKD Muatan Lokal atau Muatan Khusus yang akan dilaksanakan dalam praktik di madrasah. Kantor
DepagDinas memfasilitasi pengembangan SKKD Muatan Lokal. Kantor Depag memfasilitasi pengembangan dengan pengesahan KTSP. Penyusunan silabus dan
RPP akan dibahas pada BAB selanjutnya. 6. Pengesahan oleh kepala madrasah anda tanganan
Setelah difinalisasikan, dokumen KTSP ditetapkan oleh Kepala Madrasah, dpertimbangkan oleh Komite Sekolah, dan Diketahui oleh Kandepag
KabKota untuk MTs dan MI;, Kanwil Propinsi untuk MA.
22
C. Komponen KTSP Dokumen I dan Cara Menyusunnya