Tabel 08: Struktur kurikulum MI
TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH PENUH HARAPAN
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
I II
III IV, V,
dan VI
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis 2
b. Akidah-Akhlak 2
c. Fikih 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2 3. Bahasa Indonesia
5 4. Bahasa Arab
2 5. Matematika
5 6. Ilmu Pengetahuan Alam
4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial
3 8. Seni Budaya dan
Keterampilan 4
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4
B. Muatan Lokal 2
C. Pengembangan Diri 2
J u m l a h 31
31 33
39 Keterangan:
1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata
pelajaran. 2. Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan madrasah.
3. Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan madrasah.
29
Tabel 9: Contoh ke 1: Struktur Program MIN Tempel Kab.Sleman
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
I II
III IV, V,
dan VI
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran-Hadis 2
b. Akidah-Akhlak 2
c. Fikih 2
d.Sejarah Kebudayaan Islam 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 6
4. Bahasa Arab 2
5. Matematika 6
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
8. Seni Budaya dan Keterampilan 4
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4 Muatan Lokal :
10. Bahasa Jawa 2
11. Bahasa Inggris 2
12. Komputer 2
Pengembangan diri : 1.Jarimatika, SC B.Inggris, SC.B.Arab,
Qiro’ah, Tari, Bulutangkis, Drumband, Lukis, Pildacil, Pramuka
2 J u m l a h
37 37
39 45
a. Mata Pelajaran
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata
pelajaran. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan jurusan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai bahan belajar melalui
metode dan pendekatan tertentu. Kelompok mata pelajaran meliputi sebagai berikut:
i Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
ii Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
iii Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
iv Kelompok mata pelajaran estetika
v Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan danatau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 7. Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan
beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi
30
kurikulum.Penulisan di dalam dokumen KTSP mencakup uraian mata pelajaran ditambah tujuan dan SKL tiap-tiap pelajaran.
5. Muatan Lokal
Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa salah satu yang penting harus dikembangkan oleh satuan pendidikan adalah muatan lokal mulok. Muatan lokal
merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya
terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum
muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional.
Komite Madrasah dan yayasan memberi pertimbangan dalam penentuan muatan lokal dan pengembangan diri yang sesuai dengan konteks pesantren daerah
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu
tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal, seperti Kaligrafi, Marawis, Bertani, Kemampuan Berpidato dengan berbagai macam
bahasa, Berternak, dsb.
Muatan lokal juga dapat dikembangkan dari hasil “analisis situasi dan kebutuhan” dan :”penentuan aspek khusus” dalam tahapan penyusunan KTSP. Hasil
telaah tentang keadaan daerah, segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi,
dan lingkungan sosial budaya, yang menjadi kebutuhan daerah untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, dan disesuaikan
dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan dapat menjadi bahan untuk menyusun muatan lokal. Kebutuhan daerah tersebut misalnya
kebutuhan untuk:
i Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
31
ii Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu,
sesuai dengan keadaan perekonomian daerah iii
Meningkatkan penguasaan bahasa Arab dan Inggris untuk keperluan sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan
belajar lebih lanjut belajar sepanjang hayat iv
Meningkatkan kemampuan berwirausaha. Selain itu, muatan lokal juga bisa dimunculkan sebagai kekhasan satuan
pendidikan. Misalnya, kekhasan satuan pendidikan di lingkungan pesantren. Kekhasan pesantren sebagai sumber pengembangan muatan lokal berkaitan
dengan karakteristik pesantren. Dalam hal ini muatan lokal dapat berupa kajian kitab kuning atau ciri khas organisasi Kemuhammadiyahan atau Aswaja.
Mulok membuat tempe sebagai unggulan lokal
Penampilan Mulok Amtsilati sebagai kekhasan karakteristik madrasah
32
Rambu-rambu penyusunan muatan lokal adalah sbb.; i
Lingkup muatan lokal dapat berupa : bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat-istiadat,
serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan ii
Pemilihan jenis muatan lokal ditentukan oleh madrasah iii
Mata pelajaran muatan lokal perlu dilengkapi Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD dilampirkan pada dokumen KTSP.
Provinsi menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal dan disahkan gubernur. Satuan pendidikan menyusun
standar kompetensi dan kompetensi dasar muatan lokal pilihan. Jika ada provinsi yang belum menetapkan muatan lokal yang menjadi
unggulannya, maka madrasah mengembangkan sendiri jenis muatan lokal sesuai karakteristik atau potensi daerah. Bagi beberapa
madrasah yang akan menyelenggarakan muatan lokal sejenis sebaiknya mengembangkan SK, KD, Silabus dan RPPnya
berdasarkan kesepakatan madrasah yang menyelenggarakan muatan lokal tersebut.
Contoh Daerah Jepara memiliki kekhasan tentang ukiran, maka madrasah yang memilih muatan lokal tentang ukiran bersama-sama
mengembangkan SK, KD, Silabus dan RPPnya melalui MGMPKKG atau KKM.
iv Alokasi waktu muatan lokal yang diijinkan minimal 2 jam dan
maksimal 6 jam v
Pembelajaran beberapa muatan lokal setiap semester bisa berbeda- beda.
vi Madrasah minimal harus menyelenggarakan satu muatan lokal. Jika
madrasah menawarkan lebih dari satu muatan lokal, maka peserta didik tidak harus mengikuti semua muatan lokal yang ditawarkan.
Namun demikian semua peserta didik wajib mengambil muatan lokal wajib.
vii Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan
dan standar kompetensi mata pelajaran viii
Penyusunan dalam dokumen KTSP mencakup jenis mulok dan mekanisme pelaksanaannya.
Madrasah dan komite madrasah mempunyai wewenang penuh dalam mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam
mengembangkan madrasah dan komite madrasah dapat bekerjasama dengan dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang Kurikulum TPK di daerah,
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP, Perguruan Tinggi dan instansilembaga di luar Depdiknas, misalnya pemerintah DaerahBapeda, Dinas
Departemen lain terkait, dunia usahaindustri, tokoh masyarakat.
Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut i
Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing; ii
Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal; iii
Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan
iv kebutuhan daerah masing-masing;
v Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan
dilaksanakan; vi
Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan
vii lokal lainnya, yang dilakukan bersama madrasah, mengacu pada
Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP
33
Tabel 10: Contoh analisis konteks daerah dan muatan lokal
No Konteks
Muatan lokal 1
Di lingkungan Pesantren
Pendalaman kitab kuning
Kepemimpinan pondok yang modern
Kewirausahaan
Kemandirian
Kebahasaan
2 Di lingkungan Daerah
Wisata
Pendalaman bahasa asing
Kewirausahaan
Tatakrama ketimuran
3 Di lingkungan Industri
Kewirausahaan
Kepemimpinan
Tehnik Manufacturing
4 Di lingkungan Pertanian
Bercocok tanam
Pembibitan
Pengolahan lahan,pengairan
Pemberantasan
Pemupukan
5 Di lingkungan Pesisir
Pemahaman Sumberdaya Wil Pesisir
Budidaya perikanan
Jasa- jasa lingkungan pesisir
Kebahasaan
Wisata
Pengolahan hasil
6 Di lingkungan
Pengembangan Daerah Mandiri
Kehutanan Pelestarian
Konservasi alam
Pertanian
7 Di lingkungan Perkotaan
Komputer
Internet
Elektronik
Home Industri
Bahasa asing
8 Di lingkungan Perkebunan
Pengembangan tanaman kebun
Tehnik penanaman perkebunan
Marketing pemasaran
Cara penulisan dalam teks dokumen I KTSP: Dalam Dokumen I KTSP, pada bagian muatan lokal perlu dicantumkan penulisan:
1. Jenis muatan lokal yang dipilih oleh madrasah 2. TujuanSKL setiap muatan lokal dibuat sendiri oleh madrasahMGMP
KKGKKM 3. Waktu penyajian muatan lokal
34
BOX 03 : Contoh penulisan muatan lokal pada dokumen 1 KTSP
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang
materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada.Sesuai dengan ciri khas, potensi daerah dan keunggulan daerah dengan keragaman budaya dan kesenian khas
daerah dan kondisi madrasah kami, maka Madrasah menganggap perlunya memberikan muatan lokal khas. Mulok untuk Madrasah Ibtidaiyah “X” yang diberikan berupa :
i Bahasa Jawa
ii Catatan:
Pada dokumen I KTSP, setiap jenis muatan lokal yang dipilih madrasah perlu dituliskan SKLtujuan yang dibuat sendiri oleh madrasah
Contoh alokasi waktu Mulok
No. Mata Pelajaran Muatan Lokal
Alokasi Waktu JP
I II
III IV
V VI
1 Bahasa Jawa
2 2
2 2
2 2
2 Membaca Qur’an Qiro’ah
2 2
3 Percakapan Bahasa Arab
2 2
4. Percakapan Bahasa Inggris
2 2
Jumlah
6. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga profesional lain. Pengembangan diri juga diarahkan untuk pengembangan karakter
peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Satuan pendidikan
bisa menyediakan beberapa wadah pengembangan diri seperti kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan konseling, program program kurikulum tersembunyi
hidden curriculum yang diujudkan dalam bentuk kegiatan.
Rambu-rambu dalam penyusunan program pengembangan diri: i
Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran tetapi merupakan bagian integral dari kurikulum madrasah.
ii Pemilihan pengembangan diri disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan madrasah iii
Tujuan khusus pengembangan diri adalah untuk menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat,
kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan beragama, kemampuan sosial, kemampuan belajar,
wawasan dan perencanaan karir, kemampuan memecahkan masalah, dan kemandirian.
iv Pemilihan pengembangan diri oleh madrasah ditentukan bakat dan
minat peserta didik. Penyebaran angket bisa dilakukan untuk mengetahui bakat dan minat peserta didik.
35
v Mekanisme pelaksanaan pengembangan diri dapat dilakukan di
lingkungan madrasah maupun di luar lingkungan madrasah. vi
Bentuk penyelenggaraan pengembangan diri terprogram dilaksanakan dengan perecanaan khusus dalam kurun waktu tertentu
untuk memenuhi kebutuhan individual, kelompok, maupun klasikal. vii
Alokasi waktu pengembangan diri setara dengan 2 jam pelajaran viii
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara observasi dan bentuk penilaiannya kualitatif deskriptif. Penilai pengembangn diri dlakukan
oleh pembimbing di bawah koordinasi konselor Jenis pengembangan diri mencakup: 1 layanan dan komponen
pendukung bimbingan konseling, 2 kegiatan ekstrakurikuler, dan 2 kegiatan lain dalam bentuk kurikulum tersembunyi yang berupa kegiatan pembiasaan dan
keteladanan.untuk membentuk perilaku-perilaku positif siswa. Tiap-tiap jenis pengembangan diri diuraikan berikut.
Pengembangan Diri yang Berupa Pelayanan Bimbingan Konseling Pelayanan bimbingan konseling merupakan pelayanan bimbingan individual
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Isi atau materi layanan bimbingan konseling menurut kelompok bidang bimbingan, disarankan menyesuaikan situasi,
kondisi, dan kebutuhan sekolah, serta perkembangantren ilmu pengetahuan dan perubahan sosial.
Setiap layanan dan kegiatan BK, termasuk materi bimbingan yang akan dilaksanakan harus secara langsung mengacu pada
satu atau lebih fungsi-fungsi BK agar hasil yang akan dicapai secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi. Fungsi BK meliputi:
a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan keperluan pengembangan siswa. Fungi ini meliputi 1 pemahaman tentang diri siswa oleh siswa sendiri, guru,
orangtua, teman, dan pembimbing, 2 pemahaman tentang lingkungan siswa dalam hal lingkungan keluarga dan sekolah
oleh siswa sendiri, guru, orangtua, teman, dan pembimbing, dan 3 pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas, yaitu
informasi pendidikan, informasi jabatan pekerjaan, informasi budaya dan nilai-nilai oleh siswa.
b. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan tercegahnya dan terhindarinya siswa dari berbagai
permasalahan yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses
perkembangannya.
c. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan terpecahkan atau teratasinya berbagai masalah yang dialami
oleh siswa. d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi BK yang
akanmenghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi siswa dalam rangka perkembangan secara
mantap dan berkelanjutan.
Bidang Bimbingan konseling mencakup 1 bidang bimbingan pribadi-sosial, 2 bidang bimbingan belajar, dan 3 bimbingan karir.
36
Bidang bimbingan pribadi-sosial Tugas perkembangan TP dalam kelompok pribadi-sosial ini dimaksudkan
agar siswa mampu: a memiliki kesadaran diri , yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan diri, b mengembangkan sikap positif
menggambarkan orang-orang yang disenangi, c membuat pilihan secara sehat, d menghargai orang lain, e bertanggungjawab, f mengembangkan
keterampilan hubungan antar pribadi, gmenyelesaikan konflik, h membuat keputusan secara efektif, i bidang bimbingan belajar, yaitu mencapai tujuan
dan tugas perkembangan pendidikan. Contoh bimbingan pribadi–sosial, antara lain mengendalikan mengarahkan emosi, memiliki nilai – nilai
kehidupan untuk mengambil keputusan pemecahan masalah, memahami perkembangan psikoseksual yang sehat, memahami prasangka mengkaji
akibat-akibatnya, manajemen waktu, lingkungan sekolah, rumah,dan masyarakat, serta keterkaitannya, memahami situasi dan cara-cara
mengendalikan konflik, membuat keputusan dengan bermacam resiko, mengenal menghargai keunikan diri, berpikir bersikap positip pada diri
orang lain, pemanfaatan waktu luangketerampilan pribadi untuk kesehatan fisik dan mental, menilai keadaan dan keefektifan hubungan sosial dan
keluarga, relasiketerampilan komunikasi positip sepanjang hayat, dan lain- lain
Bidang Bimbingan Belajar TP dalam kelompok perkembangan belajar ini dimaksudkan agar siswa
mampu: a melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif, b menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, c belajar secara efektif,
d terampil dan mampu dalam menghadapi evaluasi ujian, e bidang bimbingan karir, yaitu mewujudkan pribadi pekerja yang produktif. Contoh
materi bimbingan belajar, antara lain: belajar efektif untuk keberhasilanprestasi demi masa depan, kekuatan diri dalam belajar,
mengatur dan menggunakan waktu untuk belajar, evaluasi keberhasilan dan kegagalan dalam mengikuti ulanganujiantes, mengumpulkanmempelajari
informasi penjurusan, mulai mengenal perguruan tinggilembaga pendidikan yang lebih tinggistudi lanjut, belajar sepanjang masahayat, memahami
tujuan pendidikan, siap memasuki perguruan tinggi, dan lain-lain
Bidang Bimbingan Karir TP dalam kelompok perkembangan karir ini dimaksudkan agar siswa
mampu: a membentuk identitas karir,mengenali ciri-ciri pekerjaan di dalam lingkungan kerja, b merencanakan masa depan, c membentuk pola
kecenderungan arah karir dan d mengenal keterampilan, kemampuan, dan bakat. Beberapa contoh materi isi layanan bimbingan karir, antara lain:
menilai pola karir, fleksibel dalam pemilihan karir, merencanakan studi lanjut dan penjajagan pilihan karir, mengembangkan kecakapan bakat, minat,
keterampilan untuk keberhasilan hidup, memilih jurusan dan program studi, serta pilihan karir secara realistis, mengembangkan keterampilan untuk
antisipasi perubahan, mengenal konfik peranan yang mungkin terjadi dalam lingkungan karir, legalitas untuk keamanan dan kepastian bekerja, menata
kembali tujuan-tujuan karir, peranan dalam keluarga dan pekerjaan, menghadapi diskriminasipelecehan dalam dunia kerja, mengenal
37
kemampuan diri keterampilankecakapan sekarang dan yang akan datang, dan lain-lain
Penyusunan Program Satuan Layanan atau Rencana Pelaksanaan Layanan BK perlu memperhatikan Judul layanan, Jenis layanan, bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar, karir, fungsi layanan pemahaman, pencegahan, pengembangan, pemeliharaan, tujuan layanan, hasil yang ingin
dicapai, sasaran kegiatan, materi layanan, tempat penyelenggaraan layanan, waktutanggal, semester, penyelenggara layanan, pihak-pihak yang
disertakan dan perannnya masing-masing, alat dan perlegkapan yang digunakan, rencana penilaian dan tindak lanjut layanan
Program Pengembangan Diri Ekstra Kurikuler
Program pengembangan diri yang berupa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk: i
Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka. ii
Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
iii Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
iv Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dengan berdasarkan prinsip-prinsip:
i Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing. ii
Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
iii Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh. iv
Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
v Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil. vi
Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
Kegiatan penembangan Diri PembiasaanKeteladanan
Kegiatan program pengembangan diri dalam bentuk kurikulum tersembunyi biasanya dipergunakan untuk membiasakan dan membudayakan sikap, nilai, norma,
tata krama, dan ketrampilan lunak soft skills lainnya. Bentuknya seperti: i
kegiatan rutin seperti: upacara, sholat Dhuha, baca Al-Quran sebelum pembelajaran, semutlis sepuluh menit untuk lingkungan sekitar,
mendoakan para guru sebelum belajar; ii
kegiatan spontan seperti: mengatasi perbedaan pendapat, melakukan gotong royong mengatasi masalah yang terjadi, dsb.;
iii kegiatan keteladanan yang berupa perilaku dan hal baik yang
diamalkan warga madrasah dan dapat diteladani para peserta didik, seperti: datang tepat waktu, berpakaian rapi, tersenyum dan memberi
38
salam pada semua orang yang datang ke madrasah, dan sebagainya.
Selain itu, madrasah dapat juga menyusun program dan kegiatan pengembangan diri melalui pembiasaan, seperti: melaksanakan salat Jumat di
masjid madrasah, menyelenggarakan salat Dzuhur berjamaah dan Kuliah Tujuh Menit Kultum, kegiatan Pembinaan Keputrian, dan atau menjadwalkan kegitan
tadarus Al-qur’an yang dilaksanakan 15 menit sebelum jam pelajaran mulai. Bagi madrasah berasrama, pengembangan diri ini dapat dirancang lebih lama dan
komprehensif untuk memaksimalkan pendidikan watak peserta didik agar menjadi manusia seperti yang dicita-citakan pada visi madrasah. Cara penulisan dalam teks
dokumen I KTSP: Penulisan Pengembangan Diri pada Dokumen