BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa :
1. Pengaturan hukum perjanjian terapeutik antara pihak rumah sakit dan pasien diatur di dalam KUH Perdata, dimulai dari pasal
1319,1313,1320,1365, 1354, 1366, dan 1367 KUH, Undang – Undang nomor 29 tahun 2004 tentangt praktik kedokteran pasal 45 ayat 3, dan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor HK.00.06.3.5. 1886 tanggal 21 April 1999 tentang pedoman persetujuan
tindakan medik informed consent. 2.
Pelaksanaan informed consent semata-mata menyatakan bahwa pasien danatau walinya yang sah telah menyetujui rencana tindakan medis
yang akan dilakukan. Pelaksanaan tindakan medis itu sendiri tetap harus sesuai dengan UU tentang praktik kedokteran dan standar profesi
kedokteran. Setiap kelalaian, kecelakaan, atau bentuk kesalahan lain yang timbul dalam pelaksanaan tindakan medis itu tetap bisa menyebabkan
pasien merasa tidak puas dan berpotensi untuk mengajukan tuntutan hukum.
3. Informed consent tidak menjadikan dokter kebal terhadap hukum atas
kejadian yang disebabkan karena kelalaiannya dalam melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
tindakan medis. Dalam proses penyelesaian sengketa dapat digunakan dua jalur yaitu litigas pengadilan dan non litigasikonsensualnon-
ajudikasi. Proses beracara di pengadilan adalah proses yang membutuhkan biaya dan memakan waktu. Oleh karena itu pihak Rumah
Sakit Pirngadi Medan dalam menyelesaikan sengketa medik yang terjadi antara pihak rumah sakit dengan pasien memilih penyelesain sengketa
dengan cara mediasi.
B. SARAN
Adapun saran yang diberikan penulis dalam skripsi ini yaitu : 1.
Dalam perjanjian terapeutik, sebaiknya terlebih dahulu Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan memberitahukan penjelasan-penjelasan kepada
pasien tentang akibat apa yang terjadi dan serta kemungkinan apa yang terjadi terhadap pasien dalam tindakan medis tersebut kepala keluarga
maupun pasien. Agar terhindar dari sengketa medis atau tuntutan dari keluarga pasien maupun pasien tersebut.
2. Dalam melakukan tindakan medis, baik dokter maupun pasien harus
melaksanakan hak dan kewajibannya untuk melancarkan semua terapi medis guna penyembuhan pasien.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku