Pengembangan Alat Peraga Kemagnetan Materi Elektromagnetik untuk Pembelajaran Fisika SMA

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KEMAGNETAN MATERI
ELEKTROMAGNETIK UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA SMA

(Skripsi)

Oleh:
EVI MASRUROH
(0913022042)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2014

Evi Masruroh

ABSTRAK
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KEMAGNETAN MATERI
ELEKTROMAGNETIK UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA SMA
Oleh
EVI MASRUROH


Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu alternatif strategi agar
proses pembelajaran lebih efektif, memberikan pengalaman belajar secara nyata,
dan melibatkan siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Sebagai upaya
untuk memenuhi kekurangan sumber belajar bagi guru dan siswa, terutama
kesulitan siswa dalam memahami konsep elektromagnetik, telah dikembangkan
media pembelajaran berupa alat peraga elektromagnetik agar proses belajar siswa
menjadi lebih mudah, efektif, dan menarik dengan menerapkan metode
demonstrasi maupun metode eksperimen. Alat peraga yang dihasilkan yaitu
medan magnet di sekitar penghantar berarus, garis khayal gaya magnetik, gaya
Lorentz pada penghantar berarus, medan magnet disekitar solenoida, dan motor
listrik sederhana.

Pengembangan alat peraga elektromagnetik mengadaptasi model pengembangan
media pembelajaran dari prosedur pengembangan menurut Sugiyono sebagai
acuan. Mengacu pada model pengembangan tersebut yang meliputi: potensi dan
masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba
i

Evi Masruroh

produk (uji satu lawan satu), revisi produk, uji coba pemakaian (uji coba
kelompok kecil), revisi produk, dan produk akhir berupa alat peraga
elektromagnetik yang dilengkapi dengan LKS.

Hasil uji ahli menunjukkan alat peraga yang dikembangkan telah sesuai dengan
teori dan layak digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil uji lapangan
menunjukkan alat peraga dan LKS efektif digunakan sebagai media pembelajaran
baik secara mandiri maupun berkelompok. Tahap pengujian satu lawan satu dan
kelompok kecil, dilakukan terhadap 5 siswa dan 25 siswa kelas XII IPA2 SMAN 1
Terusan Nunyai Lampung Tengah Tahun 2013/2014 sebagai pengguna
menunjukkan kualitas alat peraga elektromagnetik: menarik, mudah digunakan,
dan bermanfaat.

Kata kunci: alat peraga, elektromagnetik, media pembelajaran, dan penelitian
pengembangan.

ii

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Gunung Agung, Kabupaten Lampung Tengah, pada tanggal
26 Juni 1991, anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Suwito dan
Ibu Muslichah.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Rhoudhatul Athfal Bandar Agung
yang diselesaikan pada tahun 1997. Penulis meneruskan pendidikan di SD Negeri
1 Bandar Agung Lampung Tengah, yang diselesaikan pada Tahun 2003,
melanjutkan di SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah yang
diselesaikan pada Tahun 2006, dan masuk SMA Negeri 4 Metro yang diselesaikan
pada Tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN). Pada tahun 2012, penulis melakukan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMP N 2 Way Jepara, Lampung Timur dan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di desa Sriwangi, Lampung Timur.

v

MOTO


“Pandanglah orang yang lebih rendah dari padamu, jangan memandang orang yang lebih
tinggi dari padamu, karena … yang demikian itu lebih baik agar kamu jangan memperkecil
nikmat karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadamu”
(H.R. Bukhari dan Muslim)

“Segala sesuatu yang ditempatkan dalam kehidupan kita tidak pernah ada yang kebetulan.
Semua punya tujuan dan hikmah dalam hidup kita”
“Memberi dari sekarang, bukan nanti saat kita mampu.”
“Allah selalu memberi apa yang kita perlukan, dan selalu mengganti setiap yang hilang
dengan lebih baik”
“Berdoa, berusaha, ikhlas, sabar, dan Husnuzon. Selalu Semangat!”
(Evi Masruroh)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya. Dengan kerendahan hati, kupersembahkan lembaran-lembaran
sederhana karya kecilku ini kepada:
1. Babe dan Mame tersayang yang senantiasa dengan sepenuh hati memberikan
segala yang terbaik untukku, yang tak pernah lelah berdoa dalam setiap

sujudnya, selalu mendukung dalam suka dan duka, yang takkan mungkin
ananda balas walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak dapat lebih
banyak memberikan kebahagiaan dan membuat kalian bangga.
2. Kakak dan adik-adikku tersayang (Mas Lian, Mba Wi, adik-adikku Fajar,
Via, dan si kecil Rahma) serta ponakan kecilku tersayang, willy, yang turut
memberi semangat dan doa untuk ku.
3. Mbah Suyati (Alm.) dan Mbah Rus yang senantiasa berdoa agar ananda bisa
menjadi orang yang berguna.
4. Keluarga besar Mbah Suyati (Alm.) dan Mbah Rus.
5. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

SANWACANA

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan
Alat Peraga Kemagnetan Materi Gaya Lorentz untuk Pembelajaran SMA”.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
4. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Dosen Pembimbing I yang telah memotivasi, membimbing, dan mengarahkan
penulis selama penulisan skripsi.
5. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku Pembimbing II, atas kesabarannya
dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Dosen Pembahas yang
banyak memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.
viii

7. Bapak Wayan Suane, M.Si.; selaku evaluator uji ahli, terimakasih atas waktu
dan masukannya.
8. Drs. Abdurrahman, M.Si., Drs. Kartini Herlina, M.Si.; serta bapak dan ibu
dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran di
Universitas Lampung.

9. Babe dan Mame serta keluarga besar penulis, terimakasih atas dukungan,
motivasi, dan doa yang diberikan selama ini.
10. Ibu Dra. Saptawati Saumil Bariroh yang telah banyak membantu selama
penelitian.
11. Siswa kelas XII IPA SMAN 1 Terusan Nunyai atas bantuan dan
kerjasamanya.
12. Mas Agussani, Kak Anang, dan Kak Giri yang sudah banyak membimbing
dan membantu dalam penyelesaian alat peraga.
13. Abang Eko, Sajuli, Mas Bill, Linda, Eka, Desma, Mba Elly, Kak Gilang,
teman-teman di Hafara, terimakasih atas bantuan, motivasi dan semangat yang
diberikan.
14. Adik-adik bimbingan belajar, Ukhti, Amanda, Cindy, Ester, Dina, Fisha,
terimakasih atas semangat, motivasi, doa, dan senyum yang selalu diberikan.
Kebersamaan dan candatawa bersama kalian tak akan terlupakan.
15. Teman-teman fisika angkatan 2009 : reza, sofian, hafid, anggit, anistha, vera,
hanny, pramitha, citra, lenny, dian, trisia, mitha, lisa, pendi, dan teman-teman
lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas
kebersamaannya.
ix


x

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii
SANWACANA ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI

.................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi

I.


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3
E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pendidikan ...................................................................................... 5

B. Alat Peraga ................................................................................................ 7
C. Evaluasi Media Pendidikan ........................................................................ 8
D. Listrik Magnet ............................................................................................. 9

III. METODE PENGEMBANGAN

A. Desain Penelitian ..................................................................................... 15
B. Subjek Uji Coba ........................................................................................ 15
C. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 16
1.


Potensi dan Masalah ......................................................................... 17

2.

Pengumpulan Data ............................................................................ 17

3.

Desain Produk ................................................................................... 17

4.

Validasi Desain Produk .................................................................... 18

5.

Revisi Desain Produk ........................................................................ 19

6.


Uji Coba Produk ................................................................................ 19

7.

Revisi Produk ..................................................................................... 20

8.

Uji Coba Pemakaian .......................................................................... 20

9.

Revisi Produk ..................................................................................... 21

10. Produk Akhir...................................................................................... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan .................................................................. 24
1. Potensi dan Masalah ............................................................................. 24
2. Pengumpulan Data ............................................................................... 25
3. Desain Produk ...................................................................................... 26

4. Validasi Desain Produk ........................................................................ 30
5. Revisi Desain Produk ........................................................................... 32
6. Uji Coba Produk.................................................................................... 33
7. Revisi Produk ........................................................................................ 34
8. Uji Coba Pemakaian .............................................................................. 34
9. Revisi Produk ........................................................................................ 38
10. Produk Akhir ......................................................................................... 38
B. Pembahasan ................................................................................................. 40
a. Kesesuaian Produk yang Dihasilkan dengan Tujuan Pengembangan .... 40
b. Kelebihan dan Kelemahan Produk Hasil Kegiatan Pengembangan ....... 44

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................................... 46
B. Saran ............................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
1.

Observasi Sarana dan Prasarana .................................................................. 51

2.

Angket Análisis Kebutuhan Guru .............................................................. 53

3.

Rekapitulasi Angket Análisis Kebutuhan Guru .......................................... 56

4.

Desain Alat .................................................................................................. 59

5.

Tahap Pengembangan Alat Peraga Gaya Lorentz ....................................... 61

6.

Lembar Kerja Siswa .................................................................................... 66

7.

Kunci Jawaban Pemahaman Konsep LKS .................................................. 95

8.

Lembar Penilaian Kinerja Psikomotor ........................................................ 98

9.

Lembar Penilaian Afektif .......................................................................... 100

10. Angket Uji Ahli ......................................................................................... 101
11. Uji Eksternal Siswa ................................................................................... 106
12. Hasil Uji Ahli ............................................................................................ 108
13. Rangkuman Hasil Uji Ahli ........................................................................ 113
14. Hasil Uji Eksternal Satu Lawan Satu ........................................................ 114
15. Hasil Uji Eksternal Kelompok Kecil ......................................................... 117

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1. Skor Penilaian Uji Coba Lapangan terhadap Pilihan Jawaban ...................... 22
3.2. Konversi Skor Penilaian menjadi Pernyataan Nilai Kualitas ........................ 23
4.1. Perbaikan Uji Validasi ................................................................................... 32
4.2. Perolehan Nilai Kognitif Siswa Kelas XII Pada Uji Kelompok Kecil .......... 37

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.1.

Halaman

Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research And Development Menurut
Sugiyono ............................................................................................................... 4

2.1. Arah Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dalam Medan Magnet ...................... 10
2.2. Gaya Lorentz pada Kawat Berarus Listrik ........................................................... 12
2.3. Arah Gaya Lorentz dengan Kaidah Tangan Kanan .............................................. 13
2.4. Solenoida .............................................................................................................. 14
3.1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research And Development Menurut
Sugiyono ............................................................................................................... 16
4.1. Produk Awal Desain Alat Peraga Gaya Lorentz .................................................. 29
4.2. Persentase Respon Siswa terhadap Kemenarikan Alat Peraga Gaya Lorentz ...... 35
4.3. Persentase Respon Siswa terhadap Kemanfaatan Alat Peraga Gaya Lorentz .... ..35
4.4. Persentase Respon Siswa terhadap Kemudahan Alat Peraga Gaya Lorentz pada
Uji Kelompok Kecil .............................................................................................. 36
4.5. Produk Akhir Siap Pakai ...................................................................................... 38

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran

merupakan

proses

interaksi

antara

seseorang

dengan

lingkungannya dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai positif sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran diperlukan media pembelajaran
sebagai alat untuk menyampaikan pesan yang merupakan sumber belajar.
Pemilihan media dilakukan guru berdasarkan isi materi dan metode pelajaran
yang digunakan agar lebih memberikan pengetahuan yang konkret dan tepat
serta mudah dipahami. Salah satu media pembelajaran adalah alat peraga.
Penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran dapat menunjukkan
secara langsung kejadian nyata dari konsep abstrak dalam suatu materi di
buku pelajaran. Sebagai contoh, pada mata pelajaran fisika untuk
membelajarkan konsep elektromagnetik diperlukan alat percobaan untuk
mempermudah pemahaman konsep elektromagnetik. Materi yang bersifat
abstrak ini biasanya sukar dipahami oleh siswa tanpa bantuan alat percobaan.
Siswa yang melakukan percobaan secara langsung akan lebih mudah untuk
mengingat, mengembangkan keterampilan, dan menambah motivasi belajar
sehingga siswa mampu menguasai konsep dan teori beserta definisi pada
materi elektromagnetik.

2

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SMAN 1 Terusan Nunyai di
Lampung Tengah, penggunaan alat percobaan sebagai media pembelajaran
khususnya untuk materi elektromagnetik tidak pernah digunakan oleh guru.
Guru lebih suka membelajarkan materi elektromagnetik menggunakan
metode konvensional, yaitu hanya melalui penjelasan tanpa menggunakan
media pembelajaran yang mendukung. Salah satu penyebabnya adalah
ketidaktersediaannya alat percobaan elektromagnetik di sekolah, meskipun
sekolah telah memiliki laboratorium fisika yang telah tersedia khusus.

Berdasarkan hasil angket untuk mengungkap kebutuhan guru yang ditujukan
kepada tiga guru bidang studi fisika, diperoleh skor angket sebesar 26 dari
skor maksimal 36 (kategori sangat diperlukan). Hasil skor konversi tersebut
menyatakan bahwa alat peraga untuk materi elektromagnetik sangat
dibutuhkan di SMAN 1 Terusan Nunyai di Lampung Tengah. Selanjutnya,
dari hasil angket untuk mengungkap kebutuhan siswa yang ditujukan kepada
siswa kelas XII IPA1, XII IPA2, dan XII IPA3 yang berjumlah 69 siswa
diperoleh skor 571 dari skor maksimal 828 (kategori sangat diperlukan), yang
artinya sangat perlu dikembangkan alat percobaan untuk membelajarkan
konsep elektromagnetik, sehingga mereka dapat lebih mudah memahami
konsep elektromagnetik.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, teridentifikasi belum adanya
alat percobaan yang diperlukan oleh guru dan siswa untuk mempelajari
konsep elektromagnetik di SMAN 1 Terusan Nunyai di Lampung Tengah.
Oleh karena itu, dilakukan pengembangan alat percobaan fisika materi

3

elektromagnetik agar proses belajar siswa menjadi lebih mudah, efektif, dan
menarik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan

latar

belakang,

rumusan

masalah

dalam

penelitian

pengembangan ini adalah diperlukan alat peraga elektromagnetik beserta
LKSnya sebagai media pembelajaran konsep elektromagnetik untuk
memenuhi ketersediaan alat percobaan elektromagnetik yang dapat digunakan
siswa agar pembelajaran menjadi lebih efektif.

C. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian pengembangan ini
adalah

menghasilkan

alat

peraga

elektromagnetik

beserta

LKSnya

menggunakan metode eksperimen sebagai media pembelajaran pada materi
elektromagnetik agar pembelajaran menjadi lebih efektif.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian pengembanga ini adalah:
1. Memberikan alternatif pemecahan masalah kekurangan media belajar di
SMA/MA khususnya untuk mempelajari konsep elektromagnetik.
2. Menyediakan sumber belajar yang menarik bagi siswa sehingga
meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa untuk fokus mengikuti
materi elektromagnetik.

4

3. Menambah pengalaman belajar siswa melalui kegiatan eksperimen dan
menambah penguasaan konsep siswa.
4. Memberikan motivasi kepada guru untuk lebih terampil dan kreatif dalam
menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran.

E. Ruang Lingkup
Penelitian pengembangan ini dibatasi dalam ruang lingkup berikut:
1. Pengembangan merupakan proses menerjemahkan spesifikasi desain ke
dalam suatu wujud fisik tertentu. Pada penelitian pengembangan ini berupa
pembuatan media pembelajaran alat peraga elektromagnetik.
2. Metode pengembangan yang digunakan diadaptasi dari Sugiyono
(2011:409) sampai tahap dihasilkan produk akhir. Langkah-langkah
pengembangan terdiri sebagai berikut.
Potensi dan
Masalah

Uji Coba
Pemakaian

Revisi
Produk

Pengumpulan
Data

Revisi
Produk

Desain
Produk

Uji Coba
Produk

Validasi Desain

Revisi
Desain

Produk Akhir

Gambar 1.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
Development menurut Sugiyono (2011:409)
3. Uji coba produk penelitian pengembangan dilakukan pada siswa kelas XII
IPA1, XII IPA2, dan XII IPA3 SMAN 1 Terusan Nunyai di Lampung
Tengah tahun pelajaran 2013/2014.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Pendidikan

Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Banyak batasan yang diberikan orang tentang
media. Menurut Sadiman, Haryono, dan Rahardjito (2011: 7),
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi.
Batasan lain pun telah dikemukakan oleh para ahli, sebagian diantaranya
yaitu:
1. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi (Associatin of Education and
Communication Technology/AECT) dalam Sadiman, Haryono,
dan Rahardjito (2011:6) member batasan tentang media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan/informasi.
2. Gagne (1970) dalam Sadiman, Haryono, dan Rahardjito (2011:6)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
3. Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad 2010:3) mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,
dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
4. Heinich, dkk (1982) dalam Arsyad (2010:4) mengemukakan
istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, menurut penulis media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk mengirimkan pesan atau informasi
sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

6

Media merupakan komponen yang sangat penting dalam proses komunikasi.
Menurut Sadiman, Haryono, dan Rahardjito (2011: 12),
Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah
komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam
kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain atau penulis
buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan
penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.

Menurut Arsyad (2010:4),
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instuksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran
maka media itu disebut media pembelajaran.

Kedudukan komponen media pembelajaran dalam sistem pembelajaran
mempunyai fungsi yang sangat penting. Sebab tidak semua pengalaman
belajar dapat diperoleh secara langsung. Dalam keadaan ini, media
pembelajaran dapat digunakan agar lebih memberikan pengetahuan yang
konkret dan tepat serta mudah dipahami. Penggunaan media yang tepat dan
mudah dipahami bertujuan agar pesan yang akan disampaikan media dapat
diterima oleh siswa, sehingga siswa dapat dikatakan belajar.

Pada pemilihan media perlu memperhatikan beberapa hal. Menurut Arsyad
(2010:75) ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan
media.
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih
berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara
umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau
tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.
3. Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang dipilih sebaiknya dapat
digunakan dimana pun dan kapan pun dengan peralatan yang

7

tersedia disekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke
mana-mana.
4. Guru terampil menggunakannya.
5. Pengelompokan sasaran.
6. Mutu teknis.
Menurut penulis, guru harus terampil dalam menggunakan media. Pemilihan
media juga harus sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga informasi
dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa.

B. Alat Peraga

Alat peraga adalah salah satu atau seperangkat benda konkret (alat bantu)
yang dibuat atau disusun secara sengaja untuk membantu menanamkan atau
mengembangkan konsep, fakta, dan prinsip dalam pembelajaran.

Menurut Ruis dalam Asyhar (2011:11),
Alat peraga digunakan oleh guru untuk memberi penekanan pada
informasi, memberikan stimulasi perhatian, dan memfasilitasi proses
pembelajaran.

Menurut penulis, dalam proses pembelajaran alat peraga dipergunakan
dengan tujuan untuk membantu guru agar proses belajar mengajar lebih
efektif dan efisien. Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat disajikan
dalam bentuk model-model yang berupa benda konkret yang dpat dilihat,
dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah dipahami. Fungsi
utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu
menangkap arti konsep tersebut. Selain itu penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran fisika juga dimaksudkan agar siswa tertarik, senang, dan

8

menantang kesanggupan berpikir siswa yang akhirnya tidak takut dengan
mata pelajaran fisika.

Menurut Nur (2009:1) ada beberapa nilai-nilai penggunaan alat peraga dalam
proses pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
Hasil belajar bertambah mantap.
Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan berkembangnya bahasa.
7. Membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar.

Manfaat penggunaan alat peraga menurut penulis yaitu mengurangi
verbalisme dalam proses pembelajaran, misalnya penggunaan alat peraga
elektromagnetik. Siswa dapat lebih memahami arah medan magnet dan gaya
Lorentz sesuai dengan arah arus listriknya. Selain itu juga dapat menarik
perhatian siswa untuk mempelajari materi lebih dalam yang dapat
menumbuhkan pemikiran siswa. Pembuatan alat peraga biasanya
memanfaatkan lingkungan sekitar dan dapat dibuat sendiri. Sedangkan alat
peraga buatan pabrik pada umumnya berupa perangkat keras dan lunak yang
pembuatannya memiliki ketelitian serta memerlukan biaya yang tinggi.

C. Evaluasi Media Pendidikan

Secara terminologi evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk
menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditentukan dan diusahakan untuk mencari umpan balik bagi penyempurnaan

9

pendidikan. Menurut Hamzah (2012:1) ada 2 macam penilaian yang dapat
digunakan dalam mengevaluasi media pembelajaran, yaitu:
1. Evaluasi Formatif, yaitu suatu proses yang dimaksud untuk
mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi penggunaan
media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Evaluasi Sumatif, yaitu kelanjutan dari evaluasi formatif. Media
yang telah diperbaiki dan disempurnakan, kemudian diteliti
kembali apakah media tersebut layak digunakan atau tidak dalam
situasi tertentu.

Asnawir dan Usman Al-Ghazali (2011:1) menerangkan bahwa terdapat tiga
tahapan dalam evaluasi sumatif, yaitu:
1. Evaluasi Satu Lawan Satu
Pada tahapan ini, dipilih dua orang atau lebih yang dapat mewakili
populasi dari target media yang dibuat. Media disajikan kepada
siswa secara individual. Kedua orang yang terpilih tersebut satu
diantaranya mempunyai kemampuan di bawah rata-rata dan yang
satunya di atas rata-rata.
2. Evaluasi Kelompok Kecil
Media dicobakan kepada 10-20 siswa yang dapat mewakili
populasi target. Siswa yang dipilih terdiri dari siswa-siswa yang
kurang pandai, sedang, dan yang pandai, terdiri dari siswa laki-laki
dan perempuan yang terdiri dari berbagai latar belakang.
3. Evaluasi Lapangan
Pada tahap ini, dalam pelaksanaannya dipilih 30 siswa dengan
berbagai karakteristik yang meliputi tingkat kepandaian, latar
belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan sebagainya.

D. Elektromagnetik

Andre Marie Ampere merupakan ilmuwan pertama yang mengembangkan
alat untuk mengamati bahwa dua batang konduktor yang diletakkan
berdampingan dan keduanya mengalirkan listrik searah akan saling tarik
menarik dan jika berlawanan arah akan saling tolak menolak. Hans Cristian
Oersted (1820) menemukan bahwa terjadi penyimpangan pada jarum kompas

10

ketika didekatkan pada kawat berarus listrik. Hal ini menunjukkan, arus
listrik di dalam kawat penghantar dapat menghasilkan efek-efek magnetik.
Dapat disimpulkan bahwa disekitar arus listrik terdapat medan magnetik.
Garis-garis khayal medan magnetik yang dihasilkan oleh arus listrik pada
kawat lurus membentuk lingkaran dengan kawat pada pusatnya (Budiyanto,
2011:112). Hendrik Anton Lorentz (1878) mengemukakan bahwa medan
eloktromagnetik ditimbulkan oleh muatan listrik pada tingkat atom. Lorentz
menemukan teori Transformasi Lorentz dan menentukan gaya magnetik pada
penghantar arus listrik dan berada dalam medan magnet yang disebut gaya
Lorentz ( Murtini, 2013:1). Arah gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan arah
kuat arus listrik (I) dan arah medan magnetik (B) (Zaelani, 2010:469-471).
Michael Faraday melakukan penelitian dan menemukan bahwa magnet yang
digerakkan dapat menimbulkan arus listrik dengan menggunakan lilitan
kawat atau kumparan.

1. Gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dalam medan magnet
Gerak partikel bermuatan listrik dalam daerah medan magnet homogen
akan menyimpang searah dengan gaya Lorentz yang mempengaruhi. Arah
gerak pertikel dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Medan Magnet

q

F=0



q



F ke dalam
halaman



q

F ke luar
halaman



-

F ke dalam
halaman

Gambar 2.1 Arah Gaya Lorentz pada Muatan yang Bergerak dalam
Medan Magnet (Bueche dan Hecht, 2006:206)

11

Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v, dan I = q/t maka
persamaan gaya Lorentz untuk kawat dapat dituliskan:

Karena

= , maka

Sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh sebuah muatan yang
bergerak dalam daerah medan magnet dapat dicari dengan menggunakan
rumus:

dengan:

FL
q
v
B

= gaya Lorentz (N)
= besarnya muatan yang bergerak (C)
= kecepatan muatan (m/s)
= kuat medan magnet (T)
= sudut antara arah v dan B
FL selalu mempunyai arah tegak lurus dengan v dan B

Arah gaya Lorentz yang dialami sebuah partikel bermuatan q yang bergerak
dalam sebuah medan magnet adalah tegak lurus dengan arah kuat medan
magnet dan arah dari kecepatan partikel bermuatan tersebut. Bila muatan q
positif, maka arah v searah dengan I. Sedangkan bila muatan q negatif, maka
arah v berlawanan arah dengan I. Apabila besar sudut antara v dan B adalah
90o, maka lintasan partikel bermuatan listrik akan berupa lingkaran, sehingga
akan mengalami gaya sentripetal yang besarnya sama dengan gaya Lorentz.

12

Besarnya jari-jari dapat di cari dengan rumus:
FL = FS

dengan

R
m
v
B

= jari-jari lintasan partikel (m)
= massa partikel (kg)
= kecepatan muatan (m/s)
= kuat medan magnet (T)

2. Gaya Lorentz pada kawat berarus listrik
Arah gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan kuat arus listrik (I) dan arah
medan magnetik (B). arah gaya Lorentz dapat dilihat pada Gambar 2.2.

FL
B

I
Gambar 2.2 Gaya Lorentz pada Kawat Berarus Listrik (Ellyonova,
2008:1)
Besarnya gaya Lorentz dapat dihitung dengan rumus FL = I B sin .
Perhitungan di atas adalah gaya Lorentz yang mempengaruhi kawat tiap
satuan panjang. Jadi jika panjang kawat = , maka besar gaya Lorentz
dapat dihitung dengan rumus:

dengan

FL = gaya Lorentz (N)
I = kuat arus listrik (A)
= panjang kawat (m/s)
B = kuat medan magnet (T)
= sudut antara arah I dan B

13

Besar

dari gaya pada sebuah kawat

yang tidak panjang yang

mengalirkan arus listrik I ditentukan oleh

Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa jika sudut


adalah:

, arah arus listrik (I) dan medan magnet (B) saling tegak
lurus maka FL mencapai maksimum.



, arah arus listrik (I) dan medan magnet (B) saling sejajar
maka FL = 0 atau kawat tidak dipengaruhi gaya Lorentz.

Hubungan antara FL, I, dan B dapat lebih mudah dipelajari menggunakan
kaidah tangan kanan, yaitu dengan mengangan-angankan jika ibu jari, jari
telunjuk, dan jari tengah dibentangkan saling tegak lurus, kemudian
mengibaratkan ibu jari menunjuk arah arus listrik, jari telunjuk menunjuk
arah medan magnet, dan jari tengah menunjuk arah gaya Lorentz. Gaya
Lorentz dengan kaidah tangan kanan dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Arah Gaya Lorentz dengan Kaidah Tangan Kanan

3. Solenoida
Solenoida merupakan suatu kumparan kawat panjang yang terdiri dari
beberapa lilitan. Kumparan penghantar yang berarus listrik menghasilkan
medan magnet dan garis gaya magnetik. Pola garis khayal gaya magnet

14

yang dihasilkan sama dengan yang dihasilkan magnet batang. Pola ini
dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Solenoida
Medan magnet di dalam solenoida merupakan resultan medan magnet
yang dihasilkan oleh setiap lilitan. Jika panjang solenoida dan terdiri
oleh N buah lilitan, jumlah lilitan setiap kumparan

jari-jari

kumparannya a, dan solenoida sangat panjang sehingga α1 = 0o dan
α2 = 180o maka besar medan magnet di pusat solenoida adalah
atau
Sedangkan besar medan magnet di ujung solenoida dengan α1 = 0o dan
α2 = 90o adalah
atau

III. METODE PENGEMBANGAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development
atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah
pembuatan media pembelajaran berupa alat peraga elektromagnetik beserta
LKS untuk SMA pada konsep elektromagnetik. Sedangkan model penelitian
pengembangan yang dipilih adalah model penelitian dan pengembangan
pendidikan yang dikembangkan oleh Sugiyono (2011:409), dimana penelitian
pengembangan merupakan penelitian yang berorientasi untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan. Pemilihan model ini karena langkah revisi selalu diletakkan
setelah tindakan uji dilakukan. Uji yang dilakukan pun bertahap sesuai
dengan komponen yang akan di uji secara spesifik sehingga revisi lebih
terarah sesuai dengan komponen yang diujikan.

B. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba produk penelitian pengembangan terdiri atas ahli desain, ahli
isi/materi pembelajaran, uji satu-satu (one for one) dan uji kelompok kecil
(small group). Sasaran pengembangan program ditujukan untuk siswa kelas
XII IPA. Saat proses pengembangan diberlakukan uji ahli dan uji coba

16

produk. Uji coba produk dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
bagaimana karakteristik, kelebihan, kekurangan, kemenarikan dan efektivitas
dari media pembelajaran yang dikembangkan. Uji ahli isi/materi dilakukan
untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan berdasarkan
kesesuaian produk dilihat dari segi isi/materi dan desain media pembelajaran.
Selanjutnya untuk uji satu-satu dan uji kelompok dikenakan kepada siswa
kelas XII IPA SMAN 1 Terusan Nunyai di Lampung Tengah pada semester
genap tahun pelajaran 2013/2014, dimana uji satu-satu diambil dari sampel
penelitian yaitu 5 orang siswa yang dapat mewakili populasi target dan uji
kelompok kecil terdiri dari 25 orang siswa.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan ini mengacu pada model penelitian dan
pengembangan yang diadaptasi dari Sugiyono(2011:409). Langkah
pengembangan dapat dilihat pada Gambar 3.1
Potensi dan
Masalah

Uji Coba
Pemakaian

Revisi
Produk

Pengumpulan
Data

Revisi
Produk

Desain
Produk

Uji Coba
Produk

Validasi Desain

Revisi
Desain

Produk Akhir

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
Development Menurut Sugiyono (2011:409)

17

1. Potensi dan Masalah

Potensi merupakan sumberdaya yang dimiliki sekolah yang menunjang
kegiatan proses belajar, yaitu guru, perpustakaan, dan laboratorium
sekolah. Pada hal ini, melakukan analisis kebutuhan dan sumberdaya
sekolah untuk mengumpulkan informasi bahwa diperlukan adanya media
pembelajaran di sekolah. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan cara
observasi langsung.

2. Pengumpulan Data

Setelah sumberdaya diketahui, selanjutnya mengumpulkan berbagai
data/informasi yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan produk.
Informasi diperoleh dari hasil identifikasi sumberdaya sekolah.
Identifikasi tersebut meliputi kelengkapan buku penunjang materi
(kelengkapan sarana perpustakaan), kelengkapan kit praktikum di
laboratorium, dan wawancara dengan guru mata pelajaran fisika dan
pengisian angket oleh guru dan siswa.

3. Desain Produk
Desain produk dilakukan untuk mendukung pengembangan produk dan
mengetahui spesifikasi produk yang memungkinkan untuk dikembangkan
dengan memperhatikan hasil analisis kebutuhan dan identifikasi
sumberdaya sekolah. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut.

18

1) Menganalisis kurikulum untuk menetapkan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran.
2) Penentuan topik atau materi pokok yang dikembangkan.
3) Menentukan buku-buku fisika yang dijadikan rujukan materi
penunjang.
4) Menentukan model pengembangan alat peraga dan LKS

4. Validasi Desain Produk

Validasi desain dilakukan untuk menilai keefektifan dan kesesuaian
desain dengan spesifikasi yang direncanakan, tujuan pembelajaran,
evaluasi perencanaan pembelajaran dalam kurikulum dan kesesuaian LKS
dengan produk yang dikembangkan. Validasi dilakukan oleh ahli desain
fisika yang sudah berpengalaman untuk menilai desain produk baru yang
telah dikembangkan. Ahli desain diminta untuk menilai desain produk,
sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Pada
validasi desain dilakukan uji spesifikasi produk yang bertujuan untuk
mengevaluasi kesesuaian produk yang direncanakan dengan berpedoman
pada instrumen uji yang telah ditetapkan. Prosedur uji spesifikasi produk
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai
rancangan produk yang telah dibuat.
2) Menyusun instrumen uji spesifikasi berdasarkan indikator penilaian
yang telah ditentukan.
3) Melaksanakan uji spesifikasi produk yang dilakukan oleh ahli desain.

19

4) Melakukan analisis terhadap hasil uji untuk mendapatkan perbaikan
materi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum.
5) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis uji
spesifikasi produk.

5. Revisi Desain Produk

Setelah merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil uji
spesifikasi produk, maka diketahui kelemahan dari produk yang
dikembangkan. Kelemahan tersebut dikurangi dengan cara memperbaiki
desain produk. Selanjutnya mengkonsultasikan hasil rekomendasi
perbaikan yang telah diperbaiki kepada ahli desain pembelajaran.

6. Uji Coba Produk

Produk yang telah selesai dibuat melalui uji spesifikasi kemudian
dikenakan uji coba produk yaitu melakukan uji coba kualitas produk
dengan berpedoman instrumen uji yang telah ditetapkan. Uji kualitas
produk meliputi langkah-langkah berikut.
1) Menentukan indikator penilaian yang digunakan untuk menilai produk
hasil uji spesifikasi yang telah dibuat.
2) Menyusun instrumen uji kualitas produk berdasarkan indikator
penilaian yang telah ditentukan.
3) Melaksanakan uji kualitas produk yang dilakukan oleh ahli isi/materi
oleh ahli desain media pembelajaran.

20

4) Melakukan analisis uji kualitas produk untuk memperoleh perbaikan
kualitas produk yang dihasilkan.
5) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil uji kualitas
produk.

7. Revisi Produk

Setelah merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil uji
kualitas produk maka diketahui kelemahan dari produk yang
dikembangkan. Kelemahan tersebut dikurangi dengan cara memperbaiki
desain produk. Selanjutnya mengkonsultasikan hasil rekomendasi
perbaikan yang telah diperbaiki kepada ahli isi/materi pembelajaran.

8. Uji Coba Pemakaian

Produk yang telah direvisi dari hasil uji kualitas produk, selanjutnya
dilakukan uji coba pemakaian kepada siswa. Pengujian ini dilakukan
dengan tujuan unutk mendapatkan informasi manfaat, keefektifan,
keefisiensian, dan kesesuaian produk yang dihasilkan untuk digunakan
sebagai sumber belajar sekaligus media pembelajaran. Uji coba ini
dilakukan sebanyak dua kali, yaitu uji satu-satu dan uji kelompok kecil.
Pada uji coba satu-satu dilakukan pada 5 siswa yang dapat mewakili
populasi target dan uji kelompok dikenakan pada 25 siswa yang dibagi
menjadi 5 kelompok. Uji coba ini dikenakan pada siswa kelas XI IPA
SMAN 1 Terusan Nunyai di Lampung Tengah.

21

9. Revisi Produk

Setelah uji coba diperoleh data hasil penelitian pengembangan. Data
tersebut diperoleh melalui observasi instrumen berupa instrument angket
dan tes. Instrument angket digunakan unutk mengumpulkan data tentang
kelayakan produk berdasarkan kesesuaian desain dan isi materi
elektromagnetik pada produk yang telah dikembangkan. Instrument
angket juga digunakan untuk mengumpulkan data tingkat kemenarikan,
kemudahan, dan kemanfaatan alat percobaaan elektromagnetik.
Sedangkan untuk mengumpulkan data tingkat keefektifan alat peraga
dalam pembelajaran digunakan instrument berupa tes. Kegiatan ini berupa
tes tertulis kepada siswa setelah melakukan eksperimen menggunakan alat
peraga elektromagnetik.

Analisis data berdasarkan instrumen uji ahli dan uji kelompok dilakukan
untuk menilai sesuai atau tidaknya produk yang dihasilkan sebagai
sumber belajar dan media pembelajaran. Instrumen penilaian uji ahli baik
uji spesifikasi maupun uji kualitas produk oleh ahli desain dan ahli
isi/materi, memiliki 2 pilihan jawaban sesuai dengan konten pertanyaan.
Instrumen penilaian desain dengan spesifikasi yang direncanakan
memiliki 2 pilihan jawaban yaitu “terpenuhi” dan “tidak terpenuhi”.
Instrumen penilaian dalam perencanaan pembelajaran memiliki 2 pilihan
jawaban yaitu “sesuai” dan” tidak sesuai”. Masing-masing pilihan
jawaban tersebut mengartikan tingkat kelayakan produk menurut ahli

22

sehingga dapat digunakan dalam perevisian alat peraga yang akan
dikembangkan.

Data kemenarikan produk diperoleh dari siswa sebagai pengguna pada
tahap uji coba lapangan. Angket respon terhadap penggunaan produk
memiliki 4 pilihan jawaban sesuai dengan konten pertanyaan. Masingmasing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat
kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan
dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total
skor kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban.
Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Skor Penilaian Uji Coba Lapangan terhadap Pilihan Jawaban
Pilihan Jawaban

Pilihan Jawaban

Pilihan Jawaban

Skor

Sangat menarik

Sangat mudah

Sangat membantu

4

Menarik

Mudah

Membantu

3

Kurang menarik

Sulit

Kurang membantu

2

Tidak menarik

Sangat sulit

Tidak membantu

1

Instrument yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor
penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari
sejumlah subyek sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan
penilaian untuk menentukan kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan
produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Hasil konversi

23

ini diperoleh dengan melakukan analisis secara deskriptif terhadap skor
penilaian yang diperoleh. Pengkonversian skor menjadi pernyataan
penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Konversi Skor Penilaian menjadi Pernyataan Nilai Kualitas
Dalam Suyanto (2009:227)
Skor penilaian

Rerata skor

Klasifikasi

4

3,26-4,00

Sangat baik

3

2,51-3,25

Baik

2

1,76-2,50

Kurang baik

1

1,01-1,75

Tidak baik

Sedangkan untuk data hasil tes digunakan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) mata pelajaran fisika di SMAN 1 Terusan Nunyai di
Lampung Tengah, yaitu > 75, sebagai pembanding. Apabila 75% nilai
siswa yang diberlakukan uji coba
telah mencapai KKM, dapat disimpulkan produk pengembangan layak
dan efektif digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil uji coba
pemakaian dijadikan bahan perbaikan dan penyempurnaan produk yang
dikembangkan. Revisi produk dilakukan apabila dari data hasil uji coba
pemakaian terdapat kekurangan dan kelemahan.

10. Produk akhir
Bila produk alat peraga elektromagnetik telah direvisi, serta dinyatakan
efektif dan layak dikembangkan, maka telah dihasilkan produk akhir yang
siap digunakan oleh sekolah.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian pengembangan ini adalah:
1.

Dihasilkan lima macam alat peraga gaya Lorentz sebagai media
pembelajaran yaitu alat peraga:
1) medan magnet di sekitar penghantar berarus
2) garis khayal gaya magnet
3) gaya Lorentz pada penghantar berarus
4) medan magnet disekitar solenoida
5) motor listrik sederhana.

2. Alat peraga listrik magnet yang dihasilkan telah teruji dengan kualitas
layak dan sesuai dengan teori, serta dengan kualitas: menarik, mudah
digunakan, dan bermanfaat menurut pengguna.
3. Alat peraga dan LKS listrik magnet telah diuji dan dinyatakan efektif
digunakan sebagai media pembelajaran baik terhadap individu secara
mandiri maupun berkelompok berdasarkan perolehan hasil belajar siswa
pada uji lapangan terhadap siswa kelas XII IPA2 SMAN 1 Terusan Nunyai
Lampung Tengah Tahun 2013/2014.

47
B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Guru hendaknya menggunakan alat peraga listrik magnet yang telah
penulis kembangkan untuk membelajarkan konsep listrik magnet kepada
siswa.
2. Guru atau peneliti yang hendak melanjutkan penelitian ini diharapkan
dapat mengembangkan alat peraga listrik magnet lebih lanjut dengan
mengubah sistem-sistem manual yang ada pada alat peraga menjadi sistem
otomatis sehingga mempermudah dalam penggunaan dan pengoperasian
alat peraga.
3. Melakukan penelitian lanjut berupa mengembangkan alat peraga listrik
magnet yang mampu menunjukan peristiwa gaya Lorentz pada kawat
sejajar berarus listrik dan pengembangan alat peraga yang dapat mengukur
kecepatan putaran per detik kumparan pada alat peraga motor listrik
sederhana.
4. Melakukan pengujian alat peraga yang dikembangkan dibandingkan
dengan alat peraga listrik magnet produksi pabrikan untuk mengetahui
kelebihan atau tingkat efisiensi alat peraga yang dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Tommy.2011.Evaluasi Media Pembelajaran.http://tommyalghazali.wordpress.com/2011/05/08/evaluasi-media-pembelajaran/.12 April
2013, pukul 09.20 WIB.
Arsyad, A.2010.Media Pembelajaran.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press Jakarta.
Budiyanto, Joko.2009.Fisika untuk SMA/MA kelas XII.Jakarta:Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Bueche, Frederick J. dan Eugene Hecht.2006.Fisika Universitas Edisi kesepuluh.
Jakarta:Erlangga.
Ellyonova, Fiona.2012.Gaya Lorentz.http://lovephysics.blogspot.com/2012/10/28/
gaya-lorentz/24 April 2013, pukul 07.31 WIB.
Hamzah, Mirza.2012.Evaluasi Media Pembelajaran.http://mirzahamzah.
blogspot.com/04/05/2012/evaluasi-media-pembelajaran/.9 April 2012,
pukul 21.58 WIB.
Maulina, Hervin.2012. “Pengembangan Alat Percobaan Pembelajaran Fisika
Materi Interferensi Cahaya”.Skripsi.Bandarlampung:Unila
Murtini, Lis.2013.Sejarah Listrik.http://lismurtini270992.wordpress.com/
2013/05/01/sejarah-listrik/21 Oktober 2014, pukul 09.35 WIB.
Nur, Aris.2009.Alat Peraga Dalam Pembelajaran.http://weblogpendidikan.blogspot.com/2009/08/alat-peraga-dalam-pembelajaran.html/.7
Mei 2013, pukul 12.20 WIB
Saripudin, Aip., Dede Rustiawan K., dan Adit Suganda.2007.Praktis Belajar
Fisika untuk Kelas XII.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
Sadiman, A.S Raharjo., Haryono, A., dan Rahardjito.2011.Media
Pendidikan.Jakarta:Pustekom dan Raja Grafindo Persada.
Setiono, Budi. 2011. “Pengembangan Alat Perekam Getaran sebagai Media
Pembelajaran Konsep Getaran”. Skripsi. Bandarlampung: Unila.
Siswanto dan Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika untuk SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta
Suyanto, Eko. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan
Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan
Proses Untuk SMA Negeri 3 Bandarlampung. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan 2009. Lampung: Unila.
Winarti, Yayuk. 2011. “Pengembangan Peraga Fisika Menggunakan Alat dan
Bahan dari Lingkungan Sekitar untuk Pembelajaran Fisika Kelas X
Semester Genap SMAN 12 Bandarlampung”. Skripsi. Bandarlampung:
Unila.
Zaelani, Ahmad.2010.Bimbingan Pemantapan Fisika.Bandung:Yrama Widya