131
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
a.  Pencemaran fisik-kimia dan biologi di sumur bawah dan atas dari TPA seperti: pH, BOD5, COD, nitrat, nitrit, padatan terlarut,  E. coli  dan  coliform, dan sumur yang
di atas dari TPA  telah melampaui baku mutu lingkungan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 1988 dan
Keputusan Gubernur KDH Ibukota Jakarta  Nomor 1608.  Kualitas rata-rata  air Sungai Ciketing secara keseluruhan telah terjadi peningkatan pencemaran.
b. Pemanfaatan sebagai  TPA Terpadu menyatukan pemanfaatan nilai ekonomi sampah baru dan sampah lama menjadi kompos dan sampah non organik bahan daur ulang,
dimana  pemanfaatan  setiap zone sebagai berikut:  1.  Zone I dan  II digunakan sebagai hutan kota dan penghijauan;  2. Zone III  sampai dengan  Zone V sebagai
TPA Sampah.  Jadi pemanfaatan TPA pascaoperasi terjadi keterpaduan antara hutan kotapenghijauan dan TPA sampah. Untuk itu  TPA Terpadu  mempunyai
kesesuaian terbaik   dan sinergis  antara  pengelolaan sampah dengan hutan kotapenghijauan, komposting serta daur ulang. Keterpaduan pengelolaan sampah
DKI Jakarta dan Kota Bekasi  dengan penghijauan, dan  kawasan  TPA menjadi strategis, potensial untuk pembuatan kompos dan proses daur ulang. Artinya
dengan  memanfaatkan menjadi TPA Terpadu secara propesional TPA menjadi kegiatan mengolah sampah dan  kegiatan ekonomi dengan keterlibatan swasta
sebagai pengelola, masyarakat  sekitar lokasi sebagai tenaga kerja dan pemulung sebagai pemilah dan pengumpul sampah  untuk di daur ulang  serta  lokasi tersebut
dapat menjadi pusat kajian atau penelitian  model pengolahan sampah Asia. c. Dengan memanfaatkan sebagai TPA Terpadu akan  menimbulkan  multiplier effect
bagi lingkungan, masyarakat sekitar TPA dan pemerintah sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat sekitar TPA, terciptanya lapangan kerja dengan pelibatan
secara langsung dalam pemanfaatan TPA pascaoperasi pada saat perencanaan, kontruksi maupun operasi, karena operasional TPA dapat menciptakan
lapangan kerja yang melibatkan tenaga kerja  unskill dalam proses pemilahan sampah, pembuatan kompos, pembuatan bahan bangunan dan  lainnya;
132
2.  Bagi lingkungan, kompos yang dihasilkan bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan lingkungan melalui kegiatan penghijauan,  pemulihan  ekosistem
yang rusak,  dan menghemat penggunaan lahan TPA. 3.  Bagi pertanian, kompos yang dihasikan dapat mengurangi tingkat keasaman
tanah lahan pertanian akibat penggunaan pupuk kimia secara terus menerus, disamping itu kompos dapat meningkatkan produktivitas lahan serta membantu
perairan dalam menga tasi kelengkapan fisik. 4.  Pengembangan ekonomi lokal, dengan terkonsentrasinya tenaga kerja dalam
jumlah besar, membuka peluang usaha baru bagi kegiatan lainnya berupa kegiatan warung, jasa keuangan, ketring serta usaha rumahkostpengontrakan
rumah. 5.  Bagi Pemerintah Daerah, terserapnya tenaga kerja  unskill  dapat mengurangi
kerawanan sosial yang ditimbulkan karena  ketiadaan lapangan kerja, hasil produk kegiatan ini, menjadi sumber PAD dan penerimaan pajak bagi negara.
d. Berhasil tidaknya TPA Terpadu, tergantung dari dukungan masyarakat dan  empat faktor yang mempunyai pengaruh tinggi dan ketergantungan yang tinggi yaitu:
1. Luas Lahan; pemanfaatan lahan TPA pada zone I sampai dengan zone V perlu dilengkapi dengan rencana tindak sebagai arahan dan acuan Pemerintah DKI
Jakarta, Pemda Kota Bekasi, swasta dan masyarakat. 2. Instalasi Pengelolaan Air Sampah IPAS, perlu ditingkatkan dengan pengurangan BOD, COD sampai
batas baku mutu lingkungan, melengkapi dengan aerator dan kapasitasnya ditingkatkan sampai dengan 130 persen dan menghilangkan unsur toxic. 3.
Peraturan Perundangan; Pusat sudah saatnya merumuskan sampah regional dan menerbitkan Undang- undang tentang pembentukan organisiasi untuk
pemusnahan sampah gabungan, segera dibuat standar pengumpulan, pengolahan dan pemusnahan sampah. Dasar hukum tentang fungsi operator seperti menerima
limpahan wewenang dan tanggung jawab pengelolaan sampah dari Pemerintah Daerah, perlu segera dirumuskan. 4. Pendanaan; Biaya pendampingan investasi
oleh swasta dibatasi pada dana conterpart seperti prasarana dan sarana pendukung yang strategis seperti penyediaan lahan, jalan lingkungan, prasarana dan sarana
ke PU-an.  Dana pinjamman jangka panjang Pemda DKI Jakarta mengacu
133
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Serta tiga faktor yang mempunyai pengaruh tinggi walauapun ketergantungan antara faktor yang rendah: 1. Teknologi; Pemilihan teknologi
agar dapat memadukan beberapa metode pemusnahan sampah  upaya mengurangi reduce,
memakai kembali  re-use, mendaur ulang  recyeling sampah dan mengganti  replace secara lebih terpadu. 2. Keterlibatan swasta;  Perlu
ditingkatkan dan dikembangkan untuk berinvestasi membangun fasilitas pengelolaan sampah termasuk pengoperasiannya. Pengembangan kemitraan
dengan swasta dalam penyediaan pelayanan dan investasi prasarana dan sarana persampahan dengan meningkatkan iklim yang kondusif. dan 3.  Donor Agency;
investasi ini mengutamakan perbaikan pengembangan lokasi TPA. Sumberdana untuk investasi adalah anggaran tahunan APBD dan pinjaman luar negeri dan
dalam negeri dalam bentuk Subsidiary Loan Agreement SLA. Faktor dominan dalam pemanfaatan TPA sampah pascaoperasi berbasis
masyarakat, hasil gabungan antara existing condition dengan need analysis antara lain adalah keterlibatan swasta, donor agency dan teknologi.
e. Model pemanfaatan TPA sampah pascaoperasi berbasis masyarakat melibatkan pihak swasta untuk mendisiminasikan faktor teknologi, sedangkan keterlibatan
pihak asing  donor agency perlu dikoordinasikan dengan pihak pemerintah.
5.2. SARAN