3. Lembaga keuangan Bank, yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Lembaga keuangan bukan Bank, yaitu lembaga pembiayaan yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. 5. Masyarakat, berupa obligasi daerah yang diterbitkan melalui penawaran
umum kepada masyarakat di pasar modal dalam negeri. Pemerintah daerah yang memiliki leverage yang besar maka diprediksi
memiliki tingkat resiko yang besar. Menurut Choiriyah 2010, leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas. Leverage
menggambarkan struktur modal yang dimiliki perusahaan sehingga dapat terlihat tingkat resiko tidak tertagihnya utang Perwitasari, 2010. Lebih lanjut,
Perwitasari 2010, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah yang memiliki leverage tinggi maka memiliki kinerja yang buruk karena sumber pendanaan
utamanya berasal dari pihak eksternal.
2.7. Integovernmental Revenue
Intergovernmental revenue adalah pendapatan yang diterima pemerintah daerah yang berasal dari sumber eksternal dan tidak memerlukan adanya
pembayaran kembali Patrick, 2007. Intergovernmental revenue biasa dikenal dengan dana perimbangan Suhardjanto et al., 2010. Dana perimbangan ini
merupakan hasil kebijakan pemerintah pusat dibidang desentralisasi fiskal demi keseimbangan fiskal antara pusat dan daerah, yang terdiri dari Dana Bagi Hasil
pajak dan sumber daya alam dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK. Dana perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu daerah
dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara pusat dan daerah serta untuk mengurangi
kesenjangan pendanaan pemerintahan antar daerah. Kebijakan perimbangan keuangan ditekankan pada empat tujuan utama,
yaitu: 1. Memberikan sumber dana bagi daerah otonom untuk melaksanakan urusan
yang diserahkan yang menjadi tanggungjawabnya; 2. Mengurangi kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dan antar pemerintah daerah; 3. Meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan publik dan mengurangi
kesenjangan kesejahteraan dan pelayanan publik antar daerah; serta 4. Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan sumber
daya daerah, khususnya sumber daya keuangan. Pada aspek hubungan pemerintah pusat dan daerah ini Elmi, 2002
mengungkapkan bahwa dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan akan terjadi pembagian keuangan yang adil dan rasional. Artinya bagi daerah-daerah yang
memiliki kekayaan sumber daya alam akan memperoleh bagian pendapatan yang jumlahnya lebih besar sedangkan daerah-daerah lainnya akan mengutamakan
bagian dari DAU dan DAK Julitawati, 2012. Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dengan adanya era desentralisasi, pengawasan keuangan terhadap pemerintah daerah harus lebih efektif dilakukan oleh
pemerintah pusat agar tercipta suasana pemerintahan daerah yang transparan dan akuntabel. Pengawasan dilakukan oleh pemerintah pusat dengan membentuk
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP yang melaksanakan fungsi pengawasan keuangan internal dan Badan Pemeriksa Keuangan BPK yang
melakukan fungsi pengawasan eksternal Cahyat, 2004. Dengan adanya dana suntikan dari pemerintah pusat, diharapkan dapat
memperlancar jalannya pemerintahan di tingkat daerah. Dana ini dipergunakan untuk pendanaan pemerintah daerah kabupatenkota dalam rangka pelayanan
publik. Dengan adanya pelayanan publik yang memadai dan tepat sasaran membuktikan bahwa pemerintah daerah tersebut memiliki kinerja keuangan yang
baik Sesotyaningtyas, 2012.
2.8. Penelitian Terdahulu