1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai cara dilakukan pemerintah agar kualitas pendidikan Indonesia meningkat Muchtar, 2010. Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain:
peningkatan profesionalitas dan kesejahteraan guru, melengkapi sarana prasarana pendidikan, menetapkan dan mengupayakan standarisasi pendidikan nasional,
melengkapi perangkat pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yaitu instrumen penilaian.
Menurut Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan, penilaian merupakan proses pengolahan data untuk memperoleh
informasi sebagai penentu keberhasilan belajar. Sedangkan Muchtar, 2010, penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Kualitas kegiatan pembelajaran
ditentukan tiga pilar utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Oleh karena itu penilaian harus dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran. Sistem penilaian harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan model dan strategi pembelajaran. Melakukan kegiatan penilaian bukan
hanya sekedar memberikan skor atau angka pada hasil belajar tertentu secara kuantitatif, tetapi seorang guru harus dapat menginterprestasikan angka tersebut
2 sehingga benar-benar dapat memberikan informasi terkait kemampuan siswa secara
kualitatif. Untuk mencapai kegiatan penilaian yang objektif, valid, dan reliabel maka seorang guru perlu paham dalam memilih dan menggunakan teknik penilaian mana
yang cocok untuk mengukur dan menilai beberapa komponen dari sebuah proses pembelajaran Muchtar, 2010.
Penilaian autentik authentic assesment adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik Pusat Kurikulum, 2009. Penilaian autentik
dikembangkan karena penilaian yang sering digunakan saat ini kurang menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Proyek merupakan salah satu
bentuk penilaian autentik dengan memberikan tugas pada siswa secara individu maupun berkelompok Muchtar, 2010. Kegiatan ini merupakan cara mencapai tujuan
akademik dengan melihat berbagai perbedaan gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing siswa.
Penilaian proyek salah satunya adalah menilai proyek mind mapping. Mind mapping merupakan teknik visual yang menyelaraskan proses belajar dengan cara
kerja otak secara alami Warseno, 2011: 76. Mind mapping menggunakan cara kerja otak alami karena memadukan antara tulisan, urutan penulisan, hubungan antar kata
otak kiri dan warna, gambar, dimensi atau tata ruang otak kanan Warseno, 2011: 81. Mind mapping dapat mengatasi permasalahan pembelajaran yang bersumber dari
tidak sinergisnya penggunaan otak kanan dan otak kiri.
3 Hasil penelitian Suratmi 2013 menunjukkan bahwa penggunaan mind
mapping dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, selain itu siswa merasa mudah dan senang belajar dengan menggunakan mind mapping. Begitu pula dengan
Rahayu 2011 sebagaimana dikutip oleh Suratmi 2013 menyatakan bahwa penggunaan mind mapping pada pelajaran jaringan dan organ tumbuhan dapat
mengurangi miskonsepsi pada siswa, ini berarti pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan. Pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa penilaian autentik
berbasis proyek dengan produk mind mapping dapat mengukur pemahaman konsep siswa.
Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pabelan, jalan raya Semowo, desa Semowo, kecamatan Pabelan, kabupaten Semarang, provinsi Jawa
Tengah, pemahaman konsep siswa pada pembelajaran kimia masih belum memuaskan. Hal ini diketahui dari penjelasan serta penekanan materi penting yang
dilakukan oleh guru tetapi belum sepenuhnya dapat dipahami seluruh siswa. Selain itu, ketika mendapat pelajaran dari guru, siswa belum sepenuhnya fokus dan siap
menerima pelajaran. Guru memberikan suatu permasalahan kepada siswa, dalam hal ini adalah latihan soal, maka sebagian besar ketuntasan nilai siswa akan tercapai
setelah dilakukan perbaikan. Disisi lain kreativitas siswa baik, maka hal ini yang memperkuat bahwa penilaian proyek akan sesuai dengan kondisi siswa yang kreatif.
Siswa yang kreatif akan mudah menggambarkan mind mapping untuk memvisualisasikan konsep penting dalam pembelajran kimia materi larutan
4 penyangga dan hidrolisis garam. Tujuannya agar siswa tidak salah konsep antara
larutan penyangga dan hidrolisis garam, terutama dalam menentukan pH larutan. Penilaian proyek pada pembelajaran Kimia materi larutan penyangga dan
hidrolisis garam dapat dilakukan dengan menggunakan mind mapping agar siswa paham konsep yang harus tertanamkan disertai dengan contohnya. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh beberapa pakar dan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperlukan penelitian dan pengembangan dengan judul “Model
Penilaian Proyek dengan Produk Mind Mapping untuk Mengukur Pemahaman Konsep Siswa terkait Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam”.
1.2. Rumusan Masalah