Analisa SWOT Khalayak Sasaran Strategi Komunikasi .1 Tujuan Komunikasi Strategi Kreatif

20

2.12 Analisa SWOT

Analisa ini dipakai guna menemukan kemungkinan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kawasan minyak akar wangi Garut. Kekuatan Kelemahan Kualitas Minyak Akar wangi Garut sangat baik Belum memiliki identitas Sudah menjadi nominatif dunia Teknologi yang masih sederhana Ekspor minyak akar wangi sudah mencapai eropa, dan asia Masih kurang dikenal Kurang perhatian dari pemerintah Peluang Ancaman Menjadi penghasil minyak akar wangi dunia Negara pesaing Tahiti dan Borbone Tabel 2.4 Analisa SWOT

2.13 Khalayak Sasaran

Target sasaran secara umum dalam promosi Minyak Akar Wangi Garut, terbagi berdasarkan kepada :

2.13.1 Letak Geografis

Target sasaran minyak akar wangi Garut berdasarkan dari letak geografisnya adalah, industri – industri minyak atsiri yang ada di Indonesia, yang nantinya dari industri nasional akan di ekspor ke lar negeri.

2.13.2 Demografis

Sasaran dalam pengembangan promosi minyak akar wangi garut dalam sudut pandang demografis adalah para pengusaha minyak 21 atsiri baik industri kecil maupun industri besar bertaraf nasional, yang diharapkan permintaan ekspor akan semakin meningkat.

2.13.3 Psikografis

Dilihat dari sudut pandang psikografisnya target sasaran yang dapat dijadikan acuan adalah, industri yang merupakan yang berperan sebagai personal konsumen. 22 BAB III STRATEGI PERANCANGAN 3.1 Strategi Komunikasi 3.1.1 Tujuan Komunikasi Strategi yang dipilih diatas bertujuan untuk : 1. Mempermudah target sasaran untuk mengetahui produsen atau tempat asal minyak akar wangi Garut 2. Mengangkat potensi daerah Garut, yang selanjutnya menjadi contoh bagi usaha yang lain di Jawa Barat

3.1.2 Pesan Utama

Pesan utama yang dijadikan kata kunci dalam pembuatan identitas visual ‖Pulus Wangi java vetiver oil‖ Minyak Akar Wangi Garut adalah ―MINYAK AKAR WANGI KUALITAS DUNIA‖

3.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif dalam promosi minyak akar wangi Garut sebagai tempat penghasil minyak akar wangi di kota Garut dilakukan kepada beberapa bagian yang terkait dalamnya : Pertama pendekatan pemilihan nama produk pulus wangi diambil dari salah satu jenis akar wangi yang bernama pulus wangi yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak akar wangi. 23 Kedua pendekatan visual yang dipakai untuk mengenalkan kawasan Garut sebagai penghasil minyak akar wangi, yaitu dengan pengemasan Logo Pulus Wangi yang dibuat melalui pendekatan unsur dari minyak akar wangi itu sendiri. Gambar 3.1 Studi Visual logo Pulus Wangi Gambar 3.2 Logo Pulus Wangi java vetiver oil Ketiga pendekatan komunikasi dengan pemilihan nama brand atau merek yang tepat sebagai identitas dari minyak akar wangi garut. Dengan menggunakan nama Pulus Wangi yang merupakan salah satu jenis baru akar wangi yang ditemukan oleh Ede Kadarusman, yang merupakan khas garut. yang hasil minyaknya sudah terkenal hingga pasar eropa. Java 24 Vetiver Oil adalah istilah Latin yang digunakan dalam penamaan minyak akar wangi dari indonesia. Sehingga terciptalah nama produk minyak akar wangi garut ―PULUS WANGI Java Vetiver Oil‖. Keempat pendekatan komunikasi, dengan menggunakan Koperasi Akar Wangi Garut sebagai pelindung usaha ini. Yang mengeluarkan produk minyak akar wangi garut dengan merek ―Pulus Wangi java vetiver oil‖ dengan menggunakan pendekatan visual dibebarapa media promosinya tokoh Ede Kadarusman, yang merupakan ketua Koperasi Akar Wangi Garut, dan Ede adalah penemu akar wangi jenis baru yaitu Pulus Wangi, dan juga salah satu tokoh akar wangi Garut yang produk minyak akar wanginya menembus pasar Eropa. Kelima pendekatan komunikasi melalui pemilihan tipografi yang sesuai dengan produk ―Pulus Wangi Java Vetiver Oil‖ Berikut ini tipografi yang digunakan dalam pengemasan media Gambar 3.3 Logo type pulus wangi Keenam pendekatan komunikasi dengan menambahkan jenis produk minyak akar wangi dalam bahasa latin ―java vetiver oil‖. Dengan warna hitam agar tegas dan mudah terbaca. Gambar 3.4 Nama Jenis Produk 25 Ketujuh bentuk komunikasi yang lainnya adalah melalui warna, warna yang digunakan adalah warna – warna yang solid. Pengambilan unsur warna yang digunakan, mendekatkan kepada bendanya yaitu minyak akar wangi. Gambar 3.5 Studi warna pulus wangi

3.3 Strategi Media