Perancangan Identitas Visual Pulus Wangi (Minyak Akar Wangi Garut)

(1)

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PULUS WANGI

(MINYAK AKAR WANGI GARUT)

DK 38315 Tugas Akhir Semester I 2009/2010

Oleh :

Fajri Cahya Ardi 51904030

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

Lembar Pengesahaan

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PULUS WANGI

(MINYAK AKAR WANGI GARUT)

DK 38315 Tugas Akhir Semester I 2009/2010

Oleh :

Fajri Cahya Ardi 51904030

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Menyetujui:

Dosen Pembimbing

(Ambarsih Ekawardhani, M.Sn.)

Koordinator Tugas Akhir/Skripsi


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya pada Allah SWT maha segala yang telah memberikan nikmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Tugas akhir ini disusun dengan judul “PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PULUS WANGI (MINYAK AKAR WANGI GARUT)” dengan tujuan menyelesaikan program studi Desain Komunikasi Visual yang menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi agar mendapatkan gelar sarjana.

Akhir kata, penulis berharap bahwa tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dalam melakukan perancangan identitas perusahaan. Kekurangan, keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki membuat tugas akhir ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis sangat berharap banyak untuk saran dan keritik yang dapat membangun. Terima Kasih. .

Bandung, Februari 2010

Penulis


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji syukur hanya kepada Allah SWT maha segala atas nikmat, rahmat dan hidayahNYA sehingga penulisan laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Hal ini tentu tidak lepas dari peran pihak-pihak yang membantu serta mendukung dan sudah menjadi sebuah kewajiban penulis untuk mengucapkan dengan hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan penting dalam membantu kelancaran mengerjakan tugas akhir dan penulisan laporan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih penulis persembahkan untuk :

1. Ambarsih Ekawardhani, M.Sn. selaku Dosen Pembimbing tugas akhir. 2. Taufan Hidayatullah, M.Sn dan Cherry Dharmawan M.Sn selaku

penguji dalam sidang.

3. Ede Kadarusman selaku ketua Koperasi Akar Wangi Garut. 4. Koperasi Akar Wangi Garut.

5. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan mendapatkan ridho Allah SWT. Amin


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Fokus Masalah ... 4

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

1.5 Kata Kunci ... 4

BAB II KEBERADAAN AKAR WANGI GARUT ... 5

2.1 Tanaman Akar Wangi ... 5

2.1.1 Deskripsi Tanaman Akar Wangi ... 5

2.1.2 Ciri-Ciri Tanaman Akar Wangi ... 6

2.1.3 Jenis Tanaman Akar Wangi ... 7

2.1.4 Lokasi Tumbuhnya Tanaman Akar Wangi ... 7

2.1.5 Manfaat Tanaman Akar Wangi ... 8

2.2 Minyak Akar Wangi ... 8

2.2.1 Deskripsi Minyak Akar Wangi ... 8

2.2.2 Ciri-Ciri Minyak Akar Wangi ... 9

2.2.3 Kegunaan Minyak Akar Wangi ... 10

2.3 Proses Pembuatan Minyak Akar Wangi ... 10

2.4 Perkembangan Akar Wangi Di Garut ... 11


(6)

2.6 Prestasi Akar Wangi Garut ... 14

2.6.1 Minyak akar wangi ... 14

2.6.2 Kerajinan Akar wangi ... 15

2.7 Daftar Eksportir Minyak Akar Wangi Garut ... 15

2.8 Negara Pesaing Minyak Akar Wangi Garut ... 16

2.9 Menurunnya Kualitas Minyak Akar Wangi Garut ... 16

2.10 Peran Pemerintah dalam Keberadaan Akar Wangi Garut ... 17

2.11 Kabupaten Garut ... 18

2.11.1 Kondisi Geografis Garut ... 19

2.11.2 Iklim dan Cuaca Garut ... 19

2.11.3 Kecamatan di Kabupaten Garut ... 19

2.12 Analisa SWOT ... 20

2.13 Khalayak Sasaran ... 20

2.13.1 Letak Geografis ... 20

2.13.2 Demografis ... 20

2.13.3 Psikografis ... 21

BAB III KONSEP PERANCANGAN PROMOSI AKAR PULUS WANGI ... 22

3.1 Strategi Komunikasi ... 22

3.1.1 Tujuan Komunikasi ... 22

3.1.2 Pesan Utama ... 22

3.2 Strategi Kreatif... 22

3.3 Strategi Media ... 25

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 41


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tanaman Akar Wangi ... 4

Gambar 2.2 Skema Penyulingan Minyak Akar Wangi ... 10

Gambar 2.3 Peta Kabupaten Garut ... 18

Gambar 3.1 Studi Visual logo Pulus Wangi ... 23

Gambar 3.2 Logo Pulus Wangi java vetiver oil... 23

Gambar 3.3 Logo type pulus wangi ... 24

Gambar 3.4 Nama Jenis Produk ... 24


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Waktu penyulingan dengan bahan bakar batu bara dan solar ... 11

Tabel 2.2 Daftar Perusahaan Konsumen Minyak Akar Wangi ... 15

Tabel 2.3 Kecamatan di Kabupaten Garut ... 19


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kabupaten Garut merupakan sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 306.519 Ha (3.065,19 km²). Sebagian besar wilayah Kabupaten Garut adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Penggunaan lahan secara umum di Garut utara digunakan untuk persawahan dan Garut selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Dikarenakan letaknya yang di daerah pegunungan, Kabupaten Garut adalah wilayah yang sangat ideal ditanami akar wangi. Lapisan tanahnya yang sering terlapisi oleh debu vulkanik atau tanahnya dekat dengan wilayah vulkanik menjadikan tanaman akar wangi dapat tumbuh dengan baik. Pengakuan dunia secara ilmiah juga menegaskan potensi lahan dan lingkungan di wilayah Kabupaten Garut dalam bercocok tanam atau budi daya akar wangi (Vetiveria zizanioides) sudah tidak diragukan lagi.

Usaha akar wangi di Garut sudah lama sejak Perang Dunia ke II, tepatnya mulai tahun 1918. Komoditas minyak akar wangi indonesia tercatat sebagai komoditas ekspor. Tahun 1960 para pengusaha Garut mulai mendirikan penyulingan, walaupun dengan teknologi yang masih sederhana, namun hasilnya dapat dieskpor.

Kualitas akar wangi Kabupaten Garut merupakan kualitas yang sangat baik dan diakui di pasar internasional. Salah satu hasil dari tanaman akar wangi adalah minyak akar wangi, tanaman akar wangi yang melalui proses penyulingan.


(10)

Berdasarkan surat Keputusan Bupati No 520/SK.196-HUK/96 tertanggal 6 Agustus 1996. Isinya, menetapkan beberapa kecamatan yang dijadikan sentra perkebunan akar wangi, masing-masing disertai dengan luas areal penanaman. Ditetapkan pula bahwa pengembangan akar wangi tetap dikelola masyarakat di masing-masing wilayah, sementara pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perkebunan bertindak sebagai fasilitator, termasuk dalam bidang pemasaran.

Daerah yang ditetapkan menjadi pusat akar wangi diantaranya kecamatan, Samarang (750 ha), Bayongbong (210 ha), Cilawu (240 ha), dan Leles (750 ha). Yang total luas areanya 2.400 ha.

Tetapi situasi politik yang tak menguntungkan saat itu, menyebabkan luas lahan berkurang menjadi 1.600 ha. Lahan seluas itulah yang digarap masyarakat, dan bertahan sampai sekarang. Dengan lahan seluas itu, masyarakat bisa menghasilkan 54 ton minyak akarwangi.

Minyak akar wangi yang dihasilkan dari tanaman akar wangi ini, memiliki beberapa jenis akar wangi diantaranya; akar janur, akar paris, dan akar pulus wangi. Pulus wangi ini adalah salah satu jenis akar wangi yang baru dikembangkan oleh pengusaha akar wangi Ede Kadarusman Kadarusman, Desa Legog Pulus, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Telah diuji coba oleh Laboraturium Peridustrian dan mendapat sertifikat dari Balai Benih Departemen Pertanian Jawa Barat. Dengan hasil sangat baik, dan dapat menjadi minyak akar wangi kualitas ekspor.

Minyak akar wangi di Garut telah menjadi komoditas ekspor. Minyak akar wangi Garut biasanya diekspor ke negara-negara Eropa seperti Perancis, Belanda, Jerman, Swiss, Itali, Inggris, dan Amerika Serikat serta beberapa negara Asia diantaranya Singapura, India, Jepang, Hongkong. Peluang ekspor untuk pemasaran minyak akar wangi yang juga masih cukup terbuka khususnya ekspor untuk kawasan Asia Selatan dan Asia Timur, Eropa Timur


(11)

dan Amerika Selatan. Minyak akar wangi Garut memiliki kualitas yang sangat baik sehingga mendapat julukan “Golden Java Vetiver Oil”.

Namun, ironis sekali ketika sekelompok pengusaha di wilayah Kabupaten Garut menyatakan kesulitan memenuhi permintaan pasar dunia untuk produk minyak akar wangi sebagai bahan baku parfum dan produk kesehatan karena lemahnya teknologi, menurunnya kualitas minyak akar wangi yang disebabkan kurang baiknya kualitas bibit akar wangi itu sendiri.

Dari gambaran di atas, maka potensi minyak akar wangi di Kabupaten Garut akan menjadi ajang bisnis yang cukup menguntungkan. Pada akhirnya akan berdampak pada kemajuan sektor ekonomi Kabupaten Garut dan yang tentunya akan berdampak pula kepada peningkatan hasil penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Garut itu sendiri.

1.2 Identifikasi Masalah

Minyak akar wangi mempunyai prospek yang cerah untuk terus dikembangkan karena mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif serta masih terbukanya pangsa pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negeri.

Masalah yang dihadapi oleh para pengusaha minyak akar pulus wangi adalah sebagai berikut:

1. Kualitas bahan baku yang kurang baik

2. Turunnya kualitas minyak akar wangi, dikarenakan kenaikan BBM 3. Teknologi yang masih sederhana

4. Tahiti dan Borbone yang merupakan negara pesaing dalam produksi minyak akar wangi kini memegang permintaan dunia, setelah kualitas minyak dari Garut ini menurun.


(12)

5. Bahan baku atau akar wangi jenis baru pulus wangi merupakan bahan baku yang baik tetapi masih kurang dikenal

6. Tidak adanya brand atau merek dari minyak akar wangi Garut.

1.3 Fokus Masalah

Fokus masalah yang dihadapi industri Minyak Akar Wangi Garut adalah pembuatan merek pada minyak akar wangi garut dengan nama “PULUS WANGI java vetiver oil”.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan Promosi dan pembuatan merek minyak akar wangi garut ini antara lain :

1. Pemberian identitas bagi minyak akar wangi dengan nama “pulus wangi”java vetiver oil yang diproduksi oleh koperasi Garut

2. Guna menguasai pasar lokal dan nasional yang selanjutnya diharapkan dapat semakin meyakinkan dan menarik pasar minyak akar wangi di pasar internasional.

1.5 Kata Kunci Perancangan Identitas Visual


(13)

BAB II

KEBERADAAN AKAR WANGI GARUT

2.1 Tanaman Akar Wangi

2.1.1 Deskripsi Tanaman Akar Wangi

Gambar 2.1. Tanaman Akar Wangi

Tanaman Akar Wangi, yang dalam bahasa latinnya Vetiveria Zizanioides, tumbuh dan berkembang di negara-negara yang beriklim tropis, seperti di Indonesia, khususnya di daerah Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat.

Tanaman akar wangi termasuk rumpun Graminae, berumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu. Satu rumpun tanaman akar wangi terdiri atas beberapa anak rumpun. Tangkai daunnya dapat dijadikan berbagai macam kerajinan anyaman sedangkan akarnya digunakan untuk dibuat minyak akar wangi yang bernilai ekonomi tinggi.


(14)

Mengenai asalnya, konon dari daerah Sri Langka, India dan Burma dan dalam perkembangannya telah menyebar ke daratan Negara Amerika, Afrika dan Australia. Dalam waktu singkat tanaman akar wangi menyebar dengan cepat. Hal ini dikarenakan tanaman akar wangi memiliki banyak manfaat yang bernilai ekonomi sehingga menjadi nilai tambah bagi tanaman ini.

2.1.2 Ciri-Ciri Tanaman Akar Wangi

Tanaman akar wangi memiliki rumput menahun yang membentuk rumpun yang besar, padat dengan arah tumbuh tegak lurus, kompak, beraroma, bercabang-cabang, memiliki rimpang dan sistem akar serabut yang dalam. Rumpun tumbuh hingga mencapai tinggi 1—1.5 m, berdiameter 2—8 mm. Daun berbentuk garis, pipih, kaku, permukaan bawah daun licin.

Vetiveria zizanioides diperbanyak secara vegetatif dengan memecah rumpun yang terdiri dari satu atau beberapa tunas berukuran 15— 20 cm dan meliputi beberapa bagian akar. Regenerasi tumbuhan dengan cara kultur jaringan yang telah berhasil dilakukan di Mauritius mendukung produksi jenis ini untuk tujuan komersial.

Ciri-ciri tanaman akar wangi yang bagus :

1. Daun berwarna hijau muda 2. Memiliki akar yang keras

3. Apabila digigit akarnya terasa pahit


(15)

2.1.3 Jenis Tanaman Akar Wangi

Jenis-jenis tanaman akar wangi :

1. Akar Wangi Janur

Akar wangi ini memiliki ciri panjang dan besar, jenis ini adalah jenis yang memiliki kualitas bagus, karena memiliki kadar minyak yang cukup tinggi, selain itu akar jenis ini yang biasanya digunakan untuk kerajinan tangan, seperti sejadah, taplak meja dan lain-lain, selain menghasilkan minyak.

2. Akar Wangi Paris

Akar wangi ini memiliki ciri pendek dan kecil, jenis ini adalah jenis yang memiliki kualitas paling bawah karena menghasilkan minyak sangat sedikit.

3. Akar Pulus Wangi

Akar wangi jenis baru ini yang kualitasnya sangat baik untuk menghasilkan minyak akar wangi. Pulus wangi yang dikembangkan oleh Ede Kadarusman telah diuji coba di laboraturium dan mendapatkan sertifikat dari Balai Benih, Departemen Pertanian Jawa Barat. Dengan hasil yang sangat memuaskan, minyak yang dihasilkan oleh pulus wangi ini merupakan salah satu kualitas ekspor.

2.1.4 Lokasi Tumbuhnya Tanaman Akar Wangi

Keadaan tanah dan iklim sangat berpengaruh kuat pada pertumbuhan tanaman akar wangi dan karena itu harus mendapat perhatian yang serius.

Keadaan tanah yang berpasir (gembur) sangat disenangi akar wangi. Karena dari tanah semacam itu akarnya akan tumbuh panjang dan lebat serta mudah dicabut ketika sudah cukup umur untuk diproduksi.


(16)

Derajat keasaman tanah (ph) harus diperhitungkan, biasanya pada kisaran 7-8. Bagi tanah yang ph-nya kurang akan menyebabkan pertumbuhan akar wangi kecil atau kerdil. Oleh karena itu, tanah tersebut harus dilakukan pengapuran terlebih dahulu dalam waktu yang secukupnya.

Mengenai iklim untuk tanaman akar wangi, disukai pada keadaan yang terik matahari jatuh langsung pada tanamannya. Juga memerlukan curah hujan yang cukup. Dan karenanya menanam Akar wangi sangat cocok pada ketinggian antara 350 sampai dengan 2000 meter di atas permukaan laut.

2.1.5 Manfaat Tanaman Akar Wangi

Tanaman akar wangi dapat berguna sebagai :

1. Kemampuan akar wangi digunakan sebagai pengontrol erosi, Akarnya yang tertanam kuat, bahkan memiliki kekuatan 1/6 dari kekuatan baja di dalam tanah, bisa mencegah tanah longsor di areal perbukitan.

2. Daun akar wangi dapat di pakai sebagai pengusir serangga.

2.2 Minyak Akar Wangi

2.2.1 Deskripsi Minyak Akar Wangi

Minyak akar wangi (Vetiver Root Oil/Andropogon Zizanioides), merupakan salah satu komoditas khas unggulan daerah Kabupaten Garut yang relatif masih baru, sebagaimana halnya dengan teh hijau dan tembakau yang merupakan bagian dari sub-sektor perkebunan. Minyak akar wangi mempunyai prospek yang cerah untuk terus dikembangkan karena mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif serta masih terbukanya pangsa pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negeri.


(17)

Sampai saat ini sesuai dengan data yang ada, pasar luar negeri yang menyerap produk minyak akar wangi Garut adalah para pengusaha dari kawasan Asia, Eropa dan Amerika. Peluang ekspor untuk pemasaran minyak akar wangi yang juga masih cukup terbuka khususnya ekspor untuk kawasan Asia Selatan dan Asia Timur, Eropa Timur dan Amerika Selatan. Apalagi jika diingat bahwa jumlah produsen atau negara pesaing di pasaran internasional masih sangat terbatas. Saat ini hanya negara Tahitti dan Borbon yang mengbangkan jenis komoditi yang sama. Hasil produksi minyak akar wangi asal Kabupaten Garut termasuk nominatif dunia.

2.2.2 Ciri-Ciri Minyak Akar Wangi 1. Mudah menguap 2. Aromanya kuat 3. Kental

4. Berwarna kuning dan merah (tergantung pemesanan)

 Warna kuning, dalam prosesnya tekanan pada saat pembakaran tidak terlalu tinggi dan menggunakan akar wangi kering

 Warna merah, dalam prosesnya tekanan pada saat pembakaran tinggi dan menggunakan akar wangi basah.

Daya tahan minyak akar wangi cukup lama, karena makin lama disimpan maka kualitas minyak akar wangi makin baik, standar penyimpanan minyak akar wangi satu tahun untuk mendapatkan hasil yang lebh baik.

2.2.3 Kegunaan Minyak Akar Wangi

Minyak akar wangi dapat berguna sebagai : 1. Untuk bahan campuran minyak wangi 2. Untuk bahan campuran kosmetik


(18)

3. Pengusir nyamuk

4. Untuk campuran obat penghilang bau mulut 5. Obat luka

6. Obat gatal-gatal.

2.3 Proses Pembuatan Minyak Akar Wangi

Gambar 2.2 Skema Penyulingan Minyak Akar Wangi

Setelah dipanen, akar wangi dipotong bonggolnya dan diambil akarnya saja, lalu dicuci bersih untuk menghilangkan tanah yang menempel pada akar setelah itu dikeringkan, biasanya ada 2 jenis kering permintaan akar wangi :

1. Kering, biasanya memakan waktu 2 hari

2. Kering asam (kering kulitnya saja) biasanya memakan waktu 1 hari. Setelah dikeringkan, maka masuk proses penyulingan. Penyulingan dengan menggunakan ketel khusus yang dibuat untuk perebusan akar wangi. Jenis ketel yang baik terbuat dari stainless steel, karena tidak menimbulkan karat, yang dapat mengurangi kualitas dari minyak akar


(19)

wangi. Apabila menggunakan ketel yang terbuat dari besi dapat menimbulkan karat, yang berpengaruh pada kualitas akar wangi sehingga minyak akar wangi mengandung endapan karat besi, berwarna kehitaman, dan bau besi. Biasanya sekali melakukan proses penyulingan memasukan 11/2 ton bahan baku, dan dapat menghasilkan 6-7 kg minyak akar wangi.

Proses pembakaran harus stabil apinya guna menghasilkan minyak yang bagus dan banyak.

Batu Bara Solar Keterangan

Waktu 10 jam 12 jam Bar 5

16 jam 18 jam Bar 2

Tabel 2.1 Waktu penyulingan dengan bahan bakar batu bara dan solar

Setelah dari proses pembakaran, uap minyak akar wangi akan pindah ke dalam bak penampung minyak akar wangi. Setelah masuk ke dalam bak penampungan, didinginkan terlebih dahulu. Baru dimasukan ke dalam wadah minyak akar wangi, berupa dirigen. Sebelum minyak akar wangi dimasukan, dirigen harus dipastikan bersih, sebaiknya dicuci selain dengan sabun dibilas dengan alkohol, setelah dipastikan bersih maka hasil minyak akar wangi yang sudah dingin dimasukan ke dalam dirigen yang ditutup rapat.

2.4 Perkembangan Akar Wangi Di Garut

Akar Wangi atau usar istilah bagi penduduk Garut, berkembang cukup baik di daerah Garut. Budidaya tanaman akar wangi di Kabupaten Garut, menurut data dari Dinas Perkebunan Propinsi Jabar, terletak di Kecamatan Samarang, Leles, Bayongbong, Cilawu, dan Pasirwangi.

Keberadaan budidaya tanaman akar wangi di Kabupaten Garut diatur oleh Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 249/AII/5/SK/1974


(20)

mengenai Penanaman Akar Wangi. SK Gubernur tersebut, mengatur hal-hal sebagai berikut :

1. Tidak ditanam di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sedang menjadi daerah penghijauan

2. Tidak termasuk di daerah yang berfungsi hydro-agrologis

3. Tidak merupakan daerah berbukit dengan kemiringan lebih dari 150.

Enam belas tahun kemudian, melalui SK Gubernur Jawa Barat Nomor 30 tahun 1990, Pemerintah memperbolehkan para petani menanam akar wangi, dengan syarat harus memperhatikan teknik konservasi tanah dan air. Hingga sekarang, budidaya terus berkembang dan lahan terjaga dari kondisi longsor dan erosi. Lebih dari itu, upaya pembudidayaan dan pemasyarakatan akarwangi ditetapkan melalui Keputusan Bupati No 520/SK.196-HUK/96 tertanggal 6 Agustus 1996.

Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan beberapa wilayah kecamatan yang dijadikan sentra perkebunan akar wangi, masing-masing disertai dengan luas areal penanaman. Ditetapkan pula bahwa pengembangan akar wangi tetap dikelola masyarakat di masing-masing wilayah, sementara pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perkebunan bertindak sebagai fasilitator, termasuk dalam bidang pemasaran.

Pada awal pelaksanaaan, yang kebetulan menjelang kekuasaan Orde Baru berakhir, akarwangi ditanam di Kecamatan Samarang dengan luas areal 1.200 ha, Bayongbong (250 ha), Cilawu (200 ha), dan Leles (750 ha). Sehingga total areal penanaman sekitar 2.400 ha.

Budidaya akarwangi di Garut melibatkan 4.027 orang kepala keluarga (KK). Perinciannya, 1.964 KK sebagai pemilik dan 2.063 KK lainnya sebagai petani atau penggarap. Mereka bergabung dalam 28 kelompok tani, yang sebagian besar (18 kelompok) berada di Kecamatan Samarang.


(21)

Sedangkan di Kecamatan Leles lima kelompok, Cilawu empat kelompok, dan satu kelompok tani lainnya di Bayongbong.

Sejalan dengan konsep pengembangan agroindustri lokal, Pemkab Garut mendorong berdirinya industri-industri penyulingan minyak akarwangi. Saat ini tercatat ada 33 unit industri penyulingan, yang tersebar di Samarang 1 Kelompok Tani. Jumlah pengolah atau penyuling sebanyak 33 unit yang tersebar di Samarang (21 unit), Leles (9), Cilawu (2), dan Bayongbong satu unit.

Menurut Direktorat Industri Kimia dan Bahan Bangunan Departemen Perindustrian RI Ir. Setio Hartono, daerah sentra akar wangi sebaiknya dikonsepkan sedemikian rupa sehingga menjadi kawasan wisata akar wangi.‖Misalnya dibuat bangunan khusus berupa pabrik pengolahan akar

wangi menjadi minyak atsiri‖

2.5 Koperasi Akar Wangi Garut

Untuk berjalannya usaha akar wangi di Garut ini, maka diperlukannya wadah untuk menjaga kesejahteraan para pengusaha akar wangi, di Garut pada awalnya sudah ada koperasi akar wangi, hanya saja tidak berjalan salah satu penyebabnya adalah tidak ada pengganti ketua koperasi yang lama

Dinas perindustrian perdangan Koperasi dan UMKM, mendirikan koperasi baru sebagai pelindung dan wadah aspirasi para pengusaha akar wangi,

―Koperasi Akar Wangi Garut‖ yang baru di rintis, yang di ketuai oleh Ede Kadarusman, yang merupakan salah satu pengusaha dan tokoh akar wangi di Indonesia dan seseorang yang sedang mengembangkan akar wangi baru yang berjenis pulus wangi. Minyak yang dihasilkan dari Pulus Wangi ini sudah menembus pasar eropa. Dengan program-program penyuluhan yang berguna bagi para pengusaha akar wangi, seperti program penyuluhan bagi


(22)

petani, bagaimana menghasilkan akar wangi yang baik dan berkualitas dengan cara-cara dan disiplin yang baik. Kepada penyuling peyuluhan bagaimana menghasilkan minyak akar wangi yang baik dan berkualitas tinggi serta jumlah yang banyak, sehingga dapat memenuhi pasar ekspor. Dan masih banyak lagi program-program yang disediakan koperasi ini.

Dengan merek ―Pulus Wangi Java Vetiver OIL‖ yang patenkan oleh Koperasi

Akar Wangi Garut ini mempunyai harapan dapat meningkatnya pembelian dari eksportir Minyak Akar Wangi, sehingga dapat memenuhi permintaan dunia, dan dapat merebut kembali pasr luar negeri yang kini telah dipegang negara pesaingnya yaitu Tahiti dan Borbone. Selain itu juga harapan dari didirikannya Koperasi Akar Wangi Garut, ini dapat mensejahtrakan para pengusaha akar wangi Kabupaten Garut. Selain itu dapat bekerjasamanya antara koperasi, pengusaha akar wangi dan pemerintah guna mengembalikan nilai akar wangi garut sebagai komoditas nomor satu dunia. Harga minyak akar wangi di pasar luar negeri untuk saat ini berkisar dari Rp. 850.000 sampai Rp. 1.500.000.

2.6 Prestasi Akar Wangi Garut 2.6.1 Minyak akar wangi

Produk minyak akar wangi dari Indonesia, atau biasa disebut java vetiver root oil, sangat dikenal di mancanegara.

Pasar luar negeri yang menyerap produk Minyak Akar Wangi Garut adalah penhusaha dari kawasan Asia, Eropa dan Amerika khususnya negara-negara seperti Singapura, India, Jepang, Hongkong, Inggris, Belanda, Jerman, Italia, Swiss, dan Amerika Serikat. Peluang ekspor untuk pemasaran minyak akar wangi yang juga masih cukup terbuka khususnya ekspor untuk kawasan asia selatan dan asia timur, eropa timur dan amerika selatan. Minyak Akar wangi asal Kabupaten Garut termasuk nominatif dunia. Pada tahun 2004 nilai penjualan ekspor


(23)

komoditas minyak akar wangi adalah sebesar 29.100kg senilai 1.175.920,0 US$.

2.6.2 Kerajinan Akar wangi

Selain minyak akar wangi, tanaman akar wngi pun dapat dijadikan kerajinan tangan yang bernilai cukup tinggi, Negara-negara yang menjadi tempat pemasaran antara lain, untuk penjualan sajadah telah diekspor ke timur tengah, boneka, taplak meja, tempat lilin, tempat lampu, gordeng, tas, dompet, dan kain tenun telah diekspor ke negara Malaysia, Korea, Jepang dan Cina.

2.7 Daftar Eksportir Minyak Akar Wangi Garut

No Nama

Perusahaan Alamat Komoditas

1 Haldin Pacipic Semesta, PT

Gedung Sentra Mulya Lantai 10 Jakarta 12940

Nilam, Cengkeh, Pala, Akar wangi,

Sereh Wangi

2 Indaroma, PT Jl, Cik Di Tiro No. 28 Yogyakarta

Cengkeh, Kenanga, Nilam, Akar Wangi,

Sereh Wangi

3 Jujur Mujur, CV

Perum Griya Permata Cisoka, Blok A4 Tanggerang Banten 15730

Nilam, Melati, Daun Jeruk Purut, Jahe,

Lada, Cendana, Akar Wangi, Pala

4 Kelma Niaga Sampurna, PT

Jl. Palem II Blok F No. 904 jakawampurna bekasi

selatan 17146

Nilam, Akar Wangi, Pala, Cendana,

Jahe

5 Merapi Jl. Kaliurang Km. 16,2 Yogyakarta 55582

Nilam, Akar Wangi, Pala, Cendana,


(24)

6 Scent Indonesia Jl. Tanah Abang III No. 6 Jakarta 10160

Cendana, Masoi, Cengkeh, Akar Wangi, Sereh Wangi

7 Vitaher, PT Jl. Jagalan No.30 Semarang

Melati, Jahe, Cengkeh, Nilam,

Akar Wangi Tabel 2.2 Daftar Perusahaan Konsumen Minyak Akar Wangi

(Sumber: Minyak Atisi Indonesia)

2.8 Negara Pesaing Minyak Akar Wangi Garut

Hanya Tahiti dan Borbone yang menjadi pesaing bagi usaha minyak akar wangi Garut. Dengan menggunakan teknologi yang lebih modern Tahiti da Borbone saat ini telah memegang pasar dunia, dengan kualitas yang sangat baik.

2.9 Menurunnya Kualitas Minyak Akar Wangi Garut

Menurunnya kualitas minyak akar wangi garut disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

1. Kenaikan BBM pada tahun 2005, minyak tanah sebagai bahan bakar penyulingan minyak akar wangi, memberikan dampak besar bagi pengusaha penyuling minyak akar wangi. Menyebabkan para penyuling minyak akar wangi memilih untuk menutup usahanya, dikarenakan tingginya harga bahan bakar, sehingga membuat anjlok pasaran harga minyak akar wangi dan tan bahan baku berupa tanaman akar wangi. Pada awalnya luas area pertanian akar wangi 2400 ha berkurang menjadi 1600 ha. Para penyuling dan petani akar wangi yang tutup beralih menjadi petani sayuran.

2. Teknologi yang masih sederhana, karena bahan bakar naik para penyulingpun kesulitan untuk mecari penggati minyak tanah sebagai


(25)

bahan bakar. Beberapa alternative pengganti seperti, kayu bakar, solar, dan batu bara pun pernah dicoba,Namun ternyata memperngaruhi kualitas dan proses kerja.

3. Kualitas bahan baku atau tanaman akar wangi, pemilihan bahan baku yang tepat sangat mempengaruhi kualitas minyak akar wangi, warna, bau, dan kandungan minyak yang berbeda-beda.

4. Kedisiplinan dari para petani dan penyuling juga menjadi salah satu faktor menurunnya kualitas minyak akar wangi. Faktor kedisipilinan dan focus mengikuti tahap-tahap yang benar dalam bercocok tanam akar wangi sesuai dengan standar internasional dalam Good Agriculture Practice (GAP) akan menghasilkan bahan baku yang baik, dan untuk para penyuling sesuai dengan standart internasional dalam Good Magnufacturing Practice (GMP) akan menghasilkan minyak akar wangi yang baik.

2.10 Peran Pemerintah dalam Keberadaan Akar Wangi Garut

Pemerintah Kabupaten Garut bukan sekadar mengimbau, membuat demplot, atau mengadakan penyuluhan semata. Lebih dari itu, upaya pembudidayaan dan pemasyarakatan akarwangi ditetapkan melalui Keputusan Bupati No 520/SK.196-HUK/96 tertanggal 6 Agustus 1996. Yang isinya penetapan beberapa kecamatan dijadikan setra akar wangi.

Dinas perindustrian juga memberikan sebuah laboraturium guna meneliti kualitas minyak akar wangi, yang terletak di desa Kamojang, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.


(26)

2.11 Kabupaten Garut

Gambar 2.3 Peta Kabupaten Garut

Kabupaten Garut, adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Garut. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.

Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Gunung - gunung di Garut antara lain adalah Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan Garut dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.


(27)

Sumber mata pencaharian penduduk Garut sebagian besar merupakan dari hasil pertanian dan perkebunan, karena didukung dengan letak geografis Kabupaten Garut yang sangat baik untuk perkebunan dan pertanian.

2.11.1 Kondisi Geografis Garut

Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, yang dibagi lagi atas 420 desa dan 19 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Garut. Kabupaten Garut terletak di Selatan dan 107º25'8 - 108º7'30

Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²).

2.11.2 Iklim dan Cuaca Garut

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate). Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

2.11.3 Kecamatan di Kabupaten Garut

Kabupaten Garut memiliki 42 Kecamatan diantaranya :

Tabel 2.3 Kecamatan di Kabupaten Garut

Banjarwangi Cibatu Cisewu Kersamanah Pamulihan Sucinaraja

Banyuresmi Cibiuk Cisompet Leles Pangatikan Sukaresmi

Bayongbong Cigedug Cisurupan Leuwigoong Pasirwangi Sukawening

Balubur Limbangan Cihurip Garut Kota Malangbong Peundeuy Talegong

Bungbulang Cikajang Kadungora Mekarmukti Samarang Tarogong Kaler

Caringin Cikelet Karangpawitan Pakenjeng Selaawi Tarogong Kidul


(28)

2.12 Analisa SWOT

Analisa ini dipakai guna menemukan kemungkinan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kawasan minyak akar wangi Garut.

Kekuatan Kelemahan

Kualitas Minyak Akar wangi Garut

sangat baik Belum memiliki identitas

Sudah menjadi nominatif dunia Teknologi yang masih sederhana Ekspor minyak akar wangi sudah

mencapai eropa, dan asia Masih kurang dikenal Kurang perhatian dari pemerintah

Peluang Ancaman

Menjadi penghasil minyak akar

wangi dunia Negara pesaing Tahiti dan Borbone Tabel 2.4 Analisa SWOT

2.13 Khalayak Sasaran

Target sasaran secara umum dalam promosi Minyak Akar Wangi Garut, terbagi berdasarkan kepada :

2.13.1 Letak Geografis

Target sasaran minyak akar wangi Garut berdasarkan dari letak geografisnya adalah, industri – industri minyak atsiri yang ada di Indonesia, yang nantinya dari industri nasional akan di ekspor ke lar negeri.

2.13.2 Demografis

Sasaran dalam pengembangan promosi minyak akar wangi garut dalam sudut pandang demografis adalah para pengusaha minyak


(29)

atsiri baik industri kecil maupun industri besar bertaraf nasional, yang diharapkan permintaan ekspor akan semakin meningkat.

2.13.3 Psikografis

Dilihat dari sudut pandang psikografisnya target sasaran yang dapat dijadikan acuan adalah, industri yang merupakan yang berperan sebagai personal konsumen.


(30)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN

3.1 Strategi Komunikasi 3.1.1 Tujuan Komunikasi

Strategi yang dipilih diatas bertujuan untuk :

1. Mempermudah target sasaran untuk mengetahui produsen atau tempat asal minyak akar wangi Garut

2. Mengangkat potensi daerah Garut, yang selanjutnya menjadi contoh bagi usaha yang lain di Jawa Barat

3.1.2 Pesan Utama

Pesan utama yang dijadikan kata kunci dalam pembuatan identitas

visual ‖Pulus Wangi java vetiver oil‖ (Minyak Akar Wangi Garut) adalah

―MINYAK AKAR WANGI KUALITAS DUNIA‖

3.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif dalam promosi minyak akar wangi Garut sebagai tempat penghasil minyak akar wangi di kota Garut dilakukan kepada beberapa bagian yang terkait dalamnya :

Pertama pendekatan pemilihan nama produk pulus wangi diambil dari salah satu jenis akar wangi yang bernama pulus wangi yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak akar wangi.


(31)

Kedua pendekatan visual yang dipakai untuk mengenalkan kawasan Garut sebagai penghasil minyak akar wangi, yaitu dengan pengemasan Logo Pulus Wangi yang dibuat melalui pendekatan unsur dari minyak akar wangi itu sendiri.

Gambar 3.1 Studi Visual logo Pulus Wangi

Gambar 3.2 Logo Pulus Wangi java vetiver oil

Ketiga pendekatan komunikasi dengan pemilihan nama brand atau merek yang tepat sebagai identitas dari minyak akar wangi garut. Dengan menggunakan nama Pulus Wangi yang merupakan salah satu jenis baru akar wangi yang ditemukan oleh Ede Kadarusman, yang merupakan khas garut. yang hasil minyaknya sudah terkenal hingga pasar eropa. Java


(32)

Vetiver Oil adalah istilah Latin yang digunakan dalam penamaan minyak akar wangi dari indonesia. Sehingga terciptalah nama produk minyak akar wangi garut

―PULUS WANGI Java Vetiver Oil‖.

Keempat pendekatan komunikasi, dengan menggunakan Koperasi Akar Wangi Garut sebagai pelindung usaha ini. Yang mengeluarkan produk minyak akar wangi garut dengan merek ―Pulus Wangi java vetiver oil

dengan menggunakan pendekatan visual dibebarapa media promosinya tokoh Ede Kadarusman, yang merupakan ketua Koperasi Akar Wangi Garut, dan Ede adalah penemu akar wangi jenis baru yaitu Pulus Wangi, dan juga salah satu tokoh akar wangi Garut yang produk minyak akar wanginya menembus pasar Eropa.

Kelima pendekatan komunikasi melalui pemilihan tipografi yang sesuai dengan produk ―Pulus Wangi Java Vetiver Oil

Berikut ini tipografi yang digunakan dalam pengemasan media

Gambar 3.3 Logo type pulus wangi

Keenam pendekatan komunikasi dengan menambahkan jenis produk

minyak akar wangi dalam bahasa latin ―java vetiver oil‖. Dengan warna

hitam agar tegas dan mudah terbaca.


(33)

Ketujuh bentuk komunikasi yang lainnya adalah melalui warna, warna yang digunakan adalah warna – warna yang solid. Pengambilan unsur warna yang digunakan, mendekatkan kepada bendanya yaitu minyak akar wangi.

Gambar 3.5 Studi warna pulus wangi

3.3Strategi Media

peralatan kantor / stationary

Semua peralatan perusahaan digunakan dalam keperluan perusahaan.

Merchandise

Semua marchendise ini bisa didapatkan dengan berbelanja dengan


(34)

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1 Label Produk

Ukuran : 30 x 20 cm

Bahan : Vinyl

Teknis Produksi : Digital Printing


(35)

4.2 Label Sample

Ukuran : 3 x 2.5 cm

Bahan : Vinyl

Teknis Produksi : Digital Printing


(36)

4.3 Map

Ukuran : 49 x 33 cm

Bahan : Countur Paper / art paper

Teknis Produksi : Cetak offset

Map ini berfungsi sebagai wadah agar document dapat tersusun dengan rapih di dalamnya.


(37)

4.4 Kop Surat

Ukuran : 33 x 21 cm

Bahan : Plain Paper

Teknis Produksi : Cetak Offset


(38)

4.5 Amplop

Ukuran : 23 x 11 cm

Bahan : Plain Paper

Teknis Produksi : Cetak Offset


(39)

4.6 X-banner

Ukuran : 160 x 60 cm

Bahan : Flexi Indoor

Teknis Produksi : Digital Printing

X-banner digunakan untuk keperluan promosi di tempatkan pada koperasi dan pada saat pameran.


(40)

Ukuran : 240 cm x 80 cm

Bahan : Kain

Teknis Produksi : Sablon

Umbul-umbul digunakan sebagai keperluan promosi


(41)

Ukuran : Menyesuaikan

Bahan : Stiker

Teknis Produksi : Digital Printing

Mobil Operasional digunakan sebagai keperluan distribusi produk ke konsumen dan keperluan perusahaan lainnya.


(42)

Ukuran : S, M, L

Bahan : Lacoste

Teknis Produksi : Bordir

Polo Shirt digunakan sebagai seragam karyawan


(43)

Ukuran : S, M, L

Bahan : Combat 30s

Teknis Produksi : Sablon

4.11 Topi

Ukuran : S, M, L

Bahan : Canvas

Teknis Produksi : Bordir


(44)

Ukuran : 33 x 21 cm

Bahan : Plastik

Teknis Produksi : Digital Printing

4.13

Notes

Ukuran : 9 x 7 cm

Bahan : Plain Paper

Teknis Produksi : Sablon


(45)

Ukuran : 20.5 x 5.5 cm

Bahan : Vinyl

Teknis Produksi : Digital Print

4.15

Cutting Stiker

Ukuran : 12 x 10 cm

Bahan : M3

Teknis Produksi : Cetak


(46)

Ukuran : 4.4 cm

Bahan : Vinyl

Teknis Produksi : Digital Print

4.17 Gantungan Kunci

Ukuran : 4.4 cm

Bahan : Akrilik 5mm

Teknis Produksi : Grafir


(47)

Ukuran : Menyesuaikan

Bahan : Vinyl

Teknis Produksi : Digital Print

4.19 Jam Dinding

Ukuran : 13.5 cm

Bahan : Glossy Paper

Teknis Produksi : Digital Printing


(48)

Ukuran : 23 x 11 cm (Mug Size)

Bahan : Kramik

Teknis Produksi : Press Digital


(49)

Amanah-32. 2009 (08 Mei). Mengais Rezeki dari Akar Wangi.

Suaramerdeka.com. Tersedia di :

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/05/08/62680/Men gais.Rezeki.dari.Akar.Wangi [08 November 2009]

Departemen Pertanian. (1989). Pembinaan dan Pengembangan Budidaya Akar Wangi Melalui Konservasi Terpadu di Kabupaten Garut Jawa Barat. Jakarta : Departemen Pertanian RI.

Dian Adijaya S, Tri Susanti. 2008 (07 Juli). H. Ede Kadarusman Upaya Taklukkan Eropa. Trubus-online.co.id. Tersedia di :

http://www.trubus-online.co.id/members/ma/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=1&arti d=1357 [08 November 2009]

garutkab.go.id. 2008 (30 Desember). Minyak Akar Wangi. Tersedia di :

http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/khas_pk_akarwangi [28 Juni 2009]

Minyak Atsiri Indonesia. (2009). Minyak Atsiri Indonesia. Tersedia di : http://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/2009/06/10/minyak-atsiri-indonesia/ [11 desember 2009]

Poewadarminta, W. J. S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia (pp1141). Jakarta : Balai Pustaka

TRUBUS no. 468 edisi november 2008/XXXIX. Minyak Asiri Rp 140-juta/kg, 18-29.

Wikipedia. (2009). Minyak Atsiri. Tersedia di :


(50)

Wikipedia. (2009). Minyak Atsiri. Tersedia di :


(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(1)

43


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)