Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

30 pengumpulan data mengenai indikator-indikator kualitas produk, sebab sebagian besar konsumen PT. Primatexco Indonesia berada di luar negeri sehingga data mengenai kualitas produk sulit diperoleh.

E. Kerangka Berpikir

Dalam era persaingan bebas dewasa ini, perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama. Untuk dapat terus eksis dalam persaingan tersebut, perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang berkualitas bagi konsumen yang menggunakan produknya. Perhatian penuh kepada kualitas akan memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara, yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan. Dampak pada biaya produksi dapat dilihat dari produk yang dihasilkan. Kesesuaian produk dengan standar-standar perusahaan maka produk akan bebas dari tingkat kerusakan yang tinggi. Hal ini akan mencegah terjadinya pemborosan dan inefisiensi biaya produksi. Dampak pada pendapatan terjadi pada peningkatan penjualan atas penjualan kualitas produk dengan harga kompetitif. Hal ini, disebabkan konsumen pada umumnya akan memilih produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif. Untuk itu, diperlukan adanya perencanaan biaya-biaya yang ada dalam perusahaan agar lebih efektif dan efisien mungkin, khususnya pada biaya kualitas yang ada dalam perusahaan. Karena biaya kualitas sangat penting 31 dalam pemenuhan mutu yang baik dan dalam memproduksi produk yang berkualitas. Menurut Hansen Mowen 2001 : 220, biaya kualitas berfungsi untuk mengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan produk rusak. Sehingga biaya kualitas sangat penting dalam mempertahankan kualitas produk. Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pembentukan produk yang berkualitas rendah, dan dengan “opportunity cost” dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas Hansen dan Mowen, 2001 : 220. Untuk mencapai produk yang berkualitas perusahaan harus mempertahankan efisiensi biaya dengan menyusun perencanaan serta pengendalian secara tepat. Oleh sebab itu, penyusunan biaya kualitas sangat penting untuk dilakukan secara terencana dengan baik untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Di dalam penentuan biaya kualitas, dapat dikelompokkan menjadi biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Dari keadaan tersebut, secara garis besar biaya kualitas dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Biaya pengendalian terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian, dan biaya kegagalan terdiri dari biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Untuk meningkatkan produk dan memperoleh keuntungan yang diinginkan, perusahaan harus dapat menekan jumlah produk yang rusak sehingga produk yang berkualitas dapat ditingkatkan. Untuk itu, perusahaan 32 harus dapat mengoptimalkan biaya kualitas perusahaan, sehingga tidak menimbulkan biaya yang tinggi dan produk rusak dapat ditekan seminimal mungkin. Semakin rendah prosentase produk rusak, maka semakin tinggi persentase kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Penentuan biaya kualitas yang optimal merupakan salah satu cara perusahaan untuk dapat melakukan pengendalian biaya kualitas sehingga biaya kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak terlalu besar dan produk rusak dapat ditekan dan produk yang berkualitas dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Dalam penentuan biaya kualitas menggunakan perhitungan dari masing-masing komponen biaya kualitas, yaitu biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Namun untuk menentukan biaya kualitas optimal yang digunakan adalah biaya pengendalian, karena biaya pengendalian merupakan biaya yang dapat dikendalikan oleh perusahaan dalam penentuan biaya produksinya dan biaya ini terjadi sebelum proses produksi sehingga pemborosan biaya dan jumlah produk rusak dapat ditekan semaksimal mungkin. Setelah dilakukan penentuan biaya kualitas optimal, manajemen juga harus menetukan standar biaya kualitas yang akan digunakan sebagai bahan acuan perusahaan untuk mengeluarkan biaya kualitas untuk meningkatkan kualitas produknya. Selain itu, manajemen tingkat atas juga harus melakukan analisa lebih lanjut terhadap biaya kualitas dengan menggunakan dasar perbandingan. Dasar perbandingan dalam hal ini adalah kualitas produk. Dengan menggunakan dasar perbandingan kualitas produk, maka manajemen 33 akan mengetahui seberapa besar pengaruh optimalisasi biaya kualitas terhadap kualitas produk yang dihasilkan dan seberapa besar produk rusak yang dapat ditekan dengan adanya optimalisasi biaya kualitas tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penentuan biaya kualitas yang optimal dalam perusahaan, sehingga dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan dan menetapkan biaya-biaya dalam perusahaan secara optimal. Sehingga dalam pelaksanaan produksi tidak terjadi pemborosan dan inefisiensi. Gambar 2.1 Kerangka Pikir

F. Hipotesis