Pertumbuhan tajuk tanaman Pertumbuhan akar Relative Water Content RWC Aktifitas senyawa dan enzim antioksidan

1. Pertumbuhan tajuk tanaman

Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan ketika tanaman telah mendapat perlakuan cekaman kekeringan pada umur 65 hari. Pengamatan yang dilakukan meliputi: a. Tinggi tanaman b. Jumlah daun trifoliat c. Jumlah cabang d. Bobot kering tajuk

2. Pertumbuhan akar

Pertumbuhan akar diamati dengan melakukan destruksi pada tanah didalam polibag yang telah diambil tajuk dan daunnya dengan hati-hati, agar tidak merusak sistem perakaran tanaman. Pengamatan akar yang dilakukan adalah : a. Panjang akar b. Bobot kering akar.

3. Relative Water Content RWC

Pengukuran RWC dilakukan dengan mengambil bagian daun tanaman yang telah mengembang sempurna fully expanded leaf menggunakan kock bor sehingga terbentuk lingkaran daun berdiameter 1 cm sebanyak 10 lembar. Bagian daun ini ditimbang berat basahnya, lalu dilakukan perendaman dalam air selama 24 jam dan selanjutnya ditimbang berat jenuhnya, untuk mengetahui besarnya air maksimum yang dapat diserap jaringan. Selanjutnya daun dikering oven pada suhu 80 C selama 48 jam dan diukur bobot keringnya. Untuk mengetahui persentase nilai RWC digunakan persamaan Prochazkova et al. 2001 yaitu: RWC = berat basah – berat kering x 100 berat jenuh – berat kering 4. Pengukuran kadar air tanah KAT Kadar air tanah diukur selama perlakuan cekaman kekeringan, yang diamati ketika dilakukan destruksi sampel yaitu pada hari ke 0, 4, 8, 10, 12, dan 14 pada varietas tanaman budidaya dan pada hari ke 0, 4, 8, 10, 14,16, 20, dan 24 pada kedelai liar setelah perlakuan kekeringan. Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel masing-masing sebanyak 50 g tanah pada bagian atas, tengah dan bawah dari tiap-tiap polibag. Tanah dibungkus dengan kertas dan dioven pada suhu 70 C selama 72 jam, lalu ditimbang bobot keringnya dan diambil angka rata-ratanya.

5. Aktifitas senyawa dan enzim antioksidan

Daun tanaman seberat 0,2 g ditambahkan 50 mM Bufer Fosfat pH 7.0, 1 wv polyvinyl polypyrrolydone dan 2 mM asam askorbat ASA. Sampel dihaluskan dalam mortar sampai diperoleh homogenat sebanyak 4 ml. Homogenat disentrifuse pada 15.000 g selama 30 detik pada suhu 4 C. Selanjutnya supernatan dipisahkan dan siap dianalisis. a. Enzim Glutation Peroxidase GPX Pengamatan aktifitas enzim GPX dilakukan berdasarkan metode yang dilakukan oleh Jiang dan Huang 2001. Untuk mengukur aktivitas enzim GPX, maka 0,5 ml supernatan hasil ekstraksi ditambahkan kedalam tabung reaksi yang telah diisi 0,2 M Bufer fosfat pH 7,0, 0.5 mM EDTA, 10 mM NaNO 3 0,1 ml, 10 mM GSH 0,1 ml, 1.6 mM NADPH 0,1 ml, dan 2,5 unit GR 0,1 ml. Tabung diletakkan pada alat spektrofotometer, selanjutnya pada tabung ditambahkan 4 mM H 2 O 2 0,1 ml dan diukur tingkat oksidasi NADPH. Aktivitas GPX ditentukan melalui pengukuran menggunakan spektrofotometer berdasarkan kepada oksidasi NADPH pada panjang gelombang 340 nm. Aktivitas enzim diekspresikan sebagai nmol dari NADPH yang dioksidasi per mg protein per menit b. Enzim Glutation Reduktase GR Pengamatan aktifitas enzim GPX dilakukan berdasarkan metode yang dilakukan oleh Cakmak dan Marschner 1993. Untuk mengukur aktivitas enzim GR, 0,15 ml supernatan ditambahkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi 1 mM EDTA, 0,5 mM Glutation disulfida GSSG, 0,15 mM NADPH dan 100 mM buffer Sodium Fosfat pH 7,8. Selanjutnya diukur tingkat oksidasi NADPH yang terjadi menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm Aktivitas GR ditentukan melalui pengukuran menggunakan spektrofotometer berdasarkan kepada oksidasi NADPH pada panjang gelombang 340 nm. Aktivitas enzim diekspresikan sebagai nmol dari NADPH yang dioksidasi per mg protein per menit. c. Enzim Superoxida Dismutase SOD Pengamatan aktifitas enzim SOD dilakukan berdasarkan metode yang dilakukan oleh Jiang dan Huang 2001. Untuk mengukur aktivitas enzim SOD, 0,05 ml supernatan ditambahkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi 0,2 mL EDTA 0,1 M, 0,1 mL Nitroblue tetrazolium NBT, serta buffer fosfat 0,0067 M pada pH 7,8. hingga diperoleh campuran sebanyak 3 ml. Setelah itu campuran tersebut diinkubasikan kedalam kotak cahaya dengan diberi penerangan lampu Neon 20 watt selama 3 menit, dimana sebelumnya kotak telah dipanaskan selama 15 menit. Setelah itu campuran ditambahkan 0,05 ml riboflavin 0,12 mM dan diinkubasikan kembali. Pengukuran dilakukan setiap 1 menit dengan mengukur tingkat absorbansinya pada panjang gelombang 560 nm.

6. Analisis prolin