Aktivitas Urease pada Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan Berbeda

Tabel 4. Urease merupakan enzim yang sangat sensitif terhadap tingkat pengelolaan lahan, sehingga tanah-tanah yang menerima no- atau minimum tillage biasanya aktivitas enzimnya lebih tinggi. Penggunaan lahan yang intensif mempengaruhi kandungan C-biomassa mikroba tanah yang secara tidak langsung mempengaruhi juga aktivitas urease r =0.47. Selain itu pengolahan tanah dan penutupan lahan juga mempengaruhi total mikroba dan respirasi tanah Tisdale et al. , 1985; Gianfreda dan Bollag, 1996. Oleh karena itu aktivitas mikroba dan enzim terbesar berada pada zona rhizosfer. Hal ini dikarenakan biomassa mikroba tanah merupakan penghasil utama enzim sekaligus sebagai indeks aktivitas enzim terbaik yang mempunyai kapasitas dan kecepatan metabolisme yang tinggi Parkison, 1979 dalam Djajakirana, 2004. Komunitas suatu mikroba tanah tak lepas dipengaruhi juga oleh sifat fisik dan kimia tanah, di antaranya porositas, agregat tanah, kadar liat dan kandungan C-organik tanah Scuttter dan Dick, 2002, sedangkan faktor luar yang juga dapat mempengaruhi aktivitas enzim ini adalah tingkat pengelolaan lahan.

4.3. Aktivitas Urease pada Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan Berbeda

Aktivitas urease pada jenis tanah dan penggunaan lahan berbeda disajikan pada Tabel 3. Aktivitas urease tanah ditetapkan dengan mengukur produk dari hidrolisis urea oleh urease yaitu [NH 4 + -N] yang terukur pada FIAstar dengan ë 590-720 nm. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pada Andosol dengan penggunaan lahan yang dapat dikategorikan menjadi dua yaitu tanaman hortikultur kubis, kentang dan bawang daun dan perkebunan teh, urease tanah dengan penggunaan lahan perkebunan lebih tinggi dibandingkan penggunaan tanaman hortikultur. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pada penggunaan lahan kedua tingkat pengelolaan lahan, pemupukan pupuk inorganik dan pemberian pestisida lebih intensif sehingga menciptakan kondisi tanah terutama daerah rhizosfer memiliki struktur agregat tanah yang kurang baik, iklim mikro yang sesuai bagi mikroba penghasil enzim terganggu, serta lebih rendahnya kandungan N-total, C-organik, total mikroba, respirasi dan kandungan C mic tanahnya Tisdale et al., 1985; Gianfreda dan Bollag, 1996; Schutler dan Dick, 2002; Siallagan, 2004. Selain itu juga didapatkan bahwa aktivitas urease Andosol lebih tinggi kisaran 84.30-116.68 mg NH 4 + -N kg -1 . 2jam -1 dibandingkan jenis tanah lainnya. Hal ini sejalan dengan cukup tingginya kadar air, N-total dan C-organik tanah, total mikroba, respirasi tanah, serta didukung oleh kandungan C mic yang tinggi pada jenis tanah tersebut. Pada Latosol dengan penggunaan lahan tanaman hortikultur cabe, singkong dan pisang, perkebunan tembakau, coklat, teh dan tebu, dihutankan hutan primer, hutan penaung, jati dan pinus, serta disawahkan, aktivitas ureasenya tinggi pada lahan yang digunakan sebagai hutan dan perkebunan. Hal ini terjadi karena pada lahan hutan dan perkebunan kadar airnya relatif lebih tinggi, kadar liat yang rendah sehingga daya adsorbsi terhadap enzim ini rendah, cukup tingginya N-total, C-organik dan total mikroba, serta pengelolahan lahan, pemupukan dan pemberian pestisida yang tidak atau relatif kurang intensif. Siallagan 2004 juga mendapatkan bahwa pada Latosol Darmaga, aktivitas urease terlihat lebih tinggi pada penggunaan lahan rumput, bambu dan kebun durian yang relatif tidak mengalami pengolahan tanah yang intensif. Peningkatan beberapa unsur logam berat di antaranya Cu II, Zn II, terutama Fe II dan Mn II seiring peningkatan Eh dan pH tanah mendekati netral pada lahan yang disawahkan juga dapat menghambat aktivitas enzim urease Gianfreda dan Bollag, 1996; Ryan deMares, 1997. Aluvial dengan penggunaan lahan tanaman hortikultur mentimun, cabe dan kacang tanah, perkebunan tebu dan pekarangan mangga dan pisang, urease paling rendah dijumpai pada lahan yang ditanami cabe dan kacang tanah karena pengelolaan lahan yang lebih intensif, di mana urease merupakan enzim yang sangat sensitif terhadap pengolahan lahan. Pada jenis tanah ini aktivitas ureasenya tergolong rendah 33.74-88.65 mg NH 4 + -N kg -1 .2jam -1 dibandingkan jenis tanah lain, dan tercermin dengan rendahnya N-total, C-organik, respirasi dan total mikroba, serta cukup tingginya kadar liat pada jenis tanah tersebut. Sedangkan Regosol dengan penggunaan lahan hutan jati memiliki aktivitas urease lebih tinggi dibandingkan penggunaan lahan tegalan, karena lebih tingginya kadar air, kandungan N-total dan C-organik, serta respirasi tanahnya. Rendahnya aktivitas urease diduga disebabkan oleh lebih tingginya kandungan sodium dalam tanah karena masih adanya pengaruh air laut pada kedua tanah ini. Pada tanah organik dan bahan kompos aktivitas urease cenderung lebih tinggi dibandingkan tanah mineral 74.46-352.04 mg NH 4 + -N kg -1 .2jam -1 . Aktivitas urease Organosol yang digunakan sebagai kebun sayuran lebih tinggi dibandingkan kebun lidah buaya dan bahan kompos karena kadar air, N-total dan C-organik, respirasi, total mikroba, serta kandungan C mic nya cukup tinggi. Tingginya suplai C-organik dalam bahan organik dapat merangsang aktivitas enzim terutama enzim ekstraselular yang di antaranya adalah urease Cai, 2002. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa rata-rata total aktivitas urease pada tanah mineral sebesar 95.64 mg NH 4 + -N kg -1 .2jam -1 , sedangkan pada tanah organik dan bahan kompos sebesar 225.42 mg NH 4 + -N kg -1 .2jam -1 . Nilai ini lebih tinggi dibandingkan tanah mineral di daerah sub tropik yaitu 64 mg NH 4 + -N kg -1 . 2jam -1 Tabatabai dan Klose, 1999.

4.4. Fluktuasi Aktivitas Urease pada Beberapa Jenis Tanah dan