3. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Koi
Koi berasal dari ikan karper hitam, sehingga secara sistematik koi dapat diklasifikasikan sebagai berikut Yusuf, 2002.
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superklas : Gnasthostomata Kelas
: Osteichthyes Superordo : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Morfologi koi tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis ikan yang lain yaitu terdiri atas bagian kepala, badan dan bagian mulut. Bagian badan memiliki pigmen atau warna
seperti Xantofora kuning, Melanofora hitam, gunofora putih kemilauan dan Eritrofora merah. Bagian kepala mirip dengan ikan mas koki, tetapi dilengkapi dengan
satu sungut, sedangkan bagian mulut koi tidak terlalu lebar dan bagian rahang tidak memiliki gigi. Gigi yang digunakan untuk mengunyah makanan terletak pada bagian
tenggorokan.
Penentuan jenis kelamin ikan koi pada saat ini dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan metode jaringan secara morfologi dan metode histologis.
Secara morfologi, koi jantan dan betina dapat dibedakan dengan jelas. Perbedaan itu dapat dilihat dari beberapa ciri Agoes.et.al, 2002 yaitu :
1. Koi jantan bertubuh lebih ramping dibandingkan dengan koi betina 2. Perut koi jantan mengecil sedangkan koi betina perutnya membesar
3. Warna koi jantan lebih menyolok atau nyata dibandingkan dengan koi betina yang berwarna kuning menyolok
4. Bagian anus koi jantan menonjol cembung sedangkan koi betina bagian anus cekung ke dalam
5. Koi jantan memiliki tutup insang kasar sedangkan koi betina memiliki tutup insang halus
6. Pada koi jantan, jika bagian perut ke anus dipijit akan mengeluarkan cairan putih seperti susu sedangkan pada koi betina cairanya bening
7. Gerakan koi jantan lebih gesit dibandingkan dengan koi betina. 8. Pertumbuhan koi jantan lebih lambat daripada betina seumurnya
Jenis kelamin ikan koi dapat dibedakan saat ikan tersebut sudah cukup dewasa, kurang lebih saat mencapai ukuran 25 cm. Koi jantan umumnya memiliki bentuk tubuh
yang lebih ramping dengan ujung tubuh yang meruncing, kepalanya tampak lebih besar dari tubuhnya, sementara ikan koi betina memiliki kepala yang lebih kecil dan runcing.
Tepi sirip dada bagian pangkal koi jantan lebih tebal dan kuat daripada sirip koi betina. Tubuh betina terlihat gemuk dan lebih lembut bila ditekan, lubang pelvic koi jantan lebih
sempit dengan bentuk oval dan agak cekung. Induk koi jantan yang berkualitas
didapatkan setelah berumur kurang lebih dua tahun sedangkan untuk koi betina harus lebih dari tiga tahun Ria, 1995.
Untuk membedakan induk jantan dan induk betina memang agak sulit terutama jika ukurannya masih dibawah 25 cm. Induk yang dewasa harus berukuran minimum 40 cm,
sehingga tanda-tanda kelaminya tampak jelas Dayat dan Sitanggang, 2003.
a b
Sumber: Agoes.et.al 2002 Gambar 1. Ikan Koi Betina a dan Koi Jantan b
Secara Histologis, penentuan jenis kelamin ikan koi dilakukan pada saat ikan berumur 140 hari, caranya yaitu dengan mengambil ikan uji lalu diletakkan diatas gelas
objek dan dicacah, setelah itu diteteskan larutan asetokarmin dan didiamkan beberapa saat. Preparat ditutup dengan gelas penutup dan diamati dibawah mikroskop. Gonad ikan
koi betina akan terlihat berukuran lebih besar dibandingkan dengan gonad ikan koi jantan Zairin, 2002.
Koi yang ada di Indonesia memiliki banyak variasi terutama pola warna yang dihasilkan. Umumnya, pecinta ikan hias menggolongkan koi sebagai ikan hias biasa dan
ikan hias untuk kontes. Pada dasarnya, ikan koi yang ada di Indonesia dikelompokkan menjadi 2, yaitu
koi lokal dan koi impor. Koi lokal adalah hasil persilangan atau pembastaran antara koi Indonesia dan koi impor sedangkan koi impor adalah koi yang didatangkan dari Jepang.
Koi lokal memiliki perbedaan yang jelas dengan koi impor. Koi lokal memiliki warna yang kurang cemerlang dibandingkan dengan koi impor. Koi impor memiliki
warna yang lebih murni, warna putih tidak memudar kekuningan seperti koi lokal, bentuknya juga tidak pipih seperti koi lokal Agoes.et.al, 2002.
a b
Sumber: Agoes.et.al 2002 Gambar 2. Ikan Koi Impor a dan Ikan koi lokal b
Untuk menyatakan apakah seekor koi baik koi lokal maupun koi impor berkualias memang sangat susah, sehingga dibutuhkan suatu standar minimal agar koi
tersebut dikatakan berkualitas terutama karena koi berfungsi sebagai ikan hias, tentu saja harus memberi kepuasan kepada konsumennya.
2.2 Jaringan syaraf tiruan