ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENANGKAPAN PRODUKSI TERI NASI (STUDI KASUS NELAYAN DENGAN POLA KEMITRAAN DI DESA DUNGKEK KECAMATAN DUNGKEK KABUPATEN SUMENEP)

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENANGKAPANPRODUKSI TERI NASI
(STUDI KASUS NELAYAN DENGAN POLAKEMITRAAN DI DESA
DUNGKEK KECAMATAN DUNGKEKKABUPATEN SUMENEP)
Oleh: MUHAMMAD SAKTI ALI ( 01930007 )
Animal Fishery
Dibuat: 2008-06-13 , dengan 3 file(s).

Keywords: ANALISIS PENDAPATAN USAHA
Dalam usaha perikanan penangkapan, kesinambungan sebuah usaha
penangkapan harus mempunyai sebuah hubungan kerja sama baik antara pekerja
dengan juragan nelayan maupun sebuah perusahaan dengan nelayan karena
dengan kerja samalah peningkatan pendapatan semakin mempunyai nilai tambah.
Sebuah usaha yang dijalin dengan sebuah kerja sama adalah kemitraan dimana
kemitraan itu sendiri merupakan hubungan bisnis usaha dibidang perikanan yang
melibatkan satu atau sekelompok orang atau badan hukum dengan satu atau
beberapa kelompok orang atau badan hukum dimana masing- masing pihak
memperoleh penghasilan dari usaha agribisnis yang sama atau saling berkaitan
dengan tujuan menjamin terciptanya keseimbangan, keselarasan dan keterpaduan
yang dilandasi saling menguntungkan, saling memerlukan dan saling
melaksanakan etika bisnis.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besarnya penerimaan (revenue),

biaya produksi (cost), dan pendapatan (income) yang diperoleh nelayan sebagai
plasma pada pola kemitraan di PT. Kelola Mina Laut, manfaat dan kendala sosial
ekonomi yang diperoleh kedua pihak yang melakukan kemitraan usaha, dan
efisiensi ekonomis produksi teri nasi nelayan melalui kemitraan usaha dengan PT.
Kelola Mina Laut. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka
kesimpulan yang diperoleh adalah:
1. Rata-rata penerimaan (revenue) nelayan (plasma) kemitraan pada produksi
teri nasi sebesar Rp. 138.291.021 dan rata-rata biaya produksi (cost) teri nasi
sebesar Rp. 119.961.067, sehingga rata-rata pendapatan (income) plasma
kemitraan sebesar Rp. 18.329.954 selama lima minggu. Pendapatan tersebut
berasal dari produksi teri nasi selama lima minggu dengan jumlah rata-rata
produksi sebanyak 14.032 kilogram teri nasi. Hasil tersebut diperoleh
Plasma kemitraan yang memiliki perahu minimal 12 unit.
2. Manfaat secara sosial dan ekonomi kemitraan usaha bagi nelayan (plasma)
antara lain: a) hasil produksi teri nasi plasma kemitraan memiliki pembeli
yang jelas, b) Harga yang ditawarkan oleh pihak inti kemitraan memiliki
kejelasan dan sedikit lebih tinggi dibanding harga di pasar, c) Plasma
kemitraan tidak perlu menyediakan sarana transportasi ke pihak inti
kemitraan, d) Plasma kemitraan menyediakan sarana penimbangan pada
hasil produksi plasma kemitraan dan dapat diawasi langsung oleh pihak

plasma penimbangan, e) plasma kemitraan mendapatkan informasi dan
pengetahuan teknis dari pihak inti kemitraan, f) plasma kemitraan dapa t
mengajukan pinjaman melalui koperasi inti kemitraan dengan syarat dan
prosedur pinjaman yang lebih dipermudah. Sedangkan manfaat kemitraan

usaha bagi PT. Kelola Mina Laut (inti) antara lain: a) Pihak inti kemitraan
mendapat stok bahan baku teri nasi yang melimpah dari pihak plasma
kemitraan, b) pihak inti kemitraan mendapat dukungan penuh berupa akses
pemberdayaan untuk pihak plasma kemitraan dari perangkat desa, c) pihak
inti kemitraan mendapat dukungan penuh dari Dinas Perikanan Kabupaten
Sumenep, d) pihak inti kemitraan mendapatkan keuntungan finansial dari
penjualan bahan baku teri nasi dan dari angsuran pinjaman permodalan dari
plasma kemitraan.
3. Kendala-kendala yang mengganggu jalannya kemitraan usaha antara lain: a)
Pada waktu-waktu tertentu pihak inti kemitraan mengalami kekurangan
pasokan teri nasi, yakni ketika cuaca buruk terjadi sehingga plasma tidak
berani ke laut untuk mencari ikan, b) Pada waktu-waktu tertentu tersebut
pihak inti kemitraan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mencukupi
kekurangan pasokan teri nasi karena harga jual teri nasi melonjak, c) sarana
jalan dari pantai ke gudang inti kemitraan belum memadai sehingga biaya

pemeliharaan sarana transortasi cukup besar, d) tidak semua nelayan
memenuhi persyaratan teknis untuk menjadi anggota kemitraan dengan
pihak inti, misalnya tidak memiliki perahu dan peralatan atau perlengkapan
produksi yang memadai.
4. Nilai Return Cost Ratio masing- masing plasma kemitraan yang diteliti lebih
besar dari 1 (efisiensi) yaitu dari 1,08 sampai dengan 1,21. Begitu pula
halnya dengan rata-rata Return Cost Ratio plasma kemitraan yang diteliti
sebesar 1,15. Hasil ini menunjukkan bahwa penerimaan usaha yang
diperoleh plasma kemitraan lebih besar sebanyak 1,15 kali lipat dari total
biaya produksi teri nasi.

In the arrested fishery business, continuity of arrested business had a
cooperation relation both of fisherman and the owner or a company and fisherman
because by cooperation the revenue would increase and had added value. A
business was implemented by a cooperation called partnership where represent
business relation in the fishery field that involved one or group or law institution
where each of party obtained income from the same agribusiness with a purpose
to guarantee equality, compatibility and integrity based on profitable, needed each
other and implemented business ethics.
The objective of this research was to know revenue, production cost and

income was obtained by fisherman as plasma at partnership pattern at PT. Kelola
Mina Laut, benefit and social economy constraint was obtained both of party was
conducted partnership and economic efficiency of small fish rice production of
fisherman through partnership with PT. Kelola Mina Laut. Based on research
result and data analysis, the conclusion was obtained as follows:
1. The revenue average of partnership fisherman (plasma) at small fish rice
of 138.291.021 rupiahs and average cost production of small fish rice
119.961.067 rupiahs, so that income average of plasma partnership
18.329.954 rupiahs for five weeks. Income from small fish production for
five weeks with total average of production 14.032 kilograms of small fish

rice. That result was obtained plasma partnershiphad boat minimum 12
units.
2. The benefit as social and economic of partnership to fisherman (plasma)
among others: a) production result of small fish plasma partnership had
real buyer, b) the offering price by partnership inti party had been clear
and a little bit higher than market price, c) the plasma partnership needn’t
to provides transportation to the partnership party, d) the plasma
partnership provides weighing machine at the production result of plasma
partnership and controllable directly by weighing machine plasma party, e)

the plasma partnership get information and technical kno wledge from the
partnership party, f) the plasma partnership can proposed a loan through
Koperasi Inti Kemitraan with required and loan procedure that made
easier. The benefit of business partnership for PT. Kelola Mina Laut (inti)
among others: a) The partnership party obtained stock of small fish rice
material over from plasma partnership party, b) the partnership party
obtained full support include empowerment access to plasma partnership
party from the village official, c) the partnership party obtained full
support from the fishery department of Sumenep regency, d) the
partnership party obtained financial advantage of selling small fish rice
material and installment of capital loan from the partnership plasma.
3. The constraint that disturb business partnership among others: a) at the
certain time, the partnership party experienced lack of small fish material,
that was when the bad weather occurred so that fisherman didn’t brave to
looked for fish on the sea, b) at the certain time, the partnership party must
released extra cost to fulfill lack of small fish material because of selling
price of small fish rice raised, c) the road equipment from the beach to
warehouse of partnership core was not well so that maintenance cost of
transportation equipment was high, d) not all of fisherman fulfill technical
requirement to be partnership member with inti party, for example had no

boat and equipment of production well.
4. Return Cost Ratio assess of each of plasma partnership researched bigger
than 1 (efficiency) that was 1,08 to 1,21. Thus, average of Return Cost
Ratio of plasma partnership researched 1,15. The result indicated that
revenue of business was obtained by plasma partnership bigger as 1,15
times fold from total production cost of small fish rice.

Dokumen yang terkait

Analisis Finansial Usaha Pembibitan Lebah Madu(Studi Kasus: Desa Samurakelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo)

6 46 61

Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan Bilih Di Danau Toba Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus : Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir

4 69 61

Analisis Perbedaan Usaha Penangkapan Ikan Menggunakan Perahu Motor Dan Perahu Tanpa Motor di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus: Desa Pesisir, Kec. Tanjung Beringin)

5 86 58

Analisis Perbandingan Pemasaran Ikan Melalui Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Dengan Sistempemasaran Tradisional (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

9 88 109

Analisis Masalah Kemiskinan Nelayan Tradisional Di Desa Padang Panjang Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

4 53 173

Analisis Kelayakan Usaha Gula Aren (StudiKasus :Desa Mancang, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat)

42 190 67

STUDY PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA DI DESA DUNGKEK KECAMATAN DUNGKEK KABUPATEN SUMENEP MADURA

0 4 1

PERILAKU NELAYAN DESA SAP EKEN, KECAMATANSAPEKEN, KABUPATEN SUMENEP(Studi Kasus Nelayan Potasium di Kepulauan Desa Sapeken,Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep)

0 23 2

Elastisitas kesempatan kerja pada industri kerajinan ukiran kayu/souvenir di desa Bancamara kecamatan dungkek kabupaten Sumenep

0 4 40

ANALISIS SUPPLY CHAIN DAN EFISIENSI PEMASARAN GULA SIWALAN DI KABUPATEN SUMENEP, JAWA TIMUR (Kasus Di Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep) ANALYSIS SUPPLY CHAIN AND MARKETING EFFICIENCY OF PALMYRA SUGAR IN SUMENEP REGENCY, EAST JAVA (Case In Dungkek Dist

0 0 10