Teknik Penokohan dalam Drama

lembaga yang ada di dunia nyata. Dengan kata lain, tokoh tipikal adalah tokoh yang sedikit ditampilkan sisi individualitasnya. Sebaliknya, tokoh netral adalah tokoh yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Tokoh netral tidak berpretensi untuk mewakili atau menggambarkan sesuatu yang diluar dirinya, seseorang yang berasal dari dunia nyata.

2.2.2 Teknik Penokohan dalam Drama

Watak tokoh dalam drama dapat diketahui melalui teknik pembentukannya. Teknik-teknik tersebut meliputi teknik penokohan melalui monolog, teknik penokohan melalui dialog, teknik penokohan melalui jalan cerita yang tersembunyi, dan teknik penokohan melalui bahasa Asmara 1983. 1. Teknik Penokohan Melalui Monolog Semua dari pembentukan watak lebih jauh, tentu saja ditentukan lewat dialog. Ketika mempelajari tentang karakter-karakter itu seperti karakter-karakter tersebut bicara. Secara khusus seseorang dapat dengan cepat memahami karakter seorang tokoh apabila tokoh tersebut berbicara dalam kata-kata sendiri yang lebih panjang. Apabila ia seorang yang jahat maka ia akan menerangkan niat-niat jahatnya atau paling tidak harapan-harapan jahatnya; bila dia seorang yang demam cinta, dia memberikan pernyataan-pernyataan kalimat puitis atau cintanya yang membara; apabila seorang pahlawan, pikirannya terbagi dalam bentuk tugas dan cinta. Bicara pada diri sendiri dengan menggunakan kata-kata sendiri atau yang dikenal dengan monolog itu adalah salah satu peralatan yang ahli dari pembentukan watak Asmara 1983:66-67. 2. Teknik Penokohan Melalui Dialog Tidak hanya bahasa dari karakter sungguh-sungguh berbicara sendiri memberikan watak pada tokoh, akan tetapi bahasanya ketika berbicara dengan orang lain juga memberikan penerangan yang banyak tentang pribadinya. Bila seseorang berkata dengan suatu cara kepada atasannya dan menggunakan cara yang lainnya kepada bawahannya, dapat ditarik kesimpulan yang bermacam- macam. Bila ada suatu perbedaan yang besar diantara jenis bahasa yang digunakan ketika berbicara dengan orang lain, biasanya penontonpembaca akan diberikan segudang implikasi-implikasi Asmara 1983:67. 3. Teknik Penokohan Melalui Jalan Cerita yang Tersembunyi Seorang karakter dalam sebuah drama tidak pernah secara langsung digambarkan oleh penulisnya sendiri, walaupun demikian ada deskripsi-deskripsi dari karakter-karakter itu. Salah satu alat pembentukan karakter yang sering dilakukan ialah dengan memiliki seorang karakter dalam sebuah drama yang menceritakan sesuatu tentang karakter yang lainnya. Jalan cerita tadi disembunyikan dalam arti bahwa itu bukan komentar langsung penulis lakon drama tersebut. Oleh sebab itu ada suatu pengaruh yang kuat antara seorang karakter dengan karakter lainnya dari penulis lakon drama itu terhadap orang- orang dalam drama itu melalui kata-kata dan permainan-permainan mereka, dan pembentukan karakter tersebut melalui penggunaan jalannya cerita yang tersembunyi yang dibuat seorang karakter tentang karakter yang lainnya Asmara 1983:67-68. 4. Teknik Penokohan Melalui Bahasa Tidak bisa ditekankan terlalu sering dalam hal ini bahwa bahasa dari setipa karakter yang diberikan itu adalah betul-betul penting untuk perlengkapan- perlengkapan pribadi karakter itu. Tidak saja harus memberikan perhatian yang sungguh-sungguh kepada jenis kata-kata yang digunakan oleh karakter itu, tetapi juga harus cermat Asmara 1983:68. Berdasarkan uraian tentang teknik penokohan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik penokohan dalam drama meliputi: 1 teknik penokohan melalui monolog; 2 teknik penokohan melalui dialog; 3 teknik penokohan melalui jalan cerita yang tersembunyi; 4 teknik penokohan melalui bahasa.

2.2.3 Motivasi Tokoh sebagai Penggerak Cerita