kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah, sedangkan tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis
dan karakteristik limbah. Pada sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya, dikarenakan banyaknya industri yang berdiri. Dengan banyaknya
frekuensi limbah tentunya pembuangan limbah semakin tak terkendali. Umumnya limbah yang dibuang ke lingkungan akan mempengaruhi lingkungan
dimana limbah dibuang Djajadiningrad dan Harsono, 1990.
2.1.1 Sumber Air Limbah
Secara garis besar air limbah berasal dari beberapa sumber yaitu: a.
Limbah Cair Industri
Limbah cair industri adalah seluruh limbah cair yang berasal dari kegiatan industri Gunawan, 2006.
b. Limbah Cair Domestik
Limbah cair domestik adalah sisa air yang telah dipakai untuk kegiatan sanitasi manusia seperti minum, memasak, mandi, mencuci, menyiram
tanaman dan lain-lain Gunawan, 2006. c.
Air Limbah Rembesan Limpahan air hujan akan bergabung dengan air limbah, dan sebagian air
hujan tersebut menguap dan adapula yang merembes kedalam tanah dan akhirnya menjadi air tanah Sugiharto, 2008.
2.1.2 Jenis-jenis limbah
Menurut Widjajanti,
berdasarkan karakteristiknya
limbah dapat
digolongkan menjadi 4 macam yaitu:
a. Limbah Cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair.
b. Limbah Padat
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, kegiatan
perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat umum. c.
Limbah Gas dan Partikel Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh beberapa partikulat zat
limbah yang mengandung partikel asap dan jelaga, hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon asap kabut fotokimiawi, dan timah.
d. Limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung
maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemari lingkungan hidup dan membahayakan kesehatan manusia.
Beberapa bentuk bahan pencemaran adalah: Mercury Hg, Flour F, Nitrat NO3, Salenium Se, Chromium Cr, Cadmium Cd, Barium Ba yang
menyebabkan keracunan Juandi, 2009. Banyak perairan sungai yang tercemar oleh sisa-sisa cairan pembuangan industri. Hal ini menyebabkan zat-zat beracun
yang terdapat pada cairan limbah tersebut terlarut dan terbawa masuk ke perairan sungai. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator
terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air bersih adalah jika tingkat D.O atau Dissolved Oxygen
oksigen terlarut tinggi, sedangkan BOD Biochemical Oxygen Demand dan zat padat terlarutnya rendah Wijaya, 2009.
Adapun harga resistivitas dari berbagai limbah dapat pada tabel 2.1 dibawah ini:
Tabel 2.1 harga resistivitas beberapa jenis limbah
Jenis limbah Resistivitas Ωm Referensi
Sampah pada pasir 41,61-81
Distrik, I.W Sampah pada tanah
10,4-31,9 Distrik, I.W
Sampah pada campuran 17,4-62,7 Distrik, I.W
Polutan cair oli pada pasir
2,09-4,36 Suhendra 2005
Pasir besi pada lempung 172-359 Suhendra 2005
Polutan pasir Air bersih
89,3-457 10-100
Ngadimin dan
Handayani,G 2000 Looke, 2000
Menurut Sugiharto 2008, indikasi pencemaran dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian sebagai berikut:
a Perubahan pH tingkat keasaman atau konsentrasi ion hidrogen. Air
normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran 6,5-7,5. Air limbah yang belum terolah dan memiliki pH
diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggu organisme di dalamnya.
b Perubahan Warna, Bau dan Rasa.
Air normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak jernih. Bila kondisi air warnanya berubah, maka hal tersebut merupakan salah satu
indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau bisa berasal dari limbah industri atau hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup
dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau, sehingga mengubah rasa.
c Timbulnya Endapan, Koloid dan Bahan Terlarut.
Endapan, koloid dan bahan terlarut yang berasal dari adanya limbah industri berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak
terlarut sempurna akan mengendap di dasar sungai,dan yang larut sebagian akan menjadi koloid yang akan menghalangi bahan-bahan organik.
2.3 Geolistrik Tahanan Jenis