52
52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pemeriksaan Bahan Beton 4.1.1. Air
Pemeriksaan terhadap air dilakukan secara visual yaitu air harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan garam sesuai persyaratan
air minum. Dalam pemeriksaan air dari laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang dalam kondisi tidak berwarna dan tidak
berbau, sehingga dapat digunakan dalam pembuatan beton karena telah memenuhi syarat SK SNI-S-04-1989-F.
4.1.2. Agregat Halus Pasir a. Berat Jenis Pasir
Pasir yang digunakan merupakan pasir Muntilan. Pemerikasaan berat jenis pasir dilakukan dengan 2 sampel, kemudian diambil nilai
rata-rata. Pemeriksaan berat jenis pasir didapat nilai sebesar 2,56 Lampiran 1.
Pasir yang dipakai dalam pembuatan beton termasuk dalam agregat normal berat jenis antara 2,5-2,7 sehingga dapat dipakai untuk beton
normal dengan kuat tekan 15-40 MPa Tjokrodimuljo S, 1996.
b. Gradasi Pasir
Dari Gambar 4.1 hasil pengujian gradasi agregat halus bahwa pasir Muntilan masuk dalam gradasi agregat halus agak kasar zone 2
53
53 dengan angka modulus halus butir sebesar 3,661. Berdasarkan SK SNI-
S-04-1989-F MHB agregat halus antara 1,50-3,80. sehingga memenuhi syarat Lampiran 2.
Gambar 4.1. Grafik uji gradasi pasir zone 2
c. Kadar Lumpur Pasir
Untuk pemeriksaan kadar lumpur pasir dilakukan dengan 2 sampel yang kemudian diambil nilai rata-rata. Kadar lumpur pasir sebesar
3,37, sehingga pasir yang digunakan memenuhi syarat SK SNI-S-04- 1989-F 5 Lampiran 3.
4.1.3. Agregat Kasar Kerikil a. Berat Jenis Kerikil
Kerikil yang digunakan dalam pembuatan beton merupakan kerikil Pudak payung,. Dengan butiran maksimum agregat kasar sebesar 20
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0.15 0.3
0.6 1.18
2.36 4.78
10 P
er se
nt as
e L
ol os
Ukuran Butiran mm Sampel
Batas Bawah Batas Atas
54
54 mm. pemeriksaan berat jenis kerikil didapat nilai sebesar 2,65
Lampiran 4.
b. Gradasi Kerikil
Dari Gambar 4.2 pengujian gradasi kerikil dengan butiran maksimum 20 mm didapat nilai Modulus Halus Butir MHB agregat
kasar sebesar 6,835. berdasarkan SK SNI-S-04-1989-F MHB agregat halus antara 6-7,10 sehingga memenuhi syarat Lampiran 5.
Gambar 4.2. Grafik analisis gradasi kerikil
c. Kadar Lumpur Kerikil
Untuk pemeriksaan kadar lumpur kerikil dilakukan dengan 2 sampel yang kemudian diambil nilai rata-rata. Kadar lumpur kerikil
sebesar 0,86, sehingga kerikil yang digunakan memenuhi syarat SK SNI-S-04-1989-F 1 Lampiran 6.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
P er
se nt
as e
L ol
os
Ukuran Butiran mm
ANALISIS GRADASI KERIKIL
Sampel Batas Bawah
Batas Atas
0.15 0.30 0.60 1.18 2.36 4.78 9.5 19 38.1
55
55
d. Keausan Agregat
Agregat kasar yang digunakan dalam pemeriksaan keausan agregat kasar atau Los anggles test dengan butir maksimum 20 mm didapat
prosentase keausan agregat sebesar 24,05 Lampiran 7.
4.1.4. Mix Design
Berdasarkan perhitungan rancangan campuran mix design adukan beton dengan bahan tambah superplasticizer dan silika fume dengan
pemakaian semen PPC dan semen PCC diperoleh kebutuhan bahan untuk 1 m
3
beton seperti pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Proporsi campuran adukan beton untuk setiap variasi sampel
per 1 m
3
Kode Sampel Air
Semen Super
Plasticizer Silika
Fume Pasir
Kerikil kg
kg kg
kg kg
kg PPC SP 2 SF 0
127.5 444
8.88 652
855 PPC SP 2 SF 5
127.5 444
8.88 22.2
652 855
PCC SP 2 SF 0 127.5
444 8.88
652 855
PCC SP 2 SF 5 127.5
444 8.88
22.2 652
855
Keterangan:
PPC SP 2 SF 0 = PPC SP 2 SF 5 =
PCC SP 2 SF 0 = PCC SP 2 SF 5 =
Beton Semen PPC Portland Pozzolan Cement dengan campuran bahan tambah Superplasticizer
sebesar 2 dan bahan aditif Silika fume sebesar 0 dari berat semen.
Beton Semen PPC Portland Pozzolan Cement dengan campuran bahan tambah Superplasticizer
sebesar 2 dan bahan aditif Silika fume sebesar 5 dari berat semen.
Beton Semen PCC Portland Composite Cement dengan campuran bahan tambah Superplasticizer
sebesar 2 dan bahan aditif Silika fume sebesar 0 dari berat semen.
Beton Semen PCC Portland Composite Cement dengan campuran bahan tambah Superplasticizer
sebesar 2 dan bahan aditif Silika fume sebesar 5 dari berat semen.
56
56
4.2. Hasil Pengujian Slump
Dengan penggunaan nilai fas 0,3 dan bahan tambah superplasticizer Sika Viscocrete-10 menjadikan nilai slump lebih tinggi. Dalam penelitian
ini, pemakaian bahan tambah superplasticizer Sika Viscocrete-10 untuk semua variasi sama yaitu sebesar 2. Superplasticizer merupakan bahan
tambah kimia yang mempunyai pengaruh dalam meningkatkan workability beton sampai pada tingkat yang cukup besar.
Dengan menambahkan bahan tambah superplasticizer Sika Viscocrete-10, tingkat penurunan workability dapat dihindari sehingga saat
pengerjaan beton dapat dikerjakan dengan mudah. Dari Tabel 4.2 menunjukan nilai slump pada setiap sampel beton dengan bahan tambah
Superplasticizer dan bahan aditif silika fume maupun tanpa silika fume. Satu adukan pengecoran beton digunakan untuk 4 buah silinder benda uji beton.
Tabel 4.2. Nilai slump
No Kode Sampel
Nilai Slump Rata-rata
cm cm
1
PPC SP 2 SF 0 14 hari
14.4 14.22
2
PPC SP 2 SF 0 28 hari
13 3
PPC SP 2 SF 0 45 hari
14.2 4
PPC SP 2 SF 0 56 hari
15.3 5
PPC SP 2 SF 5 14 hari
13.4 12.95
6
PPC SP 2 SF 5 28 hari
13 7
PPC SP 2 SF 5 45 hari
12.9 8
PPC SP 2 SF 5 56 hari
12.5 9
PCC SP 2 SF 0 14 hari
13.6 13.37
10
PCC SP 2 SF 0 28 hari
12.7 11
PCC SP 2 SF 0 45 hari
13.4 12
PCC SP 2 SF 0 56 hari
13.8 13
PCC SP 2 SF 5 14 hari
13.2 13.12
14
PCC SP 2 SF 5 28 hari
12.8 15
PCC SP 2 SF 5 45 hari
12.7 16
PCC SP 2 SF 5 56 hari
13.8
57
57 Dari Tabel 4.2 nilai slump pada setiap sampel dengan penambahan
Superplasticizer Sika Viscocrete-10 sebesar 2 dari berat semen didapat nilai slump yang berbeda. Dari penelitian ini menunjukan bahwa workability
adukan beton yang terjadi semakin tinggi dengan ditambahnya Superplasticizer Sika Viscocrete-10. Hal ini dikarenakan Superplasticizer
Sika Viscocrete-10 itu sendiri digolongkan dalam High Range Water Reducer yang mampu meningkatkan kinerja kelecakan atau workability
adukan beton dan mengurangi terjadinya bleeding dan segregasi. Selain itu Sika Viscocrete-10 juga difungsikan untuk memperlambat proses hidrasi
semen.
4.3. Kuat Tekan Beton