45
dikeluarkan dari cetakan. Perawatan dilakukan dengan merendam benda uji silinder beton di dalam kolam perendaman hingga satu hari sebelum
benda uji silinder diuji.
3.5.Kuat Tekan Beton
Sifat yang paling penting dari beton adalah kuat tekan beton. Kuat tekan biasanya berhubungan dengan sifat-sifat lain, maksudnya apabila kuat
tekan beton tinggi, sifat-sifat lainnya juga baik Tjokrodimulyo K, 1995. Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar,
menggunakan mesin uji UTM Universal Testing Machine dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan kecepatan peningkatan tertentu
dengan benda uji berupa silinder dengan ukuran 150 mm dan tinggi 300 mm. selanjutnya benda uji ditekan dengan mesin UTM hingga hancur. Beban tekan
maksimum pada saat benda uji pecah dibagi luas penampang benda uji merupakan nilai kuat desak beton yang dinyatakan dalam MPa atau kgcm
2
. Tata cara pengujian yang umum dipakai adalah standar ASTM C 39 atau
menurut yang disyaratkan PBI 1989.
3.6. Modulus Elastisitas Beton
Setiap bahan akan mengalami perubahan bentuk apabila mendapat beban dan apabila perubahan bentuk terjadi maka gaya internal didalam bahan
tersebut akan menahannya, gaya internal ini disebut gaya dalam. Bila suatu bahan mengalami tegangan, maka bahan itu akan mengalami perubahan
46
bentuk yang dikenal dengan regangan M.J Smith, 1985. Pengujian tegangan regangan dilakukan terhadap seluruh sampel pada umur 28 hari sebanyak 16
buah benda uji beton silinder. Pengujian tegangan regangan dilaksanakan di Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.
Modulus elastisitas merupakan sifat beton yang berkaitan dengan mudah atau tidaknya beton mengalami deformasi. Dan menurut Nawy Edward G.
modulus elastisitas adalah kemiringan suatu garis lurus yang menghubungkan titik pusat dengan suatau harga tegangan sekitar 0,4 f’c, modulus ini
memenuhi asumsi praktis bahwa regangan yang terjadi selama pembebanan pada dasarnya dapat dianggap elastis. Pada kurva tegangan regangan bahwa
sekitar 40 dari fc pada umumnya dianggap linier dengan asumsi bahwa regangan yang terjadi selama pembebanan pada dasarnya dianggap elastis.
Semakin tinggi kekuatan beton maka panjang linier pada kurva semakin bertambah dan ada reduksi daktilitas apabila kekuatan beton bertambah Nawy
Edward G, 1990. Hubungan tegangan-regangan beton perlu diketahui untuk menurunkan
persamaan analisis dan desain pada struktur beton. Kurva hubungan tegangan- regangan diperoleh dari pengujian terhadap benda uji silinder beton. Tolak
ukur yang umum dari sifat elastis suatu bahan adalah modulus elastisitas, yang merupakan perbandingan dari tekanan yang diberikan dengan perubahan
bentuk persatuan panjang, sebagai akibat dari tekanan yang diberikan itu Murdock L.J dan Brook, 1999.
47
Pengujian modulus elastisitas menggunakan alat Universal Testing Machine dan dial manometer pengukur regangan vertikal. Metode pengujian
sesuai standar ASTM C 469. Nilai modulus elastisitas beton bervariasi tergantung dari mutu atau kekuatan beton, umur pengujian, sifat-sifat
kekuatan agregat halus, kasar dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan dimensi benda uji yang dipakai.
3.7.Variabel Penelitian
Pada penelitian beton mutu tinggi pengujian kuat tekan dilakukan sebanyak empat kali, yakni pada umur 14 hari, 28 hari, 45 hari dan 56 hari.
Pada penelitian ini, kuat tekan beton hanya ditinjau sampai umur 56 hari. Sebagian besar kuat tekan beton terjadi dalam panas hidrasi awal ikatan
beton. Akan tetapi, kuat tekan beton akan terus meningkat sampai umur 56 hari, meskipun dengan peningkatan yang lambat Andrew L, et al, 2009.
Penentuan variabel penelitian didasarkan pada penelitian Tan Sien Lok dan Robby Hendrawan 1992, dengan melakukan variasi pendekatan terhadap
variasi komposisi campuran yang menghasilkan kuat tekan beton optimum, diharapkan
akan didapat
data mengenai
prosentase kandungan
superplasticizer dan silika fume terhadap kuat tekan beton. Prosentase berat superplasticizer dan silika fume merupakan prosentase dari berat semen.
Adapun variabel penelitian pada tiap pengujian merupakan rancangan bahan
penyusun beton mutu tinggi seperti yang tercantum pada Tabel 3.7.
48
Tabel 3.7. Variabel penelitian Kode Sampel
Komposisi campuran beton Jumlah benda uji
fas Silica
fume Superplasticizer
Umur hari 14
28 45
56 PPC SF 0 SP 2
0,3 2
4 4
4 4
PCC SF 0 SP 2 0,3
2 4
4 4
4 PPC SF 5 SP 2
0,3 5
2 4
4 4
4 PPC SF 5 SP 2
0,3 5
2 4
4 4
4 Keterangan:
PPC SP 2 SF 0 = PPC SP 2 SF 5 =
PCC SP 2 SF 0 = PCC SP 2 SF 5 =
Beton Semen PPC Portland Pozzolan Cement dengan campuran bahan tambah Superplasticizer sebesar 2
dari berat semen dan bahan aditif Silika fume sebesar 0 dari berat semen.
Beton Semen PPC Portland Pozzolan Cement dengan campuran bahan tambah Superplasticizer sebesar 2
dari berat semen dan bahan aditif Silika fume sebesar 5 dari berat semen.
Beton Semen PCC Portland Composite Cement dengan campuran bahan tambah Superplasticizer sebesar
2 dari berat semen dan bahan aditif Silika fume sebesar 0 dari berat semen.
Beton Semen PCC Portland Composite Cement dengan campuran bahan tambah Superplasticizer sebesar
2 dari berat semen dan bahan aditif Silika fume sebesar 5 dari berat semen.
3.8. Analisis Data 3.8.1.